KOMUNIKASI DALAM KONSELING - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

KOMUNIKASI DALAM KONSELING

Description:

KOMUNIKASI DALAM KONSELING Muhsin Kalida * * * 8. Goal setting. Motivasi merupakan perilaku yang berorientasi pada tujuan (goal). Oleh sebab itu penetapan tujuan ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:7512
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 120
Provided by: DMIJ
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: KOMUNIKASI DALAM KONSELING


1
KOMUNIKASI DALAM KONSELING
Muhsin Kalida
2
PENGERTIAN KOMUNIKASI
  • Secara terminologis
  • Komunikasi berarti proses penyampaian atau
    pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
  • Secara paradigmatic
  • Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan
    oleh seseorang kepada orang lain untuk
    memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat,
    atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun
    tidak langsung melalui media.

3
Komponen Komunikasi kOnseling
  • Komunikator / konselor /guru
  • Pesan/materi
  • Media/alat
  • Komunikan/klien/siswa
  • Efek/hasil

4
Sifat Komunikasi konseling
  • Tatap muka
  • Bermedia (mediated)
  • Verbal, baik lisan maupun tulisan

5
PERHATIKAN EKSPRESI LAWAN BICARA!
  • Bosan
  • Capek
  • Terkejut
  • Marah
  • Kecewa
  • Bingung
  • Ngantuk
  • Gembira

6
METODE KOMUNIKASI
  • Jurnalistik
  • Hubungan masyarakat
  • Periklanan
  • Pameran
  • Publisitas
  • Propaganda
  • Penerangan

7
Teknik Komunikasi Konseling
  • Komunikasi informatif
  • Komunikasi persuasif
  • Komunikasi instruktif
  • Hubungan manusiawi

8
Fungsi Komunikasi Konseling
  • Menyampaikan informasi
  • Mendidik
  • Menghibur
  • Mempengaruhi

9
TUJUAN KOMUNIKASI KONSELING
  • Perubahan sikap
  • Perubahan pendapat
  • Perubahan perilaku
  • Perubahan sosial

10
Hambatan Komunikasi Konseling
  • Penerima tidak memperoleh informasi sesuai
    dengan yang diinginkan
  • Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan
    apa yang telah diketahui
  • Mengevaluasi/menilai sumber informasi
  • Pengamatan/persepsi yang berbeda
  • Menggunakan kata-kata yang bermakna ganda
  • Tanda-tanda nonverbal yang tidak sesuai dengan
    informasi
  • Pengaruh pesanan
  • Gaduh (noise)
  • Kurang mampu berkomunikasi

11
MENANGGULANGI HAMBATAN KOMUNIKASI
  • Gunakan umpan balik.
  • Berikan kesempatan untuk munculnya umpan balik
    dari orang lain melalui pengakuan, pertanyaan,
    mengulang kembali pesan-pesan yang diterima
    sesuai dengan interpretasi penerima pesan.
  • Gunakan komunikasi tatap muka
  • Peka terhadap dunia penerima yang berbeda, dalam
    hal ini nilai, kebutuhan, sikap, dan
    harapan-harapannya.
  • Sadar dan mengerti mengenai makna-makna simbolik,
    akan memperkecil masalah-masalah dalam
    komunikasi.
  • Gunakan bahasa yang sederhana, terarah pada apa
    yang dimaksud.
  • Gunakan pengulangan-pengulangan dalan jumlah yang
    tepat.

12
JANGAN LAKUKAN !!!....
  • Mengkritik
  • Berbeda pendapat
  • Menggunakan istilah khusus
  • Menggurui
  • Menginterogasi
  • Mempertanyakan integritas interview

DONTs
13
LIMA ELEMEN KOMUNIKASI
  • Sender, penyampai pesan
  • Pesan
  • Receiver, penerima pesan
  • Saluran komunikasi
  • Umpan balik

14
KIAT BERKOMUNIKASI
  • Berhenti bicara
  • Ciptakan suasana tentram bagi pembicara
  • Tunjukan minat untuk mendengarkan
  • Jauhkan gangguan
  • Empati kepada pembicara
  • Sabar
  • Tahan emosi
  • Terima dengan tenang argumen maupun kritik
  • Ajukan pertanyaan

15
BANGUN KEPERCAYAAN DIRI ANDA
  • Singkirkan alasan-alasan
  • Bangunkan potensi diri anda
  • Jangan membayangkan kegagalan
  • Kumpulkan catatan keberhasilan

16
Jenis-jenis komunikasi
  • Verbal (ucapan) 45
  • Non Verbal (bahasa tubuh) 55
  • Komunikasi Non Verbal
    Komunikasi Verbal

17
SHOW WHAT YOU MEAN (MENJELASKAN APA YANG DI
MAKSUDKAN)
  • Tes suara (try your voice)
  • Gunakan suaramu (Using your voice)
  • Berbicara dengan baik
  • - Natural
  • - Variatif / tidak monoton
  • - Riang akrab

18
  • Wassalaam..

19
PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU


20
SIAPA GURU?
  • Guru adalah pendidik profesional dg tugas utama
    mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
    melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
    pd pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
    formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
    (Psl 1 UU No 14/2005)

21
Standar Isi
Standar Proses
Standar Kompetensi Lulusan
Standar Nasional Pendidikan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar Sarana dan Prasarana
Standar Pengelolaan
Standar Pembiayaan
Standar Penilaian
22
STANDAR PROFESIONAL GURU
  • PROFESI Suatu pekerjaan yang menuntut
    keakhlian, keterampilan, tanggung jawab,
    komitmen, dan kesetiaan.
  • PROFESIONAL Suatu kinerja yang dituntut sesuai
    standar yang telah ditetapkan (seperti dokter,
    lawyer, notaris, guru ?)
  • PROFESIONALISME Derajat kinerja seseorang dalam
    melakukan profesinya sesuai standar dan etika.
  • PROFESIONALISASI Proses memfasilitasi seseorang
    menjadi profesional melalui berbagai latar
    aktivitas.

23
STANDAR GURU
  • Guru harus memiliki kualifikasi akademik dan
    kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat
    jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
    untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

PP no. 19 th. 2005 Standar Nasional Pendidikan
bab VI,
24
  • Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan
    minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik
    yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifat
    keahlian yang relevan sesuai ketentuan
    perundang-undangan yang berlaku.

PP no. 19 th. 2005 Standar Nasional Pendidikan
bab VI,
25
  • Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
    jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
    pendidikan anak usia dini meliputi
  • a. Kompetensi pedagogik
  • b. Kompetensi kepribadian
  • c. Kompetensi profesional dan
  • d. Kompetensi sosial.

PP no. 19 th. 2005 Standar Nasional Pendidikan
bab VI,
26
Pedagogik
  • Meliputi sub kompetensi
  • 1. memahami peserta didik
  • 2. merancang pembelajaran
  • 3. melaksanakan pembelajaran
  • 4. mengevaluasi hasil belajar
  • 5. mengembangkan peserta didik

27
Kepribadian
  1. mantap.
  2. stabil.
  3. dewasa.
  4. arif dan bijaksana.
  5. berwibawa.
  6. berakhlak mulia.
  7. menjadi teladan bagi peserta didik dan
    masyarakat.
  8. mengevaluasi kinerja sendiri, dan
  9. mengembangkan diri secara berkelanjutan.

28
Sosial
  1. berkomunikasi lisan dan tulisan.
  2. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi
    secara fungsional.
  3. bergaul secara efektif dengan peserta didik,
    sesama pendidik, tenaga kependidikan,
    orangtua/wali peserta didik. dan
  4. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

29
Profesional
  1. konsep, struktur, dan metoda keilmuan/
    teknologi/seni yang menaungi/ koheren dengan
    materi ajar.
  2. materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.
  3. hubungan konsep antar mata pelajaran terkait.
  4. penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
    sehari-hari.
  5. kompetisi secara profesional dalam konteks global
    dengan tetap melestarikan nilai dan budaya
    nasional.

30
Konsep Kepribadian?
  • Kepribadian terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan
    atau tradisi-tradisi yang merupakan akumulasi
    dari pengamalan atau pelaksanaan terhadap sesuatu
    yg tentunya telah dipahami.

31
Kepribadian Guru?
  • Kepribadian guru merupakan akumulasi dr
    kebiasaan-kebiasaan guru.
  • Kebiasaan-kebiasaan guru merupakan akumulasi dari
    pengamalan atau perbuatan guru sehari-hari
  • Perbuatan guru didasarkan pada pemahaman terhadap
    aturan-aturan guru profesional

32
GURU PROFESIONAL YANG MENGHIDUPKAN?
  • Guru yang dapat
  • Memberikan pencerahan pd peserta didik
  • Berpikir scr kritis dan kreatif
  • Memiliki jiwa enterpreneur
  • Memberikan alternatif solusi terhadap
    problem-problem yg dihadapi peserta didik

33
PENINGKATAN MUTU GURU SBG UPAYA PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN
KOMPE- TENSI BAGUS
PENDIDIKAN BERMUTU
KINERJA BAGUS
KBM BAGUS
PENGHA- SILAN BAGUS
34
SERTIFIKASI SBG BAGIAN PENINGKATAN MUTU GURU DAN
PENINGKATAN KESEJAHTERAANNYA
GURU SBG PROFESIONAL
HARUS BER- DIDIKAN S1/D4
HARUS BER- KOMPETENSI SBG AGEN PEM- BELAJARAN
LULUS UJI KOMPETENSI (SERTIFIKASI)
MEMILIKI SERTIFIKAT PENDIDIK
MEMPEROLEH TUNJANGAN PROFESI
35
APA SAJA KOMPETENSI PENDIDIK?
Pedagogis
Pemahaman peserta didik, peran- cangan,
pelaksanaa, evaluasi Pembelajaran, pengemb.PD
(1) Aspek potensi peserta didik (2) teori
belajar pembelajaran, strategi, kompetensi
isi, dan meran- cang pembelj(3) menata latar
melaksanakan (4) asesmen proses dan hasil dan
(5) pengemb akademik nonakademik
Kepribadian
(1) Norma hukum sosial, rasa bangga,Konsisten
dgn norma (2) mandiri etos kerja (3)
berpengaruh positif disegani (4) norma
religius diteladani (4) jujur
Mantap Stabil, Dewasa, Arief, Berwibawa, Akhlak
Mulia
Profesional
(1) Paham materi, struktur, konsep, metode
Keilmuan yang menaungi, menerapkan dlm kehidupan
sehari-hari dan (2) metode pengembangan ilmu,
telaah kritis, kreatif dan inovatif terhadap
bidang studi
Menguasai keilmuan bidang studi dan langkah
kajian kritis pendalam- an isi bidang studi
Sosial
Menarik, empati, kolaboratif, suka menolong,
menjadi panutan, komunikatif, kooperatif
Komunikasi bergaul dgn peserta didik, kolega,
dan masyarakat
36
KERANGKA PEMBELAJARAN

Tujuan, Metode dan Strategi
  • Standar Kompetensi Lulusan
  • Standar Kompetensi
  • Kompetensi Dasar
  • Kedalaman Materi

Proses Belajar Mengajar
kognitif
Spiritual
motorik
afektif
Measurement, Assessment and Evaluation
37
SIKLUS PERBAIKAN MUTU PENDIDIKAN
38
Model Peningkatan Mutu Pendidikan Quality
Assurance (QA), Quality Control (QC), and Quality
Improvement (QI)
MUTU HASIL BELAJAR
QA
QI
QC
39
WASPADA, MUSUH GURU
40
TIPE KINERJA GURU
  • Stoltz dalam Sumardi (2007)
  • Guru Pendaki (Climber)
  • Guru Biasa (Camper)
  • Guru Pecundang (Quitter)

41
TIPE GURU PENDAKI
  • Guru Pendaki Guru Unggul Guru Profesional
  • Ciri-ciri
  • Komitmen dan dedikasi tinggi
  • Berani berkembang
  • Kreatif, inovatif, dan produktif
  • berorientasi sukses dan mutu
  • cerdas memotivasi diri sukses undang sukses
    baru.
  • Mau berkorban untuk kemajuan

42
TIPE GURU BIASA
  • Guru Biasa Guru pada umumnya? Guru
    Profesional pas-pasan
  • Ciri-ciri
  • Cepat puas atas prestasi yang biasa-biasa saja,
  • Mudah hanyut dalam rutinitas
  • Idealisme rendah (biasanya praktis)
  • Tidak ada dorongan untuk berubah
  • Mengajar sekedar menggugurkan kewajiban
  • Kreatifitas dan inovatif rendah

43
TIPE GURU PECUNDANG
  • Guru PecundangGuru berkomitmen dan berdedikasi
    rendah Kompetensi rendah
  • Ciri-ciri
  • Merasa dirinya sudah hebat, sudah berhasil
  • Bersikap keras dan galak untuk menututupi
    kelemahannya
  • Bersifat sombong, dan remehkan orang lain,
    termasuk siswanya
  • Mengobral nilai
  • Tidak ada komitmen
  • Tidak memiliki orientasi mutu dan kemajuan

44
MANAJEMEN KELAS (CLASSROOM MANAGEMENT)
  • Muhsin Kalida

45
  • Pengelolaan kelas adalah kombinasi antara
    strategi pengajaran dan pengorganisasian kelas
  • Pengelolaan kelas merupakan kunci pengajaran yang
    efektif karena ia mempengaruhi semua dimensi
    dalam proses belajar-mengajar.
  • Pengelolaan kelas adalah tindakan yang dilakukan
    guru untuk mendorong siswa dalam belajar.

46
  • Pengelolaan kelas dipandang sebagai suatu proses
    sedangkan disiplin adalah produk dari pengelolaan
    kelas.(Disiplin merupakan fungsi pengelolaan
    kelas).
  • Usaha pendisiplinan dilakukan guru apabila siswa
    melakukan misbehavior seperti berbicara atau
    meninggalkan kelas tanpa ijin, mengetuk-ngetukkan
    pensil, tidak mencatat, menyodok atau memukul
    teman sebangku, atau bahkan yang lebih serius
    berkelahi, memukul guru, dan membawa senjata
    tajam ke sekolah.

47
  • Evertson Smylie faktor paling penting untuk
    mengarahkan perilaku siswa adalah dengan cara
    mengoptimalkan penggunaan waktu dalam aktivitas
    belajar.
  • Doyle Pada masa lalu pengelolaan kelas
    ditujukan untuk mengatasi misbehavior siswa,
    sekarang pengelolaan kelas dimaksudkan untuk
    mencegah agar tidak terjadi misbehavior siswa.

48
  • Efektivitas penggunaan waktu di kelas merupakan
    indikator manajemen kelas yang berhasil.
  • Guru yang menyajikan pelajaran dengan menarik,
    mengorganisasi pelajarannya secara baik,
    memberikan insentif bagi pelajar yang berhasil,
    mengakomodasi perbedaan individual siswa dalam
    pengajaran, dan merencanakan serta mengelola
    waktu secara efektif, akan menghambat munculnya
    misbehavior .

49
  • Istilah classroom management dan disiplin
    seringkali dipakai bergantian,
  • Istilah disiplin fokus pada perilaku misbehavior
    dan punishment.
  • Istilah disiplin memiliki dua keterbatasan
  • (1) disiplin menyoroti individu daripada kelas,
    (2) disiplin memiliki konotasi hanya untuk
  • perilaku negatif.
  • Classroom management menyoroti semua perilaku
    positif dan keputusan guru memfasilitasi proses
    belajar siswanya.

50
  • Tujuan rencana managemen kelas yang efektif
    adalah
  • 1. Membantu siswa untuk tetap dapat
  • fokus pada belajar
  • 2. Mengurangi faktor-faktor yang mengganggu
  • belajar
  • 3. Mengorganisasi dan memfasilitasi alur
  • aktivitas belajar
  • 4. Membantu siswa dapat mengelola
  • belajarnya sendiri

51
  • Waktu belajar di kelas terkurangi oleh
  • lambatnya guru memulai atau cepatnya guru
  • mengakhiri pelajaran,
  • (b) passing-out of materials,
  • (c) pendisiplinan siswa,
  • (d) pembicaraan tentang even-even mendatang,
  • (e) pengumuman, dan
  • (f) aktivitas di luar pelajaran.

52
  • Selain itu ketika pelajaran berlangsung siswa
    tidak sepenuhnya involved, melamun, keluar kelas,
    meruncing pensil, nganggur karena tugasnya sudah
    selesai, dsb.

53
Faktor Penyebab Misbehavior Pada Siswa
  • Faktor sosiologis
  • Sekarang banyak kedua orangtua bekerja di luar
    rumah, sehingga anak banyak menghabiskan waktunya
    untuk noton tv daripada belajar.
  • Siswa sekarang berada dalam lingkungan yang
    lebih permisif, dan hak serta kebebasan
    berekspresi yang mereka miliki lebih luas
    daripada sebelumnya

54
  • Faktor energi dan usaha Guru
  • Guru seringkali kewalahan dalam usahanya
    menegakkan peraturan, sehingga mereka
    menanganinya dengan teknik laisezz faire asal
    siswa tidak sampai merusak maka guru akan
    mengabaikan misbehavior yang dilakukan siswa.
  • Faktor kurangnya pengetahuan guru
  • Guru kurang memiliki pengetahuan tentang
    cara-cara yang lebih efektif dalam menangani
    misbehavior sehingga mereka menanganinya hanya
    berdasar intuisi dan pengalaman.

55
Pengelolaan Kelas yang Efektif
  • Menciptakan lingkungan belajar sebaik mungkin.
  • Kegaduhan dalam kelas yang learning oriented
    bukan merupakan pengelolaan kelas yang buruk
    kalau kegaduhan tsb. merupakan bagian aktivitas
    belajar.

56
  • Mengembangkan tanggungjawab dan regulasi diri
    (self-regulation) siswa.
  • Sistem pengelolaan kelas dikatakan efektif
    apabila mampu menumbuhkembangkan kemampuan siswa
    dalam mengelola belajar dan mengontrol perilaku
    belajar.
  • McCaslin Good Pengelolaan kelas yang baik
    akan meningkatkan self understanding,
    self-evaluation, dan self-control pada siswa.
    Perspektif ini memandang bahwa pengelolaan kelas
    merupakan alat untuk menciptakan kelas yang
    tertib dan siswa yang self-regulated.

57
  • Dalam kelas yang berorientasi pada kepatuhan
    (obedience-oriented classroom), akan menghasilkan
    siswa yang orientasi berfikirnya mengikuti
    peraturan secara mutlak daripada berfikir tentang
    aktivitas belajar yang fungsional. Orientasi
    kepatuhan menekankan pada perilaku yang
    konformis dan patuh pada otoritas guru.
  • Dalam kelas yang berorientasi pada tanggungjawab
    (responsibility orientated classroom), guru
    menekankan pada self-regulation dan membantu
    siswa untuk mengerti alasan diberlakukannya suatu
    peraturan dan akibat kalau melanggarnya.

58
Mengelola Pembelajaran yang Berorientasi Belajar
  • Mengatur ruang kelas
  • Menegakkan Peraturan dan Prosedur
  • Menciptakan Atmosfir Positif
  • Memberi pengajaran
  • Membangun Attention
  • Mempertahankan Attention
  • Pacing.
  • Summarizing
  • Membuat transisi yang smooth

59
Prinsip Umum Pengelolaan Kelas
  • Beberapa tahun belakangan, pengelolaan kelas
    terutama menggunakan pendekatan behavioral,
    khususnya untuk mengarahkan perilaku siswa di
    kelas. Untuk pembelajaran yang melibatkan ranah
    kognitif dan self-directed, hanya menggunakan
    pendekatan behavioral tidak mencukupi.

60
  • Delapan prinsip pengelolaan kelas yang efektif
  • Memberikan aktivitas belajar yang bermakna
    (meaningful learning activities)
  • Menciptakan lingkungan kelas yang mendukung
  • Tersedianya kesempatan untuk meraih sukses bagi
    siswa
  • Membantu mengubah tujuan (goal) belajar dari
    siswa
  • Memberikan feedback atas hasil yang dicapai siswa
  • Menyertakan siswa dalam mengambil keputusan
  • Mempersiapkan program untuk hari-hari buruk
  • Memperkuat perilaku siswa yang sesuai dengan
    harapan

61
MENJADI PENGAJAR YANG EFEKTIF
  • MUHSIN KALIDA

62
PENGAJAR YANG EFEKTIF
  • Menjadi pengajar yang efektif adalah dambaan
    setiap orang yang telah memilih profesi sebagai
    guru.
  • Pengajar yang efektif adalah pengajar yang
    bermutu.
  • Ciri-ciri pengajar yang efektif
  • Mengajar dengan jelas dan efisien
  • Dekat dengan siswa
  • Disenangi oleh siswa
  • Murid/siswa merasa banyak belajar darinya
  • Menjadi teladan dan idola siswa
  • Melayani siswa secara baik dan suka menolong
    lanjutan..

63
  • Menguasai dengan baik ilmu yang diajarkan.
  • Dapat mengajar dengan variasi metoda pembelajaran
    yang tepat.
  • Dapat memilih dan menggunakan dengan terampil
    berbagai alat bantu mengajar yang tepat.
  • Dapat menjelaskan yang sulit-sulit menjadi
    sederhana dan mudah dimengerti .

Dengan mengetahui hal-hal di atas setiap guru
dapat mengevaluasi diri, sehingga mengetahui
dalam hal apa dirinya masih perlu ditingkatkan.
64
LANGKAH-LANGKAH MENUJU PENGAJARAN YANG EFEKTIF
1. MENENTUKAN TUJUAN MATA AJARAN YANG JELAS
Kemampuan apa dan kompetensi apa
yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti
mata ajaran. Tujuan harus spesifik.
Tujuan merefleksikan perilaku
tertentu. Tujuan secara jelas
menyebutkan kawasan dan ting- katan yang ingin
dicapai kognitif, psikomotor, afektif.

65
2. MEMILIH BUKU-BUKU AJAR ( Textbooks )
Sumber materi pengajaran silabus. Guru
dan murid menggunakan acuan yang sama. Buku
ajar yang baik mengandung informasi
budaya. Buku ajar merefleksikan nilai-nilai
dari disiplin ilmu yang
bersangkutan. Buku ajar membantu
mengembangkan daya intelektual.
Buku ajar berisi materi yang terorganisasi
dan tersusun secara runtut. Buku ajar
memungkinkan siswa men dalami sendiri
ilmu yang bersangkutan.
66
3. MENGATASI ACARA HARI PERTAMA Hari
pertama perkuliahan sangat penting artinya.
Tujuan pengajaran mata ajaran dijelaskan.
Kontrak belajar-mengajar dibuat. Memberi
wawasan yang akan dicakup oleh mata ajaran
dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Saling mengenal pengajar dan mahasiswa.
Pengajar harus bisa menunjukkan citra yang
baik. Membangkitkan minat kuat pada mata
ajaran. Pengalaman hari pertama memungkinkan
pengajar menyusun strategi pengajaran untuk
hari-hari berikutnya.
67
4. MENINGKATKAN KECANGGIHAN PEMBELAJARAN
Penguasaan materi oleh pengajar secara
mencukupi. Persiapan secara sistematik.
Berikan garis besar pembelajaran (TIK).
Merencanakan dan melaksanakan belajar yang lebih
hidup dan menggairahkan -
Belajar yang partisipatif. - Tugas menulis
dan menyajikan secara lisan. - Pemecahan
masalah contoh, demonstrasi, latihan,
kasus. - Diskusi kelas / Diskusi
kelompok. - Keterampilan Analisis.
68
- Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil,
adakan diskusi / debat. - Simulasi dan
Permaninan peran. Aspek-aspek penyampaian
- Kuasai dengan baik apa yang Anda
sampaikan. - Bicaralah secara pelan, nyaring
dan jelas dengan nada dan intonasi yang enak
didengar. - Tataplah para siswa, bukan papan
tulis, lantai atau langit-langit. Anda akan
mendapatkan arti dari ekspresi wajah para
siswa sewaktu mendengarkan. - Ajukan
pertanyaan-pertanyaan dan tunggulah jawaban
dari siswa. - Gerakkan mulut dan badan Anda,
jangan seperti patung. - Buatlah ringkasan
dan kesimpulan pada akhir belajar.
69
5. TINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA Melalui
kegiatan-kegiatan berikut ini diskusi
makalah laporan lisan studi kasus
simulasi permainan peran penyajian
multi-media praktikum di lab. - Diskusi
meningkatkan interaksi. - Belajar bersama
dalam kelompok. - Berfikir kritis menanggapi
- Belajar di lapangan (studi kasus)
70
6. MEMPERBANYAK DISKUSI DENGAN DAN ANTAR SISWA
Pengajar memberi permasalahan. Partisipasi
siswa Pengajar memberi penguatan
(reinforcement) Pengajar memberi koreksi dan
umpan balik.
71
7. STUDI - STUDI KASUS
a. Membahas kasus yang sama-sama diketahui. b.
Menulis kasus berdasar pengamatan. CARANYA
1. Simulasi 2. Studi lapang 3. Metoda
laboratorium.
72
8. TUGAS MENULIS MAKALAH DAN
PENYAJIAN LISAN
Latihan menggunakan bahasa secara baik dan
benar. Latihan menulis dan berbicara format.
Latihan berfikir dan menulis secara runtut.
Memperdalam penguasaan pengetahuan. Penyajian
secara lisan dengan dibantu menggunakan -
papan tulis - multi-media - video - flip
chart
73
9. MENGUJI DAN MENILAI SISWA
a. Test mingguan b. Test mendadak sebelum,
ditengah, diakhir kuliah. c. Test tengah
semester d. Test akhir semester e. Test sebelum
perkuliahan (pre-test)
Test diperiksa Dinilai secara adil Hasil
test dikembalikan
74
MOTIVASI BELAJAR
  • Muhsin Kalida

75
  • Dorongan yang ada pada diri seseorang untuk
    melakukan sesuatu disebut motif.
  • Sorenson mengatakan motif adalah fikiran
    (thought) atau perasaan (feeling) yang bekerja
    sebagai suatu drive yang berkekuatan mendorong
    seseorang melakukan tindakan tertentu dan bukan
    tindakan yang lain pada suatu saat tertentu.
  • Grinder mengatakan motif adalah drive atau
    impuls dari dalam diri individu yang menimbulkan
    perilaku, mempertahankan perilaku, dan
    mengarahkan perilaku tersebut ke arah tujuan.

76
  • Apabila motif menjadi aktif maka muncul gerakan
    melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan sesuai
    dengan motifnya. Munculnya gerakan melakukan
    aktivitas ini disebut sebagai motivasi.
  • Perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang
    selektif, goal-oriented, dan persisten.
  • Slavin mengatakan bahwa motivasi memiliki
    intensitas dan arah, yang oleh Gage dan Berliner
    intensitas motivasi dianalogikan sebagai mesin
    mobil sedangkan arah motivasi adalah kemudinya.

77
  • Motif akan berubah menjadi motivasi apabila ada
    stimulasi. Apabila sumber stimulasinya berasal
    dari dalam diri individu maka motivasinya disebut
    motivasi intrinsik, sedangkan motivasi ekstrinsik
    terjadi apabila individu melakukan sesuatu karena
    alasan-alasan eksternal seperti ingin
    menyenangkan guru atau orangtuanya atau untuk
    menghindari hukuman.
  • Kekuatan motivasi seseorang tidak tergantung
    pada internal atau eksternal stimulasinya, tetapi
    yang pasti persistensi motivasi intrinsik lebih
    tinggi daripada persistensi motivasi ekstrinsik.

78
  • Dari kelompok-kelompok teori belajar, kelompok
    Behavioristik menerangkan motivasi berdasar pada
    prinsip reward atau reinforcement. Kelompok teori
    kognitif menerangkan motivasi berdasar pada
    prinsip keseimbangan (balance atau equilibrium).
    Kelompok ini berpendapat bahwa orang tergerak
    melakukan sesuatu karena ingin mencapai keadaan
    seimbang.

79
Teori Motivasi
  • Need Hierarchy Theory (Maslow)
  • mengemukakan bahwa motivasi seseorang untuk
    melakukan sesuatu didorong oleh kebutuhan apa
    yang paling dominan pada saat tertentu.
  • Orientasi perilaku individu terutama adalah pada
    pemenuhan kebutuhan yang paling dominan tersebut.
  • Maslow menggolong-golongkan kebutuhan menusia
    menjadi lima kelompok yang berurutan secara
    hirarkhis, mulai dari kelompok kebutuhan yang
    paling rendah tingkatannya sampai dengan kelompok
    kebutuhan yang paling tinggi tingkatannya.

80
  • Slavin, McCown dkk mengelompokkan hirarkhi
    kebutuhan manusia kedalam tiga kategori, yaitu
  • 1) Deficiency needs adalah kebutuhan dasar yang
    diperlukan manusia bagi kesehatan fisik dan
    psikisnya
  • 2) Growth needs adalah kebutuhan untuk
    mengetahui, menilai dan mengerti sesuatu
  • 3) Self actualization needs adalah kebutuhan
    untuk mengembangkan potensi secara penuh.

81
  • Implikasi teori Maslow bagi pendidikan adalah
    pentingnya pemenuhan deficiency needs dan growth
    needs siswa. Siswa yang dalam keadaan lapar atau
    fisik lemah akan memiliki energi psikologis yang
    kecil untuk belajar. Basic needs siswa perlu
    dipenuhi agar siswa dapat belajar dengan baik.

82
Kebutuhan-kebutuhan defisiensi seperti cinta dan
harga diri adalah penting bagi siswa. Jika mereka
merasa tidak dicintai dan merasa tidak capable
maka mereka tidak akan memilki motivasi kuat
untuk belajar dan mengembangkan diri. Bisa jadi
mereka akhirnya mengambil pilihan safe seperti
pergi dengan gengnya dengan mengabaikan
tugas-tugas sekolah.
83
  • Guru yang mampu memberikan rasa tentram pada
    siswanya akan membuat siswa merasa diterima dan
    dihargai sebagai individu, sehingga membangkitkan
    motivasi mereka menjadi kuat untuk belajar dan
    mengembangkan diri serta self-directed.

84
Expectancy Theory of Motivation
  • Edwards dan kemudian Atkinson mengembangkan teori
    motivasi yang formulanya sebagai berikut
  • Motivasi Perkiraan sukses x Nilai insentif
    kesuksesan
  • Formula di atas disebut sebagai
    Expectancy-Valence Model karena motivasi
    seseorang sepenuhnya tergantung pada
    harapan-harapan seseorang terhadap rewards. Apa
    yang dinyatakan oleh teori ini adalah bahwa
    motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu
    tergantung pada produk atau hasil kali antara
    estimasi seseorang tentang taraf kemungkinan
    sukses apabila ia mengerjakan sesuatu dengan
    nilai yang akan diperoleh apabila benar-benar
    sukses (nilai insentif kesuksesan).

85
PENTINGNYA TEORI EKSPEKTANSI BAGI PENDIDIKAN
  • Implikasi paling penting teori ekspektansi bagi
    pendidikan adalah usulannya tentang pemberian
    tugas bagi siswa, yaitu jangan terlalu sukar dan
    jangan terlalu mudah. Eksperimen klasik yang
    dilakukan Atkinson mendukung statemen di atas.
  • Penelitian dilakukan terhadap 4 kelompok
    (masing-masing kelompok sebanyak 20 siswa) dengan
    memberi tugas sama dan memberitahukan kepada
    masing-masing kelompok secara berbeda, bahwa

86
  • Klp. IYang mendapat skor tertinggi akan diberi
    hadiah
  • (probablity of success Ps 1/20)
  • Klp. II Lima mahasiswa yang mendapat skor
    tertinggi akan diberi hadiah (probability of
    success Ps 1/4)
  • Klp. III Sepuluh mahasiswa yang skornya tinggi
    akan diberi hadiah (probablity of success Ps
    1/2)
  • Klp. IV 15 yang mendapat nilai tinggi akan
    diberi hadiah
  • (probability of success Ps 3/4).

87
Teori X Y
  • Teori yang dikemukakan oleh Douglass McGregor ini
    memandang hakekat manusia dengan dua asumsi yang
    berlawanan.
  • Teori X berasumsi bahwa pada dasarnya kebanyakan
    manusia malas, tidak senang menerima
    tanggungjawab, lebih suka dikontrol dan diawasi
    dalam bekerja. Mereka akan termotivasi dalam
    bekerja apabila digunakan prinsip rewards dan
    punishments dalam organisasi kerja, dilakukan
    pengawasan secara ketat dalam kerjanya, diberi
    peraturan yang jelas, diberi tugas-tugas yang
    jelas dan terstruktur. Individu yang sesuai
    dengan asumsi teori X ini motivasinya ekstrinsik
    dalam bekerja.
  • Teori Y berasumsi bahwa pada hakekatnya manusia
    suka bekerja, mampu melakukan kontrol terhadap
    dirinya, dan umumnya kreatif dan self-directed.
    Individu yang karakteristiknya sesuai dengan
    asumsi teori Y ini motivasi kerjanya adalah
    intrinsik.

88
Achievement Motivation Theory
  • Menurut McClelland motivasi berprestasi
    (achievement motivation) adalah suatu keinginan
    atau kecenderungan mengatasi hambatan atau
    perintang dan menyelesaikan tugas yang sulit
    dengan kekuatan usaha. Motivasi berprestasi dapat
    manifes sebagai suatu sikap competitiveness dan
    willingness untuk mengambil risiko tertentu.

89
  • Perilaku yang berorientasi pada prestasi
    (achievement oriented behavior) adalah perilaku
    yang berusaha untuk mencapai standard of
    excellency. Orang yang mempunyai motivasi
    berprestasi tinggi akan tertarik dengan pekerjaan
    yang mengandung tantangan bagi dirinya. Apabila
    ia memutuskan untuk mengerjakan sesuatu maka ia
    mengantisipasi hambatan-hambatan yang ada,
    strategi untuk melaksanakan dan mengatasi
    hambatan, serta konsekuensi dari pelaksanaan
    strategi tersebut.

90
  • Karakteristik individu yang motivasi
    berprestasinya tinggi
  • menyukai tugas yang menuntut usaha dan kemampuan
    sendiri, bukan bantuan orang lain atau success
    by chance,
  • selalu melakukan antisipasi terhadap aktivitas
    yang akan dilakukannya, kira-kira akan berhasil
    atau gagal,
  • ingin segera tahu hasil konkrit usahanya,
  • memilih teman kerja berdasar kemampuan,
  • rasa percaya dirinya besar,
  • tak suka buang waktu,
  • ulet, tangguh, tak mudah putus asa,
  • memiliki upaya besar dalam aktivitasnya untuk
    mencapai tujuan,
  • memiliki tingkat aspirasi sedang,
  • memilih pekerjaan yang taraf kesukarannya moderat.

91
Cara Memotivasi Belajar
  • 1. Dengan memakai praise dan blame.
  • Sudah merupakan kodrat manusia bahwa setiap
    orang senang mendapat pujian atas prestasi yang
    dicapainya. Pujian dapat diberikan dalam bentuk
    senyuman, anggukan, acungan jempol, atau secara
    verbal. Baik pujian maupun celaan mempunyai efek
    yang berbeda bagi setiap siswa. Ada siswa yang
    senang dengan pujian atas prestasi 7 yang
    diperolehnya, tetapi siswa yang lain tidak. Hal
    ini berkaitan dengan pengalaman dan tingkat
    aspirasinya.

92
  • 2. Dengan menggunakan sistem rewards
    punishments.
  • Pemberian rewards atas perilaku atau
    performansi siswa yang bagus akan menimbulkan
    interes bagi siswa sehingga ia akan termotivasi
    belajarnya. Pemberian punishment atas perilaku
    atau performansi jelek siswa dikenakan bila
    dianggap perlu saja sebab hukuman dapat
    menyebabkan efek negatif (malu, dendam, cemas,
    dsb).

93
  • 3. Dengan memperhatikan tingkat aspirasi siswa
  • Taraf aspirasi ialah taraf performansi yang
    dicita-citakan seseorang untuk yang akan datang.
    Seyogianya pendidik memberi tugas, membimbing,
    mengarahkan, dan memberi perlakuan sesuai dengan
    taraf aspirasi yang dimiliki siswa.

94
  • 4. Menciptakan suasana kompetitif.
  • Pendidik perlu menciptakan sarana kompetisi yang
    konstruktif dalam rangka memotivasi belajar
    siswanya. Ada tiga jenis kompetisi yang dapat
    diterapkan guru, yaitu (a) kompetisi siswa
    dengan dirinya sendiri (self competition), (b)
    kompetisi antara siswa dalam satu kelompok (intra
    group competition), dan (c) kompetisi antara
    kelompok (inter group competition). Jenis
    kompetisi mana yang lebih efektif tergantung
    homogin atau heteroginnya kemampuan siswa dalam
    kelas atau kelompok.

95
  • 5. Menciptakan sarana umpan balik (feedback).
  • Proses belajar akan lebih cepat dan efektif
    apabila siswa mengetahui hasil dari aktivitas
    belajar yang sudah dilakukannya. Secara
    eksperimental telah dibuktikan oleh para ahli
    psikologi bahwa knowledge of result akan
    menimbulkan motivasi dan meningkatkan penguasaan
    pelajaran yang diajarkan. Tokoh yang mempelopori
    pemakaian sarana umpan balik ini adalah Skinner
    melalui programmed learningnya. Seyogianya guru
    menginformasikan dengan segera hasil belajar
    siswanya untuk meningkatkan motivasi belajar
    mereka.

96
  • 6. Dengan mengenalkan hal-hal baru (novelty).
  • Setiap hal yang baru akan menimbulkan minat pada
    diri individu. Oleh karena itu pendidik perlu
    mengenalkan hal-hal baru dalam pengajarannya.
    Travers mengatakan bahwa salah satu unsur pokok
    untuk membangkitkan motivasi belajar adalah
    dengan mempersiapkan bahan belajar atau metode
    mengajar sedemikian rupa agar memungkinkan bagi
    siswa untuk dapat melakukan eksplorasi terhadap
    hal-hal baru.

97
  • 7. Menghindari cara dan suasana menegangkan.
  • Ketegangan dan kecemasan dalam taraf yang masih
    dapat ditolerir menurut kelompok teori kognitif
    akan membangkitkan motivasi. Tapi apabila
    ketegangan yang diciptakan guru didalam setting
    pengajaran sudah berada di luar batas kewajaran,
    maka hal tersebut mengganggu fungsi kognisi siswa
    sehingga tidak dapat menampilkan performansi yang
    optimal. Oleh sebab itu guru jangan menciptakan
    suasana menegangkan yang berlebihan. Pemberian
    tugas seperti membuat makalah, memberikan PR
    adalah menciptakan suasana menegangkan tapi masih
    dapat ditolerir siswa apabila tugas atau PR
    tersebut masih dalam jangkauan siswa kalau ia
    berusaha.

98
  • 8. Goal setting.
  • Motivasi merupakan perilaku yang berorientasi
    pada tujuan (goal).
  • Oleh sebab itu penetapan tujuan belajar adalah
    penting. Sebaiknya penetapan tujuan bersifat
    realistis. Seseorang akan mempunyai motivasi yang
    lebih tinggi untuk mencapai tujuan tertentu
    apabila tujuan (goal) tersebut ditetapkan oleh
    dirinya sendiri, bukan oleh orang lain (guru
    misalnya).
  • Klausmeier dkk. mengembangkan program belajar
    yang berdasarkan prinsip tersebut dengan nama
    Individually Guided Motivation (IGM). Misalnya
    siswa menetapkan sendiri berapa halaman yang akan
    dia baca dalam satu minggu, atau nilai berapa
    yang akan ia capai untu quiz minggu depan.
    Ternyata program IGM efektif meningkatkan
    prestasi siswa

99
  • 9. Dengan menciptakan rasa butuh belajar.
  • Para guru seyogianya dapat membuat strategi
    sedemikian rupa agar setiap siswa merasa butuh
    untuk belajar. Merasa butuh ini bisa kebutuhan
    psikis, fisik, dan sosial.
  • 10. Memperlihatkan motivated behavior melalui
    model.
  • Penerapan teori belajar sosial atau modelling
    melalui vicarious learning dapat mempengaruhi
    siswa sehingga ia termotivasi untuk
    berbuat/belajar seperti model yang dilihatnya

100
  • 11. Menstimulir Minat Siswa terhadap Pengetahuan
  • Sebelum memulai pelajaran guru perlu meyakinkan
    pada siswa tentang pentingnya pelajaran, mungkin
    bagi pelajaran-pelajaran berikutnya dan atau bagi
    kegunaan praktis dalam kehidupan.
  • 13. Penyajian Pelajaran dengan Model yang
    Menarik dan Bervariasi
  • Menggunakan film, guest speaker, demonstrasi,
    komputer, dan bahan-bahan yang menarik.

101
  • 12. Mempertahankan Curiousity
  • Guru perlu menggunakan cara-cara untuk
    membangkitkan dan mempertahankan rasa ingin tahu
    terhadap materi pelajaran yang diberikan.
  • Berlyne mengemukakan apa yang disebut sebagai
    epistemic curiousity, yaitu perilaku memperoleh
    pengetahuan untuk mengerti dan menguasai
    lingkungan. Ia mengatakan bahwa epsitemic
    curiousity adalah konflik konseptual (misal
    informasi baru bertentangan dengan pengertian
    sebelumnya). Cara menimbulkan epistemic
    curiousity menurutnya adalah dengan cara
    menyajikan hal-hal yang mengandung unsur
    surprise, membingungkan, mengherankan, serta
    kontradiksi-kontradiksi.

102
  • 14. Menggunakan Games dan Simulations
  • Pemakaian metode ini tidak lebih efektif daripada
    metode tradisional untuk mengajar fakta atau
    konsep, tapi efektif untuk mengembangkan minat
    dan motivasi.
  • 15. Clear Expectations
  • Guru harus memberitahu pada seluruh siswanya
    pelajaran yang harus dipelajari dan tugas-tugas
    yang harus dikerjakan, dan bagaimana hasil
    belajar dan tugas-tugas akan dinilai.

103
DASAR-DASAR KOGNITIF
104
SENSASI dan PERSEPSI
Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah
bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas
bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar.
Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi
saksi atas segala sesuatu? (QS. Al Fushshilat
53)
105
  • Alat indera merupakan sarana manusia untuk
    memahami dan mengerti, namun masih ada
    keterbatasan
  • Panca Indra dalam Al-Quran
  • Dua indera yang berfungsi sejak awal kehidupan
    pendengaran dan penglihatan
  • Pendengaran dalam Al Quran disebut Mufrad
  • Penglihatan disebut bentuk jamak

106
  • Indera-indera Kulit
  • Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada
    ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka
    ke dalam neraka. setiap kali kulit mereka hangus,
    kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain,
    supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah
    Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. An Nisaa
    56)
  • Ayat ini menunjukkan adanya sel-sel sensoris
    yang khusus untuk merasakan kesakitan pada kulit,
    seperti halnya dibuktikan oleh kajian-kajian
    fisiologi modern. Apabila kulit terbakar sel-sel
    akan sirna, hilang pula perasaan sakit.

107
  • Prinsip Dasar Sensori
  • Sence Organ
  • Sensory Receptor Cells
  • Ambang Batas
  • Adaptasi Sensori (Sensory Adaptation)
  • Penglihatan
  • Cahaya dalam bentuk wafelength
  • Organ penglihatan
  • Proses informasi visual

108
  • Pengecapan
  • Alat indera untuk pengecapa adalah lidah
  • Rangsang untuk indera ini adalah cairan kimiawi
  • Jenis stimulannya adalah tekanan, suhu, rasa
    sakit/nyeri dan gerakan

109
  • Pendengaran
  • Suara dalam gelombang suara (sound waves).
    Frekuensi gelombang suara diukur dalam satuan
    Hertz.
  • Gelombang suara yang dapat diukur antara 20
    20.000 Hz. (Pitch, Decibel, Timbre)

110
  • Penciuman
  • Indera penciuman adalah hidung beserta
    syaraf-syaraf reseptornya.
  • Enam bau utama yang dapat tercium adalah cengkeh,
    harum, panili, bau eteris, damar, busuk dan bau
    hangus.
  • Belum ada penjelasan tentang bagaimana gas
    merangsang syaraf-syaraf reseptor dalam hidung
    sehingga menimbulkan
  • bau yang bervariasi.

111
BERFIKIR DAN INTELIGENSIA
112
BERFIKIR
Manipulasi representasi mental dan informasi.
Representasi tersebut dapat berupa kata-kata,
kesan visual, suara / data pd suatu modalitas lain
  • (QS Al Furqaan 44)
  • Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka
    itu mendengar atau memahami. mereka itu tidak
    lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
    mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak
    itu).

113
Berfikir dalam Islam
  • Masalah adalah semua persoalan yang dihadapi
    seseorang dan tidak diketahui jawabannya sebagai
    problem, proses mencari pemecahan masalah melalui
    proses berfikir.

114
  • Langkah-langkah berfikir
  • Kesadaran akan adanya masalah
  • Menghimpun data tentang problem yang dihadapi
  • Penyusunan hepotesa
  • Penilaian terhadap hepotesa
  • Uji kebenaran hipotesa

115
HAMBATAN BERFIKIR
  • 1. Berpegang teguh pada pikiran-pikiran lama
  • 2. Tidak cukup data
  • 3. Sikap memihak yang emosional dan apriari

116
INTELIGENSI
  • Inteligensi adalah kemamuan untuk memahami dunia
    sekitar, berfikir rasional, dan menggunakan
    sumber daya secara efektif ketika menghadapi
    tantangan (Wechsler, 1975)

117
  • TEORI-TEORI INTELIGENSI
  • Binet inteligensi merupakan faktor tunggal dan
    karakteristik yang terus berkembang sejalan
    dengan proses kematangan
  • Thorndike inteligensi kemampuan abstraksi,
    mekanik dan sosial
  • Howard Garddner mengemukakan teori inteligensi
    ganda (multiple inteligence)
  • Sternberg mengemukakan teori inteligensi
    Triarkhis bahwa ada 3 aspek utama dalam
    inteligensi, yaitu componential, experiential dan
    contextual

118
Pengukuran Inteligensi
  • Pengukuran inteligensi menghasilkan skor disebut
    IQ (inteligence Quetiont). Hal ini dipelopori
    oleh Binet yang menciptakan tes inteligensi
    formal yang pertama.
  • Skor inteligensi yang diperoleh menggunakan
    rumus
  • IQ MA / CA x 100

119
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi IQ
  • Kemungkinan adanya bias budaya dalam tes bahwa
    tes yang disusun lebih menguntungkan individu
    yang berasal dari kelas menengah ke atas,
  • Perbedaan lingkungan antar status sosial ekonomi,
  • Perbedaan genetik
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com