EVALUASI DIRI - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

EVALUASI DIRI

Description:

1. Mendorong semangat peserta untuk melak-sanakan layanan bimbingan konseling di sekolah secara profesional bermutu. 2. Meningkatnya kemampuan peserta dalam menyusun ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:2180
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 149
Provided by: Desk218
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: EVALUASI DIRI


1
M01
A10
MEMANTAPKAN MUTU PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI
SEKOLAH
2
HASIL YANG DIHARAPKAN
  • 1. Mendorong semangat peserta untuk melak-sanakan
    layanan bimbingan konseling di sekolah secara
    profesional bermutu.
  • 2. Meningkatnya kemampuan peserta dalam menyusun
    program, melaksanakan program, dan mengevaluasi
    hasil pelak-sanaan program Bimbingam Konseling
    di sekolah masing-masing sesuai panduan yang
    berlaku, dengan memperhatikan perkembangn layanan
    Bimbingan Konseling di dunia internasional.

3
POKOK-POKOK MATERI
  • 1. Makna Pelayanan BK profesional bermutu.
  • 2. Akuntabilitas Profesi Bimbingan dan Konseling
  • 3. Mengapa layanan Bimbingan Konseling menjadi
    tidak bermutu?

4
BAGAIMANA KARAKTERISTIK LAYANAN BK YANG BERMUTU
5
KARAKTERISTIK LAYANAN BK YANG BERMUTU-1
  • 1. Layanan BK diprogramkan secara sistematis, dan
    spesifik disertai teknik pelaksanaannya serta
    mekanisme penilaian untuk menentukan tingkat
    efektivitasnya.

6
KARAKTERISTIK LAYANAN BK YANG BERMUTU-2
  • 2. Mampu menunjang pencapaian
  • program pendidikan di sekolah berupa
  • a. LULUSAN YANG TELAH BERKEMBANG OPTIMAL SECARA
    UTUH DALAM BIDANG PERSONAL, SOSIAL, AKADEMIK, DAN
    KARIR SESUAI POTENSI YANG DIMILIKI SERTA TUNTUTAN
    NILAI BUDAYA DAN LAPANGAN KERJA.
  • b. LULUSAN YANG MAMPU HIDUP BERSAING DI TENGAH
    MASYARAKAT YANG TERUS BERKEMBANG DENGAN PESAT.

7
KERJA SAMA DALAM PELAYANAN BIMBINGAN KONSELING
  • THE COUNSELOR WORK CLOUSLY WITH TEACHERS,
    PARENTS, AND ADMINISTRATORS IN IDENTFYING AND
    ASSESSING A CHILDS SPECIFIC STRENGHTS AND
    WEAKNESSES AND IN PROVIDING STUDENTS WITH THE
    BEST POSSIBLE RESOURCES AND SERVICES.

8
Program Bimbingan dan Konseling yang Bermutu-1
  • A program is characterized by specific plan,
    delivery system, and evaluation mechanism to
    determine effectiveness. The program should
    assist pupils with learning readiness, school
    achievement, career/vocational/ employability
    skill development, goal getting, decision making,
    and personal maturation.
  • (Dep. of Public Instr.Wisconsin).

9
Program Bimbingan Konseling Bermutu-2
  • The program shall be
  • 1. Systematically planned by licensed school
    counselors in colaboration with other licenced
    pupil services staff, teachers, parents and
    community health and human service professionals.
  • 2. Provided by licenced school coun-selors in
    collaboration with other licenced pupil services
    staff, teachers, parents and community health and
    human service professionals. (DPI Wisconsin)

10
Program Bimbingan dan Konseling Bermutu-3
  • The program is intended to help students
  • 1. Demonstrate personal and academic growth
  • 2. Make appropriate educational and career
    decisions and,
  • 3. Develop interpersonal skills and attitudes
    necessary to be successful, responsible, and
    productive citizens. (HCPS).

11
(No Transcript)
12
Akuntabilitas Profesi Bimbingan dan Konseling-1
  • Dewasa ini isu tentang akunta-bilitas dalam
    profesi Bimbingan dan Konseling merupakan isu
    yang sangat penting seperti yang diungkapkan oleh
    Dahir Stone, 2003 Gysbers Henderson, 2000
    Isaacs, 2003 Johnson Johnson, 2003Myric, 2003
    (dalam Gysbers, 2004).

13
Akuntabilitas Profesi Bimbingan dan Konseling-2)
  • Konselor sekolah maupun konselor umum makin
    dituntut akuntabilitasnya sebagai wujud
    pertanggungjawabannya kepada semua pihak yang
    terkait, termasuk masyarakat umum tentang
    pelaksanaan tugas profesionalnya dalam bimbingan
    dan konseling.

14
  • Gylbers (2004) mengemu-kakan School
    Counselors working within the framework of
    comprehensive guidance and counseling programs,
    increasingly are being asked to demonstrate that
    their work contributes to students success,
    particularly student academic achievement.

15
  • Not only are school coun-selors being asked to
    tell what they do, they also are being asked to
    demonstrate how what they do makes a difference
    in the lives of students. (Gybers, 2004)

16
MENGAPA LAYANAN BK MENJADI TIDAK BERMUTU? -1
  • 1. Program yang disusun semata-mata
    dilatarbelakangi oleh kepentingan administratif.
  • 2. Program tidak disusun berdasarkan analisis
    yang cermat terhadap kebu-tuhan siswa.
  • 3. Program yang disusun kurang mem-pertimbangkan
    kondisi sekolah (tenaga, sarana, prasarana, dsb).

17
MENGAPA LAYANAN BK MENJADI TIDAK BERMUTU? -2
  • 4. Program yang disusun hanya terba-tas pada
    program yang bersifat global (program tahunan).
  • 5. Kurangnya wawasan dan komitmen guru pembimbing
    tentang profesi yang ditekuninya.
  • 6. Kurangnya dilakukan evaluasi terhadap tingkat
    ketercapaian BK.

18
MENGAPA LAYANAN BK MENJADI TIDAK BERMUTU? -3
  • Evaluasi yang dilakukan seringkali hanya
    terbatas pada bukti-bukti fisik saja (format,
    grafik, data statistik) dan tidak secara
    menda-lam menyentuh pada proses dan hasilnya.

19
BAGAIMANA MENYUSUN PROGRAM BK YANG EFEKTIF?-1
  • 1. Sebelum menyusun program, laku-kan terlebih
    dahulu antisipasi terhadap hasil yang diharapkan
    dicapai (dalam bidang akademik, pribadi, sosial,
    dan karir).
  • (When providing guidance and counseling
    activities and services, always begin by first
    identifying the results anticipated).

20
BAGAIMANA MENYUSUN PROGRAM BK YANG EFEKTIF?-2
  • 2. Supaya hasil yang diharapkan itu jelas dan
    mudah diukur, maka harapan-harapan itu hendaknya
    dirumuskan dalam bentuk standar kompetensi yang
    kemudian dirinci ke dalam kom-petensi-kompetensi
    dasar, dan seda-pat mungkin dilengkapi dengan
    indikator-indikatornya. Untuk itu tentu perlu
    silabus, dan cara penyaji-annya dalam bentuk
    pembelajaran.

21
BAGAIMANA MENYUSUN PROGRAM BK YANG EFEKTIF?-3
  • Program seperti ini telah diterapkan diberbagai
    negara maju di luar negeri sebagai upaya
    pembaharuan dalam bidang Bimbingan Konseling yang
    mereka sebut Comprehensive Guidance and
    Counseling Program. Dalam program ini dimasukkan
    Guidance Curriculum yang diberi alokasi waktu
    yang berkisar antara 15 - 40 dari layanan
    lainnya.

22
The Comprehensive Guidance and Counseling Program
  • The following states have implemented statewide
    comprehensive school counseling programs

1. Alabama 2. Alaska 3. Arkansas4. Arizona 5.
Connecticut 6. Delaware7. Florida 8. Georgia
9. Idaho10. Illinois 11. Indiana 12. Iowa
13. Knsas 14. Louisiana 15. Maine16.
Massachusetts17. Michigan 18. Missouri 19.
Montana20. Nebraska21. New Hampshire 22. New
Jersey23. New Mexico24. New York
25.North Carolina 26. Oklahoma27. Oregon28.
Rhode Island29. South Dakota 30. Tennessee 31.
Texas 32. Virginia33. West Virginia34.
Wisconsin
23
Delivery System
  • The Michigan Comprehensive Guidance and
    Counseling Program (MCGCP) is delivered to
    students through the four main components
  • 1. Guidance Curriculum
  • 2. Individual Student Planning
  • 3. Responsive Services
  • 4. Systems Support
  • All activities included in a school counseling
    program fit into one of the four components of
    the delivery system

24
Guidance Curriculum
  • The Guidance Curriculum component provides a
    vehicle to systematically deliver knowledge and
    skills to every student .
  • The Guidance Curriculum component consists of a
    written curriculum that is comprehensive,
    structured, sequential, developmental in design,
    and focuses on prevention. The purpose of the
    Guidance Curriculum is to guarantee that selected
    standards and benchmarks will be taught to all
    students, empowering them to learn to live, learn
    to learn, and learn to work over a lifetime .

25
STANDARDS, BENCHMARKS, AND INDICATORS
SBI
26
Delivery Strategies-1
  • The Guidance Curriculum is delivered through such
    strategies as
  • Classroom guidance lessons School counselors
    provide instruction, team teach, or assist in
    teaching the school guidance curriculum, learning
    activities or units in classrooms, the career
    center, or other school facilities.
  • Interdisciplinary curriculum development School
    counselors participate on interdisciplinary teams
    to develop and refine guidance curriculum that
    integrates across the curri-culum. The scope and
    sequence of the guidance curriculum may include
    units deli-vered through other classroom
    disciplines.

27
Delivery Srtategies-2
  • Group activities School counselors conduct
    planned small groups outside the classroom to
    respond to students identified needs or
    interests. Counselors plan and teach structured
    group activities to develop skills and to
    increase student knowledge. Many students will
    receive these services that are available to all.
    These group activities are counselor-initiated
    and should not be confused with small group work
    requested by specific students, i.e., divorce
    groups, grief groups, which fit into Responsive
    Services.
  • While counselor responsibilities include the
    organization and implementation of the guidance
    curriculum, the support and cooperation of the
    entire school community is necessary for its
    successful implementation

28
BAGAIMANA MENYUSUN PROGRAM BK YANG EFEKTIF?-3
  • 3. Program lain selain kurikulum BK disusun oleh
    masing-masing guru BK dengan memperhatikan
    kebutuhan atau kondisi siswa yang diasuhnya. Oleh
    karena itu sebelum menyusun program layanan, guru
    BK hendaknya mengumpul dan mengolah data tentang
    siswanya melalui aplikasi instrumentasi.

29
BAGAIMANA MENYUSUN PROGRAM BK YANG EFEKTIF?-2
  • Berdasarkan data yang telah diolah dapat
    diketahui bagaimana kondisi awal siswa sebelum
    diberikan layanan, kemudian tetapkan kondisi yang
    diharapkan akan terjadi pada akhir semester atau
    akhir tahun setelah diberikan layanan. Kondisi
    ini hendaknya dirumuskan secara kongkrit supaya
    dapat diukur dengan mudah tingkat pencapaiannya.
  • Hasil yang dicapai menjadi ukuran keberha-silan
    atau kinerja dari guru BK.

30
JENIS PROGRAM-1
  • Program Tahunan, yaitu program pelayanan
    konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu
    tahun untuk masing-masing kelas di
    sekolah/madrasah.
  • Program Semesteran, yaitu program pelayanan
    konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu
    semester yang merupakan jabaran program tahunan.
  • Program Bulanan, yaitu program pelayanan
    konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu
    bulan yang merupakan jabaran program semesteran.

31
JENIS PROGRAM-2
  • Program Mingguan, yaitu program pelayanan
    konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu
    minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
  • Program Harian, yaitu program pelayanan konseling
    yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam
    satu minggu. Program harian merupakan jabaran
    dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan
    (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung
    (SATKUNG) konseling.

32
BIDANG PELAYANAN KONSELING-1
  • Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang
    pelayanan yang membantu peserta didik dalam
    memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
    kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai
    dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan
    dirinya secara realistik.
  • Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang
    pelayanan yang membantu peserta didik dalam
    memahami dan menilai serta mengembangkan
    kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif
    dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
    lingkungan sosial yang lebih luas.

33
Bidang Pelayanan Konseling-2
  • Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang
    pelayanan yang membantu peserta didik
    mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka
    mengikuti pendidikan sekolah/ madrasah dan
    belajar secara mandiri.
  • Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang
    membantu peserta didik dalam memahami dan menilai
    informasi, serta memilih dan mengambil keputusan
    karir.

34
Fungsi Bimbingan Konseling
  • Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu
    peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
  • Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu
    peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan
    diri dari berbagai permasalahan yang dapat
    menghambat perkembangan dirinya..
  • Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu
    peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
  • Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu
    fungsi untuk membantu peserta didik memelihara
    dan menumbuhkembangkan berbagai potensi dan
    kondisi positif yang dimilikinya.
  • Fungsi Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu
    peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan
    atau kepentingannya yang kurang mendapat
    perhatian.

35
JENIS LAYANAN KONSELING-1
  • Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta
    didik memahami lingkungan baru, terutama
    lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang
    dipelajari, untuk menyesuaikan diri serta
    mempermudah dan memperlancar peran peserta didik
    di lingkungan yang baru.
  • Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta
    didik menerima dan memahami berbagai informasi
    diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan
    pendidikan lanjutan.

36
JENIS LAYANAN KONSELING-2
  • Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang
    membantu peserta didik memperoleh penempatan dan
    penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok
    belajar, jurusan/program studi, program latihan,
    magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
  • Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu
    peserta didik menguasai konten tertentu, terumata
    kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam
    kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

37
Jenis Layanan-3
  • Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu
    peserta didik dalam mengentaskan masalah
    pribadinya.
  • Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu
    peserta didik dalam pengembangan pribadi,
    kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
    karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta
    melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika
    kelompok.
  • Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu
    peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan
    masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

38
Jenis Layanan-3
  • Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta
    didik dan atau pihak lain dalam memperoleh
    wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
    dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau
    masalah peserta didik.
  • Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta
    didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki
    hubungan antarmereka.

39
Welcome to Bullock Creek Elementary
Bullock Creek Elementary staff assume the
responsibility to provide an effective learning
environment to educate all students in identified
physical, social and academic skills enabling
them to become positive contributing members of
society.
40
Welcome to Bullock Creek Middle School
  • Mission Statement
  • In order to facilitate the transition from
    the elementary to the secondary level we the
    staff of the Bullock Creek Middle School accept
    the responsibility to teach the identified
    curriculum to all students as they strive to
    attain their maximum potential. In partnership
    with parents and the community, the staff will
    foster positive behaviors and attitudes that
    promote academic, social emotional and physical
    well-being. We believe that upon accomplishing
    our mission our students will demonstrate
    proficiency in study skills, patterns of
    attendance and work performance that will insure
    success at each subsequent level of education and
    success as members of society.

41
Welcome to Bullock Creek High School
Vission Statement The staff of Bullock Creek
High School, in cooperation with the
administration, parents, support staff, and
students, will provide an effective school so
that students may learn identified competencies,
enabling students to become contributing members
of society.
42
Welcome to the Bullock Creek School District
                                        
Our Mission The Bullock Creek School District,
in partnership with the community, provides a
positive climate that supports excellence in
teaching and learning, thereby enabling students
to realize their full potential.
43
Welcome to the Bullock Creek School District
                                        
Our Mission The Bullock Creek School District,
in partnership with the community, provides a
positive climate that supports excellence in
teaching and learning, thereby enabling students
to realize their full potential.
44
Welcome to Floyd Elementary
  • Mission Statement
  • We, the staff of Floyd Elementary, share a
    commitment to provide an environment in which all
    students will develop their learning potential
    while fostering positive growth in social and
    emotional behaviors and attitudes.

45
  • SCHOOL GUIDANCE AND COUNSELING
  • A Guide for Program DevelopmentComprehensive,
    Developmental Guidance and Counseling Program for
    Texas Public Schools All Grade Levels

46
(No Transcript)
47
(No Transcript)
48
(No Transcript)
49
(No Transcript)
50
KEDUDUKAN BK DALAM PROSES PENDIDIKAN
  • BIMBINGAN KONSELING ADALAH BAGIAN INTEGRAL DARI
    PROSES PEND. UNTUK MEMBANTU SISWA MENGEM-BANGKAN
    DIRI AGAR MENCA-PAI HASIL PERKEMBANGAN YANG
    OPTIMUM SESUAI PO-TENSI YANG DIMILIKINYA.

51
Guidance and Counseling Program
  • The program is an integral part of the total
    educational experience, and seeks to focus
    attention on individual students as they strive
    to make wise choices based on realistic concepts
    of them-selves and the world in which they
    live.(Harold Counrty Public School)

52
(No Transcript)
53
PROSES PENDIDIKAN
  • PEMBELAJARAN

ASP
SASARAN
PERKEMBANGAN OPTI- MUM SETIAP SISWA SE- SUAI
BAKAT, MINAT,KE- MAMPUAN DAN NILAI
BK
54
Wilayah Manajemen Kepemim-pinan
Manajemen Supervisi
Tujuan
Wilayah Pembelajar-an yang Mendidik
Perkembangan Optimal tiap Peserta Didik
Pembelajaran Bidang Studi
Wilayah Bimbingan Konseling yang Memandiri-kan
Bimbingan Konseling
BIMBINGAN KONSELING
55
(No Transcript)
56
  • Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling para
    siswa dibantu dalam
  • 1. Mengembangkan perilaku dan keterampilan
    personal, sosial, komunikasi, emosional,
    akade-mik, berpikir kritis dan karir.
  • 2. Meningkatkan pemahaman terhdp diri sendiri dan
    orang lain
  • 3. Mengatasi masalah yang di-hadapi dlm bid.
    personal, sosial, akademik dan karir.

57
KONSEP INTERNASIONAL
  • Konsep tentang kedudukan Layanan Bimbingan
    Konseling sebagai bagian integral dari program
    pendidikan di sekolah, secara internasional
    berlaku sejak dahulu dan masih tetap berlaku
    sampai sekarang.
  • Negara-negara maju yang telah mela-kukan innovasi
    dalam program BK-nya yang dikenal dengan
    Comprehensive Guidance and Counseling Program
    tetap menempatkan BK sebagai bagian integral dari
    pendidikannya.

58
Michigan Comprehensive Guidance and Counseling
Program 2005
  • School guidance and counseling programs are
    integral to the mission of the school. Similar
    to language arts, math, and other curricular
    areas, standards (and accompanying benchmarks and
    indicators) have been developed for school
    guidance and counseling programs that identify
    what students will know and be able to do as a
    result of their participation in the program.

59
Integral Part of the Total Educational Program
  • Michigan Comprehensive Guidance and Counseling
    Program 2005 support the schools academic
    mission by promoting and enhancing the learning
    process for all students through an integration
    of academic, career and personal/ social
    development .

60
GUIDANCE AND COUNSELING VISSION
  • TO PROVIDE FOR SOCIAL, EMOTIONAL, CAREER, AND
    EDUCATIONAL DEVELOPMENT OF ALL STUDENTS

61
  • THE PURPOSE OF GUIDANCE AND COUNSELING IS TO
    IMPART SPECIFIC SKILLS AND LEARNING OPPORTUNITIES
    IN A PRODUCTIVE AND PREVENTIVE MANNER WHICH
    ENSURES THAT ALL STUDENTS CAN ACHIEVE SCHOOL
    SUCCESS THROUGH ACADEMIC, CAREER, AND
    PERSONAL/SOCIAL DEVELOPMENT
  • (American School Couselor Assosiation, 1997)

62
(No Transcript)
63
(No Transcript)
64
The Goal of Counseling
  • The goal of counseling is to enhance a students
    personal, social and educational development and
    to enable them to develop skills for effective
    living. The program is proactive and preventive
    in nature.

65
COMPREHENSIVE GUIDANCE AND COUNSELING PROGRAM
Comprehensive Guidance and Counseling Program
assures that all students, over a lifetime,
will Learn to Learn
Learn to Work Learn to Live
66
What is a Comprehensive Guidance and Counseling
Program?-1
  • 1. Comprehensive in Scope
  • A comprehensive school counseling program focuses
    on what all students, from kindergarten through
    12th grade, should know, understand and be able
    to do in these three domain areas academic,
    career and personal/social development. The
    emphasis is on academic success for every
    student, not just those students who are
    motivated, supported and ready to learn. The
    school counseling program helps all students to
    achieve success in school and to develop into
    contributing members of our society.

67
What is a Comprehensive Guidance and Counseling
Program?-2
  • 2. Preventive in Design
  • The purpose of the school counseling program is
    to impart specific skills and learning
    opportunities in a proactive, preventive manner,
    ensuring all students can achieve school success
    through academic, career and personal/social
    development experiences

68
What is a Comprehensive Guidance and Counseling
Program?-3
  • 3. Developmental in Nature
  • School counselors design programs and services to
    meet the needs of students at various growth and
    developmental stages. School counseling programs
    establish goals, expectations, support systems
    and experiences for all students. They provide
    the rationale for school counselors, school
    administrators, faculty, parents or guardians,
    businesses, and the community to engage in
    conversations about expectations for students
    academic success and the role of counseling
    programs in enhancing student learning.
    Standards and benchmarks are public statements of
    what students should know and be able to do as a
    result of participating in a school counseling
    program.

69
Michigan Comprehensive Guidance and Counseling
Program 2005-2
  • The Michigan Comprehensive Guidance and
    Counseling Program (MCGCP) has been revised to
    incorporate the National Standards for School
    Counseling Programs (1997) developed by the
    American School Counselor Association (ASCA).

70
Curriculum Domain
  • The curriculum is organized around the three
    domains Academic Development, Career
    Development, and Personal/Social Development. A
    needs assessment designed to identify and
    prioritize the selected benchmarks from each
    domain is recommended.
  • Knowledge, skills, and attitudes are taught using
    a variety of curriculum activities and materials.
    Student mastery of these benchmarks is assessed
    using pre/post tests, product creation or
    activity completion

71
Topics
  • Examples of topics within this component
  • Appreciating diversity Decision-making skills
  • Appropriate course selection Job preparation
  • Bullying Peer resistance skills
  • Career awareness Personal
    responsibility
  • Career exploration Personal safety
  • Conflict resolution Study skills
    Cooperative group work Substance abuse

72
Time Allocation
  • Recommended time allocation for Guidance
    Curriculum
  • Elementary 30 to 40
  • Middle/Jr. High 20 to 30
  • High 15 to 25
  • When calculating the time spent on Guidance
    Curriculum include lesson-planning time.

73
Sample Elementary SchoolGuidance Curriculum
Lesson Form
ESG
74
Individual Student Planning-1
  • Individual Student Planning consists of school
    counselors coordinating ongoing systematic
    activities designed to assist each student
    establish personal goals and develop future
    plans. School counselors coordinate activities
    that help all students plan, monitor, and manage
    their own learning as well as meet competencies
    in the areas of academic, career, and
    personal/social development

75
Individual Student Planning-2
  • Within this component, students evaluate their
    educational, occupational, and personal goals.
    School counselors assist students in making
    transitions. These advisement activities are
    generally delivered on an individual or small
    group basis. Parents, guardians, and other
    school personnel are often included in these
    activities. Systematic delivery of individual
    planning for every student includes a documented
    strategy for student success.

76
ISP Delivery Strategies-1
  • Individual Student Planning is implemented in
    individual, small group or classroom settings
  • Individual appraisal School counselors work
    with students analyzing and evaluating their
    students abilities, interests, skills, and
    achievement. Test information and other data are
    often used as the basis for helping students
    develop and review Education Development Plans
    (EDPs).

77
ISP Delivery Strategies-2
  • Individual advisement School counselors advise
    students using personal/social, educational,
    career and labor market information in planning
    personal, educational and career goals. The
    involvement of students, parents, guardians and
    school personnel is critical in planning
    students programs that meet their needs.
  • Transitions Counselors assist students in
    making the transition from school-to-school,
    school-to-work or school to higher education or
    career/technical training.

78
Topics
  • Examples within this component
  • Test score/interest inventory review,
    interpretation and analysis
  • Career awareness, exploration, planning, and
    decision making
  • Yearly course selection
  • College financial aid planning
  • Promotion and retention information
  • Education Development Plan
  • Higher education program selection
  • Job shadowing
  • Portfolios
  • Career/technical planning
  • Visiting the next level building
  • Orientation programs for incoming students

79
Time Allocation
  • Recommended time allocation for Individual
    Student Planning
  • Elementary 5 to 10
  • Middle/Jr. High 15 to 25
  • High 25 to 35

80
Individual Student PlanningActivity Format
ISP
81
Responsive Services
  • Responsive Services consist of activities to meet
    the immediate needs and concerns of students,
    whether these needs or concerns require
    counseling, consultation, referral, peer
    facilitation or information. This component is
    available to all students and is often student
    initiated through self-referral. Teachers,
    parents, guardians, or others may refer students
    for assistance. Although school counselors have
    special training and skills to respond to these
    needs and concerns, the cooperation and support
    of the entire faculty and staff are necessary for
    successful implementation

82
RS Delivery Strategies-1
  • Responsive Services are delivered through such
    strategies as
  • Consultation School counselors serve as student
    advocates and consult with parents, guardians,
    teachers, other educators, and community agencies
    regarding strategies to assist students and
    families.
  • Individual and small group counseling
    Counseling is provided in a small group or on an
    individual basis for students experiencing
    difficulties dealing with relationships, personal
    concerns, or normal developmental tasks.
    Individual and small group counseling help
    students identify problems, causes, alternatives,
    and possible consequences so they can take
    appropriate action. Small group counseling is
    provided to students based upon common identified
    needs. Such counseling is normally short- term
    in nature since school counselors do not provide
    long-term therapy. When necessary, referrals are
    made to appropriate community resources.

83
RS Delivery Strategies-2
  • Crisis counseling Crisis counseling provides
    prevention, intervention, and follow-up.
    Counseling and support are provided to students
    and families facing emergency situations. Such
    counseling is normally short term and temporary
    in nature. When necessary, referrals are made to
    appropriate community resources. School
    counselors often provide a leadership role in the
    districts crisis intervention team process.
  • Referral Counselors use referral sources to
    deal with crises such as suicide ideation,
    violence, abuse, depression, and family
    difficulties. These referral sources may include
    mental health agencies, employment and training
    programs, juvenile services and other social and
    community services.

84
RS Delivery Strategies-3
  • Peer facilitation Many school counselors train
    students as peer mediators, conflict managers,
    tutors, and mentors. The techniques of peer
    mediation and conflict resolution are used to
    help students learn how to make changes in the
    way they get along with others. In peer
    mediation, students are trained in a system to
    use with fellow students who are having trouble
    getting along with each other. Mentors and
    tutors provide additional support.

85
Time Allocation
  • Recommended time Allocation for Responsive
    Services
  • Elementary 30 to 40
  • Middle/Jr. High 30 to 40
  • High 30 to 40

86
Sample Responsive Services Activity Small Group
Counseling
RS
87
Systems Support
  • The Systems Support component enables the school
    counseling program to be effective through a
    variety of support activities including
    professional development, consultation,
    collaboration and teaming, and program management
    and operations. In addition, the Systems Support
    component provides appropriate support to other
    educational programs in the school (Gysbers
    Henderson, 2000).

88
Sample Systems Support Activity
SSA
89
PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI MELALUI PELAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Oleh Drs. H. Husain Jusuf, M. Pd
ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA
PROVINSI GORONTALO
A10
90
Kegiatan
Muatan Lokal
Kelompok Mata Pelajaran
Materi Pengembangan Diri
Ekstra Ku-rikuler
Perancuan Layanan B K dalam
KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
91
Pengembangan Diri dalam KTSP
  • KTSP adalah salah satu subsistem pendidikan
    formal yang harus bersinergi dengan
    komponen/subsitem lain yaitu manajemen dan
    bimbingan dan konseling dalam upaya memfasilitasi
    konseli mencapai perkem-bangan optimum yang
    diwujudkan dalam ukuran pencapaian standar
    kompetensi. Dengan demikian pengembangan diri
    tidak menggantikan fungsi bimbingan dan konseling
    melainkan sebagai wilayah komplementer di mana
    guru dan konselor memberi-kan kontribusi dalam
    pengembangan diri konseli.

92
Kedudukan BK dalam KTSP
  • Bimbingan Konseling tetap sebagai bagian yang
    terintegrasi dari sistem pendidikan (khususnya
    jalur pendidikan formal). Pelayanan pengembangan
    diri yang terkandung dalam KTSP merupakan bagian
    dari kurikulum. Sebagian dari pengembangan diri
    dilaksanakan melalui pelayanan bimbingan dan
    konseling. Dengan demikian pengembangan diri
    hanya merupakan sebagian dari aktivitas pelayanan
    bimbingan dan konseling secara keseluruhan

93
Posisi Bimbingan dan Konseling dan Kurikulum
(KTSP) dalam Jalur Pendidikan Formal
94
PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI MELALUI PELAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Oleh Drs. H. Husain Jusuf, M. Pd
ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA
PROVINSI GORONTALO
95
PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI
DEPARTEMENPENDIDIKAN NASIONAL
  • Untuk SatuanPendidikan Dasar Dan Menengah

96
Landasan Pengembangan Diri
  • UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
  • Pasal 1 butir 6 tentang pendidik, pasal 3
    tentang tujuan pendidikan, pasal 4 ayat (4)
    tentang penyelenggaraan pembelajaran, pasal 12
    ayat (1b) tentang pelayanan pendidikan sesuai
    bakat, minat, dan kemampuan
  • PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
    Pendidikan
  • Pasal 5 18 tentang Standar Isi satuan
    pendidikan dasar dan menengah.
  • Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar
    Isi yang memuat pengembangan diri dalam struktur
    kurikulum, dibimbing oleh konselor, dan guru /
    tenaga kependidikan yang disebut pembina.
  • Dasar standarisasi profesi konseling oleh Ditjen
    Dikti Tahun 2004 tentang arah profesi konseling
    di sekolah dan luar sekolah.

97
Pengertian Pengembangan Diri
  • Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan
    di luar mata pelajaran sebagai bagian integral
    dari kurikulum sekolah/madrasah.
  • Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya
    pembentukan watak dan kepribadian peserta didik
    yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan
    konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan
    kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
    pengembangan karir, serta kegiatan ekstra
    kurikuler.
  • Untuk satuan pendidikan kejuruan, kegiatan
    pengembangan diri, khususnya pelayanan konseling
    ditujukan guna pengembangan kreativitas dan karir
  • Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan
    konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup
    sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.

98
Tujuan Umum
  • Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
    kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
    mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
    potensi, bakat, minat, kondisi dan perkembangan
    peserta didik, dengan memperhatikan kondisi
    sekolah/madrasah.

99
Tujuan Khusus
Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan
peserta didik dalam mengembangkan
  1. Bakat
  2. Minat
  3. Kreativitas
  4. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
  5. Kemampuan kehidupan keagamaan
  6. Kemampuan sosial
  7. Kemampuan belajar
  8. Wawasan dan perencanaan karir
  9. Kemampuan pemecahan masalah
  10. Kemandirian

100
Bentuk Pelaksanaan Pengembangan Diri
  • Kegiatan pengembangan diri secara terprogram
    dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam
    kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan
    peserta didik secara individual, kelompok dan
    atau klasikal melalui penyelenggaraan
  • Layanan dan kegiatan pendukung Konseling
  • Kegiatan Ekstra Kurikuler
  • Kegiatan pengembangan diri secara tidak
    terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut
  • Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal,
    seperti upacara bendera, senam, ibadah khusus
    keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan
    kebersihan dan kesehatan diri.
  • Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam
    kejadian khusus seperti pembentukan perilaku
    memberi salam, membuang sampah pada tempatnya,
    antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).
  • Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk
    perilaku sehari-hari seperti berpakaian rapi,
    berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji
    kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang
    tepat waktu

101
Konseling
  • Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta
    didik, baik secara perorangan maupun kelompok,
    agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal,
    dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
    kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan
    perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan
    dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma
    yang berlaku.

102
Jenis Layanan-3
  • Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu
    peserta didik dalam mengentaskan masalah
    pribadinya.
  • Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu
    peserta didik dalam pengembangan pribadi,
    kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar,
    karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta
    melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika
    kelompok.
  • Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu
    peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan
    masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

103
Jenis Layanan-3
  • Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta
    didik dan atau pihak lain dalam memperoleh
    wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu
    dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau
    masalah peserta didik.
  • Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta
    didik menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki
    hubungan antarmereka.

104
Kegiatan Pendukung-1
  • Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan
    mengumpulkan data tentang diri peserta didik dan
    lingkungannya, melalui aplikasi berbagai
    instrumen, baik tes maupun non-tes.
  • Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data
    yang relevan dengan pengembangan peserta didik,
    yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
    sistematis, komprehensif, terpadu, dan bersifat
    rahasia.
  • Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas
    permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus
    yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
    memberikan data, kemudahan dan komitmen bagi
    terentaskannya masalah peserta didik, yang
    bersifat terbatas dan tertutup.

105
Kegiatan Pendukung-2
  • Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data,
    kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
    masalah peserta didik melalui pertemuan dengan
    orang tua dan atau keluarganya.
  • Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan
    berbagai bahan pustaka yang dapat digunakan
    peserta didik dalam pengembangan pribadi,
    kemampuan sosial, kegiatan belajar, dan
    karir/jabatan.
  • Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk
    memindahkan penanganan masalah peserta didik ke
    pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

106
Format Kegiatan
  • Individual, yaitu format kegiatan konseling yang
    melayani peserta didik secara perorangan.
  • Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang
    melayani sejumlah peserta didik melalui suasana
    dinamika kelompok.
  • Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang
    melayani sejumlah peserta didik dalam satu kelas.
  • Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang
    melayani seorang atau sejumlah peserta didik
    melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.
  • Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan
    konseling yang melayani kepentingan peserta didik
    melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat
    memberikan kemudahan.

107
Penyusunan Program
  • Program pelayanan konseling disusun berdasarkan
    kebutuhan peserta didik (need assessment) yang
    diperoleh melalui aplikasi instrumentasi.
  • Substansi program pelayanan konseling meliputi
    keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan
    pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan,
    dan volume/beban tugas konselor

108
Perencnaan Kegiatan-1
  • 1. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling
    mengacu pada program tahunan yang telah
    dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan
    serta mingguan.
  • 2. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling
    harian yang merupakan jabaran dari program
    mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG
    yang masing-masing memuat
  • a. Sasaran layanan/kegiatan pendukung
  • b. Substansi layanan/kegiatan pendukung
  • c. Jenis layanan/kegiatan pendukung, serta
  • alat bantu yang digunakan
  • d. Pelaksana layanan/kegiatan pendukung
  • dan pihak-pihak yang terlibat
  • e. Waktu dan tempat

109
Perencnaan Kegiatan-2
  • 3. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan
    meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar
    kelas untuk masing-masing kelas peserta didik
    yang menjadi tanggung jawab konselor. (Lampiran
    1)
  • 4. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan
    pendukung konseling berbobot ekuivalen 2 (dua)
    jam pembelajaran.
  • 5. Volume keseluruhan kegiatan pela-yanan
    konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen
    dengan beban tugas wajib konselor di sekolah/
    madrasah.

110
Pelaksanaan Kegiatan-1
  • 1. Bersama pendidik dan personil sekolah/madrasah
    lainnya, konselor berpartisipasi secara aktif
    dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat
    rutin, insidental dan keteladanan.
  • 2. Program pelayanan konseling yang direncanakan
    dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG dilaksanakan
    sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan,
    waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait.
  • 3. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling
  • a. Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah
  • 1) Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan
    peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
    informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan
    konten, kegiatan instrumentasi, serta
    layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di
    dalam kelas.

111
Pelaksanaan Kegiatan-2
  • 2) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2
    (dua) jam per kelas per minggu dan dilaksanakan
    secara terjadwal 3) Kegiatan tidak tatap muka
    dengan peserta didik untuk menyelenggarakan
    layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus,
    himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan
    kepustakaan, dan alih tangan kasus.

112
Pelaksanaan Kegiatan-3
  • b. Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah
  • 1) Kegiatan tatap muka dengan peserta didik
    untuk menyelenggarakan layanan orientasi,
    konseling perorangan, bimbingan kelompok,
    konseling kelompok dan mediasi, serta kegiatan
    lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
  • 2) Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling
    di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen
    dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam
    kelas.
  • 3) Kegiatan pelayanan konseling di luar jam
    pembelajaran sekolah/madrasah maksimum 50 dari
    seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui
    dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah.

113
Penilaian Kegiatan-1
  • 1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling
    dilakukan melalui
  • a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian
    pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan
    pendukung konseling untuk mengetahui perolehan
    peserta didik yang dilayani.
  • b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu
    penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu
    sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis
    layanan dan atau kegiatan pendukung konseling
    diselenggarakan untuk mengetahui dampak
    layanan/kegiatan terhadap peserta didik.
  • c. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu
    penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai
    dengan satu semester) setelah satu atau beberapa
    layanan dan kegiatan pendukung konseling
    diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh
    dampak layanan dan atau kegiatan pendukung
    konseling terhadap peserta didik.

114
Penilaian Kegiatan-2
  • 2. Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling
    dilakukan melalui analisis terhadap keterlibatan
    unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN
    dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan
    efesiensi pelaksanaan kegiatan.
  • 3. Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling
    dicantumkan dalam LAPELPROG (Lampiran 4).
  • 4. Hasil kegiatan pelayanan konseling secara
    keseluruhan dalam satu semester untuk setiap
    peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
    (Lampiran 6 dan Lampiran 7)

MPD
115
Pelaksana Kegiatan-1
  • 1. Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah
    konselor sekolah/ madrasah.
  • 2. Konselor pelaksana kegiatan pelayanan
    konseling di sekolah/madrasah wajib
  • a. Menguasai spektrum pelayanan pada umumnya,
    khususnya pelayanan profesional konseling.
  • b. Merumuskan dan menjelaskan peran profesional
    konselor kepada pihak-pihak terkait, terutama
    peserta didik, pimpinan sekolah/ madrasah,
    sejawat pendidik, dan orang tua.

116
Pelaksana Kegiatan-2
  • c. Melaksanakan tugas pelayanan profesional
    konseling yang setiap kali dipertanggungjawabkan
    kepada pemangku kepentingan, terutama pimpinan
    sekolah/madrasah, orang tua, dan peserta didik.
  • d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat
    mengurangi keefektifan kegiatan pelayanan
    profesional konseling.
  • e. Mengembangkan kemampuan profesional konseling
    secara berkelanjutan. (Rincian kewajiban konselor
    Lampiran 8).
  • 3. Beban tugas wajib konselor ekuivalen dengan
    beban tugas wajib pendidik lainnya di
    sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan
    perundangan yang berlaku.

117
Pelaksana Kegiatan-3
  • 4. Pelaksana pelayanan konseling
  • a. Pelaksana pelayanan konseling di SD/MI/SDLB
    pada dasarnya adalah guru kelas yang melaksanakan
    layanan orientasi, informasi, penempatan dan
    penyaluran, dan penguasaan konten dengan
    menginfusikan materi layanan tersebut ke dalam
    pembelajaran, serta untuk peserta didik Kelas IV,
    V, dan VI dapat diselenggarakan layanan konseling
    perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling
    kelompok.
  • b. Pada satu SD/MI/SDLB atau sejumlah SD/MI/SDLB
    dapat diangkat seorang konselor untuk
    menyelenggarakan pelayanan konseling.
  • c. Pada satu SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
    dapat diangkat sejumlah konselor dengan rasio
    seorang konselor untuk 150 orang peserta didik.

118
Pengawasan Kegiatan-1
  • 1. Kegiatan pelayanan konseling di
    sekolah/madrasah dipantau, dievaluasi, dan dibina
    melalui kegiatan pengawasan.
  • 2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling
    dilakukan secara
  • a. interen, oleh kepala sekolah/
  • madrasah.
  • b. eksteren, oleh pengawas sekolah/
  • madrasah bidang konseling.

119
Pengawasan Kegiatan-2
  • 3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional
    konselor dan implementasi kegiatan pelayanan
    konseling yang menjadi kewajiban dan tugas
    konselor di sekolah/madrasah.
  • 4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling
    dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
  • 5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis,
    dan ditindaklanjuti untuk peningkatan mutu
    perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan
    konseling di sekolah/madrasah.

120
(No Transcript)
121
(No Transcript)
122
(No Transcript)
123
  • SISWA SALAH MENGIRA BAHWA LAYANAN BK ITU HANYA
    UNTUK MENANGANI SISWA YANG NAKAL ATAU BERMASALAH
    UNTUK DIHUKUM, SEHINGGA MERE-KA MALU ATAU ENGGAN
    MEMANFAATKAN LAYANAN BK YANG DISEDIAKAN UNTUK
    MEREKA

124
Kesimpulan
  • 1. Layanan BK memegang peranan yang sangat
    penting dalam meningkatkan mutu pendidikan
  • 2. Melalui layanan BK yang teren-cana dan
    terlaksana secara sitematis dan terpadu maka
    potensi siswa dapat berkembang secara optimal
    sesuai tuntutan peningkatan mutu pendidikan.

125
Kesimpulan (lanjutan)
  • 3. Hanya dengan kerja sama sinergis dari semua
    unsur yang terkait, program Bimbingan dan
    Konseling dapat terlaksana secara efektif.

126
Referensi
  • American School Counselor Assiciation, 1997.
    Georgias Comprehensive Guidance and Counseling
    Curriculum A Framework for Developing and
    Implementing Asset Building Standards.
    http//www.gle.k12ga. us/pandp/
    guidance/int-guid.htm. (accessed 21 March 2005).
  • Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia,
    2005. Profesionalisasi, Kompetensi, dan
    Pendidikan Konselor, Yokyakarta
  • Gysbers, Norman C, Professional School
    Counseling,  Oct, 2004
  • Department of Public Instruction Wisconsin.
    State Guidance and Counseling Requirements.
    http//www.dpi.state.wi.us/ dpi/dlsea/sspw/
    pdf/standarde.pdf. (accessed 21 March 2005).

127
Referensi (Lanjutan)
  • Kartadinata, Sunaryo, 2004. Standardisasi Profesi
    Konseling di Indonesia, Malang Panitia Konvensi
    Nasional II Divisi-Divisi APKIN
  • Kristinawati, Naniek 2004. Implementasi Pelayanan
    Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2004,
    Malang Panitia Konvensi Nasional II
    Divisi-Divisi APKIN
  • Munandir, 2004. Standardisasi Profesi Bimbingan
    dan Konseling dan Pengembangan Profesi, Malang
    Panitia Konvensi Nasional II Divisi-Divisi APKIN

128
Referensi (Lanjutan)
  • Natawijaya, Rochman, 2004. Reposisi Program Studi
    Konseling dalam Pembinaan Personal Konseling,
    Malang Panitia Konvensi Nasional II
    Divisi-Divisi APKIN

129
Sekian
Terima Kasih
130
(No Transcript)
131
(No Transcript)
132
PROFIL KEMAMPUAN GURU SAAT INI
TK QLF 33.592 (21.9) UNQLF 119.470 (78.1)
SMK QLF 144.029 (66.6) UNQLF 70.595 (33.4)
SD QLF 758.947 (66.0) UNQLF 391.507 (34.0)
GURU
SMA QLF 79.867 (53.4) UNQLF 87.133 (46.6)
SLB QLF 3.755 (40.9) UNQLF 5.426 (59.1)
SMP QLF 128.063 (28.8) UNQLF 317.112 (71.2)
133
KEBIJAKAN PEMERINTAH


1. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru Dosen
2. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
3. Permen Diknas Nomor 18 Tahun 2007 Tentang
Sertifikasi Pendidik
  1. Pendidikan Profesi (ditempuh pada saat pendi.
    S-1)
  2. Sertifikasi dalam jabatan

Marthen Pali, 12 Juni 2008
134
KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK
  • INDIVIDUAL DIFFERENCIES
  • Karakter Ciri-ciri Sifat-sifat Keunikan

APA SAJA YANG BERBEDA? Kecerdasan, Bakat, Minat,
Kebiasaan, Sikap, Gaya Belajar, Motivasi, Konsep
Diri, Prestasi Belajar, Ekspektasi, Berbagai
aspek kepribadian, Kecerdasan Majemuk, Kecerdasan
Emosional
  • BAGAIMANA CARA MEMAHAMI?
  • Teknik Tes Tes Inteligensi, Tes Kepribadian, Tes
    Bakat, Tes Minat
  • Teknik Non Tes berbagai Inventory, Wawancara,
    Angket, Observasi, Studi Kasus, Otobiografi,
    Sosiometri

135
Perkembangan Optimum Peserta didik
Pemenuhan Standar Kemandirian Peseta didik
perwujudan diri secara akademik, vokasional,
sosial dan personal, melalui Bimbingan dan
Konseling yang Memandirikan
Pemenuhan Standar Kompetensi Lulusan Penumbuhan
karakter yang kuat serta penguasaan hard skills
dan softskills, melalui Pembelajaran yang
Mendidik
Wilayah Layanan B K
yang Memandirikan
Wilayah Layanan Pembelajaran yang Mendidik
Penghormatan kepada Keunikan dan Komplementaritas
Layanan
136
PROSPEK ABKIN KE DEPAN
KEMBANGKAN CORE
  • Mengembangkan dan memantapkan layanan konseling
    yang memandirikan pada seting pendidikan formal,
    non formal
  • Mengembangkan layanan konseling yang
    memandirikan pada pendidikan informal

KEMBANGKAN SPESIALISASI
  • Pendidikan

Marthen Pali, 12 Juni 2008
137
I S O M O R P H I C M I N D C O M P E T E N C E
B K YANG MEMANDIRIKAN
PSIKOTERAPI YANG MEMULIHKAN
PEMBELAJARAN YANG MENDIDIK
VIA PENYETALAAN (FINE-TUNING) ANTARA KEPUTUSAN
DAN TINDAKAN PSIKOTERAPIS DENGAN PERKEMBANGAN
KEBUTUHAN PENATAAN DIRI YANG UNIK DARI TIAP
PASIEN. KEGAGALAN MERAIH STANDAR YANG BERLAKU,
SEGERA MEMPEROLEH SANKSI SOSIAL-VOKASIONAL.
VIA PENYETALAAN (FINE-TUNING) ANTARA KEPUTUSAN
DAN TINDAKAN KONSELOR DENGAN PERKEMBANGAN
KEBUTUHAN PENGENALAN DIRI YANG UNIK DARI TIAP
KONSELI. KEGAGALAN MERAIH STANDAR YANG BERLAKU,
MEMPEROLEH SANKSI VOKASIONAL-SOSIAL JANGKA
PANJANG.
VIA PENYETALAAN (FINE-TUNING) ANTARA KEPUTUSAN
DAN TINDAKAN GURU DENGAN PERKEMBANGAN KEBUTUHAN
BELAJAR YANG UNIK DARI TIAP PESERTA DIDIK.
KEGAGALAN MENCAPAI STANDAR YANG BERLAKU,
MEMPEROLEH SANKSI SKOLASTIK.
Marthen Pali, 12 Juni 2008
138
KONSELING YANG MEMANDIRIKAN
EKSPLORASI MASALAH KONSELI
KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSELI
KEMASLAHATAN UMUM
TRANSAKSI KONSELING MIND COMPETENCE
PENGE- NALAN DIRI KONSELI
EMPATI
KEPUTUSAN KONSELI
KESADARAN DIRI KONSELOR
EKSPLORASI PILIHAN KONSELI
KEMASLAHATAN KONSELI
Sumber Raka Joni, 2008 Hogan-Garcia, 2003 dan
Sternberg, 2003
Marthen Pali, 12 Juni 2008
139
(No Transcript)
140
(No Transcript)
141
(No Transcript)
142
(No Transcript)
143
Sekarang Alt. I A
SISTEM AKREDITASI NASIONAL
DEPDIKNAS
BAN-PT
PERGURUAN TINGGI A
PERGURUAN TINGGI B
AKREDITASI
PS 1
PS 3
PS 4
PS 2
PS W
PS X
PS Y
PS Z
144
SISTEM AKREDITASI NASIONAL ALTERNATIF II
DEPDIKNAS
ASOSIASI PERGURUAN TINGGI
PEMBENTUKAN
BAN-PT
AKREDITASI
PERGURUAN TINGGI A
PERGURUAN TINGGI B
PS 1
PS 3
PS 4
PS 2
PS W
PS X
PS Y
PS Z
Akreditasi program studi
Alt. I B
145
Alternatif II
DEPDIKNAS
MAJELIS BADAN AKREDITASI PERGURUAN TINGGI (BAN-PT)
ORGANISASI PROFESI
(MUTU/KELAYAKAN) (STANDARD)
PEMBENTUKAN
KOMISI AKREDITASI INSTITUSI (KAI) PERGURUAN
TINGGI (AKREDITOR INSTITUSI)
AUDIT
AKREDITASI
AUDIT
  • PROGRAM STUDI A
  • PROGRAM STUDI B
  • PROGRAM STUDI C
  • DST

?PT AGAMA ISLAM ?PT AGAMA KRISTEN ?PT AGAMA
KATOLIK ?PT AGAMA HINDU BUDHA
?UNIVERSITAS/INSTITUT ?SEKOLAH TINGGI ?
AKADEMI/POLITEKNIK
146
DEPDIKNAS
ORGANISASI PROFESI
Alternatif IIA
ASOSIASI PERGURUAN TINGGI
PEMBENTUKAN
MAJELIS BADAN AKREDITASI PERGURUAN TINGGI (BAN-PT)
(MUTU/ KELAYAKAN/STANDARD)
PEMBENTUKAN
AUDIT
KOMISI AKREDITASI INSTITUSI (KAI) PERGURUAN
TINGGI (AKREDITOR INSTITUSI)
ORGANISASI PELAKSANA AKREDITASI PROGRAM
STUDI (OPAPS)
AKREDITASI PROGRAM STUDI SETELAH INSTITUSINYA
LULUS AKREDITASI INSTITUSI
AUDIT INSTITUSI
  • PROGRAM STUDI A
  • PROGRAM STUDI B
  • PROGRAM STUDI C
  • DST

?PERGURUAN TINGGI A ?PERGURUAN TINGGI B
?PERGURUAN TINGGI C ?DST.
147
Persiapan akreditasi institusi
  • BAN-PT
  • Perguruan Tinggi
  • Asosiasi profesi

148
Jadwal pelaksanaan
BAN
Penyempurnaan sistem sosialisasi
Pengembangan sistem
Uji coba sosialisasi
M U L A I
2004
2005
2006
PT
Penyusunan sistem jaminan mutu internal
2004
2005
2006
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com