Pengendalian Penyakit - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Pengendalian Penyakit

Description:

Pengendalian Penyakit Pengendalian Penyakit Hewan (diseases control), adalah : 1. Upaya mencegah timbulnya penyakit, yaitu mengurangi interaksi antara hospest agen ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:3304
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 54
Provided by: LABPO
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Pengendalian Penyakit


1
Pengendalian Penyakit
  • Pengendalian Penyakit Hewan (diseases control),
    adalah
  • 1. Upaya mencegah timbulnya penyakit, yaitu
    mengurangi interaksi antara hospest agen
    (penyebab penyakit) sampai pada tingkat dimana
    hanya sedikit hewan yang terinfeksi
  • 2. Upaya Pemberantasan penyakit hewan (diseases
    eradication) untuk mengeliminasi agen penyakit
    dari suatu wilayah.
  • 3. Pengobatan ternak yang menderita atau
    tersangka sakit.

2
Ternak dikatakan sehat apabila memiliki status
atau kondisi sebagai berikut
  • Bebas dari penyakit yang bersifat menular atau
    tidak menular
  • Bebas dari penyakit zoonosis
  • Tidak mengandung bahan-bahan yang merugikan
    manusia sebagai konsumen
  • Berproduksi secara optimum

3
Ukuran keberhasilan pengendalian penyakit
  1. Angka sakit (morbiditas), diukur dari banyak
    tidaknya jumlah ternak yang sakit.
  2. Angka kematian (mortalitas), diukur atau diamati
    oleh banyak tidaknya jumlah ternak yang mengalami
    kematian.
  3. Angka kecelakaan atau kasus yang terjadi misalnya
    patah tulang, jatuh dll.
  4. Jumlah kelahiran ternak/tingkat reproduksi
    dicapai.
  5. Pencapaian pertambahan bobot badan.
  6. Kejadian penyakit yang berulang dalam satu musim
    (prevalensi).

4
Berdasarkan penyebabnya
  • 1. Penyakit menular dapat disebabkan
    mikroorganisme bakteri, virus, parasit,
    rickettsia, chlamidia, prion
  • 2. Penyakit tidak menular pada umumnya disebabkan
    oleh gangguan yang bersifat fisiologis dan
    gangguan individual yang disebut dengan penyakit
    metabolik

Predisposisi utamanya adalah Stress dan
rendahnya kondisi tubuh
5
  • Manajemen pengendalian penyakit merupakan
    bagian yang tidak terpisahkan dengan faktor
    zooteknik dan manajemen usaha ternak secara umum

6
Masalah-masalah kesehatan yang sering dihadapi
pada usaha peternakan domba
  • Kematian neonatal.
  • Kejadian diperkirakan rata-rata 35
    sehingga mengurangi keuntungan.
  • 2. Produktivitas ternak rendah karena infeksi
    parasit (endo dan ektoparasit).

7
  • 3. Kasus mortalitas
  • . Speedy, di Inggris mencapai 5( 3 29),
  • . Haresign (5 40).
  • . Di Indonesia kemungkinan lebih tinggi. Kematian
    karena infeksi MO.
  • 4. Kesehatan reproduksi yang berakibat pada
    rendahnya efisiensi reproduksi.
  • 5. Kualitas produk rendah.

8
Kematian NeonatalDari hasil penelitian,
terdiagnosa sbb
  • Menderita kelaparan/malnutrisi (starvation) dan
    tidak mendapatkan perlindungan (eksposure)
  • Penyebab utama adalah hypothermia dan
    hipoglicemia.
  • Predisposisi
  • . malnutrisi selama induk bunting,
  • . kondisi betina kurang baik,
  • . umur betina,
  • . jumlah anak sekelahiran yang tinggi.

9
  • 2. Abortus (lahir lebih dini) dan stillbirth
    (lahir dalam keadaan mati).
  • Penyebab utama adalah malnutrisi dan
    stress.
  • 3. Infeksi penyakit
  • 4. Kecelakaan, predator, dll.
  • 5. Cacat bawaan (defect congenital)

10
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk
pencegahan kematian noenatal
  • 1. Perhatikan nutrisi induk
  • 2. Perlu penanganan yang baik selama pregnansi
    khususnya terhadap MO.
  • 3. Sebelum, selama, dan sesudah kelahiran harus
    dilakukan penanganan secara baik

11
  • 4. Lakukan penangan secara higienis, lambing pen
    harus steril, dan plasenta harus dilepas dengan
    cara yang juga higienis
  • 5. Lakukan deteksi dan treatment secara baik dan
    benar terutama bagi kelahiran gt 2 ekor, pada umur
    kelahiran 2 7 hari
  • 6. Gunakan pendekatan kelompok untuk mencegah
    kematian neonatal.
  • 7. Biasakan membuat recording
  • 8. Lakukan manajemen reproduksi secara baik

12
  • Keberhasilan pencegahan penyakit sangat ditunjang
    oleh bagaimana usaha peternakan tersebut dikelola
    dengan memperhatikan
  • . aspek epidemiologi penyakit
  • . dukungan riset dan sistem recording yang baik
  • . ukuran-ukuran sistem pencegahan penyakit
  • sehingga pemantauan dan penanganan kesehatan
    ternak dapat dilakukan secara maksimal

13
Beberapa penyakit penting pada domba dan kambing
N0 Bakterial Viral Parasit Metabolik

1 Bacillus Anthracis Orf Haemonchus contortus Bloat, timpani
2 Coli basilosis Pink eye Sarcoptest sp dan Psoroptes sp Indigesti
3 Bruselosis PMK Trichuris sp Defisiensi vitamin
4 Footrot Pneumonia (oleh virus) Miasis, caplak, Tungau, kutu Defisiensi mineral
5 Clostridium tetani Blue Tongue Fasciola hepatica Ketosis, acetonemia
6 Clostridium Botulism Q fever babesiosis Genetik disorder
7 Malignant Oedem Scrapie Ringworm
8 Salmonelosis Vesicular stomatitis Trichostrongilus sp
9 TBC Capillaria sp
10 Pneumonia (oleh bakteri) Ostertagia sp
11 Enterotoxemia Cooperia sp
12 Braxy Koksidiosis
13 Listeria sp
14 Campylobacter
14
  • Berdasarkan cara penularannya penyakit
    dibedakan menjadi
  • Penyakit yang bersifat vertikal yaitu yang
    ditularkan langsung melalui induk pada saat janin
    masih dalam kandungan
  • 2. Penyakit yang bersifat horizontal, yaitu
    penyakit yang secara langsung atau tidak langsung
    ditularkan dari hewan satu ke hewan yang lain

15
Beberapa prinsip dasar yang harus dilakukan oleh
peternak berkaitan dengan program kesehatan
ternak antara lain
  • 1. Mencegah timbulnya suatu organisme penyebab
    penyakit
  • Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara
    lain
  • (a) melakukan sanitasi/kebersihan secara baik,
    benar dan teratur
  • (b) biasakan memisahkan ternak yang baru datang
    terlebih dahulu untuk beberapa saat
  • (c) menjaga lingkungan tetap baik
  • (d) Bila perlu ternak yang sering sakit-sakitan
    dikeluarkan

16
2. Menjaga agar ketahanan tubuh ternak tetap
baik.
  • Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain
  • Jagalah kebutuhan pakan untuk tetap baik, cukup
    dan seimbang
  • Bila di daerah tersebut sering muncul penyakit
    menular, kontak dengan petugas setempat untuk
    diupayakan adanya vaksinasi
  • Biasakan melakukan program seleksi ternak secara
    baik dan teratur.

17
  • 3. Mengurangi penyebaran penyakit
  • Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah
  • Bila ada ternak yang sakit harus segera
    dipisahkan
  • Segera lakukan pengamatan secara mendalam pada
    ternak-ternak yang lain apakah ada tanda-tanda
    sakit atau tidak, misalnya tingkah laku ternak,
    tanda-tanda fisiknya, nafsu makan dan sebagainya
  • Bila perlu upayakan pengobatan sementara.
  • 4. Melakukan sistem pencatatan (produksi dan
    reproduksi secara teratur

18
Beberapa penyakit penting pada domba dan kambing
  • Penyakit Bloat
  • Pendahuluan
  • Merupakan salah satu bentuk indigesti.
  • Penyakit Bloat disebut juga Penyakit Kembung
    perut atau Tympani
  • Merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi
    pada hampir semua tingkatan umur pada ternak.
  • . Penyakit ini juga sering menyertai ternak
    yang kondisinya sedang tidak sehat.

19
  • Kembung perut disebabkan karena adanya gas yang
    berlebihan di dalam rumen.
  • Tanda-tanda ternak terserang kembung perut
    antara lain
  • . ternak nampak resah,
  • . ada rasa sakit,
  • . sisi perut sebelah kiri nampak menonjol
    (membesar)
  • dibanding normalnya,
  • . bila ditepuk-tepuk mirip suara drum.

20
  • Tekanan intra rumen mengakibatkan
  • . pembesaran abdomen
  • . hewan gelisah
  • . berbaring pada posisi bagian kanan bawah.
  • . hewan selanjutnya sulit bernafas, dan
  • pernafasannya dangkal atau kadang melalui
  • mulut
  • . pulsus nadi meningkat terdengar eruktasi

21
  • Mata merah, namun segera berubah menjadi
    kebiruan yang menandakan adanya kekurangan
    oksigen dan mendekati kematian.
  • Angka kematian dapat mencapai 90 jika tidak
    tertolong

22
Penyebab
  • Kembung perut antara lain disebabkan pemberian
    leguminosa (kacang-kacangan) secara berlebihan.
  • Pemberian rumput terlalu muda secara berlebihan
    atau karena tidak dilayukan
  • Adanya sumbatan pada kerongkongan, bloat dapat
    juga terjadi pada ternak yang pergerakannya
    terbatas, dll

23
Pencegahan terhadap bloat
  • . Pemberian pakan sesuai aturan, misalnya
    komposisi rumput dan leguminosa yang benar.
  • Rumput dilayukan sebelum diberikan
  • Jika ada ternak yang kembung
  • . upayakan untuk tetap berdiri atau
    bergerak,
  • . jika mungkin mulut tetap terbuka atau
    tetap usahakan
  • mengunyah supaya air liur keluar, misalnya
    dengan
  • ikatkan tali atau kayu dalam mulut supaya
    ternak
  • mengunyahnya dan air liur keluar

24
  • Upayakan gas keluar terutama melalui mulut.
    Beberapa obat seperti carbachol, tympanisol,
    atympanicol dll. dapat diberikan untuk
    pengobatan.
  • Pengobatan dapat dilakukan secara tradisional,
  • misalnya dengan memberikan minyak nabati
    (minyak kelapa), air asam, gula jawa kira-kira
    200 ml ke dalam lambung. Jika memungkinkan tusuk
    rumen dengan menggunakan trokar

25
B. Penyakit Orf, Contagious Echtyma, Dakangan
  • Pendahuluan
  • Penyakit orf merupakan penyakit kulit yang
    disebabkan oleh virus yang sangat menular pada
    ternak khususnya domba dan kambing. Penyakit
    tersebut bersifat zoonosis
  • Penyebab penyakit Orf adalah virus yang termasuk
    dalam keluarga Pox atau golongan virus Parapox.
    Virus tersebut tetap hidup dan infektif pada suhu
    rendah untuk waktu yang lama

26
  • Virus Orf tetap infektif pada suhu kamar.
    Sedangkan pada kondisi lapangan bersifat infektif
    sampai berbulan-bulan. Dengan sifat tersebut
    diatas maka kuman menjadi sumber infeksi bagi
    ternak yang baru datang dari luar peternakan.
  • Virus penyebab penyakit Orf menyerang pada semua
    tingkatan umur, jenis kelamin maupun iklim,
    dengan angka morbiditas yang tinggi (hampir
    100), namun angka mortalitasnya rendah.

27
  • Walaupun relatif kurang berbahaya, namun adanya
    gangguan nafsu makan menyebabkan laju pertambahan
    bobot badan ternak menjadi rendah.
  • Resistensi pada penyakit lain menurun dan
    akibatnya penyakit sekunder masuk, menyebabkan
    hewan tersebut sakit

28
Cara Penularan
  • Umumnya penyakit Orf menular secara kontak
    langsung dari ternak satu ke ternak lainnya atau
    melalui bahan yang terkontaminasi oleh virus
    tersebut.
  • Penyakit tersebut menular ke manusia, biasanya
    secara kontak langsung pada saat peternak
    menangani penyakit tersebut secara tidak higienis.

29
Gejala Klinis
  • . Penyakit Orf sangat menular dengan masa
    inkubasi
  • antara 1 3 hari. Pada ternak yang terserang
    penyakit
  • Orf, lama penyakit biasanya berlangsung 3 4
    minggu.
  • . Tanda terserang penyakit Orf adalah dengan
    adanya
  • keropeng pada bagian muka yang tidak berbulu.
    Hal ini
  • menyebabkan harga jual ternak murun karena
    ternak
  • tampak kurang higienis.

30
  • . Gejala awal penyakit ditandai dengan Adanya
    bintik-bintik merah pada kulit bibir, kemudian
    berubah menjadi melepuh. Selanjutnya lepuh meluas
    dan melebar sehingga akhirnya terbentuk keropeng.
  • . Luka terutama terdapat pada daerah permukaan
    bibir, mulut bagian luar, hidung, sekitar kelopak
    mata, telinga luar dan bagian tubuh lainnya yang
    tidak berbulu. Luka biasanya bersifat lokal dan
    tidak menyebar secara sistemik.
  • . Diagnosa penyakit dilakukan secara klinis
    dengan melihat perubahan klinis pada organ atau
    jaringan yang mengalami peradangan.

31
Tindakan penanganan
  • Pada prinsipnya usaha pengendalian penyakit dapat
    dilakukan melalui usaha pencegahan dan pengobatan
  • Penyakit Orf dapat dicegah melalui sistem
  • Vaksinasi
  • sanitasi yang baik dan teratur pada kandang dan
    peralatan
  • melakukan kontrol secara teratur terutama adanya
    perubahan klinis yang sedini mungkin agar dapat
    diobati secara cepat.

32
  • Bila sudah terjadi kasus penyakit atau wabah,
    penanganan harus dilakukan secara cepat dan
    serentak.
  • Upayakan sedini mungkin untuk melihat perubahan
    klinis yang terjadi sehingga dapat diatasi.
  • Di lapangan, pengobatan dapat dilakukan dengan
    mengerok organ atau jaringan misalnya pada kulit
    bibir luar sampai bersih kemudian olesi dengan
    yodium tincture 2 7 atau betadine secara
    teratur.

33
C. KUDIS (SCABIES)
  • Pendahuluan
  • . Merupakan penyakit menular dan bersifat
    zoonosis.
  • . Tungau kudis menyebabkan
  • rasa gatal
  • bulu rontok dan pembentukan kudis
  • menyerang domba, kambing, sapi dan kelinci.
  • . Tungau follikel menyebabkan gumpalan-gumpalan
    kecil pada beberapa bagian tubuh.

34
  • .Predeposisi antara lain lingkungan yang kurang
    higienis, musim kemarau dan kekebalan tubuh yang
    rendah
  • Kudis menyebabkan kerusakan pada kulit terutama
    daerah mulut, bawah dada, leher, ekor, dan kaki.
  • Kerugian disebabkan karena penurunan bobot badan
    dan kerusakan kulit

35
PENYEBAB DAN GEJALA
  • Penyebabnya adalah tungau, yaitu tungau kudis
    (sarcoptes scabiei),psoroptes scabiei, dan tungau
    bulu (demodex sp), dll
  • Umumnya tungau hidup di lapisan tanduk kulit
    dengan membuat terowongan dan memakan dinding sel
    epidermis kulit yang masih muda
  • Adanya kerak pada bagian tubuh yang terserang
    kadang diikuti dengan kulit terlihat mengeras dan
    menebal
  • Ternak terserang nampak menggaruk atau
    menggosokkan badan ke dinding kandang atau bagian
    tubuh yang lain.

36
PENULARAN DAN PENGOBATAN
  • Parasit kudis dipindahkan lewat kontak dengan
    ternak terinfeksi secara langsung maupun tidak
    langsung.
  • Untuk memastikan penyebabnya maka kulit harus
    dikerok hingga berdarah,hasil kerokan dimasukan
    kedalam tabung berisi alkohol 70 untuk
    didiagnosa di laboratorium.
  • Penyakit ini sulit diberantas

37
Pencegahan
  • Melalui
  • Sanitasi kandang dan alat (langkah terbaik).
  • Kandang dibersihkan dengan desinfektan secara
    teratur.
  • Isolasi ternak yang sakit scabies.
  • Lakukan vaksinasi pada ternak.
  • Dapat digunakan beberapa obat, a.l coumaphos
    0,1 (asuntol), Neguvon 0,15, Lindane 0,05,
    Scabisid, belerang juga dapat digunakan.

38
  • Cairan tersebut sebaiknya diberikan seminggu
    sekali selama 4 minggu berturut-turut dengan cara
    dimandikan, disemprotkan.
  • Akan lebih baik lagi jika ternak di dipping di
    bak. Invermectin (ivomex) diberikan melalui
    suntikan subcutan dengan dosis 0,2 ml/kg berat
    badan atau 1 ml untuk berat 50 kg berat badan.

39
D. Antraks atau Radang Limpa
  • Penyakit antraks (Anthrax) atau radang limpa,
    merupakan salah satu penyakit yang bersifat
    zoonosis atau dapat menular ke manusia. Kasus
    muncul terutama pada musim pancaroba.
  • Antraks menyerang hewan khususnya ruminansia
    (sapi, kerbau, domba, kambing), babi, burung unta
    dan hewan menyusui lainnya.
  • Penyebab adalah bakteri bacillus anthracis

40
  • Sumber infeksi utama adalah
  • - ternak terinfeksi, air dan tanah.
  • - air dan tanah.
  • - bahan-bahan lain misalnya bahan pakan.yang
  • tercemari oleh spora atau kumannya.
  • . Pemanasan kering pada suhu 150C dapat membunuh
    spora antraks dalam waktu 1 jam, sedangkan
    pemanasan basah dengan autoclaf pada suhu 120ºC
    akan memusnahkan spora dalam waktu 15 menit.
    Bentuk vegetatif akan mati dengan pemanasan
    55-60ºC.

41
Gejala klinis
  • Masa inkubasi penyakit antraks biasanya berkisar
    antara 1-3 hari dan kadang-kadang dapat lebih
    dari 2 minggu.
  • Tanda-tanda umum pada tipe akut dan kronis adalah
  • Demam
  • Sesak nafas
  • Depresi dan lemah
  • Terkadang disertai kejang

42
  • Tanda-tanda ternak terserang antraks biasanya
    berbeda antar spesies.
  • Ada beberapa tipe antraks
  • Tipe kutaneus (kulit).
  • Penyebaran melalui kulit yang terluka dengan
    bahan yang terkontaminasi.
  • Spora dari tanah atau karkas yang terkontaminasi
    kuman menjadi penyebab kasus tersebut.

43
  • 2. Tipe inhalasi
  • Antraks tipe ini seringkali disebabkan ternak
    atau orang yang menghirup debu yang tercemari
    spora, sehingga masuk melalui saluran pernafasan.
  • Penyakit menimbulkan demam yang tinggi, batuk
    kering, cyanosis, shock dan rasa sakit yang luar
    biasa dan akhirnya kematian.
  • 3. Tipe gastrointestinal
  • Dapat terjadi jika ternak mengkonsumsi bahan
    yang terkontaminasi kuman basil antraks.

44
Pengendalian penyakit
  • Ternak yang terserang bila cepat ditangani akan
    tertolong, dengan antibiotik seperti penisillin,
    tetrasiklin,streptomisyn dan atibiotika lainnya.
  • Program yang paling baik untuk mencegah antraks
    adalah vaksinasi secara teratur pada
    daerah-daerah endemi antraks.
  • Program vaksinasi dilakukan satu kali setahum
    dengan menggunakan vaksin spora antraks (hidup)
    galur 34F2 (Sterne strain).
  • Dosis yang dianjurkan untuk domba dan kambing
    adalah 0,5 ml/ekor

45
E. Diare (mencret)
  • Diare pada ternak sangat bervariasi penyebabnya.
    Berbagai bakteri, endoparasit dan virus dapat
    diikuti engan gejala klinis berupa diare. Bahkan
    salah pakan juga dapat menjadi penyebab diare
  • Beberapa diantaranya yang penting adalah
    Kolibasilosis yang disebabkan Esherichia coli
    maupun Entamoeba coli, koksidiosis pada sapi dan
    domba. Cacingan seperti Haemonchus contortus
    dll., juga dikuti dengan diare

46
Prevalensi dan Tanda Klinis
  • Penyakit ini juga sering terjadi terutama pada
    musim penghujan atau iklim yang membuat ternak
    tersebut turun kondisi tubuhnya.
  • Sanitasi yang kurang baik. Mikroorganisme yang
    mencmari kandang, karena kandang kurang bersih,
    becek, ventilasi kurang baik dan lain-lainnya.
    Sering menjadi predisposisi penyakit yang
    disertai dengan diare
  • Kadang-kadang pemberian pakan yang tidak teratur
    menyebabkan diare.

47
Penanganan
  • Penanganan diare pada dasarnya tergantung pada
    penyebabnya. Selain memperhatikan faktor
    predisposisi. Pengobatan dapat dilakukan
    berdasarkan atas gejala atau tanda klinis. Jika
    penyebabnya cacingan sebaiknya diberikan
    anthelmentika. Tergantung jenis cacing yang
    menyerang. Namun jika ragu-ragu dapat menggunakan
    obat cacing yang bersifat broadspektrum. Beberapa
    jenis obat cacing diantaranya Kalbazen, Nefamax,
    atau obat cacing lainnya yang mengandung
    fenbendazole, levamisol, oxbendazole, piperazine,
    thiabendazole dengan dosis dan cara pemberian
    yang harus diperhatikan.

48
  • Beberapa obat tradisional dapat juga diberikan
    misalnya daun ketapang, cairan buah dari labu
    merah, akar temu hitam, daun sidomolo, daun atau
    akar jambu biji (klutuk), daun tembakau, biji
    ketimun, akar lempuyang, daun mengkudu atau pace,
    dan lain-lainnya yang bisa digunakan untuk
    cacingan.
  • Jika penyebabnya bakteri sebaiknya diberi
    pengobatan dengan antibiotika secara
    intramuskuler. Misalnya dengan oksitetrasiklin,
    penisilin-streptomisin, dan lain-lainnya.
  • Jika mencret terjadi terus menerus upayakan
    ternak setidaknya mendapatkan minum yang kaya
    akan energi siap pakai (tambahkan gula dan garam)
    sebagai pengganti cairan tubuh. Misalnya dengan
    larutan calborol yang diberikan secara intraveba.

49
F. Pneumonia (Radang Paru)
  • Penyakit ini terutama disebabkan oleh
    mikroorganisme seperti bakteri dan virus.
    Beberapa penyakit seringkali disertai dengan
    gejala klinis pneumonia seperti TBC dan
    lain-lainnya.
  • Namun demikian iklim (misalnya cuaca yang terlalu
    dingin) dan lingkungan (misalnya banyak debu atau
    partikel makanan khususnya konsentrat yang masuk
    ke saluran pernafasan dan lain-lainnya)
    seringkali menjadi pendorong utama timbulnya
    pneumonia

50
Penyebab dan pengendaliannya
  • Faktor kandang misalnya ventilasi, kandang
    terlalu lembab, angin yang masuk terlalu kencang,
    kelembaban yang terlalu tinggi, kurang sinar
    matahari, stress atau penanganan ternak yang
    kurang baik sering menjadi penyebab peradangan.
  • Gejala yang terlihat antara lain hidung ingusan
    terus, cekung hidung kering, demam, batuk-batuk,
    frekuensi pernafasan cepat dan dangkal, kadang
    nampak kesulitan bernafas, nafsu makan ternak
    berkurang, dan pertambahan bobot badan rendah.

51
  • Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan
    memperhatikan perkandangan yang baik, misalnya
    perhatikan ventilasinya, sinar matahri upayakan
    masuk sampai ke kandang, jaga angin supaya tidak
    langsung mengenai ternak, memperhatikan cuaca
    atau iklim, jaga sanitasi kandang dan lingkungan,
    jaga kontak dengan orang yang sedang sakit radang
    paru-paru maupun pilek biasa.
  • Jika memungkinkan lakukan pengobatan denga
    antibiotika seperti Penstrep, oksitetrasiklin
    sesuai dengan petunjuk petugas keswan jika memang
    penyebabnya diduga bakteri

52
G. Keropos Kuku atau Busuk Kuku
  • Penyakit ini disebut juga Footrot, walaupun tidak
    mematikan namun mengganggu produksi. Penyebabnya
    penyakit antara lain bakteri atau kuman.
  • Tanda-tandanya antara lain kepincangan, kuku
    koyak dan berbau busuk. Tanah yang becek
    merupakan media perkembangan kuman penyebab
    penyakit busuk kuku dan menular dari ternak satu
    ke ternak lainnya.

53
Penanganan
  • Penanganannya adalah kuku digunting sampai pada
    bagian jaringan yang sehat. Semprot dan bersihkan
    dengan antiseptik misalnya dengan antisep, obat
    merah, iodium dll.,kemudian tutup. Akan lebih
    baik jika suatu peternakan memiliki kesediaan
    gusanex.
  • Pemotongan kuku secara teratur sangat membantu
    pencegahan penyakit.
  • Hindarkan tempat yang memungkinkan adanya
    penyebaran penyakit.
  • Kadang-kadang busuk kuku berkaitan dengan myasis.
    Oleh karenanya kontrol terhadap lalat atau
    insekta dan parasit perlu dilakukan secara baik.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com