Title: PENILAIAN KINERJA
1PENILAIAN KINERJA
- Presented by
- Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono
2Pengertian Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
Performance appraisal adalah
- Penilaian pelaksana pekerjaan adalah suatu sistem
yang digunakan untuk menilai apakah seorang
karyawan telah melaksanakan pekerjaannya
masing-masing secara keseluruhan.
3- Penilaian tidak hanya hasil fisiknya tetapi
meliputi - kemampuan kerja,
- disiplin,
- hubungan kerja,
- prakarsa,
- kepemimpinan dan
- hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan level
pekerjaan yang dijabatinya.
4Model Performance Management
5Tujuan Umum Performance Appraisal
Ada tujuan umum
- Strategic Purpose.
- Administrative purpose.
- Developmental purpose
6- Strategic Purpose.
- Sistem performance management harus menghubungkan
aktivitas karyawan dengan tujuan organisasi. - Untuk mencapai tujuan stratejik, sistem harus
fleksibel karena ketika tujuan dan strategi
berubah, perilaku dan karakteristik karyawan
harus juga berubah.
7- Administrative purpose.
- Organisasi menggunakan informasi performance
management dalam keputusan administratif misalnya - kenaikan gaji,
- promosi,
- retention,
- layoffs dan
- pengakuan kinerja karyawan.
8- Developmental purpose.
- menghubungkan aktivitas karyawan dengan tujuan
stratejik organisasi, - menggunakan informasi yang berguna untuk membuat
keputusan administratif mengenai karyawan dan - memberikan umpan balik kepada karyawan.
9Tujuan Spesifik Performance Appraisal
- Mengetahui keadaan ketrampilan dan kemampuan
setiap karyawan secara rutin. - Penyempurnaan kondisi kerja, peningkatan mutu dan
hasil kerja. - Dapat digunakan sebagai dasar pengembangan dan
pendayagunaan karyawan seoptimal mungkin -
Perlu ada penilaian yang fair, biar tidak ada
overload kerjaan
10Lanjutan Tujuan Spesifik
- Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang
sehat antara atasan dan bawahan. - Mengetahui kondisi perusahaan secara keseluruhan
dari bidang personalia, khususnya prestasi
karyawan dalam bekerja.
11Lanjutan Tujuan Spesifik
Kinerjamu kurang optimaltolong ditingkatkan ya..
- Secara pribadi, bagi karyawan dapat mengetahui
kekuatan dan kelemahan. - Sebaliknya bagi atasan yang menilai akan lebih
memperhatikan dan mengenal bawahan, sehingga
dapat membantu dalam memotivasi bekerja.
12Syarat-Syarat Penilaian
- relevance,
- acceptability,
- reliability,
- sensitivity,
- practicality.
13- Relevance berarti bahwa suatu sistem penilaian
digunakan untuk mengukur hal-hal atau
kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya. - Hubungan yang ada kesesuaian antara hasil
pekerjaan dan tujuan yang telah ditetapkan lebih
dahulu.
14- Acceptability berarti hasil dari sistem
penilaian tersebut dapat diterima dalam
hubungannya dengan kesuksesan dari pelaksanaan
pekerjaan dalam suatu organisasi.
15- Reliabilitas berarti hasil sistem penilaian
tersebut dapat dipercaya (konsisten dan stabil). - Realibilitas sistem penilaian dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain waktu dan frekuensi
penilaian.
16- Sensitivity berarti sistem penilaian tersebut
cukup peka dalam membedakan atau menunjukkan
kegiatan yang - berhasil/sukses,
- cukup ataupun
- gagal/jelek yang telah dilakukan oleh seorang
karyawan.
17Sepertinya metode penilaian ini tidak praktis,
sulit
- Practicality berarti bahwa sistem penilaian
dapat mendukung secara langsung tercapainya
tujuan organisasi perusahaan melalui
peningkatan produktivitas para karyawan.
18Tipe Penyimpangan dalam Penilaian
- Kelonggaran atau Kekerasan (Leniency atau
severity) - Kecenderungan ke Pusat (Central Tendency)
- Halo Error
-
Ada penyimpangan
19Kelonggaran Penilaian
- Kecenderungan pelanggaran pertama yaitu
kelonggaran penilaian atau terlalu lunak dalam
penilaian. - Kecenderungan kedua yaitu kekerasan penilaian
atau terlalu keras dalam menilai.
20Kecenderungan ke Pusat
- Umumnya para penilai yang tidak memiliki
kepastian tentang bawahan yang dinilai akan
memilki suatu central tendency dalam waktu
melaksanakan penilaian.
21Halo Error
Wah, sepertinya orangnya pandai, berarti pasti ok
kinerjanya
-
- Penyimpangan karena halo effect atau halo
error merupakan penyimpangan karena kesan
sesaat dari penilai terhadap bawahan.
22- Horn-penilaian negatif pada satu aspek akan
memberikan penilaian yang negatif pada aspek
lain.
Kayaknya orangnya menyebalkan
23Mengurangi Tingkat Error
- Rater error training.
- Hal ini membuat manajer hati-hati dalam
memberikan penilaian dan meminimalkan kesalahan
yang dibuat.
- Rater accuracy training.
- Pelatihan yang menekankan sifat multidimensional
kinerja dan mengenalkan raters dengan dimensi
kinerja yang beragam secara aktual.
24Standar Prestasi Kerja
- Sebelum menentukan standar prestasi pelaksanaan
kerja, dibutuhkan - pengukuran kerja,
- penelitian, dan
- penentuan standard waktu baik untuk pekerjaan
dengan mesin atau tanpa mesin.
25- Prestasi
- output kerja dalam menit standard x 100
- input waktu kerja dan waktu mesin dalam menit
jam
26ASPEK-ASPEK KRITERIA PENILAIAN PELAKSANAAN
PEKERJAAN
- Hal ini merupakan sifat-sifat atau ciri-ciri yang
dapat menunjukkan bahwa pelaksanaan suatu
pekerjaan tertentu dapat berjalan dengan lancar
dan berhasil dengan baik.
27Level Penilaian
- Level operator
- - Prestasi kerja
- - Tanggung jawab
- - Ketaatan
- - Kejujuran
- - Kerjasama
28- Level Foreman
- - Prestasi kerja
- - Tanggung jawab
- - Ketaatan
- - Kejujuran
- - Kerjasama
- - Kepemimpinan
29- Level Supervisor
- - Prestasi kerja
- - Tanggung Jawab
- - Ketaatan
- - Kejujuran
- - Kerjasama
- - Prakarsa (inisiatif)
- - Kepemimpinan
30Kriteria Penilaian
- Dari jumlah penilaian tersebut akan diketahui
bahwa seorang karyawan tingkat prestasinya - sangat baik
- normal,
- kurang memuaskan,
- tidak memuaskan atau
- Dengan ungkapan lain tingkat prestasinya
- amat baik, 5
- baik, 4
- cukup,3
- sedang,2
- Kurang 1.
31Tingkat Prestasi (TP) Pengertian Nilai tingkat prestasi
Istimewa Tingkat prestasi yang jauh di atas normal 5
Sangat baik Tingkat prestasi yang jauh di atas normal 4
Normal Tingkat prestasi sesuai dengan standard 3
Kurang memuaskan Tingkat prestasi agak di bawah normal/satndard 2
Tidak memuaskan Tingkat prestasi di bawah persyaratan umum 1
32Sifat Penilaian dan Kriteria Penilaian
- Sesuai dengan tujuan penilaian pelaksanan
pekerjaan, maka sifat penilaian yang baik adalah
terbuka dan rahasia.
33- Manfaat yang dapat dipetik yaitu
- Setiap karyawan yang dinilai akan mengetahui
kemampuannya melalui nilai kurang atau cukup atau
baik. - Dengan mengetahui kekurangan-kekurangannya
berarti dia dapat memperbaikinya, untuk
waktu-waktu yang akan datang.
34- Sebaiknya bagi atasan yang menilai dia akan
menilai bawahannya secara teliti dan obyektif. - Hal ini didorong oleh sifat terbuka penilaian
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
35- Sifat yang kedua yaitu rahasia maksudnya, bahwa
penilaian itu hanya diketahui oleh pejabat yang
berkepentingan yaitu penilainya dan karyawan yang
dinilai.
36- Sehingga pada daftar penilaian pelaksanaan
pekerja tersebut terdapat tiga pihak yang
menyetujuinya yaitu - - Pejabat yang dinilai
- - Pejabat yang menilai
- - Pejabat satu tingkat di atas penilai
37PENILAI, YANG DINILAI DAN PROSEDUR PENILAIAN
- Pejabat penilai
- Penentuan ini didasarkan secara bertingkat
dengan prinsip satu tingkat di bawah atau one
down step.
38Contoh Tingkatan Penilaian
- operator ?foreman.
- supervisor ?kepala bagian atau kepala seksi, dan
seterusnya.
39- Karyawan yang dinilai
- Setiap karyawan berhak untuk mendapat penilaian
dari atasannya langsung. - Perlu disusun pedoman penilaian prestasi yang
dikomunikasikan kepada seluruh karyawan.
40- Waktu penilaian
- Pada dasarnya waktu melaksanakan penilaian tidak
diharuskan 1 tahun atau 6 bulan satu kali. - Sebaiknya tidak setiap saat atau dalam jangka
waktu yang relatif pendek.
41Prosedur Penilaian
- Pertama
- Bagian personalia mengirimkan Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan kepada setiap pejabat yang
memiliki bawahan dalam lingkungan pengawasan
disertai pedoman dalam memberikan nilainya.
42- Kedua
- Pejabat penilai wajib melaksanakan penilaian atas
hasil kerja para karyawan. - Penilaian ini dilaksanakan secara periodik,
misalnya 6 bulan atau satu tahun sekali.
43- Ketiga
- Setelah menilai dan mengisi daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan, maka daftar tersebut
diberikan kepada karyawan yang dinilai untuk
dipelajari dan ditanda tangani sebagai tanda
menyetujui penilaian tersebut.
44- Keempat
- Apabila karyawan yang dinilai keberatan atas
penilaian atasannya maka dia dapat mengajukan
keberatan disertai dengan alasan yang logis. - Keberatan tersebut diajukan kepada atasan pejabat
penilai selambat-lambatnya dalam batas waktu
tertentu (misalnya 14 hari/ 2 minggu) sejak
tanggal diterimanya daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
45- Kelima
- Apabila setelah karyawan yang dinilai mempelajari
dan menyetujui penilaian maka pejabat penilai
menyerahkan daftar penilaian pelaksanaan
pekerjaan tersebut kepada atasan pejabat penilai
tanpa catatan atau perbaikan-perbaikan.
46- Keenam
- Apabila setelah karyawan yang dinilai
berkeberatan, maka pejabat penilai menyerahkan
daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut
kepada atasan pejabat penilai. - Hal ini berkaitan dengan catatan tanggapan
pejabat penilai atas keberatan yang diberikan
oleh karyawan yang dinilai.
47- Ketujuh
- Apabila atasan atau pejabat penilai
memperoleh/mendapatkan alasan-alasan yang logis
cukup kuat, maka atasan pejabat penilai dapat
melakukan perubahan-perubahan nilai yang telah
dibuat oleh pejabat nilai.
48- Kedelapan
- Daftar Penilai Pelaksanaan pekerjan karyawan
berlaku dari sejak setelah ada tanda tangan
pejabat penilai, karyawan yang dinilai dan dari
atasan pejabat penilai. - Tanda tangan pejabat penilai menunjukkan
keputusan yang terakhir dan tidak dapat diubah
lagi.
49- Kesembilan
- Apabila ternyata Bagian Personalia melihat adanya
kejanggalan/keanehan dalam daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan karyawan tersebut, maka
mereka wajib menelaah dan meneliti kembali untuk
memperoleh kebenaran dan keobyektifan daftar
penilaian tersebut.
50PENDEKATAN PENILAIAN
- The Comparative Approach
- ?forced distribution, ranking
- The Attribute Approach
- ?rating
- The Result Approach
- ?MBO
- Behavioral Approach
- Critical Incident Method, Field Review Method,
Performance Test and Observations, Group
Evaluation Method, Organizational Behavioral
Approach
51Comparative Approach
- Ada tiga pendekatan komparatif yaitu
- ranking,
- forced distribution dan
- paired comparison.
52- Ranking merupakan teknik yang memberikan
keseluruhan penilaian menilai kinerja individual.
- Sistem ranking yang sederhana adalah mengurutkan
karyawan dari terendah sampai tertinggi. - Forced distribution menggunakan ranking format,
tetapi karyawan diurutkan dalam kelompok.
53- Paired comparison
- Penilaian ini menghendaki manajer untuk
membandingkan setiap karyawan dalam satu kelompok
kerja dengan karyawan lain pada kelompok kerja
lain. - Metode ini lebih memakan waktu.
- Rumus menunjukkan kinerja ini adalah
n(n-1)/2.
54- Point Allocation Method
- Metode Alokasi Point adalah bentuk lain dari
Forced Distribution. - Penilai atau pembuat perbandingan memberikan
suatu jumlah angka keseluruhan untuk dialokasikan
kepada para pekerja dalam kelompok-kelompok.
55Keuntungan Pendekatan Komparatif
- Penggunaan pendekatan komparatif adalah
memberikan kinerja efektif ketika tujuan sistem
adalah untuk melakukan diferensiasi kinerja
karyawan. - Teknik ini mengurangi problem leniency, central
tendency dan strictness. - Instrumen ini penting untuk membuat keputusan
administratif misalnya kenaikan gaji dan promosi.
Instrumen ini mudah digunakan.
56Kelemahan Pendekatan Komparatif
- Kelemahan instrumen ini bila dikaitkan dengan
tujuan organisasi. - Validitas dan reliabilitas tergantung pada yang
memberikan penilaian. - Kelemahan lain instrumen ini adalah tidak adanya
umpan balik.
57The Attributive Approach
- Rating Scale
- Metode ini memerlukan penilai untuk memberikan
suatu evaluasi yag subyektif mengenai penampilan
individu pada skala dari rendah sampai tinggi. - Formulir dilengkapi dengan mengecek tanggapan
yang paling tepat untuk setiap penampilan. - Skala ini memberikan penilai dengan sejumlah poin
yang berbeda yang bersifat diskrit atau kontinyu
58Pendekatan Alternatif
- Checklist
- Metode penilaian memerlukan penilai untuk
menyeleksi pernyataan yang menjelaskan
karakteristik karyawan. - Kelebihan dari checklist adalah hemat, mudah
pelaksanaannya, dan terstandarisasi. - Kelemahannya meliputi ketentuan terhadap bias
penilai, pemakaian kriteria kepribadian dan bukan
kriteria penampilan, salah interpretasi item-item
pada daftar, serta pemakaian bobot.
59Behavioral Approach
- Critical Incident Method
- Metode ini mengarahkan pembuat perbandingan
untuk mencatat pernyataan yang menggambarkan
tingkah laku karyawan baik dan buruk dihubungkan
dengan cara kerja mereka. - Pernyataan tersebut disebut kejadian-kejadian
kritis..
60- Kejadian ini biasanya dicatat oleh
supervosir/penyelia selama periode evaluasi untuk
masing-masng pekerja bawahan. - Metode kejadian kritis sangat berguna dalam
memberi karyawan umpan balik tentang keterkaitan
pekerjaan.
61- Field Review Method
- Ukuran prestasi kerja subyektif digunakan,
perbedaan pada persepsi pembuat perbandingan
menjadi bias. - Untuk menyediakan standar yang lebih baik dalam
pengulasan, beberapa penilai menggunakan metode
pengulasan lapangan.
62- Performance Test and Observations
- Dengan suatu jumlah pekerjaan yang terbatas
penilaian prestasi kerja dapat dilaksanakanpada
suatu test keahlian. - Test itu mungkin variasi kertas dan pensil
(tertulis) atau suatu demonstrasi keterampilan/
keahlian yang sebenarnya.
63Organizational Behavior Modification-Pendekatan
Penilaian Alternatif
- Ada beberapa tahapan.
- Pertama manajer harus mengidentifikasi perilaku
karyawan yang penting untuk kinerja. - Kedua, harus memahami frekuensi perilaku
problematis dan menyusun dasar yang digunakan
untuk menentukan keefektifan intervensi manajer.
64- Ketiga, mengidentifikasi antesedensi dan
konsekuensi perilaku. - Di samping itu, manajer harus mengidentifikasi
strategi intervensi yang tepat misalnya positive
reinforcement, negative reinforcement, punishment
atau extinction. - Keempat, mengamati apakah perilaku yang
diinginkan sering dijalankan dan perilaku yang
tidak diinginkan jarang dilakukan.
65- Aplikasi OBM adalah untuk meningkatkan
- job performance,
- job safety dan
- job attendance.
66Kritik terhadap OBM
- Pertama, apakah bisa dikatakan etis untuk
melakukan kontrol terhadap perilaku kerja manusia
khususnya dari sisi struktur sosial demokratis? - Kedua, sulit mendapatkan ukuran yang konsisten
untuk OBM. - Ketiga, berkaitan dengan bentuk komunikasi yang
dipilih oleh atasan dan bawahan.
67- Dengan kata lain, intervensi menjadi efektif bila
atasan mempunyai otoritas tinggi untuk melakukan
modifikasi perilaku. - Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menerapkan OBM yaitu - work setting,
- anggaran,
- budaya dan
- karakteristik individu lain.
68Metode Penilaian Berorientasi Masa Depan
- Pusat orientasi pendekatan pada perbuatan yang
akan datang menilai pekerja potensial dengan
tujuan penilaian yang akan datang, di sini
meliputi 4 cara yang digunakan - 1. Penilaian diri sendiri
- 2. Penilaian menurut psikologis
- 3. Pendekatan MBO?The result approach
- 4. Cara penilaian pusat?Assessment Centre
69- Penilaian Psikologi
- Beberapa organisasi besar, karyawannya selalu
mengadakan hubungan batin. - 1. Wawancara
- 2. Tes psikologi
- 3. Bertukar pendapat dengan penanya dan
diakhiri dengan - 4. Penilaian
70PERFORMANCE FEEDBACK
- Umpan balik diberikan sesering mungkin.
- Karyawan melakukan self-rating.
- Mendorong subordinate untuk berpartisipasi
- Memfokuskan pada penyelesaian masalah.
- Memfokuskan umpan balik pada perilaku atau hasil
bukan pada orang. - Meminimalkan kritik.
- Melakukan review kemajuan.
71Penilaian 360 0
72Prosedur Penilaian 360 0
- Menciptakan focus group. Ukuran yang digunakan
untuk mengukur keefektifan yaitu - response rate,
- grievance rate,
- customer satisfaction,
- employee satisfaction, abseenteism,
- recruiting success, work behavior (leadership,
communication, employee development effort), - work performance.
- Menggunakan pre-post control group design.
- Harus paham apa yang diukur dan bagaimana
mengukur. - Melatih trainer.
- Menciptakan pilot study.
- Menggunakan konsultan baik internal maupun
eksternal.