Periklanan - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Periklanan

Description:

Terence A. Shimp Jilid II Periklanan & Promosi Edisi Kelima Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu Penerbit Erlangga Penjualan Cemerlang Karakteristik khusus ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1587
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 197
Provided by: d126
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Periklanan


1
Periklanan Promosi
Terence A. Shimp
Jilid II
Edisi Kelima
Aspek Tambahan
  • Komunikasi Pemasaran Terpadu

2
BAB 14
  • Strategi Media

3
Tujuan BAB 14
  1. Menjelaskan faktor utama yang digunakan dalam
    mensegmentasi audiens sasaran untuk tujuan
    strategis.
  2. Menjelaskan arti dari jangkauan, frekuensi, gross
    rating points, effective rating points, dan
    konsep media lainnya.
  3. Mendiskusikan logika dari hipotesis tiga
    exposure.
  4. Menggambarkan manfaat prosedur indeks-efisiensi
    untuk pemilihan media.
  5. Membedakan tiga bentuk alokasi periklanan.
  6. Menjelaskan model rak penyimpan barang (shelf
    space).
  7. Menggambarkan ukuran STAS untuk efektivitas
    iklan.
  8. Melakukan perhitungan biaya per seribu
    (cost-per-thousand/CPM).
  9. Menginterpretasikan output dari model media
    terkomputerisasi.

4
Perencanaan Media
  • Perencanaan media merupakan proses penyusunan
    rencana penjadwalan yang menunjukkan bagaimana
    waktu dan ruang periklanan akan mencapai tujuan
    pemasaran.
  • Perencanaan media harus dikooordinasikan dengan
    strategi pemasaran dan aspek-aspek lain dari
    strategi periklanan.

5
Perencanaan Media
6
Perencanaan Media
  • Strategi pemasaran
  • Identifikasi pasar sasaran
  • Seleksi bauran pemasaran
  • ? memberi tekanan dan arah pilihan pemasangan
    iklan serta strategi media.
  • Strategi periklanan
  • ? lebih luas dari keseluruhan strategi
    pemasaran.
  • Strategi media
  • ? dikembangkan dari strategi periklanan yang
    lebih umum.

7
Strategi Media
  • Terdapat empat kegiatan strategi media
  • Memilih audiens sasaran.
  • Menspesifikasi tujuan media.
  • Memilih kategori media dan sarana.
  • Membeli media.

8
Strategi Media (1) Memilih Audiens Sasaran
  • Faktor utama dalam mensegmentasi audiens sasaran
  • Geografis
  • Demografis
  • Pemakaian produk
  • Gaya hidup/psikografis
  • Audiens sasaran didefinisikan dalam batas
    spesifik yang mempunyai implikasi jelas untuk
    pesan dan strategi media.

9
Strategi Media (2) Menentukan Tujuan Media
  • Dasar perencanaan media
  • Jangkauan
  • Persentase audiens sasaran yang diekspos
    sekurang-kurangnya satu kali dengan pesan
    pemasang iklan selama jangka waktu tertentu.
  • Beberapa faktor yang menentukan jangkauan
    kampanye pemasangan iklan
  • Banyaknya media yang digunakan.
  • Jumlah dan keragaman sarana media yang digunakan.
  • Pembedaan bagian-bagian hari saat iklan
    ditayangkan.

10
Strategi Media (2) Menentukan Tujuan Media
  • Frekuensi
  • Jumlah waktu rata-rata, dalam periode empat
    minggu di mana para anggota audiens sasaran
    diekspos kepada sarana media yang termasuk dalam
    jadwal media tertentu.
  • Bobot
  • Gross Rating Points (GRPs) merupakan indikator
    jumlah bobot kotor yang dapat disampaikan jadwal
    periklanan tertentu.
  • Secara aritmatika, GRPs merupakan hasil dari
    jangkauan dikalikan dengan frekuensi.
  • GRPs Jangkauan (J) x Frekuensi (F)

11
Strategi Media (2) Menentukan Tujuan Media
  • GRPs dalam praktik
  • Dalam praktiknya, penentuan GRPs dilakukan dengan
    menjumlahkan peringkat yang diperoleh setiap
    sarana.
  • Peringkat bagian dari audiens sasaran yang
    diekspos kepada suatu kejadian di sarana
    periklanan di mana merek pemasang iklan
    diiklankan.
  • Effective Rating Points (ERPs)
  • Muncul sebagai evaluasi terhadap GRPs.
  • ERPs menunjukkan efektivitas media, yang mengukur
    seberapa seringnya para anggota audiens sasaran
    mempunyai kesempatan untuk diekspos dengan
    pesan-pesan periklanan atas merek fokal.

12
Strategi Media (2) Menentukan Tujuan Media
  • Exposure
  • Salah satu isu yang rumit dalam periklanan adalah
    tidak diketahuinya rentang exposure yang efektif.
  • Muncul konsep three-exposure hypothesis
  • Exposure pertama akan mendorong respon apa
    ini?
  • Exposure kedua mendorong respon bagaimana
    dengan ini?
  • Exposure ketiga hanya mengingatkan informasi
    yang telah dipelajari dari dua exposure
    sebelumnya.

13
Strategi Media (2) Menentukan Tujuan Media
  • Prosedur indeks-efisiensi
  • Prosedur ini dikembangkan untuk memilih jadwal
    media yang menghasilkan nilai exposure yang
    paling banyak per GRP, sebagai alternatif
    three-exposure hypothesis.
  • Jangkauan yang efektif
  • Penayangan iklan selama 3 banding 10 exposure
    selama periode perencanaan media dibentuk
    (biasanya 4 minggu).

14
Strategi Media (2)Menentukan Tujuan Media
  • Kontinuitas
  • Bagaimana iklan dialokasikan selama
    ditayangkannya suatu kampanye periklanan.
  • Jadwal yang kontinu
  • Jumlah uang yang sama diinvestasikan sepanjang
    kampanye.
  • Pulsing
  • Digunakan beberapa iklan selama setiap periode
    kampanye, tetapi jumlahnya sangat bervariasi dari
    periode ke periode.
  • Flighting
  • Pemasang iklan mengeluarkan biaya yang
    bervariasi selama kampanye dan tidak
    mengalokasikan biaya pada beberapa bulan.

15
Strategi Media (2)Menentukan Tujuan Media
  • Contoh grafik jadwal periklanan

16
Strategi Media (2)Menentukan Tujuan Media
  • Periklanan model shelf-space
  • Dalam pembahasan mengenai jadwal periklanan,
    muncul model shelf-space yang dikemukakan oleh
    Erwin Ephron.
  • Model ini dibangun berdasarkan dua ide
  • Exposure pertama konsumen terhadap iklan suatu
    merek adalah yang paling kuat.
  • Untuk mencapai tingkat jangkauan mingguan yang
    tinggi untuk suatu merek harus melebihi frekuensi
    yang intensif.

17
Strategi Media (2)Menentukan Tujuan Media
  • Prinsip-prinsip model shelf-space
  • Menggunakan prinsip recency, yang tidak bertujuan
    mengajarkan tetapi mempengaruhi pemilihan merek
    konsumen.
  • Tujuan periklanan adalah untuk menyewa tempat
    penyimpanan barang (shelf) sehingga menjamin
    keberadaan barang ketika konsumen mau membeli.
  • Iklan efektif jika dekat dengan waktu pembelian.
  • Efektivitas biaya 1 exposure adalah kira-kira 3
    kali lebih besar dari nilai exposure berikutnya.
  • Mengalokasikan dana untuk menjangkau lebih banyak
    konsumen dengan lebih sering.
  • Menjangkau presentase yang tinggi dari audiens
    sasaran selama berminggu-minggu.

18
Strategi Media (2)Menentukan Tujuan Media
  • Tidak ada satu strategi media yang mutlak akan
    berhasil dilakukan. Hal tersebut tergantung pada
    berbagai faktor.
  • Terdapat dua model periklanan
  • Kuat periklanan penting untuk mengajarkan
    konsumen mengenai merek dan mendorong pembelian.
  • Lemah iklan hanya untuk mengingatkan konsumen
    tentang merek-merek yang biasanya sudah terkenal.
  • Dengan berbekal pengetahuan akan kekuatan merek,
    maka pemasar akan dapat menentukan model apa yang
    akan digunakan.

19
Strategi Media (2) Menentukan Tujuan Media
  • Pertimbangan biaya
  • Para perencana media berusaha mengalokasikan
    anggaran iklan dengan cara yang efisien.
  • Salah satu indikator efisiensi media yang
    digunakan secara universal adalah cost per
    thousand/CPM.
  • Ukuran tersebut dapat didefinisikan sebagai biaya
    untuk menjangkau 1.000 anggota audiens sasaran
    kecuali orang-orang yang berada di luar pasar
    sasaran (CPM-TM).
  • CPM biaya iklan jumlah kontak total
  • (dinyatakan dalam ribuan)
  • CPM-TM biaya iklan jumlah kontak TM
  • (dinyatakan dalam ribuan)

20
Strategi Media (2)Menentukan Tujuan Media
  • Penghitungan CPM dan CPM-TM harus dilakukan
    dengan hati-hati, karena
  • Penghitungan dilakukan terhadap efisiensi biaya,
    bukan efektivitas. Mungkin terjadi kesalahan (a)
    menjangkau audiens yang salah, atau (b) tidak
    tepat untuk kategori produk yang diiklankan.
  • Kurangnya komparabilitas di antara berbagai
    media.
  • Statistik CPM dapat disalahgunakan kecuali sarana
    atau wahana komunikasi dalam media tertentu
    dibandingkan atas dasar yang sama.

21
Tradeoff
  • Dalam prakteknya, tujuan-tujuan perencanaan media
    (jangkauan, frekuensi, dll) terkadang terjadi
    secara berlawanan. Tradeoff dilakukan untuk
    mencari optimisasi tujuan-tujuan tersebut.
  • Dapat dibantu dengan perangkat lunak ADPlus ?
    suatu program komputer untuk mengevaluasi semua
    kategori dan subkategori media periklanan penting
    serta menemukan jadwal optimum berdasarkan
    pemilihan berbagai sarana dari satu media
    periklanan.
  • Contoh penggunaan ADPlus Ilustrasi Dodge-Rambler

22
Contoh Rencana Media
  1. Kampanye media Saab 9-5
  2. Kampanye media Diet Dr. Pepper

23
BAB 15
  • Menilai Efektivitas Periklanan

24
Tujuan BAB 15
  1. Menjelaskan dasar pemikiran dan pentingnya riset
    periklanan.
  2. Menggambarkan berbagai metode riset yang
    digunakan dalam mengukur audiens majalah, radio,
    dan televisi.
  3. Menggambarkan berbagai teknik riset yang
    digunakan dalam mengukur pengakuan dan ingatan
    konsumen terhadap pesan periklanan.
  4. Mendiskusikan berbagai ukuran respons emosional
    terhadap periklanan.
  5. Menggambarkan ukuran gerakan psikologi terhadap
    periklanan.
  6. Menjelaskan peranan pra/pasca pengujian
    preferensi dan berbagai metode riset yang
    digunakan dalam bentuk riset periklanan ini.
  7. Menjelaskan pengertian dan pelaksanaan pengukuran
    satu sumber atas efektivitas periklanan.
  8. Mendiskusikan pengukuran efektivitas periklanan
    melalui Internet.

25
Riset Periklanan
  • Riset periklanan penting untuk dilakukan agar
    dapat memahami dengan lebih baik seberapa efektif
    iklan mereka dan perubahan apa yang perlu
    dilakukan untuk meningkatkan kinerja.
  • Dalam menilai efektivitas periklanan, dapat
    dilakukan dengan memeriksa apa yang diperlukan
    oleh sistem pengukuran periklanan yang ideal,
    seperti
  • Memberikan tanda peringatan dini.
  • Mengevaluasi efektivitas iklan dari segi volume
    penjualan yang dihasilkan oleh periklanan.
  • Memenuhi standar reliabilitas dan validitas.
  • Memungkinkan pengukuran yang cepat dan murah.

26
Riset Periklanan
  • Bentuk-bentuk umum riset periklanan
  • Riset pesan menguji efektivitas pesan
    periklanan.
  • Riset media mengukur komposisi dan jumlah
    audiens pada sarana media sebagai dasar untuk
    menentukan peringkat (rating).

27
Metode Riset Media
  • Riset media mengukur pelanggan potensial yang
    terpapar dengan iklan. Karena itu, para pemasar
    harus memastikan
  • Sarana media didistribusikan.
  • Pelanggan diekspos dengan sarana-sarana ini.
  • Para pelanggan diekspos dengan iklan-iklan khusus
    yang dipasang oleh pemasang iklan dalam
    sarana-sarana ini.
  • Sumber riset media yang penting di AS
    Competitive Media Reports Ad Summary.

28
Riset Media Pengukuran Pembaca Majalah
  • Mengukur jumlah pembaca majalah tidaklah mudah.
    Terdapat banyak kesulitan, seperti
  • Responden merasa lelah saat survei, sehingga
    respon yang diberikan tergesa-gesa atau keliru.
  • Ukuran sampel cenderung kecil.
  • Komposisi sampel seringkali tidak mewakili jumlah
    khalayak pembaca.

29
Riset Media PengukuranPembaca Majalah
  • Perusahaan jasa yang mengukur pembaca majalah di
    AS
  • Simmons Market Research Bureau (SMRB)
  • Menggunakan teknik recent-reading method yang
    menuntut responden untuk meneliti terbitan
    majalah tertentu dan mengatakan apakah mereka
    telah membacanya.
  • Mediamark Research Inc. (MRI)
  • MRI memberikan setiap peserta setumpuk kartu logo
    majalah, lalu peserta mengatur kartu-kartu
    tersebut ke dalam tiga tumpukan telah membaca,
    tidak membaca, atau tidak yakin.

30
Riset Media PengukuranPendengar Radio
  • Diukur baik secara nasional maupun lokal.
  • Perusahaan penyedia peringkat radio di AS
  • Statistical Research Inc. (SRI) (nasional)
  • Radio All Dimensions Audience Research (RADAR)
    menyediakan estimasi peringkat untuk pemrograman
    jaringan radio dan karakteristik demografis
    pendengar.
  • Arbitron (lokal)
  • Melaporkan laporan tentang pola mendengarkan
    responden, preferensi stasiun, dan hambatan
    demografis.

31
Riset Media PengukuranPemirsa Televisi
  • Peringkat program mempengaruhi nilai iklan.
    Semakin tinggi peringkat, harga iklan semakin
    tinggi.
  • Sistem pengukuran yang umum digunakan di AS
  • Nielsens People Meter
  • Menggunakan alat dimana responden menekan tombol
    numerik setiap berganti stasiun, sehingga alat
    dapat mencatat program yang sedang ditonton.
  • SMART (System for Measuring And Reporting
    Television) milik SRI
  • Menggunakan meter yang memiliki sensor untuk
    mengambil sinyal-sinyal dari udara.

32
Metode Riset Pesan
  • Para pemasar iklan menguji iklan mereka yang
    masih berbentuk pra-jadi kepada responden,
    sebelum pada akhirnya menayangkannya.
  • Bentuk-bentuk utama iklan pra-jadi
  • Storyboard
  • Animatik
  • Photomatik
  • Ripamatik
  • Liveamatik

33
Positioning Advertising Copytesting (PACT)
  • PACT merupakan dokumen rumusan agen-agen
    periklanan AS sebagai standar industri riset
    pesan.
  • Memiliki 9 prinsip pengujian naskah
  • Pengukuran relevan dengan tujuan periklanan.
  • Memiliki kesepakatan mengenai bagaimana hasilnya
    akan digunakan sebelum masing-masing pengujian
    khusus dilakukan.
  • Memberikan pengukuran ganda.
  • Didasarkan atas model respons manusia terhadap
    komunikasi.

34
Positioning Advertising Copytesting (PACT)
  1. Mempertimbangkan apakah suatu stimulus periklanan
    harus diekspos lebih dari satu kali.
  2. Menuntut agar pelaksanaan alternatif diuji pada
    tingkat kesiapan yang sama.
  3. Memberikan kendali untuk menghindari bias yang
    biasanya dijumpai dalam konteks exposure.
  4. Memperhitungkan pertimbangan dasar dari definisi
    sampel.
  5. Menunjukkan reliabilitas dan validitas.

35
Riset Pesan
  • Berbagai teknik untuk mengukur efektivitas
    periklanan telah berkembang selama
    bertahun-tahun. Hal ini terjadi karena iklan
    melaksanakan berbagai fungsi, karena itu
    diperlukan berbagai metode untuk menguji berbagai
    indikator efektivitas periklanan.
  • Terdapat 5 metode yang mengukur bentuk-bentuk
    respon yang berbeda-beda
  • Pengukuran pengenalan dan daya ingat.
  • Pengukuran emosi.
  • Pengukuran pembangkitan fisiologis.
  • Pengukuran persuasi.
  • Pengukuran respons penjualan (sistem satu sumber).

36
Pengukuran Pengenalan dan Daya Ingat (Recall)
  • Pengukuran ini memberikan informasi kepada
    pemasar mengenai betapa baiknya iklan mereka
    dalam menghasilkan kesadaran konsumen akan merek
    mereka.
  • Starch Readership Service (majalah)
  • SRS mewawancara responden sambil menunjukkan
    iklan pada majalah dan bertanya apakah mereka
    telah melihat iklan itu sebelumnya atau tidak.
  • Responden diklasifikasikan ke dalam kategori
  • noted (mengingat sebelumnya pernah melihat)
  • associated (membaca nama merek/pemasang iklan)
  • read-some (membaca setiap bagian naskah)
  • read-most (membaca setengah atau lebih isi iklan)

37
Pengukuran Pengenalan dan Daya Ingat (Recall)
  • Bruzzone Test (televisi)
  • Bruzzone Research Company menguji pengakuan
    konsumen akan iklan televisi dengan mengirimkan
    seperangkat photoboard kepada responden dan
    meminta tanggapan mereka.
  • Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
    meliputi
  • Apakah responden ingat telah melihat iklan ini.
  • Apakah responden mengidentifikasi merek yang
    diiklankan.
  • Apakah reaksi mereka terhadap iklan ini.
  • Bruzzone Test juga memberi informasi tentang
    sikap terhadap merek dan minat membeli responden,
    sehingga hasil pengukuran dapat menjadi evaluasi
    efektivitas iklan.

38
Pengukuran Pengenalan dan Daya Ingat (Recall)
  • Burke Day-After Recall Testing (televisi)
  • Dalam prosedur ini, Burke menguji iklan yang
    telah ditayangkan sebagai bagian dari program
    televisi biasa, sehari setelah penayangan pertama
    suatu iklan baru.
  • Pengujian menghasilkan beberapa temuan, seperti
  • Claimed-recall scores (menunjukkan persentase
    responden yang ingat telah melihat iklan).
  • Related-recall scores (menunjukkan persentase
    responden yang secara akurat menggambarkan
    unsur-unsur periklanan khusus).
  • Terdapat banyak kontroversi dalam pemakaian Day
    After Recall (DAR). Tidak semua iklan dapat diuji
    dengan DAR.

39
Pengukuran Pengenalan dan Daya Ingat (Recall)
  • Dalam riset yang dilakukan oleh Foote, Cone
    Belding, diketahui bahwa DAR dapat mengukur
    iklan-iklan yang bersifat emosional, tetapi tidak
    terhadap iklan-iklan yang rasional atau
    berorientasi pikiran.
  • Untuk iklan-iklan berpikir, lebih tepat digunakan
    metode masked-recognition dimana pada hari
    berikutnya responden diminta untuk melihat iklan
    yang sama tetapi tanpa diperlihatkan mereknya,
    dan diminta untuk menyebutkan merek yang
    diiklankan tersebut.

40
Pengukuran Emosi
  • Riset menunjukkan bahwa iklan yang disukai
    (karena mempengaruhi emosi positif) lebih mungkin
    diingat dan lebih mampu membujuk.
  • Terdapat tiga metode yang dipergunakan dalam
    mengukur emosi dalam periklanan monitor
    keramahan, metode TRACE, dan sistem pengukuran
    emosional BBDO.

41
Pengukuran Emosi
  • Monitor Keramahan
  • Keramahan mendorong konsumen untuk menyukai iklan
    dan mendorong kecenderungan membeli produk yang
    diiklankan.
  • Mengukur keramahan dengan dua cara
  • (1) konsumen memanipulasi joystick komputer
    sebagai respon terhadap iklan.
  • (2) konsumen menelusuri reaksi mereka terhadap
    iklan pada secarik kertas yang berisi keterangan
    tidak ada keramahan, netral, ramah/lembut, dan
    emosional.

42
Pengukuran Emosi
  • Metode TRACE milik Market Fact
  • Konsumen mengungkapkan perasaan mereka terhadap
    apa yang mereka lihat di iklan televisi dengan
    menekan tombol-tombol pada mikrokomputer yang
    dipegang dengan tangan. Lalu konsumen akan
    diwawancara jika ada reaksi-reaksi yang terlihat
    dengan jelas.
  • Sistem Pengukuran Emosional BBDO
  • Menggunakan foto-foto untuk menggambarkan emosi
    yang berbeda.
  • Konsumen diberikan foto-foto ekspresi emosi
    tersebut dan diminta untuk memilih foto yang
    mencerminkan perasaan mereka saat melihat iklan.

43
Pengukuran Pembangkitan Fisiologis
  • Para periset menggunakan pengukuran ini untuk
    menunjukkan jumlah aktual reaksi fisiologis (yang
    dipengaruhi oleh perubahan psikologis).
  • Pengukuran pembangkitan fisiologis memungkinkan
    periset mendapatkan data yang lebih akurat
    tentang perubahan psikologis dengan mencegah
    pemantauan diri terhadap perasaan dan respons
    yang berat sebelah.
  • Galvanometer
  • Alat ini menilai tingkat respons emosional
    terhadap iklan dengan mengukur jumlah keringat.

44
Pengukuran Pembangkitan Fisiologis
  • Pupillometer
  • Mengukur pembesaran pupil mata responden saat
    melihat iklan.
  • Respons pupil berkorelasi dengan pembangkitan
    seseorang terhadap stimulasi.
  • Voice-Pitch Analysis (VOPAN)
  • Metode pengukuran perubahan fisiologis pada
    umumnya hanya menunjukkan jumlah pembangkitan
    emosi, tetapi tidak arahnya. Tidak diketahui
    apakah perubahan tersebut baik atau buruk.
  • Muncul metode VOPAN yang menggunakan komputer
    untuk menganalisis titi nada seseorang dalam
    responnya saat menjawab pertanyaan mengenai iklan
    yang ditampilkan.
  • Analisis VOPAN dapat menunjukkan jumlah
    keterlibatan emosional dan kebenaran jawaban
    responden.

45
Pengukuran Persuasi
  • Ukuran persuasi digunakan apabila tujuan pemasang
    iklan adalah untuk mempengaruhi sikap dan
    preferensi konsumen akan merek yang diiklankan.
  • Efektivitas iklan diukur dengan melihat sikap
    atau preferensi sebelum dan sesudah melihat iklan.

46
Pengukuran Persuasi
  • Theater Testing ASI
  • ASI melakukan Theater Testing dengan menampilkan
    pilot iklan televisi.
  • Efektivitas iklan ditunjukkan apabila preferensi
    mereka terhadap merek lebih tinggi setelah
    melihat iklan dibandingkan dengan sebelum melihat
    iklan.
  • Metode ARS
  • Perusahaan bernama rsc menggunakan metode ARS
    yang membuat pra dan pasca pengukuran terhadap
    responden.
  • Nilai ARS Persuasion diperoleh dari persentase
    responden yang memilih merek sasaran dalam
    preferensi terhadap merek pesaing pada pasca
    pengukuran dikurangi presentase yang memilih
    merek pada pra pengukuran.
  • Semakin positif nilai ARS Persuasion semakin
    besar kekuatan persuasif potensial iklan.

47
Pengukuran Persuasi
  • Dari penggunaan metode ARS, rsc memiliki beberapa
    kesimpulan mengenai fungsi dan efektivitas
    periklanan
  • Naskah iklan harus berbeda
  • Setiap informasi yang membedakan merek baru atau
    fitur baru dengan merek yang sudah ada memberikan
    proporsi peluang penjualan yang jauh lebih
    tinggi.
  • Pemasang iklan harus melakukan diferensiasi
    merek, yaitu membedakan merek yang diiklankan
    dari penawaran kompetitif dan memberikan konsumen
    alasan yang berbeda untuk membelinya.

48
Pengukuran Persuasi
  • Bobot tidak memadai
  • Kenaikan GRP tidak berarti merek tersebut
    memiliki kinerja yang lebih baik.
  • Bobot periklanan memang menjadi faktor yang
    penting, hanya jika iklan tersebut menyajikan
    kisah persuasif.
  • Iklan yang persuasif memiliki dampak yang agak
    dramatis dalam meningkatkan pangsa pasar.
  • Periklanan akhirnya usang/aus
  • Periklanan pada akhirnya akan menjadi usang (wear
    out), sehingga harus direvisi secara periodik
    untuk mempertahankan efektivitas penjualan merek.

49
Pengukuran Respons Penjualan
  • Metode single-source system (SSSs) dikembangkan
    untuk mengukur dampak iklan terhadap penjualan.
  • Keberadaan SSSs menjadi berguna saat
    teknologi-teknologi baru berkembang, antara lain
    (1) meteran televisi elektronik, (2) pemindai
    laser optik pada pengawasan ritel, dan (3)
    teknologi split cable.
  • SSSs mengumpulkan data pembelian dengan
    menggunakan alat pemindai optik dan
    menggabungkannya dengan karakteristik demografis
    rumah tangga serta informasi mengenai variabel
    pemasaran yang mempengaruhi pembelian (seperti
    televisi, majalah, dll).

50
Pengukuran Respons Penjualan
  • BehaviorScan milik IRI
  • Information Resources, Inc.s (IRI) mengembangkan
    BehaviorScan yang menggabungkan data demografis
    rumah tangga konsumen, perilaku membeli, serta
    exposure terhadap iklan televisi yang diuji.
  • Terdapat dua jenis pengujian iklan televisi
  • Pengujian bobot
  • Konsumen responden dibagi menjadi 2 kelompok,
    yang masing-masing diberikan iklan yang sama
    dengan jumlah bobot/GRPs yang berbeda.
  • Pengujian naskah
  • Jumlah bobot sama di antara dua kelompok, tetapi
    isi iklannya berbeda.

51
Pengukuran Respons Penjualan
  • SCANTRACK milik Nielsen
  • Perbedaan antara SCANTRACK dengan BehaviorScan
    antara lain
  • BehaviorScan mengumpulkan data pembelian melalui
    pemindai optik yang ada di supermarket, sedangkan
    SCANTRACK menggunakan pemindai yang dipegang
    dengan tangan bagi setiap responden.
  • Responden juga menggunakan pemindai tersebut
    untuk mencatat semua urusan toko serta fitur toko
    yang mempengaruhi keputusan pembelian.
  • Metode SCANTRACK memberi informasi mengenai
    dampak jangka panjang dan jangka pendek dari
    periklanan.

52
Mengukur Iklan Web
  • Terdapat beberapa kesulitan dalam mengukur
    efektivitas iklan di Internet.
  • Sampai saat ini iklan di Internet masih dianggap
    memberikan pengaruh yang lebih kecil jika
    dibandingkan media iklan utama.
  • Diperlukan juga metode yang dapat mengukur
    efektivitas indikator seperti kesadaran, daya
    ingat, dan persuasi yang ditujukan kepada
    iklan-iklan Internet.

53
BAGIAN V
  • Manajemen Promosi Penjualan

54
BAB 16
  • Tinjauan Manajemen Promosi Penjualan

55
Tujuan BAB 16
  1. Menjelaskan sifat dan tujuan promosi penjualan.
  2. Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan
    kenaikan investasi dalam promosi penjualan.
  3. Menjelaskan tugas yang dapat dan tidak dapat
    dilaksanakan oleh promosi.
  4. Memahami sembilan generalisasi empiris mengenai
    promosi.
  5. Membahas keadaan yang menentukan kapan promosi
    penjualan akan menguntungkan.

56
Promosi Penjualan
  • Promosi penjualan atau promosi mengacu pada
    setiap insentif yang digunakan oleh produsen
    untuk memicu transaksi pedagang ritel maupun
    konsumen untuk membeli suatu merek dan mendorong
    tenaga penjualan untuk secara agresif menjual
    merek tersebut.
  • Berbeda dengan periklanan yang biasanya
    berorientasi jangka panjang dan mempengaruhi
    sikap, promosi lebih berorientasi jangka pendek
    dan mempengaruhi perilaku.
  • Promosi memiliki karakter urgensi dengan
    mendorong prinsip bertindak SEKARANG (act NOW).

57
Sasaran Promosi
  • Promosi penjualan memiliki tiga kelompok sasaran,
    yaitu
  • Tenaga penjual
  • Harus secara antusias dan agresif menjual produk.
  • Penjual ritel
  • Didorong untuk memasok dan mempromosikan merek
    dengan cara diberikan imbalan berupa allowances,
    diskon, kontes, dan program pendukung periklanan
    lainnya.
  • Konsumen
  • Didorong untuk membeli merek dengan imbalan
    kupon, sampel, premi, cent-off deal, undian, dan
    insentif lainnya.

58
Promosi Penjualan
59
Pertumbuhan Promosi Penjualan
  • Pengeluaran untuk iklan sebagai persentase dari
    total biaya komunikasi pemasaran telah menurun
    belakangan ini, sementara pengeluaran untuk
    promosi telah meningkat dengan pesat.
  • Terdapat dua istilah yang sering digunakan dalam
    penjelasan promosi penjualan
  • Mendorong (push) perusahaan mengarahkan
    penjualan dengan mendorong tenaga penjual ataupun
    pedagang ritel.
  • Menarik (pull) promosi merek ditujukan langsung
    kepada konsumen.

60
Pertumbuhan Promosi Penjualan
  • Banyaknya perkembangan dalam bidang pemasaran
    menyebabkan perusahaan melakukan pergeseran
    alokasi anggaran dari periklanan ke promosi
    perdagangan.
  • Setiap perkembangan saling terkait dan tidak
    terjadi secara terpisah ataupun berbeda.

61
Pertumbuhan Promosi Penjualan
  • Pergeseran balance-of-power.
  • Sebelumnya produsen lebih berkuasa daripada
    pengecer karena dua alasan (1) produsen
    melakukan tarikan langsung kepada konsumen dan
    menuntut para pengecer untuk menangani merek
    mereka, (2) pengecer hanya mengetahui informasi
    dari produsen.
  • Tetapi sejak televisi menjadi media iklan yang
    paling efektif dan munculnya teknologi alat
    pemindai optik, para pengecer mulai ikut
    menentukan apa saja yang menjadi persyaratan
    penjualan, bukan lagi persyaratan produsen semata.

62
Pertumbuhan Promosi Penjualan
  • Kenaikan paritas merek dan sensitivitas harga.
  • Semakin banyak merek yang saling bersaing, tanpa
    ada merek yang memiliki keunggulan yang berbeda
    lagi.
  • Dalam hal ini konsumen menjadi semakin
    memperhatikan harga dan insentif harga sebagai
    cara untuk membedakan paritas merek.
  • Penurunan loyalitas merek.
  • Saat ini konsumen tidak lagi loyal pada merek
    daripada sebelumnya.
  • Konsumen pada akhirnya hanya membeli
    produk-produk yang memberikan promosi saja.

63
Pertumbuhan Promosi Penjualan
  • Pemecahan pasar massal dan penurunan efektivitas
    media.
  • Efektivitas periklanan semakin menurun yang
    diakibatkan oleh (1) gaya hidup konsumen semakin
    beragam, sehingga media periklanan memiliki daya
    tarik yang semakin sempit dan (2) semakin
    meningkatnya kekusutan iklan dan ekskalasi biaya
    media.
  • Orientasi jangka pendek dan struktur corporate
    reward.
  • Struktur imbalan dalam perusahaan-perusahaan yang
    diorganisir sebagai lini manajemen-merek
    menekankan respons penjualan jangka pendek dan
    bukan pertumbuhan jangka-panjang yang lambat.

64
Pertumbuhan Promosi Penjualan
  • Daya respons konsumen.
  • Konsumen saat ini memberi respons yang baik pada
    kesempatan menghemat-uang dan promosi penjualan
    bernilai tambah lainnya.

65
Kemampuan Promosi Penjualan
  • Promosi tidak dapat menyebabkan perubahan besar,
    tetapi dapat melaksanakan tugas-tugas berikut
  • Merangsang antusiasme tenaga penjualan untuk
    menjual produk baru, yang dikembangkan, atau
    lama.
  • Promosi penjualan yang menggembirakan akan
    memberikan amunisi kepada wiraniaga untuk
    membujuk ketika berinteraksi dengan para pembeli.

66
Kemampuan Promosi Penjualan
  • Memperkuat penjualan merek yang sudah lama.
  • Promosi dapat memperkuat penjualan produk yang
    sudah matang atau lama yang memerlukan darah
    segar.
  • Memfasilitasi pengenalan produk dan merek baru
    kepada dunia perdagangan.
  • Promosi penjualan ditujukan kepada para pengecer
    agar mau menjual produk-produk dan merek-merek
    baru.
  • Menambah on-shelf dan off-shelf space untuk
    barang dagang.
  • Promosi penjualan memungkinkan produsen untuk
    memperoleh rak penyimpan barang ekstra untuk
    sementara.

67
Kemampuan Promosi Penjualan
  • Menetralisir periklanan dan promosi penjualan
    kompetitif.
  • Mendapatkan pembelian percobaan dari para
    konsumen.
  • Para pemasar bergantung pada sampel gratis,
    kupon, dan promosi penjualan lainnya untuk
    mendorong pembelian percobaan atas merek-merek
    baru.
  • Mempertahankan para pemakai saat ini dengan
    mendorong pembelian ulang.
  • Dengan memberikan program refund, undian, dan
    berbagai program kontinuitas lainnya.

68
Kemampuan Promosi Penjualan
  • Meningkatkan pemakaian produk dengan meloading
    konsumen.
  • Promosi yang berorientasi transaksi akan
    mempengaruhi konsumen untuk membeli lebih banyak
    daripada biasanya.
  • Hal ini dapat menyebabkan konsumen meningkatkan
    konsumsinya untuk produk-produk yang tidak tahan
    lama seperti yoghurt, air jeruk, dll (alasan
    ofensif).
  • Sedangkan untuk produk-produk seperti kecap, cara
    ini hanya mempromosikan harga untuk mengimbangi
    usaha pesaing yang mencoba merebut pangsa pasar
    (alasan defensif).

69
Kemampuan Promosi Penjualan
  • Memenangkan persaingan dengan meloading konsumen.
  • Memperkuat periklanan.
  • Sebuah kampanye periklanan dapat diperkuat dengan
    usaha promosi penjualan yang terkoordinasi dengan
    baik.

70
Keterbatasan Promosi Penjualan
  • Ketidakmampuan untuk memberi kompensasi kepada
    tenaga penjualan yang kurang terlatih atau
    kurangnya periklanan.
  • Lemahnya tenaga penjualan, kurangnya kesadaran
    akan merek, lemahnya citra merek, dan berbagai
    sebab lainnya hanya dapat diatasi oleh manajemen
    penjualan dan usaha periklanan yang benar.
  • Tidak dapat menyediakan profesi atau pedagang
    atau konsumen alasan jangka panjang yang memaksa
    untuk terus membeli suatu merek.
  • Ketidakmampuan untuk secara permanen menghentikan
    tren penjualan merek yang menurun atau mengubah
    penolakan dasar atas produk yang tidak diinginkan.

71
Generalisasi tentang Promosi Penjualan
  • Telah dilakukan berbagai riset tentang fungsi dan
    efektivitas promosi penjualan. Hasil-hasil riset
    tersebut dapat dirangkum ke dalam 9 generalisasi
    empiris berikut
  • Penurunan harga ritel untuk sementara secara
    substansial akan meningkatkan penjualan (disebut
    sales spikes).
  • Semakin besar frekuensi deals (transaksi) semakin
    rendah puncak deals spike.
  • Frekuensi deal mengubah harga referensi konsumen.
  • Para pengecer mengalami kurang dari 100 persen
    trade deal.

72
Generalisasi tentang Promosi Penjualan
  1. Pangsa pasar merek yang lebih tinggi kurang
    lentur terhadap deal.
  2. Promosi yang diiklankan dapat menyebabkan
    meningkatnya lalu lintas toko.
  3. Fitur periklanan dan display yang beroperasi
    secara sinergis untuk mempengaruhi penjualan
    merek yang dikenakan diskon.
  4. Promosi dalam satu kategori produk mempengaruhi
    penjualan merek dalam kategori komplementer dan
    kompetitif.
  5. Dampak mempromosikan merek-merek bermutu lebih
    tinggi atau lebih rendah adalah asimetris.

73
Dealing Promosi tidak selalu Menguntungkan
  • Volume penjualan sebuah merek hampir selalu
    meningkat selama periode penawaran kupon atau
    price-on deal. Akan tetapi kenaikan volume
    penjualan ini tidak langsung meningkatkan laba.

74
Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi
  • Pasar untuk setiap kategori produk terdiri dari
    konsumen yang memiliki daya respons yang berbeda
    terhadap deal
  • Beberapa konsumen loyal terhadap satu merek.
  • Sebagian konsumen tidak memiliki loyalitas dan
    hanya membeli produk yang ada pada deal.
  • Sebagian besar lainnya berada di tengah kedua
    ekstrim di atas.
  • Terdapat kerangka kerja yang dapat menunjukkan
    berbagai segmen konsumen dalam batas-batas
    kecenderungan deal mereka.

75
Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi
76
Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi
  • Konsumen
  • Konsumen on-deal only (S8) konsumen yang hanya
    membeli bila suatu merek sedang on-deal.
  • Konsumen on-deal dan off-deal
  • Loyalis konsumen yang membeli merek yang sama
    secara berulang apabila tidak ada merek yang
    sedang on-deal.
  • Loyalis non-deal-prone (S1) konsumen yang
    konsisten membeli satu merek dan tidak
    dipengaruhi oleh deal.

77
Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi
  • Loyalis deal-prone
  • Loyalis penimbun barang (S2) hanya membeli satu
    merek dan loyal terhadap merek itu di samping
    memanfaatkan penghematan dengan menimbun barang
    saat on-deal.
  • Loyalis eksepsionis (S3) meskipun loyal terhadap
    satu merek yang sedang off-deal, namun akan
    mempertimbangkan pengecualian dan membeli merek
    lain yang tidak disukai apabila merek itu, dan
    bukan merek yang mereka sukai, sedang on-deal.
  • Loyalis eksepsionis-penimbun barang (S4) seperti
    loyalis eksepsionis tetapi juga menimbun merek
    lain yang sedang on-deal.

78
Daya Respons Konsumen terhadap Deal Promosi
  • Switchers konsumen yang, meskipun semua merek
    off-deal, namun tetap beralih ke merek lain
  • Switchers non-deal-prone (S5) konsumen sering
    berganti merek karena kebutuhan pembaruan dan
    bukan memanfaatkan deal.
  • Switchers deal-prone
  • Switchers bukan penimbun barang (S6) sangat
    responsif terhadap deal tetapi tidak membeli
    kuantitas ekstra jika setiap merek yang sesuai
    sedang on-deal.
  • Switchers penimbun barang (S7) memanfaatkan
    peluang deal dengan membeli berbagai unit apabila
    setiap merek yang sesuai sedang on-deal.

79
Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
  • Dari segmentasi respons konsumen terhadap deals
    yang telah dibahas sebelumnya, didapatkan lima
    kategori pola pembelian
  • Promosi yang tidak sensitif (segmen 1 dan 5)
  • Loyalis yang menimbun barang (segmen 2)
  • Promosi sensitif yang tidak menimbun barang
    (segmen 3 dan 6)
  • Promosi sensitif yang menimbun barang (segmen 4
    dan 7)
  • Konsumen on-deal only (segmen 8)

80
Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
  • Promosi yang tidak sensitif (segmen 1 dan 5)
  • Jika pangsa pasar seluruhnya terdiri dari
    konsumen yang tidak sensitif terhadap deal
    promosi, maka tidak akan menguntungkan untuk
    menempatkan merek on deal.
  • Hal ini disebabkan karena promosi yang tidak
    sensitif tidak akan mengubah perilaku pembelian
    mereka sebagai kegiatan dealing.

81
Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
  • Promosi yang tidak sensitif (segmen 1 dan 5)
  • ilustrasi sampo MorningGlow

82
Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
  • Loyalis penimbun barang (segmen 2)
  • Jika semua konsumen merupakan loyalis penimbun
    barang, maka kegiatan dealing juga tidak akan
    menguntungkan.
  • Saat on-deal penjualan akan meningkat secara
    mencolok tetapi kenaikan tersebut hanya dipinjam
    dari penjualan di masa depan saat off-deal.
  • Deal hanya akan meningkatkan volume penjualan
    jangka pendek, tetapi tidak menguntungkan.

83
Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
  • Loyalis penimbun barang (segmen 2)
  • ilustrasi sampo MorningGlow

84
Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
  • Promosi sensitif yang tidak menimbun barang
    (segmen 3 dan 6)
  • Pada kategori konsumen ini, depresi penjualan
    muncul akibat promosi pesaing.
  • Tetapi konsumen akan kembali membeli merek saat
    on-deal.
  • Dalam hal ini kegiatan dealing akan membuat merek
    mendapatkan keuntungan.

85
Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
  • Promosi sensitif yang tidak menimbun barang
    (segmen 3 dan 6) ilustrasi sampo MorningGlow

86
Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
  • Promosi sensitif yang menimbun barang (segmen 4
    dan 7)
  • Pada konsumen kategori ini, garis penjualan
    didepresi baik oleh kegiatan dealing-nya sendiri
    maupun dealing kompetitif.
  • Jika kegiatan dealing menguntungkan pada saat
    konsumen tidak menimbun barang, maka perilaku
    menimbun akan menyebabkan profitabilitas yang
    jauh lebih besar.
  • Hal ini disebabkan karena produsen memperoleh
    laba dengan merebut konsumen dari pesaing selama
    masa on-deal.

87
Implikasi Laba untuk Setiap Kategori Promosi
  • Konsumen on-deal-only (segmen 8)
  • Promosi ke suatu pasar yang didominasi oleh
    konsumen on-deal only akan memberikan keuntungan
    bagi produsen.

88
Kesimpulan
  • Pembahasan sejuah ini memberikan beberapa
    petunjuk mengenai profitabilitas dealing
  • Menempatkan suatu merek untuk on-deal adalah
    tidak menguntungkan jika pasar terdiri dari
    konsumen yang tidak sensitif terhadap promosi
    atau loyalis penimbun barang.
  • Menempatkan sebuah merek agar on-deal adalah
    menguntungkan jika pasar mencakup konsumen
    on-deal only.
  • Menempatkan sebuah merek agar on-deal mungkin
    atau tidak menguntungkan jika pasar terdiri dari
    konsumen yang sensitif terhadap promosi yang
    tidak menimbun barang atau yang menimbun barang.

89
BAB 17
  • Promosi Penjualan yang
  • Berorientasi Perdagangan

90
Tujuan BAB 17
  1. Membahas tujuan promosi yang berorientasi
    perdagangan dan faktor-faktor penting untuk
    mengembangkan program promosi perdagangan yang
    berhasil.
  2. Menjelaskan berbagai bentuk allowances
    perdagangan.
  3. Memahami forward buying dan diverting.
  4. Menjelaskan peran everyday low pricing (EDLP) dan
    program pay-for-performance.
  5. Menggambarkan konsep dan praktek yang dikenal
    sebagai efficient consumer response (ECR).
  6. Memahami praktek manajemen kategori.
  7. Menggambarkan peran periklanan kooperatif dan
    program dukungan penjual.
  8. Membahas sifat dan peran periklanan khusus.
  9. Membahas sifat dan peran pameran perdagangan.

91
Promosi Perdagangan
  • Produsen mengarahkan promosi perdagangan kepada
    para pedagang grosir, pengecer, dan perantara
    pemasaran lainnya.
  • Periklanan dan promosi yang berorientasi konsumen
    cenderung gagal kecuali promosi perdagangan
    berhasil membujuk grosir untuk mendistribusikan
    produk dan pengecer untuk menyimpan kuantitas
    yang memadai.

92
Promosi Perdagangan
  • Tujuan produsen untuk menggunakan promosi
    penjualan, antara lain
  • Untuk memperkenalkan produk-produk baru atau yang
    direvisi.
  • Untuk meningkatkan distribusi paket-paket atau
    ukuran baru.
  • Untuk menyelenggarakan persediaan eceran.
  • Untuk mempertahankan atau meningkatkan luas rak
    penyimpan barang (share of shelf space) produsen.
  • Untuk mendapatkan display di samping lokasi rak
    yang normal.

93
Promosi Perdagangan
  1. Untuk mengurangi kelebihan persediaan dan
    meningkatkan perputaran.
  2. Untuk mencapai fitur produk dalam periklanan
    pengecer.
  3. Untuk menghadapi aktivitas pesaing.
  4. Untuk menjual sebanyak mungkin kepada konsumen
    akhir.

94
ProgramPromosi Perdagangan
  • Insentif keuangan
  • Promosi perdagangan menawarkan para grosir dan
    pengecer kenaikan marjin laba dan/atau kenaikan
    volume penjualan.
  • Waktu yang tepat
  • Promosi perdagangan harus ditentukan waktu yang
    tepat bila
  • Berkaitan dengan peristiwa musiman
  • Bersamaan dengan promosi penjualan yang
    berorientasi konsumen
  • Digunakan secara strategis untuk meng-offset
    kegiatan promosi pesaing

95
ProgramPromosi Perdagangan
  • Meminimalkan usaha dan biaya pengecer
  • Semakin banyak usaha dan biaya yang dibutuhkan,
    semakin kecil kemungkinan para pengecer akan
    bekerjasama dalam suatu program yang mereka
    pandang hanya akan menguntungkan produsen.
  • Hasil yang cepat
  • Paling efektif dalam menghasilkan penjualan
    langsung atau peningkatan dalam lalu lintas toko.
  • Meningkatkan kerja pengecer
  • Promosi akan efektif jika membantu pengecer untuk
    melakukan penjualan yang lebih baik atau
    memperbaiki metode perdagangan.

96
Jenis-JenisPromosi Perdagangan
  • Terdapat lima bentuk promosi perdagangan
  • Trade allowances
  • Periklanan kooperatif dan program dukungan
    penjual
  • Kontes dan insentif perdagangan
  • Periklanan khusus
  • Pameran perdagangan

97
Trade Allowances
  • Merupakan imbalan kepada grosir dan pengecer agar
    melaksanakan kegiatan yang mendukung merek
    produsen dengan cara
  • Menyimpan merek produsen
  • Memberikan diskon kepada konsumen
  • Menggambarkannya dalam periklanan
  • Menyediakan display khusus atau dukungan
    point-of-purchase lainnya
  • Tujuan dilakukannya trade allowances
  • Meningkatkan pembelian para grosir dan pengecer
    atas merek produsen.
  • Meningkatkan pembelian konsumen atas merek
    produsen dari pengecer.

98
Trade Allowances
  • Bentuk-bentuk utama trade allowances
  • Slotting allowances
  • Merupakan biaya yang dibayar oleh produsen untuk
    mendapatkan akses ke slot atau lokasi yang harus
    disediakan pengecer dalam pusat distribusinya
    untuk mengakomodasi merek baru produsen.
  • Berlaku pada situasi di mana produsen berusaha
    agar salah satu mereknya (khususnya merek baru)
    agar diterima oleh pengecer.

99
Trade Allowances
  • Dilema yang dihadapi produsen membayar biaya
    slotting allowances dan menutup biaya dari volume
    penjualan yang meningkat, atau menolak membayar
    biaya itu dan tidak dapat memperkenalkan merek
    baru.
  • Slotting allowances juga menjadi biaya yang sah,
    karena pengecer harus mengeluarkan beberapa biaya
    tambahan saat menerima merek baru dan menjadi
    semacam kebijakan asuransi apabila suatu merek
    mengalami kegagalan.

100
Trade Allowances
  • Produsen besar memiliki kemungkinan yang lebih
    kecil untuk harus membayar slotting allowances,
    karena mereka biasanya juga menanamkan modal yang
    besar untuk menarik konsumen untuk membeli produk
    mereka.
  • Slotting allowances selain menjadi bentuk entry
    fee agar merek baru dapat masuk ke pusat
    distribusi, tetapi beberapa pengecer juga
    memberlakukan exit fee (atau deslotting
    allowances) untuk mengeluarkan merek-merek yang
    tidak laku dari pusat distribusi mereka.

101
Trade Allowances
  • Bill-Back Allowances
  • Para pengecer akan menerima allowances jika
    mengiklankan merek-merek produsen (bill-back ad
    allowance) atau menyediakan display khusus
    (bill-back display allowance).
  • Bill-back allowances tidak langsung dikurangkan
    dari faktur pemesanan produk, tetapi setelah
    pengecer melaksanakan jasa periklanan atau
    menyediakan display atas merek produsen.

102
Trade Allowances
  • Off-Invoice Allowances
  • Off-invoice allowances adalah pengurangan harga
    sementara atas merek tertentu.
  • Merupakan deal yang dilakukan secara periodik
    yang memungkinkan para grosir dan pengecer untuk
    mengurangi suatu jumlah tertentu dari faktur.
  • Dengan menggunakan off-invoice allowances para
    produsen berharap dapat meningkatkan pembelian
    merek produsen dan membuat pengecer memberikan
    deal-deal kepada pembelanja dalam bentuk
    pengurangan harga.

103
Forward Buyingdan Diverting
  • Dalam prakteknya, para pengecer tidak
    melaksanakan jasa untuk memperoleh trade
    allowances dari produsen.
  • Mata rantai ritel yang besar mungkin akan
    memanfaatkan off-invoice allowances tanpa
    memberikan potongan kepada para konsumen.
  • Selain itu off-invoice allowances juga sering
    digunakan pengecer untuk menimbun barang guna
    memanfaatkan pengurangan harga sementara. Setelah
    itu mereka melakukan forward buying ataupun
    diverting.

104
Forward Buying
  • Dalam kegiatan forward buying, pengecer membeli
    barang dalam jumlah yang lebih besar daripada
    yang dibutuhkan dan menyimpannya dalam gudang.
  • Dengan begitu pengecer tidak perlu lagi membeli
    merek itu pada harga penuh.
  • Forward buying seharusnya dapat menguntungkan
    semua pihak, tetapi tidak selalu terjadi
  • Penghematan dari forward buying seringkali tidak
    diberikan kepada konsumen.
  • Forward buying menyebabkan pengecer meningkatkan
    biaya distribusi yang mengalami penundaan.
  • Para produsen mengalami penurunan marjin akibat
    diskon harga yang mereka tawarkan.

105
Forward Buying
  • Campbell Soup Company pernah menjadi korban
    forward buying selama bertahun-tahun.
  • Untuk mengatasinya, Campbell menjalankan program
    bills and hold di mana dia menagih pengecer
    segera setelah pengecer melakukan pesanan
    forward-bought, tetapi menunda pengiriman produk
    yang dipesan sampai jumlah yang diinginkan
    diminta oleh pengecer.

106
Diverting
  • Dalam kegiatan diverting, pengecer membeli dalam
    jumlah yang besar pada harga deal, kemudian
    menjual ke daerah lainnya.
  • Diverting terjadi apabila produsen membatasi deal
    pada daerah geografis yang terbatas dan bukan
    secara nasional.
  • Konsekuensi negatif dari aktivitas diverting
  • Mutu produk secara potensial akan turun akibat
    tertundanya pengiriman produk dari tempat
    penyimpanan produsen ke rak ritel.
  • Kerusakan produk dapat menimbulkan bahaya-bahaya
    lainnya.

107
Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
  • Dalam mengatasi ketidakefisienan promosi
    perdagangan, para produsen telah melakukan
    berbagai cara, antara lain
  • Efficient Consumer Response (ECR)
  • Tujuan ECR adalah (1) meningkatkan efisiensi
    dalam industri bahan pangan di antara semua pihak
    (produsen, grosir, broker, pengecer) (2)
    mengurangi biaya bagi semua orang, khususnya
    konsumen akhir (3) mengurangi pengeluaran yang
    besar untuk promosi perdagangan.

108
Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
  • Beberapa fitur yang dilakukan dalam ECR
  • Memperbaiki praktek pengisian kembali produk
  • Salah satunya dengan menggunakan electronic data
    interchange/EDI yang menjadi sarana untuk
    mengurangi waktu dan biaya pemenuhan pemesanan.
  • Mengurangi promosi perdagangan
  • Untuk meminimalkan biaya persediaan yang akan
    mengurangi praktek forward buying dan diverting.
  • Memperbaiki pengenalan produk

109
Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
  • Manajemen Kategori
  • Baik produsen maupun pengecer memiliki
    kategori-kategori produk.
  • Manajemen kategori membuat produsen dan pengecer
    bekerjasama untuk merencanakan serta
    melaksanakan
  • program perdagangan
  • deal promosi penjualan
  • memasang iklan yang dapat disetujui kedua pihak
  • meningkatkan kinerja produk keduanya

110
Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
  • Tahapan manajemen kategori
  • Tinjauan kategori
  • Untuk mengidentifikasi peluang pertumbuhan dan
    mengembangkan strategi pemasaran.
  • Konsumen sasaran
  • Untuk mengetahui potensi merek dan memberikan
    pilihan atas media iklan, promosi dan penawaran
    produk.
  • Perencanaan perdagangan.
  • Dapat menggunakan planogram, program yang
    mengidentifikasi produk-produk khusus yang paling
    menarik konsumen.
  • Penerapan strategi
  • Evaluasi hasil

111
Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
  • Everyday Low Pricing (EDLP)
  • Sebagai cara untuk mengatasi forward buying dan
    diverting, perusahaan Procter Gamble
    memberlakukan metode EDLP yang menjadi suatu
    bentuk penetapan harga di mana produsen akan
    mengenakan harga yang sama untuk merek tertentu
    setiap harinya.
  • Penerapan EDLP membuat praktek forward buying dan
    diverting menurun drastis.

112
Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
  • Program Pay-for-Performance
  • Merupakan bentuk trade allowance yang memberi
    imbalan kepada pengecer guna menjual merek-merek
    yang didukung dengan trade allowance dan bukan
    hanya membeli merek-merek tersebut.
  • Program ini dicatat dengan menggunakan alat
    pemindai optik, sehingga dapat memberikan
    kepastian berapa banyak produk yang terjual di
    pengecer.
  • Singkatnya, pay-for-performance hanya akan
    memberikan insentif kepada pengecer untuk
    item-item yang dijual kepada konsumen selama
    periode waktu yang disepakati.

113
Pemecahan Masalah Promosi Perdagangan
  • Account-Specific Marketing
  • Merupakan kegiatan promosi dan periklanan yang
    diminta produsen atas account-account ritel
    khusus.
  • Dalam program ini, produsen mengarahkan kegiatan
    promosi langsung ke pelanggan ritel khusus dan
    mengembangkan, bersama dengan pengecer, suatu
    program periklanan atau promosi yang secara
    serempak melayani merek produsen, memenuhi
    persyaratan volume serta laba pengecer, dan
    kebutuhan konsumen.

114
Periklanan Kooperatif dan Program Dukungan
Penjual
  • Bentuk lain dari promosi perdagangan terjadi
    apabila produsen barang-barang dagangan bermerek
    membayar sebagian beban yang dikenakan pengecer
    ketika mengiklankan merek-merek produsen
  • Periklanan kooperatif (dimulai dari produsen).
  • Program dukungan penjual (dimulai dari pengecer).

S
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com