TEORI PRODUKSI - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

TEORI PRODUKSI

Description:

TEORI PRODUKSI Ilustrasi 4.10. Hubungan Kurva Produksi dan Kurva Biaya MC AVC ATC Bagaimana hubungan antara kurva produksi dan biaya produksi dapat ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:3560
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 40
Provided by: SriRa2
Category:
Tags: produksi | teori

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: TEORI PRODUKSI


1
TEORI PRODUKSI
2
TEORI PRODUKSI
  • Produksi adalah hubungan fisik atau hubungan
    teknis antara jumlah faktor produksi yang dipakai
    dengan jumlah yang dihasilkan.
  • Secara matematis Y f ( X), atau Y adalah
    fungsi dari... , tergantung pada, atau
    ditentukan oleh X.
  • Faktor produksi yang digunakan dalam suatu proses
    produksi itu dalam kenyataannya lebih dari satu
    macam sehingga fungsi produksi tersebut bisa
    berbentuk fungsi linier, kuadratik, Cobb-Douglas
    atau bentuk lainnya,
  • Fungsi produksi yang umum (fungsi produksi
    klasik) dapat dinyatakan sebagai berikut Y f (
    X1 / X2, X3,, Xn)

3
FAKTOR PRODUKSI Faktor produksi adalah segala
sesuatu atau sumber-sumber yang digunakan dalam
suatu proses produksi untuk menghasilkan barang
dan jasa secara terus menerus. Faktor produksi
utama ? lahan, modal tenaga kerja dan
kewiraswastaan (entrepreneurship). Faktor
Produksi Tetap (Fixed factor of production),
yaitu faktor produksi yang sifatnya tidak habis
dipakai dalam satu periode produksi serta relatif
tidak dipengaruhi oleh jumlah produk yang
dihasilkan. Contoh kandang, peralatan tahan
lama, kendaraan, mesin pelet dll Faktor Produksi
Variabel (Variable factor of production),yaitu
faktor produksi yang sifatnya habis dipakai dalam
satu periode produksi, serta besar penggunaannya
sangat berkaitan dengan jumlah produk yang
dihasilkan. Contoh pakan, doc, bahan bakar dan
lain-lain.
4
Dalam suatu fungsi, maka fungsi produksi dapat
dituliskan Y f ( X1 / X2, X3, , Xn
) Produk Y merupakan fungsi dari faktor produksi
variabel X1, jika faktor produksi tetap X2, X3,
, Xn ditetapkan pemakaiannya pada tingkat
tertentu.
5
Ukuran Produktivitas
  • Produk Total (Total Product)
  • Yaitu jumlah produk keseluruhan yang dihasilkan
    dari sejumlah faktor produksi.
  • Misalnya dari sejumlah 1.96 kg konsentrat
    dihasilkan 1 kg broiler.
  •  
  • Produk Marjinal (Marginal Product)
  • Yaitu penambahan jumlah produk sebagai akibat
    penambahan satu satuan faktor produksi.
  •  
  • Misalnya untuk menambah produksi susu dari 8
    liter/ekor/hari menjadi 12 liter/ekor/hari, perlu
    ditambahkan pemberian konsentrat sebanyak 8
    kg/ekor/hari. Berarti produk marjinalnya adalah 4
    liter / 8 kg atau sama dengan 0,5 liter/kg.
  •  
  •  

6
Ukuran Produktivitas
  • Produk Rata-rata (Average Product)
  • Yaitu rata-rata jumlah produk yang dihasilkan
    untuk setiap satuan faktor produksi yang dipakai
  •   Misal pada tingkat produksi 12 liter/ekor/hari
    jumlah konsentrat yang diberikan sebanyak 8
    kg/ekor/hari.
  • Produk rata-ratanya adalah 1,5 liter/kg
  •  
  •  

7
BENTUK KENAIKAN HASIL Apabila ke dalam suatu
proses produksi ditambahkan faktor produksi
secara berturut-turut maka produknya akan
meningkat. Seberapa besar kenaikannya dan sifat
kenaikannya dapat dibedakan atas Kenaikan Hasil
Tetap (Constant Return to Scale). Penambahan tiap
satu satuan faktor produksi yang terus menerus
menyebabkan kenaikan hasil yang tetap. (Tabel
4.1) Tabel 4.1. Hubungan Input dan Output yang
Menggambarkan Kenaikan Hasil Tetap
Faktor prod (X) Penambahan faktor prod (?X) Produk (Y) Penambahan produk (?Y) Produk marjinal (?Y/ ?X)
1 10
2 1 20 10 10
3 1 30 10 10
4 1 40 10 10
8
Ilustrasi 4.1. Kurva Kenaikan Hasil Tetap
9
Kenaikan Hasil Bertambah (Increasing Return to
Scale) Apabila ke dalam suatu proses produksi
ditambahkan secara terus menerus satu satuan
faktor produksi akan mengakibatkan penambahan
produk yang makin lama makin meningkat. Tabel
4.2. Hubungan Input dan Output yang Menggambarkan
Kenaikan Hasil Bertambah Setiap
penambahan satu satuan faktor produksi (?X)
menyebabkan penambahan produk (?Y) yang makin
lama makin tinggi sehingga produk marjinalnya
(?Y/?X) makin besar, dimana kurvanya akan cembung
ke arah sumbu horizontal seperti pada ilustrasi
4.2
Faktor prod (X) Penambahan faktor prod (?X) Produk (Y) Penambahan produk (?Y) Produk marjinal (?Y/ ?X)
1 10
2 1 25 15 15
3 1 45 20 20
4 1 70 25 25
10
Ilustrasi 4.2. Kurva Kenaikan Hasil
Bertambah
11
Kenaikan Hasil Berkurang (Decreasing Return to
Scale) Penambahan satu satuan faktor produksi
yang terus menerus akan menyebabkan penambahan
produk yang makin lama makin berkurang. Tabel
4.3. Hubungan Input dan Output dengan Kenaikan
Hasil Berkurang Pada tabel di atas
tampak bahwa makin banyak faktor produksi
digunakan, menyebabkan produk total makin tinggi
tetapi dengan produk marjinal yang makin rendah.
Keadaan tersebut dapat dilihat pada Ilustrasi 4.3.
Faktor prod (X) Penambahan Fakktor prod (?X) Produk (Y) Penambahan produk (?Y) Produk marjinal (?Y/ ?X)
1 10
2 1 18 8 8
3 1 24 6 6
4 1 28 4 4
12
Ilustrasi 4.3. Kurva Kenaikan Hasil Berkurang
13
Kombinasi antara Kenaikan Hasil Bertambah dengan
Kenaikan Hasil Berkurang. Secara umum dapat
dikatakan apabila penggunaan faktor produksi
variabel relatif masih sedikit dipergunakan
dibandingkan dengan penggunaan faktor produksi
tetapnya, akan terjadi kenaikan hasil bertambah
(increasing return to scale), dan sebaliknya bila
penggunaan faktor produksi variabel relatif lebih
besar dibandingkan dengan faktor produksi
tetapnya, akan terjadi kenaikan hasil berkurang
(decreasing return to scale). Kombinasi berbagai
fase produksi ini biasanya terjadi untuk berbagai
jenis proses produksi, baik pabrik, pertanian
maupun peternakan. Karena terjadi secara umum,
maka terbentuk apa yang dinamakan dengan HUKUM
KENAIKAN HASIL YANG MAKIN BERKURANG atau THE LAW
OF DIMINISHING RETURN
14
HUKUM KENAIKAN HASIL YANG MAKIN BERKURANG (The
Law of Diminishing Return)
  • Dalam suatu proses produksi apabila secara
    berturut-turut ditambahkan satu satuan faktor
    produksi variabel pada faktor produksi tetap,
    pada tahap awal, produksi total akan bertambah
    dengan pertambahan yang makin besar, tetapi
    sampai pada tingkat tertentu pertambahannya akan
    semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai
    negatif, dan ini mengakibatkan pertambahan
    produksi total semakin kecil sampai mencapai
    produksi maksimal dan kemudian produksi total
    menurun.

15
Tabel 4.4. Hukum Kenaikan Hasil yang Makin
Berkurang
Faktor Produksi (X) Produk (Y) Produk Marjinal (?Y/?X) Produk Rata-rata (Y/X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 50 90 140 180 210 232 240 238 234 30 40 50 40 30 22 8 - 2 - 4 20,0 25,0 30,0 35,0 36,0 35,0 33,1 30,0 26,4 23,4
16
  • Sifat dari The Law of Diminishing Return
  • Penambahan terus menerus faktor produksi
    menyebabkan produk total meningkat sampai tingkat
    tertentu (x8 dan Y240)
  • Mula-mula terjadi kenaikan hasil bertambah,
    produk marjinal semakin besar (naik).
  • Pada saat fungsi produksi total mencapai titik
    balik (inflection point), produk marjinal
    mencapai titik maksimum (x4 dan MP50)
  • Sesudah titik balik terjadi kenaikan hasil yang
    semakin berkurang (produk marjinal menurun).
  • Pada tingkat produksi total maksimum, produk
    marjinal sama dengan nol (0).
  • Sesudah produk total maksimum, produk marjinal
    mempunyai nilai negatif

17
Ilustrasi 4.4. The Law of Diminishing Return
18
  • Pengertian Kurva Produk Total, Produk Rata-rata
    dan Produk Marjinal.
  • Kurva Produk Total (KPT) atau Total Physical
    Product (TPP), adalah kurva yang menunjukkan
    hubungan antara faktor produksi yang digunakan
    dengan produk yang dihasilkan.
  • Kurva Produk Rata-Rata (KPR) atau Average
    Physical Product (APP) adalah kurva yang
    menunjukkan hubungan antar faktor produksi yang
    digunakan dengan produk rata-rata pada berbagai
    tingkat pemakaian faktor produksi.
  • Produk rata-rata adalah jumlah produk yang
    dihasilkan untuk setiap penggunaan satu satuan
    faktor produksi. Apabila jumlah produk dinyatakan
    dengan Y dan jumlah faktor produksi yang
    digunakan adalah X maka produk rata-rata adalah
    Y/X.
  • Kurva Produk Marjinal (KPM), atau Marginal
    Physical Product (MPP) adalah kurva yang
    menunjukkan hubungan antar faktor produksi dengan
    produk marjinal pada berbagai tingkat pemakaian
    faktor produksi.
  • Produk marjinal adalah penambahan produk yang
    diperoleh karena penambahan faktor produksi satu
    satuan (?Y / ?X).

19
ELASTISITAS PRODUKSI DAN DAERAH
PRODUKSI Elastisitas Produksi merupakan
perbandingan perubahan relatif antara jumlah
produk yang dihasilkan dengan perubahan relatif
jumlah faktor produksi yang digunakan. Secara
matematis dapat dituliaskan sebagai berikut
x
atau sama dengan
Kita ketahui dY/ dX produk marjinal dan Y/X
produk rata-rata, sehingga dapat dituliskan bahwa
Ep PM / PR oleh karena itu pada saat PM
gt PR maka Ep gt 1 pada saat PM PR maka Ep
1 pada saat PM lt PR maka Ep lt 1
20
  • Hubungan antara input dengan produk total,
    produk marginal dan produk rata-ratanya dapat
    digambarkan dalam bertuk kurva seperti
    ditampilkan pada Ilustrasi 4.5.
  • Daerah produksi dibagi atas daerah rasional dan
    daerah irasional berdasarkan tingkat elastisitas
    produksinya.
  • Berdasarkan nilai elastisitas produksi, daerah
    produksi dapat dibagi menjadi 3 daerah, yaitu
  • Daerah elastisitas produksi gt 1 s/d elastisitas
    produksi 1, disebut daerah I (irasional).
    Penambahan faktor produksi sebesar 1 menyebabkan
    penambahan produk selalu lebih besar dari 1.
  • Daerah elastisitas produksi 1 s/d elastisitas
    produksi nol, disebut daerah II (rasional).
    Penambahan faktor produksi 1 menyebabkan
    penambahan produk paling tinggi 1 dan paling
    rendah 0. Di daerah ini dapat dicapai pendapatan
    maksimum.
  • Daerah elastisitas produksi nol s/d elastisitas
    produksi lt nol, disebut daerah III (irasional).
    Penambahan faktor produksi menyebabkan
    pengurangan produk (penambahan negatif) atau
    mengurangi pendapatan.

21
E1
II
III
I
Ilustrasi 4.5. Hubungan Input dengan
Produk Total, Produk Rata-rata dan Produk
Marjinal
22
EFISIENSI EKONOMI DAN TINGKAT PRODUKSI
OPTIMUM
  • Efisiensi tehnis akan tercapai pada saat produk
    rata-rata mencapai maksimum, sementara efisiensi
    ekonomi tercapai pada saat keuntungan maksimum.
  • Pada ilustrasi 4.5. efisiensi teknis dicapai pada
    saat PR max yaitu saat berpotongan dengan PM,
    atau saat PR PM. yaitu pada tingkat penggunaan
    input X 5 unit dan tingkat produksi (output)
    mencapai Y 195 unit. Sementara produk maksimum
    dicapai saat X 9 dan output Y max 240 unit.

23
EFISIENSI EKONOMI DAN TINGKAT PRODUKSI OPTIMUM
  • Bila diketahui jumlah produk yang dihasilkan Y
    dan harganya Hy serta jumlah faktor produksi
    yang digunakan X dan harganya Hx. Maka
    besarnya keuntungan (p) penerimaan total
    biaya total.
  • p Y. Hy X. Hx
  • Keuntungan maksimum dicapai bila turunan pertama
    dari fungsi keuntungan tersebut sama dengan nol
  • dp / dX Hy . dY/dX Hx 0 dimana dY/dX
    produk marjinal
  • atau nilai produk marjinal (NPMx) Hx.
  • Keuntungan maksimal dicapai bila nilai produk
    marjinal sama dengan harga inputnya.

24
HUBUNGAN ANTAR FAKTOR PRODUKSI
  • Dalam proses produksi ternak digunakan lebih dari
    satu jenis faktor produksi (rumput dan
    konsentrat, kandang dan tenaga kerja dll)
  • Tujuan kombinasi faktor produksi adalah untuk
    menekan biaya produksi sekecil mungkin (least
    cost combination) atau kombinasi faktor poduksi
    yang menghasilkan biaya yang paling murah.
  • Kemampuan satu faktor produksi X2 (misalnya
    konsentrat) untuk menggantikan faktor produksi X1
    (misalkan rumput) disebut Daya Substitusi
    Marjinal (DSM).

25
HUBUNGAN ANTAR FAKTOR PRODUKSI
  • Ada tiga macam pola hubungan antar input
  • Hubungan dengan Daya Substitusi Tetap (DSM
    Tetap), yaitu bila penambahan satu satuan faktor
    produksi yang satu (X1) menyebabkan pengurangan
    faktor produksi yang lain (X2), dalam jumlah yang
    tetap, sementara jumlah produk yang dihasilkan
    tidak berubah (iso produk).
  • Hubungan Komplementer, yaitu bila kedua jenis
    faktor produksi harus dikombinasikan dalam satu
    perbandingan yang tetap. Misalnya X1 1 satuan
    dan X2 4 satuan. Apabila X1 5 satuan maka X2
    20 satuan.
  • Hubungan dengan Daya Substitusi yang Semakin
    Berkurang, yaitu apabila dalam kondisi iso
    produk, penggunaan jumlah faktor produksi yang
    satu (X1) dapat digantikan oleh faktor produksi
    kedua (X2) dengan penggunaan yang semakin kecil.

26
HUBUNGAN ANTAR HASIL PRODUKSI
  • Kombinasi berbagai produk yang dihasilkan dari
    sejumlah faktor produksi yang digunakan dalam
    proses produksi membentuk empat macam pola
    hubungan antar hasil produksi
  • Joint Products, yaitu dua macam produk dihasilkan
    secara bersamaan dalam sekali proses produksi.
  • Complementary Products ,yaitu dua produk
    dihasilkan dengan pola kenaikan produk yang satu
    diikuti oleh kenaikan produk yang lainnya, pada
    penggunaan faktor produksi tertentu.
  • Supplementary , yaitu bila kenaikan produk yang
    satu tidak mempengaruhi produk yang lain dalam
    satu proses produksi.
  •  
  • Competitive Products, yaitu bila kenaikan produk
    yang satu mengakibatkan turunnya produk yang
    lain.

27
KONSEP DASAR BIAYA PRODUKSI
  • Biaya produksi adalah jumlah kompensasi yang
    diterima pemilik faktor produksi yang
    dipergunakan dalam proses produksi yang
    bersangkutan
  • Konsep biaya sangat erat hubungannya dengan
    jumlah produk yang dihasilkan, sehingga dikenal
    ada Biaya Total, Biaya Tetap, Biaya Variabel,
    Biaya Rata-tata dan Biaya Marjinal
  • Biaya total (total cost) adalah seluruh biaya
    yang dibutuhkan untuk memproduksi tiap tingkat
    output. Biaya total (TC) dibagi atas dua bagian
    yaitu Biaya Tetap atau Fixed Cost (FC) dan biaya
    variabel atau variable cost (VC). Secara
    matematis dapat dituliskan
  •   TC FC VC

28
  • Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak
    berubah dengan berubahnya produksi.
  • Biaya ini sering pula disebut sebagai biaya
    prasarana atau biaya tak terhindarkan. Dalam
    suatu usahaternak, biaya ini umumnya untuk
    membeli faktor produksi yang tidak habis pakai
    dalam satu kali proses produksi, misalnya
    kandang, mesin perah susu, kendaraan, sapi perah
    dan lain-lain (Ilustrasi 4.6.)
  • Biaya variabel (variable cost) adalah seluruh
    biaya yang berubah langsung mengikuti perubahan
    produk, bila produk naik maka biaya variabel akan
    naik dan sebaliknya
  • Dalam usahaternak pada umumnya berasal dari
    faktor produksi yang habis dalam satu kali proses
    produksi, misalnya pakan, bahan bakar,
    obat-obatan dan lain-lain (Ilustrasi 4.6.)

29

FC
Ilustrasi 4.6. Kurva Biaya tetap (FC), Biaya
variabel (VC) dan Biaya
Total (TC)
30
  • Kurva biaya tetap merupakan garis lurus sejajar
    sumbu x (output) karena besarnya tidak
    dipengaruhi besarnya produk.
  • Kurva biaya variabel tampak melengkung mengikuti
    efisiensi penggunaan faktor produksi .Apabila
    secara teknis penggunaan faktor produksi efisien
    (yang digambarkan oleh elastisitas produksi) maka
    biaya variabelnya akan rendah, sehingga bila ada
    kenaikan efisiensi penggunaan faktor produksi
    akan ada penurunan biaya variabel dan sebaliknya
    bila ada penurunan efisiensi faktor produksi
    menyebabkan kenaikan biaya variabel.
  • Kurva biaya total merupakan penjumlahan biaya
    tetap dan biaya variabel.




31
Biaya rata-rata (average cost) adalah biaya
keseluruhan untuk menghasilkan suatu output
tertentu dibagi dengan jumlah unit produk yang
dihasilkan atau merupakan biaya per unit
produksi. Biaya rata-rata dapat dibedakan atas
Biaya Total Rata-rata (ATC), Biaya tetap
Rata-rata (AFC) dan Biaya Variabel Rata-rata
(AVC).
dimana Y total produk
Biaya variabel rata-rata adalah total biaya
variabel dibagi dengan total jumlah produksi atau
biaya variabel per satu satuan output. Apabila
faktor produksi variabel adalah X ,dan harganya
Hx, maka biaya variabel adalah VC X.Hx.
32
Apabila output adalah Y, maka AVC X.Hx / Y.
? X/Y . Hx Y/X produksi rata-rata, maka
AVC Hx / Produksi Rata-rata atau ( Hx
/PR) Oleh karena itu apabila PR meningkat ?
AVC akan turun PR max ? AVC
minimum PR turun ? AVC naik Biaya
variabel rata-rata akan turun dan naik bila
produksi ditingkatkan (ilustrasi 4.7.), tetapi
biaya tetap rata-rata akan terus menerus turun
bila jumlah produk ditingkatkan (ilustrasi 4.8.).
Biaya marjinal (manginal cost) adalah besarnya
tambahan biaya sebagai akibat bertambahnya satu
satuan produk yang dihasilkan.
karena
(Marginal Product) Maka
Oleh karena itu apabila MP meningkat ? MC
turun MP maksimum ? MC minimum MP turun ?
MC naik
33


AVC
Ilustrasi 4.7. Kurva Biaya Tetap Rata-rata (AFC) Ilustrasi 4.8. Kurva Biaya Variabel Rata-rata (AVC)
Output
Ilustrasi 4.9. Kurva Biaya Marjinal (MC)
34
MC
ATC
AVC
Ilustrasi 4.10. Hubungan Kurva Produksi dan Kurva
Biaya
35
  • Bagaimana hubungan antara kurva produksi dan
    biaya produksi dapat digambarkan pada ilustrasi
    4.10 .
  • Pada saat saat kurva TP mencapai titik balik dari
    increasing ke decreasing return, saat itu kurva
    PM mencapai maksimum dan kurva MC mencapai
    minimum.
  • Pada saat EP1 (membentuk sudut a maksimum), maka
    kurva PM berpotongan dengan AP (PMAP) dan pada
    saat itu pula kurva MC berpotongan dengan AVC
    (MCAVC) dimana pada saat itu AP ada pada tingkat
    maksimum dan AVC ada pada tingkat minimum.
  • Pada saat kurva TP mencapai maksimum, maka kurva
    ATC mencapai minimum. Pada saat itu PM 0 dan
    kurva ATC berpotongan dengan MC

36
KAPASITAS PRODUKSI, HARGA DAN KEUNTUNGAN
MAKSIMUM 
  • Kapasitas produksi suatu perusahaan sangat
    ditentukan oleh perkembangan harga produk di
    pasar.
  • Perusahaan yang rasional akan menentukan
    kapasitas produksi dengan tujuan untuk
    memperoleh keuntungan maksimum.
  • Kurva biaya produksi diturunkan dari kurva
    produksi oleh karena itu penentuan kapasitas
    produksi dapat didekati melalui pendekatan kurva
    biaya dimana keuntungan maksimum akan dicapai
    pada saat MC MR dan Hy (Ilustrasi 4.11)

37
  • Untuk memperoleh keuntungan maksimum maka
    kapasitas produksi harus diatur sebagai berikut
    (berdasarkan ilustrasi 4.11)
  • Bila harga produk (Y) H1 ? kapasitas produksi
    harus sebesar Y1 (saat MCMRHx) , pada posisi
    demikian dengan ATC sebesar Y1K atau OB1
  • Berarti penerimaan OY1. Y1L atau OY1.OH1
  • Biaya OY1.OK atau OY1.OB1
  • Keuntungan (OY1.OH1) (OY1.OB1) atau B1H1 .
    B1K.
  • Bila harga Y H2 (saat ATC MC)
  • Maka kapasitas produksi harus Y2 agar keuntungan
    maksimum yaitu saat (MC MRHx).
  • Berarti penerimaan OY2. Y2M atau OY2.OH2
  • Biaya OY2. Y2M atau OY2.OH2
  • Keuntungan 0 (Normal profit) artinya tidak
    ada keuntungan dan tidak ada kerugian.
  • Oleh karena itu mulai titik M (ATC MC) ke
    kanan, atau kapasitas produksi gt Y2 dimulainya
    kurva penawaran.

38
Ilustrasi 4.11. Hubungan antara Biaya Produksi,
Kapasitas Produksi dan Keuntungan
39
  • Bila harga Y H3 (AVC MC)
  • Agar keuntungan maksimum kapasitas produksi
    harus Y3
  • Penerimaan OY3. Y3Q atau OY3. OH3
  • Biaya OY3.Y3P atau
    OY3.OH5 ? biaya lebih besar dari penerimaan
  • Besar kerugian H3QPH5
  • Dalam keadaan tersebut perusahaan masih bisa
    berproduksi meskipun tidak mampu bayar AFC,
    karena seluruh penerimaan hanya cukup untuk
    menutup seluruh biaya variabel saja.
  • Bila harga Y H4 (saat AFC MC)
  • Agar keuntungan maksimum maka kapasitas produksi
    harus Y4
  • Penerimaan OY4.Y4R atau OY4.OH4
  • Biaya OY4.Y4S atau OY4.OH6
  • Dalam keadaan tersebut, bagaimana kondisi usaha ?
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com