METODE KUALITATIF - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

METODE KUALITATIF

Description:

Title: METODE KUALITATIF Author: oedojo soedirham Last modified by: Lab Komputer Created Date: 12/23/2005 1:43:01 PM Document presentation format – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:436
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 79
Provided by: oedoj
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: METODE KUALITATIF


1
METODE KUALITATIF
  • dr. Oedojo Soedirham, MPH, MA, PhD
  • Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
  • FKM UNAIR 2010

2
PENGANTAR
  • Lebih dari 3 dekade, sebuah revolusi metodologi
    diam-2 terjadi dalam ilmu-2 sosial (Denzin
    Lincoln, 2003). Pengaburan batasan disiplin-2
    telah terjadi. Ilmu-2 sosial dan humanities
    secara bersama tertarik dg fokus pada suatu
    pendekatan kualitatif interpretif terhadap riset
    dan teori.
  • Meskipun kecenderungan tersebut bukanlah hal
    baru, tingkat di mana revolusi kualitatif
    menyusul ilmu-2 sosial dan bidang profesional
    yang berkaitan lainnya begitu mengagumkan.

3
PENGANTAR (lanjutan)
  • Riset kualitatif mempunyai sejarah yg panjang,
    berbeda, dan kadangkala menyakitkan dalam
    disiplin-2 ilmu manusia (human disciplines).
  • Misalnya, di dalam sosiologi, karya Chicago
    School (Mazhab Chicago) pada tahun 1920an dan
    1930an menegakkan pentingnya penelitian
    kualitatif untuk studi kehidupan kelompok
    manusia.
  • Di dalam antropologi, selama pada waktu yg sama,
    studi-2 Boas, Mead, Benedict, Bateson,
    Radcliffe-Brown menggambarkan kerangka (outline)
    dari metode lapangannya.

4
PENGANTAR (lanjutan)
  • Agendanya jelas si pengamat pergi ke tempat yg
    asing untuk mempelajari adat (custom) dan
    kebiasaan (habit) masyarakat dan budaya yg lain.
  • Dg cepat, riset kualitatif dipakai dalam
    disiplin-2 sosial dan perilaku, termasuk
    pendidikan, sejarah, ilmu politik, business,
    kedokteran, keperawatan, kerja sosial, dan
    komunikasi.

5
Isu-isu DEFINISI
  • Riset Kualitatif adalah sebuah bidang penelitian
    di dalam hak-haknya sendiri.
  • Hal tsb melintasi disiplin-2, bidang, dan subyek
    masalah.
  • RISET KUALITATIF dikelilingi oleh sebuah kelompok
    keluarga istilah, konsep, dan asumsi-2 yg saling
    berkaitan.
  • Hal tsb mencakup tradisi yg dihubungkan dg
    fondalisme, positivisme, postfondalisme,
    postpositivisme, poststrukturalisme, dan/atau
    metode-2, dihubungkan dg studi-2 kultural dan
    interpretif.

6
Isu-isu DEFINISI (lanjutan)
  • Terdapat literatur-2 yg terpisah dan rinci pada
    banyak metode dan pendekatan yg termasuk dalam
    kategori riset kualitatif, misalnya studi kasus,
    politik dan etika, peneliitian partisipatif,
    pewawancaraan (interviewing), pengamatan oleh
    peserta (partisipan), metode visual, dan
    analiisis interpretif.

7
Isu-isu DEFINISI (lanjutan)
  • Di Amerika Utara (AS dan Canada) riset kualitatif
    berjalan dalam bidang historis yang kompleks yg
    melintas 7 momen historis yg tumpang tindih dan
    secara serentak berjalan saat ini
  • Tradisional (1900 1950)
  • Modernis / jaman keemasan (1950 1970)
  • Blurred genre (aliran yg kabur) (1970 1986)
  • Crisis of representation (1986 1990)
  • Posmodern, periode eksperimental dan etnografi
    baru (1990 1995)
  • Penelitian poseksperimental (1995 2000)
  • Masa depan (2000 - )

8
Isu-isu DEFINISI (lanjutan)
  • Momen yg ke 7 konsen dg wacana moral, dg
    pengembangan tekstualitas suci. Momen ke 7
    meminta ilmu-2 sosial dan humanity menjadi tempat
    bagi pembicaraan yg kritikal tentang demokrasi,
    ras, gender, kelas, negara-bangsa (nation-state),
    globalisasi, freedom, dan masyarakat.
  • Setiap definisi riset kualitatif harus bekerja di
    dalam bidang historis yg kompleks ini. Riset
    kualtitatif berarti segala sesuatu yg berbeda di
    dalam setiap momen-2 tersebut. Meskipun demikian,
    definisi awal dan generik dapat ditawarkan

9
Isu-isu DEFINISI (lanjutan)
  • Riset kualitatif adalah keadaan kegiatan yg
    menempatkan si pengamat dalam dunia. Hal ini
    terdiri dari sekumpulan praktek material yg
    interpretif yg membuat dunia terlihat. Praktek-2
    tsb mengubah dunia. Mereka mengolah dunia ke
    dalam urutan representasi, termasuk catatan
    lapangan, wawancara, percakapan, fotograf,
    rekaman, dan memo-2 pribadi. Pada tingkatan ini
    riset kualitatif melibatkan sebuah pendekatan yg
    interpretif dan naturalistik terhadap dunia. Hal
    itu berarti bahwa para periset kualitatif
    mempelajari segala sesuatu dalam lingkup natural
    mereka, upaya membuat masuk akal dari, atau,
    menginterpretasikan, fenomena berkaitan dg arti
    yg dibawa orang kepada mereka.

10
Peneliti Kualitatif sebagai Bricoleur dan Pembuat
Quilt
  • Peneliti Kualitatif dpt melakukan citra
    kemajemukan dan gender ilmuwan, naturalis,
    pekerja lapangan, wartawan, kritikus sosial,
    artis, performer, musisi jazz, pembuat film,
    pembuat quilt, penulis essay.
  • Banyak praktek metodologi riset kualitatif dpt
    dianggap sbg soft science, jurnalisme, etnografi,
    bricolage, pembuatan quilt, atau montase.
  • Si peneliti, selanjutnya, dipandang sebagai
    bricoleur, sbg pembuat quilt, atau seperti dlm
    pembuatan film, orang yg menyusun gambar-gambar
    ke dlm montase.

11
Peneliti Kualitatif sebagai Bricoleur dan Pembuat
Quilt (lanjutan)
  • Nelson, Treichler, dan Grossberg (1992),
    Lévi-Strauss (1966), dan Weinstein dan Weinstein
    (1961) mengklarifikasi arti bricolage dan
    bricoleur
  • Seorang bricoleur adalah orang yg serba tahu atau
    semacam orang profesional yg do-it-yourself.
    Banyak macam bricoleur interpretif, naratif,
    teoretikal, politikal yaitu, representasi
    sekumpulan potongan yg bersama-sama yg cocok dg
    spesifik situasi yg kompleks.
  • Bricolage sekumpulan representasi yang berasal
    dari potongan-potongan, yg dicocokkan ke dalam
    hal yg spesifik daripada situasi yg kompleks.

12
Peneliti Kualitatif sebagai Bricoleur dan Pembuat
Quilt (lanjutan)
  • The solution bricolage which is the result of
    the bricoleurs method is an emergent
    construction yg berubah dan mengambil bentuk
    baru karena alat yg berbeda, metode, dan teknik
    representasi dan interpretasi ditambahkan ke
    dalam teka-teki (puzzle).
  • Nelson et al. (1992) menjelaskan metodologi
    stdui-2 kultural as a bricolage. Its choice of
    practice, that is, is pragmatic, strategic and
    self-selective.

13
Peneliti Kualitatif sebagai Bricoleur dan Pembuat
Quilt (lanjutan)
  • Peneliti Kualitatif sebagai bricoleur atau
    pembuat quilt memakai estetika dan alat material
    dari keahliannya, memakai strategi apapun,
    metode, atau material empiris ditangannya.
  • Jika alat atau teknik baru harus ditemukan, atau
    dikumpulkan bersama, kemudian periset akan
    melakukannya. Pilihan-2 mengenai praktek
    interpretif mana yg dipakai tidak perlu
    ditetapkan sebelumnya.
  • Pilihan praktek riset tergantung pada pertanyaan
    yg diajukan, dan pertanyaan tgt pada konteks, apa
    yg tersedia dlm konteks dan apa yg peneliti dapat
    kerjakan dalam lingkup tersebut.

14
Peneliti Kualitatif sebagai Bricoleur dan Pembuat
Quilt (lanjutan)
  • Praktek-2 interpretif melibatkan isu-2 estetika,
    suatu representasi estetika yg melampaui
    pragmatis atau praktikal. Di sini konsep montase
    berguna.
  • Montase adl teknik editing gambar-gambar sinema.
    (Dalam sejarah sinematografi yg terkenal the
    Battleship of Potemkin, 1925). Di dalam montage,
    beberapa gambar yg berbeda diletakkan satu dg yg
    lain (superimpose) untuk menciptakan sebuah
    gambar.
  • Peneliti kualitatif yg menggunakan montase
    seperti pembuat quilt atau jazz improviser.
    Pembuat quilt menjahit, mengedit, dan meletakkan
    potongan-potomgam realitas bersama. Proses tsb
    menciptakan kesatuan psikologis dan emosional
    menuju pengalaman interpretif.

15
Peneliti Kualitatif sebagai Bricoleur dan Pembuat
Quilt (lanjutan)
  • Bricoleur interpretif memahami bahwa riset adalah
    proses interaktif dibentuk oleh sejarah
    pribadinya, biografi, gender, kelas sosial, ras,
    dan etnisitas, dan oleh mereka orang-orang yg ada
    di dalam lingkup penelitian.
  • Produk karya bricoleur interpretif adalah sebuah
    collage refleksif atau montase, yg kompleks,
    bricolage seperti quilt, -- sebuah kumpulan
    gambar dan representasi yg mengalir dan saling
    berhubungan.

16
Peneliti Kualitatif sebagai Bricoleur dan Pembuat
Quilt (lanjutan)
  • Collage susunan benda-2 dan potongan-2 kertas
    dsb. yg. ditempelkan pd. bidang datar dan
    merupakan kesatuan karya seni.
  • Riset Kualitatif sebagai tempat praktek
    interpretif majemuk.

17
Riset Kualitatif sebagai Tempat untuk Praktek
Interpretif Majemuk
  • Riset kualitatif, sebagai sekumpulan kegiatan
    interpretif, menghormati tidak ada satu praktek
    metodologi atas yg lain.
  • Sebagai tempat untuk diskusi, atau wacana, riset
    kualitatif adalah susah untuk didefinisikan
    secara jelas.
  • Riset kualitatif bukan milik salah satu disiplin
    keilmuan.
  • Para periset kualitatif menggunakan semiotik,
    naratif, isi (content), wacana, arsip dan
    analisis fonemik, bahkan statistik, tabel, gambar
    dan angka.

18
Resistensi terhadap Studi-studi Kualitatif
  • Resistensi akademis dan disiplin thd riset
    kualitatif menggambarkan politik yg melekat dalam
    bidang wacana ini.
  • Tantangan thd riset kualitatif banyak sekali.
    Peneliti kualitatif disebut sebagai wartawan,
    atau ilmuwan lunak (soft scientist). Karya
    mereka disebut sebagai tidak ilmiah
    (unscientific), atau hanya eksploratori, atau
    subyektif.

19
Riset Kualitatif vs Kuantitatif
  • Kata kualitatif secara tak langsung menyatakan
    suatu penekanan pada kualitas entitas dan pada
    proses dan arti yang secara eksperimen tidak
    terkaji atau terukur yg berkaitan dg kuantitas,
    jumlah, intensitas, atau frekuensi.
  • Para periset kualitatif menekankan sifat realitas
    yg secara sosial dikonstruksikan, hubungan erat
    anatar periset dg apa yg diteliti, dan hambatan
    situasional yg membentuk penelitian.

20
Riset Kualitatif vs Kuantitatif
  • Sebaliknya, studi-2 kualitatif menekankan ukuran
    dan analisis hubungan sebab-akibat antara
    variabel, bukan proses. Para pendukung studi-2
    ini mengklaim bahwa karya mereka dikerjakan dalam
    kerangka kerja bebas-nilai (value-free).

21
PROSES RISET
  • Fase 1 Peneliti sbg Subyek Multikultural
  • Sejarah dan tradisi riset
  • Konsepsi diri (self) dan yang lain (the
    other)
  • Etika dan politik riset
  • Fase 2 Paradigma Teoritis dan Perspektif
  • Positivis, postpositivis
  • Interpretivism, konstruktivisme, hermeunetik
  • Feminisme
  • Wacana rasialis
  • Teori kritikal dan model Marxist
  • Model studi kultural
  • Teori queer

22
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 3 Strategi Riset
  • Rancangan studi
  • Studi kasus
  • Etnografi, observasi peran serta, etnografi
    tampilan
  • Fenomenologi, etnometodologi
  • Grounded theory
  • Life history, testimoni
  • Metode historis
  • Riset aksi dan terapan
  • Riset klinis

23
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 4 Metode Pengumpulan dan Analisis
  • Interview
  • Observasi
  • Artifact, dokumen, dan catatan
  • Metode visual
  • Otoetnografi
  • Metode manajemen data
  • Analisis dg bantuan komputer
  • Analisis tekstual
  • Kelompok terarah
  • Etnografi terapan

24
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 5 Seni, Praktek, dan Politik Penafsiran dan
    Presentasi
  • Kriteria utk penilaian kecukupan
  • Praktek dan politik interpretasi
  • Menulis sbg interpretasi
  • Analisis kebijakan
  • Tradisi evaluasi
  • Riset terapan

25
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 1 PERISET
  • Catatan yang ada tentang riset kualitatif
    menunjukkan kedalaman dan kompleksitas riset
    kualitatif tradisional dan terapan ke dalam mana
    peneliti masuk yg secara sosial disituasikan.
  • Bidang ini telah ditandai dg tetap oleh keragaman
    dan konflik, dan hal tsb merupakan tradisi yg
    paling menetap (enduring).
  • Jaman penelitian disiplin-2 manusia yang
    value-free sudah lewat.
  • Saat ini para periset berjuang untuk
    mengembangkan etika situasional dan
    transsituasional yang berlaku untuk semua bentuk
    tindakan riset dan hubungannya dari manusia ke
    manusia.

26
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 2 PARADIGMA INTERPRETIF
  • Semua periset kualitatif adalah adalah ahli
    filsafat dalam arti universal sense in which all
    human beings are guided by highly abstract
    principles.
  • Prinsip-2 tsb mengkombinasikan keyakinan tentang
    ontologi (What kind of being is the human being?
    What is the nature of reality?), epistemologi
    (what is the relationship between the inquirer
    and the known?), dan metodologi (How do we know
    the world, or gain knowledge of it?).
  • Keyakinan-2 tsb membentuk bagaimana periset
    kualitatif melihat dunia dan bertindak di
    dalamnya.

27
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 2 PARADIGMA INTERPRETIF
  • Periset bound within a net of epistemological
    and ontological premises which regardless of
    ultimate truth or falacy become partially
    self-validating.
  • Jaring (net) yg terdiri dari premis
    epistemologis, ontologis, dan metodologis dari
    periset dapat disebut sebagai paradigma, atau
    sebuah kerangka kerja interpretif, a basic set
    of beliefs that guides action.
  • Semua riset adalah interpretif, hal itu dituntun
    oleh sebuah kumpulan (set) keyakinan dan perasaan
    tentang dunia dan bagaimana hal tsb seharusnya
    difahami dan dipelajari.

28
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 2 PARADIGMA INTERPRETIF
  • Beberapa keyakinan dapat dipercayai begitu saja
    (taken for granted), tak kelihatan, hanya
    diasumsikan, sementara yg lain dapat sangat
    problematik dan kontroverisal.
  • Tiap-2 paradigma interpretif membuat tuntutan
    khusus pada periset, termasuk pertanyaan-2 yang
    ditanyakan olehnya dan interpretasi-2 yg dibawa
    periset pada mereka.
  • Pada tingkat yg paling umum, ada 4 bentuk
    paradigma interpretif utama riset kualitatif
    positivis dan positivis, konstruktivis-struktural,
    kritikal (Marxist, emansipatori), dan
    feminis-poststruktural.

29
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 3 STRATEGI-2 PENELITIAN dan PARADIGMA
    INTERPRETIF
  • Fase 3 ini mulai dg rancangan riset, yg dipahami
    secara luas, melibatkan suatu fokus yg jelas pada
    pertanyaan riset, maksud dari studi, what
    information most appropriately will answer
    specific research questions, and which strategies
    are most effective for obtaining it.
  • Sebuah rancangan riset menjelaskan a flexible
    set of guidelines that connect theoretical
    paradigms first to strategies of inquiry and
    second to methods for collecting empirical
    material.

30
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 3 STRATEGI-2 PENELITIAN dan PARADIGMA
    INTERPRETIF
  • A research design situates researchers in the
    empirical world and connects them to specific
    sites, persons, groups, institutions, and bodies
    of relevant interpretive material, including
    documents and archives.
  • A research design also specifies how the
    investigators will address the two critical
    issues of representation and legitimation.

31
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 3 STRATEGI-2 PENELITIAN dan PARADIGMA
    INTERPRETIF
  • A strategy of inquiry comprises a bundle of
    skills, assumptions, and practices that the
    researcher employs as he or she moves from
    paradigms to the empirical world.
  • Strategies of inquiry put paradigms of
    interpretations into motion. At the same time,
    strategies of inquiry also connect the researcher
    to specific methods of collecting and analyzing
    empirical materials.

32
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 4 METODE PENGUMPULAN dan ANALISIS MATERIAL
    EMPIRIS
  • Periset mempunyai beberapa metode untuk
    mengumpulkan material empiris.
  • Mereka berkisar dari wawancara sampai observasi
    langsung, analisis artefak, dokumen, dan catatan
    kultural, dan penggunaan material visual atau
    pengalaman pribadi.
  • Periset dapat juga menggunakan bermacam metode yg
    berlainan bacaan dan analisis interview atau teks
    kultural, termasuk isi, narasi, dan strategi
    semiotik.

33
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 4 METODE PENGUMPULAN dan ANALISIS MATERIAL
    EMPIRIS
  • Dihadapkan dg sejumlah besar material kualitatif,
    si peneliti mencari jalan mengelola dan
    menginterpretasikan dokumen-2 tsb dan di sini
    metode pengelolaan data dab model-2 analisis yg
    dibantu dg komputer mungkin berguna.

34
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 5 SENI dan POLITIK INTERPRETASI dan
    EVALUASI
  • Riset kualitatif adalah kreatif dan interpretif
    yg tiada akhir (endlessly). Si periset tidak
    hanya meninggalkan lapangan dengan banyak
    material empiris dan kemudian dengan mudahnya
    menuliskan temuannya.
  • Interpretasi kualitatif adalah dikonstruksikan.
    Pertama, si peneliti menciptakan teks bidang
    (field text) terdiri dari catatan lapangan dan
    dokumen dari lapangan, apa yg oleh Roger sanjek
    (1990) disebutnya indexing dan David Plath
    (1990) menyebutnya filework.

35
PROSES RISET (lanjutan)
  • Fase 5 SENI dan POLITIK INTERPRETASI dan
    EVALUASI
  • Si penulis-sebagai-penterjemah pindah dari teks
    ini menuju sebuah teks riset catatan dan
    interpretasi berdasarkan teks lapangan. Teks ini
    kemudian ditulis ulang (re-created) sebagai
    dokumen kerja interpretif yg berisi upaya awal
    penulis membuat masuk akal apa yg sudah dia
    pelajari. Akhirnya, si penulis menghasilkan teks
    publik yg datang ke pembaca.
  • Praktek interpretif membuat masuk akal temuan
    seseorang adalah merupakan seni sekaligus politik.

36
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF
  • Kejelasan tentang maksud (purpose) tipologi
  • Purpose merupakan kekuatan pengontrol dalam
    riset.
  • Keputusan ttg rancangan, pengukuran, analisis,
    dan pelaporan semuanya mengalir dari purpose.
  • ? langkah pertama dalam sebuah proses riset
    adalah kejelasan tentang purpose.

37
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF
  • Kejelasan tentang maksud (purpose) tipologi
  • Sentralitas purpose dalam membuat keputusan
    metode adalah bukti dari pengkajian alternatif
    purpose
  • 1. basic research to contribute to fundamental
    knowledge and theory
  • 2. applied research to illuminate a societal
    concerns
  • 3. summative evaluation to determine program
    effectiveness
  • 4. formative evaluation to improve a program
  • 5. action research to solve a specific problem

38
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF
  • BASIC RESEARCH
  • Tujuan dari basic research adalah pengetahuan
    atas nama pengetahuan.
  • Para peneliti yg terlibat dalam basic research
    ingin mengerti bagaimana dunia ini berjalan.
    Mereka tertarik dalam meneliti sebuah fenomena
    agar supaya mendapatkan sifat-2 realitas yg
    berkaitan dg fenomena tsb.
  • Tujuan periset dasar (basic) adalah untuk
    mengerti dan menjelaskan.

39
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF
  • BASIC RESEARCH
  • Para periset dasar biasanya bekerja di dalam
    disiplin khusus, seperti fisika, biologi,
    psikologi, ekonomi, geografi, dan sosiologi.
  • Pertanyaan dan masalah yg mereka pelajari muncul
    dari tradisi-2 di dalam disiplin-2 tsb.
  • Tiap disiplin

40
Fundamental Disciplinary Questions
Discipline Basic Questions
Anthropology What is the nature of culture? How does culture emerge? How is it transmitted? What are the functions of culture?
Psychology Why do individuals behave as they do? How do human beings behave, think, feel, and know?
Sociology What holds groups and societies together? How do various form of social organization emerge and what are their functions? What are the structures and processes of human social organizations?
41
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF
  • BASIC RESEARCH
  • Penelitian kualitatif memberikan sumbangan pada
    basic research melalui grounded theory (Glaser
    and Strauss, 1967), pada dasarnya adalah sebuah
    strategi induktif untuk menghasilkan dan
    mengkonfirmasikan teori yg muncul dari
    keterlibatan yg dekat dan kontak langsung dengan
    dunia empiris.
  • Riset ini biasanya meminta kerja lapangan yg lama
    dan intensif.

42
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF
  • APPLIED RESEARCH
  • Para periset terapan bekerja pada masalah
    manusia.
  • Maksudnya untuk memberikan sumbangan pengetahuan
    yang akan membantu orang mengerti sifat dari
    masalah sehingga orang dpt lebih mengontrol
    lingkungannya secara lebih efektif.

43
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF
  • APPLIED RESEARCH
  • Sumber pertanyaan ada dalam masalah dan konsen-2
    tg dialami oleh orang.
  • Tujuan penelitian terapan adalah untuk
    menghasilkan solusi potensial pada masalah
    manusia dan sosial.
  • Para periset terapan mengambil temuan,
    pengertian, dan eksplanasi dri basic research dan
    mengaplikasikannya pada masalah dan pengalaman
    dunia nyata.

44
Applied Research Questions
Applied Research Field Illustrative Problems to be studied
Applied Anthropology How can the culture of a small minority group be preserved when that group is engulfed by a large or more powerful people with a different culture?
Applied Psychology How can individuals become aware of, take control of, and change dysfunctional attitudes and behaviors?
Applied Sociology How can people of different races, religion, or socioeconomic statuses live and work together productively within a community?
45
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF
  • EVALUATION RESEARCH
  • Sekali solusi thd masalah teridentifikasi,
    kebijakan dan program dirancang untuk
    mengintervensi dalam masyarakat dan membawa
    perubahan.
  • Harapannya, intervensi dan perubahan akan efektif
    dlm membantu menyelesaikan masalah. Akan tetapi,
    keefektivan dari setiap intervensi oleh manusia
    adalah merupakan persoalan untuk diteliti.

46
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF
  • EVALUATION RESEARCH
  • Jadi langkah lanjut pada kontinuum riset adalah
    melakukan riset evaluasi dan kebijakan untuk
    menguji keefektivan solusi spesifik dan
    intervensi manusia.
  • Riset evaluasi mengkaji proses dan outcome yang
    ditujukan oleh upaya solusi.

47
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF
  • ACTION RESEARCH
  • Action research bertujuan menyelesaikan masalah
    spesifik di dalam sebuah program, organisasi,
    atau masyarakat.
  • Secara eksplisit dan purposefully menjadi bagian
    daripada proses perubahan dengan melibatkan orang
    di dalam program atau organisasi dalam mengkaji
    masalah mereka sendiri agar supaya menyelesaikan
    masalah tersebut.

48
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 1. MERANCANG STUDI KUALITATIF
  • ACTION RESEARCH
  • Sebagai hasilnya, perbedaan antara riset dan
    action menjadi sangat kabur dan metode riset
    cenderung untuk kurang sistematis, lebih
    informal, dan sangat spesifik pada masalah,
    orang, dan organisasi di mana riset tsb dilakukan.

49
RESEARCH EXAMPLES
Basic research What are the variations in types of families and what functions do those variations serve?
Applied research What is the divorce rate among different kinds of families in Indonesia and what explains different rates of divorce among different groups?
Summative evaluation research What is the effectiveness of a federal and state-funded educational program teaching family members communication skills?
Formative evaluation research How can the communication program teaching family coping skills be improved? What are the programs strengths and weaknesses?
Action research A self-study by family members in a particular mosque, organization, or community to figure how they can be more supportive of and help each other.
50
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • PURPOSEFUL SAMPLING
  • Penelitian kualitatif biasanya berfokus pada
    kedalaman (in-depth) pada sampel yg secara
    relatif kecil, bahkan hanya single case (n 1),
    dipilih secara purposif. Sebaliknya penelitian
    kuantitatif tergantung pada sampel yg besar dan
    dipilih secara acak.
  • Tidak hanya teknik sampling nya berbeda, tetapi
    logika setiap pendekatan adalah unik karena
    tujuan masing-2 strategi berbeda.

51
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • PURPOSEFUL SAMPLING
  • Logika dan kekuatan purposeful sampling terletak
    pada pemilihan information-rich cases untuk studi
    dalam kedalaman.
  • Information-rich case adl mereka darimana
    seseorang dapat mengerti sesuatu yg berharga
    tentang isu-2 sentral pentingnya thd tujuan
    daripada riset, jadi istilahnya purposeful
    sampling.

52
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 2. STRATEGI LAPANGAN DAN METODE OBSERVASI
  • Folk wisdom about human observation. What people
    see is highly dependent on their interests,
    biases, and backgrounds. Our culture tells us
    what to see our early childhood socialization
    instructs us in how to look at the world, and our
    value systems tell us how to interpret what
    passes before our eyes.

53
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 2. STRATEGI LAPANGAN DAN METODE OBSERVASI
  • The of observational data is to describe the
    setting that was observed, the activities that
    took place in that setting, the people who
    participated in those activities, and the
    meanings of what was observed from the
    perspective of those observed.
  • The description must be factual, accurate, and
    thorough without being cluttered by irrelevant
    minutiae and trivia.

54
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 2. STRATEGI LAPANGAN DAN METODE OBSERVASI
  • Variations in observational methods
  • Variations in Observer Involvement (Participant
    or Onlooker)
  • Overt or Covert Observation
  • Variations in Duration of Observations
  • Variations in Observational Focus

55
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 2. STRATEGI LAPANGAN DAN METODE OBSERVASI
  • What to observe a sensitizing framework
  • Context
  • Goals
  • Inputs
  • Recruitment
  • Intake
  • Implementation
  • Processes
  • Outcomes
  • Products
  • Impacts

56
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 2. STRATEGI LAPANGAN DAN METODE OBSERVASI
  • Folk wisdom about human observation
  • The value of observational data
  • Variations in observational methods
  • What to observe a sensitizing framework
  • Source of data
  • Doing fieldwork the data gathering process

57
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 2. STRATEGI LAPANGAN DAN METODE OBSERVASI
  • Observations,interviews, and documentation
  • Bringing together multiple perspectives on a
    program
  • The stages of fieldwork
  • Entry into the field
  • What you say and what you do
  • Routinization of fieldwork
  • Bringing fieldwork to a close
  • Summary guidelines for fieldwork

58
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 3. WAWANCARA KUALITATIF
  • Inner perspectives
  • Maksud dari interviewing adl menemukan apa yg ada
    di dalam dan pada pikiran seseorang.
  • Tujuan open-ended interviewing adl untuk
    mengakses perspektif orang yg sedang diinterview.
    Kita menginterview orang untuk mendapatkan
    segala sesuatu yg tidak dapat kita observasi
    secara langsung (perasaan, dsb). Isunya bukan
    apakah data observasi lebih diinginkan, valid,
    atau berarti ketimbang data self-report.

59
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 3. WAWANCARA KUALITATIF
  • Variations in qualitative interviewing
  • Ada 3 pendekatan dasar untuk mengumpulkan data
    kualitatif melalui interview open-ended.
    Masing-2 melibatkan jenis persiapan ,
    konseptualisasi, dan instrumentasi yg berbeda.
  • 1. informal conversational interview
  • 2. general interview guide approach
  • 3. standardized open-ended interview

60
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 3. WAWANCARA KUALITATIF
  • Variations in qualitative interviewing (lanj.)
  • Ke 3 pendekatan tsb berbeda dlm tingkatan pada
    mana pertanyaan ditentukan dan distandarkan
    sebelum interview terjadi.
  • Informal conversational interview mengandalkan
    selruhnya pada pertanyaan-2 spontan dalam alur yg
    alamiah dari suatu interaksi, biasanya interview
    ini terjadi sebagai bagian dari participant
    observation. Selama interview ini orang tsb
    mungkin tidak merasa bahwa mereka sedang
    diinterview.

61
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 3. WAWANCARA KUALITATIF
  • Variations in qualitative interviewing (lanj.)
  • General interview guide approach melibatkan garis
    besar (outline) sekumpulan isu yg akan dijajaki
    dg masing-2 responden sebelum interview dimulai.
  • Susunan tidak perlu kusus dan kata-2 pertanyaan
    utk mendapatkan respon ttg isu-2 tidak ditentukan
    sejak awal.
  • Penuntun interview hanya sebagai daftar tilik
    dasar selama interview utk meyakinkan bahwa ada
    informasi yg sama yg harus didapatkan dari
    masing-2 informan, tetapi tidak ada standar
    pertanyaan yg ditentukan sebelumnya.

62
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 3. WAWANCARA KUALITATIF
  • Variations in qualitative interviewing (lanj.)
  • Standardized open-ended terdiri dari sekumpulan
    pertanyaan yg secara hati-2 kata-2nya disusun dg
    maksud sekuensnya sama, dengan pertanyaan yg
    esensinya sama.
  • Fleksibilitas dalam probing kurang lebih
    terbatas, tergantung pada sifat intervuiew dan
    keterampilan interviewer.

63
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 3. WAWANCARA KUALITATIF
  • The interview guide
  • Adalah daftar pertanyaan atau isu yang akan
    dijajaki selama dalam interview.
  • Disiapkan agar dpt yakin bahwa pada dasarnya
    informasi yg sama didapatkan dari sejumlah orang
    dengan mencakup material yg sama.
  • Daftar ini menyediakan topik-2 atau subyek di
    dalam mana si periset bebas menjajaki, probe, dan
    bertanya yg akan membentangkan dan menjelaskan
    subyek tsb. Jadi pewawancara bebas melakukan
    percakapan dalam subyek, bertanya spontan.

64
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 3. WAWANCARA KUALITATIF
  • The interview guide (lanj.)
  • Keuntungan penuntun ini meyakinkan bahwa
    pewawancara telah hati-2 memutuskan bagaiman yg
    terbaik menggunakan waktu.
  • Penuntun ini khususnya berguna dalam melakukan
    interview kelompok.
  • Penuntun ini dapat dikembangkan lebih kurang
    rinci, tergantung pada tingkat pada mana periset
    mampu menspesifikasi isu-2 penting sebelumnya dan
    pada tingkat mana dirasakan bahwa sekuens kusus
    pertanyaan penting ditanyakan dalam cara yg sama
    atau dalam urutan yg sama.

65
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 3. WAWANCARA KUALITATIF
  • The content of interviews
  • Sejumlah keputusan harus dibuat dalam perencanaan
    interview. Apakah interview itu spontan atau
    disiapkan secara hati-2
  • What questions to ask? How to sequence questions?
    How much detail to solicit? How long to make the
    interview? How to word the actual questions?

66
Bagian 2 RANCANGAN DAN PENGUMPULAN DATA
  • 3. WAWANCARA KUALITATIF
  • The content of interviews
  • Hal-2 tsb adalah pertanyaan ukuran yang akan
    mempengaruhi kualitas respon interview.
  • Ada 6 macam pertanyaan dasar
  • Experience /Behavior questions (does/have done)
  • Opinion/Value questions (cognitive/interpretive
    process)
  • Feeling questions (emotional response)
  • Knowledge questions (factual information)
  • Sensory questions (what is seen, heard, touched,
    etc)
  • Background/Demographic questions (characteristics)

67
Bagian 3 ANALISIS, INTERPRETASI, DAN
PELAPORAN
  • FOCUSING THE ANALYSIS
  • ORGANIZING THE DATA
  • CONTENT ANALYSIS
  • INDUCTIVE ANALYSIS

68
  • Tantangan
  • Maksud dari penelitian kualitatif adalah
    menghasilkan temuan. Proses pengumpulan data
    bukan akhir dari segalanya. Puncak kegiatan
    penelitian kualitatif adalah analisis,
    interpretasi, dan presentasi temuan.
  • Tantangannya adl membuat masuk akal sejumlah data
    yg besar, mengurangi volume informasi tsb,
    mengidentifikasi pola yg bermakna, dan
    mengkonstruksikan kerangkakerja untuk
    mengkomunikasikan esensi dari apa yg diungkapkan
    oleh data.

69
  • Tantangan (lanj.)
  • Masalahnya adl we have few agreed-on canons for
    qualitative data analysis, in this sense of
    shared ground rules for drawing conclusions and
    verifying their sturdiness (Miles and Huberman,
    1984).
  • Tidak ada formula utk menentukan kemaknaan.
    Tidak ada cara-2 yg secara sempurna mengulangi
    proses pemikiran analitik dari periset.
  • Tidak ada tes reliability dan validity yg
    langsung.

70
  • Tantangan (lanj.)
  • Singkatnya, tidak ada aturan absolut kecuali
    mengerjakan yg terbaik dg kepandaian yg penuh
    untuk secara adil menggambarkan data dan
    mengomunikasikannya apa yg diungkap oleh data
    sesuai dg tujuan dari studi.
  • Hal in tidak berarti tidak ada tuntuan yg
    membantu dalam menganalisis data. Tetapi
    tuntunan dan saran prosedural bukan aturan
    (rule). Penggunaan tuntunan menuntut
    pertimbangan dan kreativitas.

71
FOCUSING THE ANALYSIS
  • Tugas pertama dalam analisis kualitatif adalah
    deskripsi. Analisis deskriptif menjawab
    pertanyaan dasar.
  • Deskripsi harus dipisahkan secara hati-2 dari
    interpretasi. Interpretasi melibatkan penjelasan
    temuan, menjawab pertanyaan mengapa melekatkan
    kemaknaan pada hasil kusus, dan meletakkan pola-2
    ke dalam kerangkakerja analitik.

72
ORGANIZING THE DATA
  • Data yg dihasilkan oleh metode kualitatif
    sangatlah banyak.
  • Pertamakali yg harus dikerjakan adalah yakin
    bahwa semuanya sudah ada di sana.
  • Kemudian analisis formal dimulai.
  • Pada dasarnya pengaturan (penyimpanan) data
    merupakan kerja yg kreatif ? tidak ada cara yg
    baku tentang mengorganisir data, menganalisis
    data, dan menginterpretasikan data kualitatif.

73
CONTENT ANALYSIS
  • Content analysis adl proses pengidentifikasian,
    coding, dan pengkategorian pola primer dalam
    data. Hal ini berarti penganalisisan content
    interview dan observasi.
  • Coding Notes
  • Dibaca semua catatan lapangan atau interview dan
    membuat komentar di pinggir atau bahkan
    melekatkan kertas tempel yg berisi
    dugaan/ide/gagasan tentang apa yg dapat
    dikerjakan dg bagian data yg berlainan.
  • Bisa memakai singkatan-2 seperti P program
    Obs observasi dsb.

74
INDUCTIVE ANALYSIS
  • Inductive analysis berarti bahwa pola-2, tema-2,
    dan kategori

75
Variety in Qualitative Inquiry Theoretical
Tradition (Patton,199088)
Perspective Discipline Roots Central Questions
1. Ethnography Anthropology What is the culture of this group of people?
2. Phenomenology Philosophy What is the structure and essence of experience of this phenomenon for these people?
3. Ethnomethodology Sociology How do people make sense of their everyday activities so as to behave in socially acceptable ways?
Social Psychology What common set of symbols and understandings have emerged to give meaning to peoples interaction?
76
Variety in Qualitative Inquiry Theoretical
Tradition (Patton,199088) (contd)
Perspective Discipline Roots Central Questions
6. Ecological Psychology Ecology, psychology How do individuals attempt to accomplish their goals through specific behaviors in specific environments?
7. Systems theory Interdisciplinary How and why does this system function as a whole?
8. Chaos theory nonlinear dynamics Theoretical physics, natural sciences What is the underlying order, if any, of disorderly phenomenon?
9. Hermeneutics Theology, philosophy, literary criticism What are the conditions under which a human act took place or a product was produced that makes it possible to interpret its meanings?
77
Variety in Qualitative Inquiry Theoretical
Tradition (Patton,199088) (contd)
Perspective Discipline Roots Central Questions
10. Orientational, qualitative Ideologies, political economy How is X ideological perspective manifest in this phenomenon
78
sekian
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com