Strukturalisme (Ferdinand de Saussure) - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Strukturalisme (Ferdinand de Saussure)

Description:

Strukturalisme (Ferdinand de Saussure) (26 November 1857 22 February 1913) Strukturalisme suatu gerakan pemikiran filsafat yg mempunyai pokok pikiran bhw semua ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1896
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 46
Provided by: dark85
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Strukturalisme (Ferdinand de Saussure)


1
Strukturalisme(Ferdinand de Saussure)
(26 November 1857 22 February 1913)
2
  • Strukturalisme ? suatu gerakan pemikiran filsafat
    yg mempunyai pokok pikiran bhw semua masy
    kebudayaan mempunyai suatu struktur yg sama
    tetap.

3
  • Strukturalisme ? cara berpikir yg mendasari semua
    pemikiran abad modern, dan linguistik mrp salah
    satu ilmu yg paling sistematis dlm bidang
    humaniora.
  • Kedua kegiatan itu dasar2nya diletakkan oleh
    sarjana Swiss, Ferdinand de Saussure, pada awal
    abad XX dlm kuliah2nya yg berjudul Cours de
    Linguistique Generale.

4
  • Strukturalisme termasuk dalam teori kebudayaan yg
    idealistik krn strukturalisme mengkaji pikiran2
    yg terjadi dalam diri manusia.
  • Strukturalisme menganalisa proses berfikir
    manusia dari mulai konsep hingga munculnya
    simbol-simbol atau tanda-tanda  (termasuk
    didalmnya upacara-upacara, tanda-tanda
    kemiliteran dan sebagainya) sehingga membentuk
    sistem bahasa. 

5
(No Transcript)
6
  • Bahasa yang diungkapkan dalam percakapan
    sehari-hari juga mengenai proses kehidupan yang
    ada dalam kehidupan manusia, dianalisa
    berdasarkan strukturnya melalui petanda dan
    penanda, langue dan parole, sintagmatik dan
    paradikmatik serta diakronis dan sinkronis.
  • Semua relaitas sosial dapat dianalisa berdasarkan
    analisa struktural yang tidak terlepas dari
    kebahasaan.

7
  • Ciri khas strukturalisme ialah pemusatan pada
    deskripsi keadaan aktual obyek melalui
    penyelidikan, penyingkapan sifat-sifat
    instrinsiknya yang tidak terikat oleh waktu dan
    penetapan hubungan antara fakta atau unsur-unsur
    sistem tersebut melalui pendidikan. Strukturalisme
    menyingkapkan dan melukiskan struktur inti dari
    suatu obyek (hirarkinya, kaitan timbal balik
    antara unsur-unsur pada setiap tingkat) (Bagus,
    1996 1040)

8
  • Gagasan-gagasan strukturalisme juga mempunyai
    metodologi tertentu dalam memajukan studi
    interdisipliner tentang gejala-gejala budaya, dan
    dalam mendekatkan ilmu-ilmu kemanusiaan dengan
    ilmu-ilmu alam. Akan tetapi introduksi metode
    struktural dalam bermacam bidang pengetahuan
    menimbulkan upaya yang sia-sia untuk mengangkat
    strukturalisme pada status sistem filosofis.
    (Bagus, 1996 1040) 

9
  •  Saussure memahami bahasa bukan sebagai
    substansi, melainkan sebagai bentuk, sebagai
    sebuah sistem tanda yang diorganisasikan
    berdasarkan aturan-dalam (intern).

10
  • Ia yang pertama kali merumuskan secara sistematis
    cara menganalisa bahasa, yang juga dapat
    dipergunakan untuk menganalisa sistem tanda atau
    simbol dalam kehidupan masyarakat, dengan
    menggunakan analisis struktural.

11
  • linguistik adalah ilmu yang mandiri, karena bahan
    penelitiannya, yaitu bahasa, juga bersifat
    otonom. Bahasa adalah sistem tanda yang paling
    lengkap. Menurutnya ada kemiskinan dalam sistem
    tanda lainnya, sehingga untuk masuk ke dalam
    analisis semiotik, sering digunakan pola ilmu
    bahasa.

12
  • De Saussure mengatakan bahwa bahasa adalah sistem
    tanda yang mengungkapkan gagasan, dengan demikian
    dapat dibandingkan dengan tulisan, abjad
    orang-orang bisu tuli, upacara simbolik, bentuk
    sopan santun, tanda-tanda kemiliteran dan lain
    sebagainya. 

13
  • Bahasa hanyalah yang paling penting dari
    sistem-sistem ini. Jadi kita dapat menanamkan
    benih suatu ilmu yang mempelajari tanda-tanda di
    tengah-tengah kehidupan kemasyarakatan ia akan
    menjadi bagian dari psikologi umum, yang nantinya
    dinamakan oleh de saussure sebagai semiologi.

14
  • Ilmu ini akan mengajarkan kepada kita, terdiri
    dari apa saja tanda-tanda itu, kaidah mana yang
    mengaturnya. Karena ilmu ini belum ada, maka kita
    belum dapat mengatakan bagaimana ilmu ini, tetapi
    ia berhak hadir, tempatnya telah ditentukan lebih
    dahulu.

15
  • Linguistik hanyalah sebahagian dari ilmu umum
    itu, kaidah-kaidah yang digunakan dalam semiologi
    akan dapat digunakan dalam linguistik dan dengan
    demikian linguistik akan terikat pada suatu
    bidang tertentu dalam keseluruhan fakta manusia.

16
Gagasan mendasar de Saussure
  • Diakronis dan sinkronis penelitian suatu bidang
    ilmu tidak hanya dapat dilakukan secara diakronis
    (menurut perkembangannya) melainkan juga secara
    sinkronis (penelitian dilakukan terhadap
    unsur-unsur struktur yang sezaman)

17
Langue dan parole
  • Langue dan parole langue adalah penelitian
    bahasa yang mengandung kaidah-kaidah, telah
    menjadi milik masyarakat, dan telah menjadi
    konvensi. Sementara parole adalah penelitian
    terhadap ujaran yang dihasilkan secara
    individual.

18
(No Transcript)
19
Sintagmatik dan Paradikmatik
  • Sintagmatik  sintagmatik adalah hubungan antara
    unsur yang berurutan (struktur) dan
  • Paradikmatik (asosiatif) hubungan antara unsur
    yang hadir dan yang tidak hadir, dan dapat saling
    menggantikan, bersifat asosiatif (sistem).

20
Penanda dan Petanda
  • Penanda dan Petanda Saussure menampilkan tiga
    istilah dalam teori ini, yaitu tanda bahasa
    (sign), penanda (signifier) dan petanda
    (signified). Menurutnya setiap tanda bahasa
    mempunyai dua sisi yang tidak terpisahkan yaitu
    penanda (imaji bunyi) dan petanda (konsep).
    Sebagai contoh kalau kita mendengan kata rumah
    langsung tergambar dalam pikiran kita konsep
    rumah. 

21
(No Transcript)
22
(No Transcript)
23
(No Transcript)
24
(No Transcript)
25
de Saussure merumuskan 3 prinsip dasar dalam
memahami kebudayaan
  • Tanda (dalam bahasa) terdiri atas yang menandai
    (signifiant, signifier,penanda) dan yang ditandai
    (signifié, signified, petanda). Penanda adalah
    citra bunyi sedangkan petanda adalah gagasan atau
    konsep. Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya
    konsep bunyi terdiri atas tiga komponen (1)
    artikulasi kedua bibir, (2) pelepasan udara yang
    keluar secara mendadak, dan (3) pita suara yang
    tidak bergetar.

26
  • Gagasan penting yang berhubungan dengan tanda
    menurut Saussure adalah tidak adanya acuan ke
    realitas obyektif. Tanda tidak mempunyainomenclatu
    re. Untuk memahami makna maka terdapat dua cara,
    yaitu, pertama, makna tanda ditentukan oleh
    pertalian antara satu tanda dengan semua tanda
    lainnya yang digunakan dan cara kedua karena
    merupakan unsur dari batin manusia, atau terekam
    sebagai kode dalam ingatan manusia, menentukan
    bagaimana unsur-unsur realitas obyektif diberikan
    signifikasi atau kebermaknaan sesuai dengan
    konsep yang terekam.

27
  • Permasalahan yang selalu kembali dalam mengkaji
    masyarakat dan kebudayaan adalah hubungan antara
    individu dan masyarakat. Untuk bahasa, menurut
    Saussure ada langue dan parole (bahasa dan
    tuturan).Langue adalah pengetahuan dan kemampuan
    bahasa yang bersifat kolektif, yang dihayati
    bersama oleh semua warga masyarakat parole adalah
    perwujudan langue pada individu. Melalui
    individu direalisasi tuturan yang mengikuti
    kaidah-kaidah yang berlaku secara kolektif,
    karena kalau tidak, komunikasi tidak akan
    berlangsung secara lancar. 

28
  • Saussure memperkenalkan sebuah rangkaian
    pembedaan pembedaan fundamental yang juga
    mendefinisikan wilayah wilayah kerja penelitian
    linguistik. Dia membedakan bahasa langue dari paro
    le. Omongan (parole) manusia yang menarik sebuah
    akses analitik melalui pluralitas dan
    heterogenitasnya menjadi bisa dianalisa ketika
    bahasa dikeluarkan sebagai sebuah obyek sosial
    murni yang bisa didefinisikan sebagai sebuah
    sistem beragam tanda dan sebagai keseluruhan
    sistematis konvensi konvensi yang perlu bagi
    komunikasi. 

29
  • Obyek ilmu bahasa bukan omongan manusia yang
    menampilkan sebuah aksi individual dari pilihan
    dan aktualisasi aturan aturan bahasawi, melainkan
    bahasa dengan aturan aturan umumnya yang ada
    secara bebas dari individu. Bahasa (langue)
    adalah sebuah produk sosial dengan aturan
    aturannya sendiri dan sebuah sistem yang
    diletakkan secara tertentu yang mengatur hubungan
    antara masing masing elemen.

30
  • Setiap wicara adalah sebuah operasi yang
    berdasarkan aturan yang dilakukan oleh sang
    pewicara tanpa merefleksikan aturan aturan yang
    mendasarinya yang namun bisa dianalisa dalam
    aturan aturan fungsinya. Linguistik berupaya
    menunjukkan aturan aturan umum tak sadar yang
    mendasari komunikasi bahasawi.

31
  • Menurut Saussure tanda tanda bahasawi muncul dari
    sebuah perkaitan sebuah citra suara (signifant)
    dan sebuah citra gagasan atau konsep (signifiér).
    Hubungan antara signifant dan signifiér adalah
    semena mena (arbitrer) dan hanya diatur oleh
    konvensi sosial dan karenanya bukan alami dan
    tidak bebas dari masing masing pewicara. 

32
  • Hanya dalam sebuah aturan yang ada dan berkenaan
    dengan tanda tanda lain, masing masing tanda
    bahasawi bisa memiliki sebuah makna. Bukan konsep
    dan juga bukan suara yang mendahului bahasa
    sebagai entitas entitas pembangun makna positif.
    Masing masing tanda juga tidak mendefinisikan
    diri melalui sebuah kaitan dengan sebuah obyek
    ekstern. Melainkan melalui posisi relatifnya
    dalam sistem bahasa. 

33
  • Dalam sistem tertutup masing masing elemen
    memperoleh makna yang bisa diidentifikasi dengan
    membedakan dari tanda tanda yang lain. Definisi
    Saussure bahwa dalam bahasa hanya terdapat
    diferensi diferensi, memformulasikan prinsip yang
    mengonstitusikan makna dari sistem sistem
    komunikasi. Juga menjadi jelas bahwa organisasi
    formal sistem tanda adalah persyaratan semua
    definisi isi dan makna.

34
  • Obyek analisa strukturalistik karenanya adalah
    hubungan hubungan formal masing masing elemen di
    dalam sebuah sistem tertutup yang digambarkan di
    bawah sebuah sudut pandang tertentu.

35
  • Tujuannyaadalah mendefinisikan struktur sebuah
    sistem yang baru memproduksi makna dan arti
    masing masing elemen, artinya sebuah model relasi
    relasi diantara elemen dari sebuah obyek yang
    kompleks.

36
  • Pembedaan Saussure antara kondisi sebuah sistem
    bahasa (sinkroni) dan perkembangan historis
    bahasa (diakroni) berupaya melaksanakan klaim
    sistematis ini juga secara metodis. Pemikiran
    sistem strukturalisme berangkat dari sebuah
    subordinasi diakroni dan sinkroni dan
    individualitas di bawah aturan aturan umum. 

37
  • Dalam strukturalisme fenomena fenomena bahasawi
    individual dikembalikan kepada struktur struktur
    umum dan masing masing ekspesi kepada hubungannya
    dengan ekspresi ekspresi lainnya. Terdapat suara
    kritik yang menyatakan bahwa strukturalisme tidak
    memperhatikan individu atau masing masing
    fenomena, juga tidak menilai secara fair makna
    perkembangan sosial, melainkan mengembangkan
    model model abstrak dimana seperti dalam sebuah
    jeruji dari kristal setiap elemen memiliki sebuah
    posisi yang ditempatkan secara tepat. 

38
  • Namun strukturalisme memahami sistem sistem tanda
    bukan sebagai bayangan sebuah realitas luar dan
    juga tidak bisa mengembalikan masing masing
    ekspresi bahasawi kepada maksud subyektif atau
    ekspresi seorang pribadi. Pada pusat peneletian
    strukturalistik terdapat regularitas regularitas,
    aturan aturan dan legalitas legalitas di dalam
    sistem sistem tanda. Sejarah dibayangkan sebagai
    sebuah sejarah bentuk bentuk.

39
  • Demikian teori Saussure telah memiliki pengaruh
    besar pada berbagai aliran linguistik dan
    strukturalisme, meski kemudian kebanyakan dari
    kedua aliran tersebut mengembangkan teorinya
    bebas satu dari yang lainnya. Misalnya,
    Lévi-Strauss mengambil alih teori linguistik
    Saussure dalam penelitian antropologis, kemudian
    dikenal sebagai strukturalisme antropologis. Dia
    mengembalikan bahasa dan kultur kepada aturan
    kolektif yang bisa dipahami sebagai aktifitas
    jiwa manusia pada tahap pemikiran tak-sadar dan
    memiliki keberlakuan lintas waktu. Sebagai metode
    penelitian, strukturalisme banyak digunakan di
    Prancis dalam banyak bidang ilmu pengetahuan
    bukan hanya dalam linguistik, melainkan juga
    seperti dalam ilmu sejarah, filsafat atau
    etnologi.

40
  • Selanjutnya teori tanda Saussure menjadi penting
    bagi penelitian semiotik. Menurut Saussure
    semiologi mestinya sudah memiliki sebuah ilmu
    pengetahuan komprehensif tentang tanda. Pemikiran
    teoritik tanda Saussure dalam Linguistik Umum,
    terutama dalam linguistik, dikembangkan dan
    dipikirkan lebih lanjut oleh teoritisi semiotika
    perancis, Roland Barthes misalnya. Semua sistem
    tanda adalah hanya, demikian tesanya, bisa
    dipahami melalui sebuah mediasi bahasawi dan
    semiologi karenanya adalah sebuah bidang bagian
    linguistik yang jelas menjadi sebuah ilmu
    pengetahuan dasar.

41
  • Namun para teoritisi semiotika sistem tanda
    menganalisa tanda melalui model model umum tanda
    dan menguji kebebasan dari linguistik.
    Klasifikasi dan diferensiasi mereka tentang tanda
    dan proses proses komunikasi menyiapkan sebuah
    instrumen konseptual yang mengijinkan untuk
    memahami dan menganalisa, misalnya film dan
    fotografi, iklan dan sistem prilaku. Artinya
    beragam sistem tanda sebagai fenomena sosial.
    Bidang penerapan semiotik sebagai teori umum
    tanda dengan begitu juga mencakup bidang bidang
    semacam kedokteran (simptom), musik, komunikasi
    visual dan komunikasi massa, pendeknya
    keseluruhan kultur.

42
  • Ketika hukum komunikasi adalah hukum kultur,
    sebuah analisa kultur dalam sudut pandang
    komunikasi bisa menunjukkan karakter sistematis
    proses proses kultural dalam kerangka sistem
    tanda. Analisa tanda sebagai hasil proses proses
    sosial menuju kepada sebuah pembongkaran struktur
    struktur dalam yang mengemudikan setiap
    komunikasi.

43
  • Bila bahasa dan komunikasi bisa dipahami sebagai
    bentuk bentuk organisasi sosial. Disamping itu,
    beragam sistem tanda dikemudikan melalui pola
    stereotip tertentu, semiologi adalah sebuah
    bentuk pencerahan. Karena ia berupaya menganalisa
    produksi dan fungsi stereotip stereotip yang
    didefiniskan sebagai bentuk bentuk ekspresi
    kekuasaan sosial.

44
  • lingiustik struktural melakukan empat perubahan
    dasar. Pertama, linguistik struktural bergeser
    dari kajian fenomena linguistik sadar ke kajian
    infratuktur tak sadarnya. Kedua, linguistik
    struktural tidak melihat pengertian sebagai
    entitas independen, dan menempatkan hubungan
    antar pengertian sebagai landasan
    analisisnya. Ketiga, linguistik struktural
    memperkenalkan konsep sistem. Keempat,berusaha
    menemukan sistem hukum umum.

45
Kritik atas Saussure
  • Salah satunya adalah Derrida yang secara tegas
    mengkritik landasan filosofis strukturalisme
    Saussure. Pertama, ia meragukan kemungkinan hukum
    umum.Kedua, ia mempertanyakan oposisi antara
    subjek dan objek, yang menjadi dasar diskripsi
    yang objektif. Menurut Derrida, diskripsi objek
    tidak dapat dilepaskan dari pola hasrat
    subjek. Ketiga, ia mempertanyakan struktur
    oposisi biner. Ia mengajak kita untuk memahami
    oposisi bukan dalam pengertian lain, tetapi harus
    didasarkan pada pemahaman yang holistik mengenai
    persamaan yang seimbang, sehingga tidak terjadi
    pertentangan gagasan yang hanya akan melahirkan
    kejumudan dalam ranah filsafat.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com