Title: PENGANTAR
1PENGANTAR Hazard Analysis Critical Control Point
H A C C P
Dr. Ir. Lilik Eka Radiati, MS. Lab.
Mikrobiologi Fak. Peternakan Unibraw Malang
2HACCP
Hazard Analysis Critical Control Point
Suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi,
dan Mengendalikan bahaya-bahaya yang signifikan
dalam Keamanan pangan.
A system which identifies, evaluates, and control
Hazards which are significant for food safety
(Codex Alimentarius Commission, 1997)
3Sistem H A C C P
- Sistem berazaskan ilmu pengetahuan dan
sistematik, yang mengidentifikasi bahaya-bahaya
dan tindakan untuk mengendalikannya dalam rangka
menjamin keamanan pangan. - Alat (tool) untuk menilai bahaya-bahaya dan
menerapkan sistem pengendaliannya yang berfokus
pada tindakan pencegahan (dibandingkan pengujian
pada akhir produksi/end product testing).
4Sistem HACCP
- Sistem HACCP dapat mengakomodasi perubahan
misalnya alat, prosedur, dan perkembangan
teknologi. - Dapat diterapkan pada seluruh mata rantai
produksi konsep aman dari peternakan ke meja
(safe from farm to table). - Penerapan di industri pangan perlu melibatkan
dan mendapat komitmen dari seluruh SDM (manajer
dan karyawan).
5HACCP di Indonesia
- Mengadopsi dari
- CAC/CRP 1-1969, Rev. 3(1997)-
Recommended International Code of
Practice-General Principles of Food
Hygiene-Annex Hazard Analysis Critical Control
Point (HACCP) System and Guidelines for its
Aplication. - Menjadi
- Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-4852-1998
tentang Sistem Analisis Bahaya dan Pengendalian
Titik Kritis (HACCP) serta Pedoman Penerapannya.
6Mengapa HACCP dibutuhkan ?
- Peningkatan kejadian penyakit yang ditularkan
oleh bahan makanan -masalah kesehatan masyarakat
dan ekonomi. - Peningkatan kesadaran masyarakat tentang keamanan
makanan dan kesehatan. - Munculnya patogen-patogen baru (new emerging
pathogens). - Peningkatan jumlah masyarakat yang rentan.
- Industrialisasi dan produksi masal pangan- resiko
kontaminasi makanan meningkat dan besarnya jumlah
konsumen yang mungkin terkena wabah penyakit. - Urbanisasi rantai makanan menjadi kompleks
sehingga kesempatan terjadinya kontaminasi pangan
meningkat. - Perubahan pola hidup- lebih banyak makan diluar.
- Peningkatan wisatawan dunia.
- Perdagangan internasional pasar bebas
(persaingan).
7Keuntungan Penerapan HACCP
- Efektif mengoptimalkan keamanan
produk-meningkatkan kepercayaan diri, keperyacaan
konsumen, dan daya saing produk. - Biaya lebih efektif (cost-effective control) pada
area kritis, sehingga mengurangi resiko produksi
dan penjualan produk tidak aman- mengatasi
beberapa keterbatasan pemeriksaan snapshct dan
pengujian produk akhir (end-product testing) - Dapat terintegrasi dengan sistem manajemenn
kualitas, seperti ISO 9000. - Memenuhi peraturan perundang-undangan.
- Dokumen-dokumen tercatat akan menunjang
pelaksanaan audit (internal dan eksternal).
8Perkembangan HACCP
- 1959 Konsep diawali Proyek The Pillsbury Co.
untuk produksi dan penelitian pangan bagi Program
Ruang Angkasa Amerika Serikat. Dasar-dasarnya
dikembangkan oleh Pillsbury Co., The National
Aeronautics and Space Administration (NASA), The
Natick Laboratoriues of the US Armed Forces, The
US Air Force Space Laboratory Project Group. - 1971 Pertama kali dipresentasikan pada The First
American National Conference of Food Protection. - 1972 Dokumen komprehensif dipublikasi oleh The
Pillsbury Co.
9Perkembangan HACCP
- 1985 HACCP direkomendasi oleh National Academic
Science (NAS) untuk produksi pangan. - 1992 National Advisory Committee on
Microbiological Criteria for Foods (NACMSF)
mengembangkan konsep HACCP. - 1993 Codex Alimentarius Commission (CAC)
mengadopsi Guidelines for the application of the
HACCP system. - 1997 The HACCP system and guidelines for its
application masuk dalam lampiran (Annex) dari The
revised Recommended International Code of
Practice-General Principles of Food Hygiene
CAC/RCP 1-1969, Rev.3 (1997).
10Definisi-definisi
- Pohon Penerapan
Keputusan CCP Decission Tree - Mengendalikan(kata kerja)Control (verb)
- Mengendalikan (kata benda) Control (noun)
- Tindakan Pengendalian Control Measures
-
- Urutan pertanyaan pada setiap tahapan proses
dengan bahaya yang teridentifikasi untuk
menentukan apakah tahapan tersebut CCP atau bukan
CCP - Melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjamin
dan memelihara pemenuhan kriteria yang diterapkan
dalam perencanaan HACCP. - Keadaan dimana prosedur-prosedur yang benar
dilaksanakan dan kriteria dipenuhi. - Setiap tindakan dan kegiatan yang dapat dilakukan
untuk mencegah atau menghilangkan bahaya keamanan
pangan atau menguranginya sampai tingkat yang
dapat diterima
11Definisi-definisi
- Tindakan Koreksi (Corrective Action)
- Titik Kendali Kritis (Critical Control Point)
- Batas Kritis (Critical Limit)
- Penyimpangan (Deviation)
- Diagram Alir (Flow Diagram)
- Setiap tindakan yang harus diambil apabila hasil
pemantauan pada titik kendali kritis menyimpang
(di luar kendali). - Suatu tahapan dimana pengendalian dapat dan
penting diterapkan untuk mencegah atau
menghilangkan bahaya keamanan pangan, atau
menguranginya sampai tingkat yang dapat diterima. - Suatu kriteria yang memisahkan antara kondisi
yang dapat diterima dari kondisi yang tidak dapat
diterima. - Kegagalan untuk memenuhi batas kritis.
- Suatu gambaran yang sistematis dari urutan
tahapan atau pelaksanaan di dalam produksi atau
dalam menghasilkan bahan pangan tertentu.
12Definisi-definisi
- Rencana HACCP (HACCP Plan)
- Bahaya (Hazard)
- Analisis Bahaya (Hazard Analysis)
- Pemantauan (Monitor)
- Suatu dokumen yang dibuat sesuai dengan
prinsip-prinsip HACCP untuk menjamin pengendalian
bahaya-bahaya yang signifikan dalam keamanan
pangan pada bagian rantai pangan yang sedang
dipertimbangkan. - Unsur biologis, kimiawi atau fisik atau kondisi
dari pangan yang berpotensi menyebabkan dampak
buruk pada kesehatan. - Proses pengumpulan dan evaluasi informasi tentang
bahaya-bahaya dan kondisi-kondisi sampai dapat
terjadinya bahaya, untuk menentukan yang mana
berdampak signifikan untuk keamanan pangan, dan
harus dimasukkan dalam rencana HACCP. - Tindakan melaksanakan serentetan pengamatan atau
pengukuran yang terencana mengenai parameter
pengendali untuk menilai apakah CCP dalam kemdali.
13Definisi-definisi
- Langkah Step
- Validasi Validation
- Verifikasi Verification
- Suatu titik, prosedur, operasi atau tahap dalam
rantai pangan yang meliputi bahan baku dari
produksi primer sampai konsumsi akhir. - Memperoleh bukti bahwa unsur-unsur rencana HACCP
adalah efektif. - Penerapan metode, prosedur, pengujian dan
evaluasi lainnya dalam rangka pemantauan untuk
menentukan kesesuaian dengan rencana HACCP.
14Prinsip Sistem HACCP
- Analisis bahaya
- Identifikasi titik kendali kritis (CCP)
- Penetapan batas kritis
- Penetapan prosedur pemantauan titik kendali
kritis (CCP) - Penetapan tindakan koreksi
- Penetapan prosedur verifikasi
- Penetapan prosedur sistem rekaman dan dokumentasi
-
(Codex Alimentarius Commission,
1997)
15Penerapan Prinsip HACCP
- Penyusunan tim HACCP
- Penguraian produk pangan dan distribusinya
- Penguraian cara penggunaan/konsumsi dan
konsumennya - Penyusunan diagram alir
- Verifikasi diagram alir
- Analisis bahaya (Prinsip 1)
- Identifikasi titik kendali kritis (CCP) (Prinsip
2) - Penetapan batas kritis (Prinsip 3)
- Penetapan prosedur pemantauan (Prinsip 4)
- Penetapan tindakan koreksi (Prinsip 5)
- Penetapan prosedur verifikasi (Prinsip 6)
- Penetapan prosedur sistem rekaman dan dokumentasi
(Prinsip 7)
16- Pemerintah (competent authority) dan industri
pangan harus memiliki perhatian pada penerapan
sistem HACCP. - Penerapan HACCP di industri pangan setelah ada
komitmen pimpinan dan manajemen, serta didukung
seluruh SDM. - Sebelum penerapan HACCP, industri wajib
menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP)
sistem HACCP menjadi efektif dan efisien. - Pendidikan dan pelatihan HACCP merupakan kunci
keberhasilan dan efektivitas HACCP.
17Pendidikan dan Pelatihan
- Pendidikan dan pelatihan- tim HACCP, pemantauan
CCP, manajer dan seluruh karyawan. - Pendidikan dan pelatihan- direncanakan dengan
baik (sesuai kebutuhan), berkesinambungan dan
terjadual. - Tujuan memberikan pengetahuan,
pengertian/pemahaman yang seragam, meningkatkan
ketrampilan teknis, menumbuhkan kesadaran dan
tanggung jawab, serta mengubah perilaku.
18Pendidikan dan Pelatihan
- Setiap manajer dan karyawan harus tahu tentang
- Apakah HACCP itu ?
- Mengapa HACCP dibutuhkan ?
- Apakah keuntungan penerapan HACCP ?
- Siapa yang dilibatkan dalam pelatihan dan tingkat
pelatihan yang dibutuhkan ? - Perubahan apa yang diharapkan dibandingkan dengan
cara yang sampai saat ini diterapkan ?
19Penerapan Prinsip-prinsip Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP)
20Urutan Logis Penerapan HACCP
- 1. Pembentukan tim HACCP
- 2. Pembuatan deskripsi produk
- 3. Identifikasi rencana penggunaan
- 4. Penyusunan diagram alir
- 5. Verifikasi (konfirmasi) diagram alir di
lapangan - 6. Analisis bahaya (Prinsip 1)
- 7. Penentuan CCP (Prinsip 2)
- 8. Penetapan batas kritis untuk setiap CCP
(Prinsip 3) - 9. Penetapan sistem pemantauan setiap CCP
(Prinsip 4) - 10. Penetapan tindakan koreksi (Prinsip 5)
- 11. Penetapan prosedur verifikasi (Prinsip 6)
- 12. Penetapan dokumentasi dan rekaman (Prinsip 7)
21Penerapan prinsip HACCP sangat tergantung pada
komitmen managemen (terutama pimpinan puncak)
dan mendapat dukungan dari seluruh sumberdaya
manusia di industri pangan tersebut
22Pembentukan tim
- Tim dibentuk setelah ada keputusan dan komitmen
manajemen untuk menerapkan/melaksanakan HACCP di
perusahaan. - Tim mendapat mandat untuk membuat rencana HACCP
dan menerapkannya. - Tim terdiri dari anggota dengan pendidikan,
keterampilan dan pengalaman yang beragam
(multidisiplin) Anggota tim terdiri dari
berbagai bagian dari perusahaan, contoh QA/QC,
produksi, teknik/mesin,dll.
23Pembentukan Tim
- 4. Jumlah tergantung dari besarnya perusahaan
(4-6 orang). - 5. Tim dipimpin oleh 1 orang ketua yang
disepakati bersama. Ketua tim harus memiliki
pengetahuan tentang sistem HACCP dan mampu
mengorganesasi tim - 6. Jika tidak ada keahlian tertentu dalam tim,
dapat menggunakan bantuan pihak luar (konsultan,
pakar) - 7. Tim mendapat pelatihan HACCP.
24Contoh Tim HACCPNo. Nama
Jabatan Posisi dlm tim1.
Suharto General Manajer Ketua2.
Tutut QA Anggota3. Titi
Supervisor Produksi Anggota4.
Harmoko Supervisor Pegemasan Anggota5.
Akbar Manajer Pembelian Anggota
25Pembuatan Deskripsi Produk
- Membuat deskripsi atau penjelasan mengenai
produk, termasuk informasi mengenai komposisi,
struktur fisik/kimia (aw,pH), proses, kemasan,
penyimpanan dan distribusi, masa kedaluwarsa dan
petunjuk penggunaan. - Deskripsi produk ini akan membantu untuk
menentukan kemungkinan terjadinya bahaya, membuat
analisis resiko dan mengembangkan tindakan
pencegahan yang efektif.
26Deskripsi Produk
- Kategori produk Pemotongan ayam
- Nama produk/dagang Ayam higienis
- Produk Segar, karkas utuh (dingin)
- Cara penggunaan Dimasak terlebih dahulu
sebelum dikonsumsi. - Tipe kemasan Plastik polietilen
- Masa simpan dan penyimpanan 3 hari setelah
tanggal produksi pada suhu penyimpanan 0 sampai
4C - Konsumen Nasional
- Distribusi truk berpendingin dengan suhu 2
sampai 2 C.
27Identifikasi Rencana Penggunaan
- Mengidentifikasi cara penggunaan/konsumsi oleh
konsumen, cara penyajian dan kelompok konsumen. - Misalnya
- -Produk dimasak terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi oleh konsumen - semi umur.
- -Susu dicampur dengan air hangat untuk konsumen
bayi 1-2 tahun. - -Produk dikonsumsi langsung tanpa
pemasakan oleh konsumen dari - segala umur.
28Identifikasi Rencana Penggunaan
- Kelompok umur yang rentan atau memiliki resiko
tinggi - Bayi/Balita Young
- Lanjut Usia Old
- Hamil Pregnant
- Orang dengan Immuno compromised
- gangguan imunitas
- (Aids,kanker,diabetes)
- Tujuannya untuk mengambol tindakan pengendalian
yang efektif
29- Standar perusahaan
- Batas maksimum cemaran
- Total plate count (CFU/gram) 1.000.000
- Escherichia coli (CFU/gram) 10
- Staphylococcus aureus (CFU/gram) 100
- Salmonella negatif
- Label Nama dan alamat perusahaan
- Tanggal produksi
- Dimasak sebelum dikonsumsi
- Simpan pada suhu dingin
- Nomor kontrol veteriner
- Halal
30Penyusunan Diagram Alir
- Tujuannya memberikan garis besar tahapan proses
yang jelas. - Mencakup semi tahapan secara rinci dan urut.
- Diagram alir yang disusun hanya yang masuk dalam
ruang lingkup rencana HACCP - Dapat menggunakan simbul diagram alir.
31Simbul untuk diagram alir
Tahapan/langkah dan Inspeksi
Tahapan/langkah
Transportasi
Inspeksi
Penyimpanan
Bahan masukan
Arus proses
Tahapan/langkah Yang mengambil keputusan
32Contoh Diagram Alir
Penerimaan ayam hidup
Pengistirahatan
Tolak
Pemeriksaan Antermortem
ccp
Penimbangan dan penghitungan ayam
Penggantungan ayam
Pemingsanan ayam
33Verifikasi Diagram Alir di Lapang
- Verivikasi (mencocokan dan konfirmasi) diagram
alir langsung dilapang oleh Tim HACCP setiap
langkah/tahapan sesuai dengan alir proses
sesungguhnya. - Cara pengamatan, wawancara dan pengujian.
34Analisis Bahaya (Prinsip 1)
- Maksud
- 1. Mengidentifikasi bahaya,
- 2. Menyeleksi bahaya atas dasar analisis
resiko, - 3. Mengembangkan tindakan preventif didalam
- proses untuk menjamin keamanan pangan.
- Seluruh bahaya potensial (biologis, kimiawi dan
fisik) pada setiap tahap (dari awal sampai akhir
dalam diagram alir yang telah diverifikasi)
ditabulasi dan dideskripsikan, termasuk tindakan
pencegahannya (preventive/control measures). -
35Analisis Bahaya
- Bahaya mencakup bahaya-bahaya yang mungkin
terdapat pada bahan mentah, akibat
pencemaran/pencemaran silang, dan bahaya yang
mungkin lolos dari proses. - Analisis bahaya meliputi
- 1.Identifikasi bahaya potensial (jenis
bahaya) - 2.Signifikansi bahaya keparahan
(severity) dan - kemungkinan kejadian/frekuensi
(reasonably - likely to occurrisk)
- 3.Tindakan pencegahan atau pengendalian
- (preventive measures control measures)
36Analisis Bahaya
- Dapat menggunakan lembaran analisis resiko
- Analisis resiko dapat dilakukan secara
kualitatif - 1. Keparahan (severity) kapasitas untuk
- menyebabkan bahaya pada konsumen tinggi
- sedang rendah.
- 2. Kemungkinan kejadian (reasonably likely to
- occur risk) prevalensi/frekuensi
kejadian pada - tahap tersebut tinggi sedang rendah.
37Jenis-jenis Bahaya
- Bahaya Biologis bakteri, kapang (mold), virus,
parasit. - Bahaya kimiawi racun (toksin) baik yang secara
alami ada dalam makanan (racun dalam ikan,
tanaman) atau dari pencemaran (residu antibiotik,
pestisida, logam berat) - Bahaya fisik benda-benda asing dalam makanan
(pecahan gelas, besi, rambut, serpihan tulang).
38Penggolongan mikroorganisme dan parasit
berdasarkan tingkat bahaya
- Sangat berbahaya
- Clostridium botulinum tipe A, B, E, F
- Shigella dysenteriae
- Salmonella typhi Salmonella paratyphi A, B
- Virus Hepatitis A dan E
- Brucella abortus, Brucella suis
- Vibrio vulnificus
- Vibrio cholerae 01
- Taenia solium
- Trichinella spiralis.
39Penggolongan mikroorganisme dan parasit
berdasarkan tingkat bahaya
- Bahaya sedang, penyebaran cepat
- Listeria monocytogenes
- Salmonella spp
- Shigella spp
- Escherichia coli
- Streptococcus pyogenes
- Rotavirus
- Grup virus Norwalk
- Entamoeba histolytica
- Diphyllobothrium latum
- Ascaris lumbricoides
- Cryptosporidium latum.
40Penggolongan mikroorganisme dan parasit
berdasarkan tingkat bahaya
- Bahaya sedang, penyebaran terbatas
- Bacillus cereus
- Campylobacter jejuni
- Clostridium perfringens
- Staphylococcus aureus
- Vibriocholerae non-01
- Vibrio parahaemolyticus
- Yersinia entorocolitica
- Giardia lamblia
- Taenia saginata
41Karakteristik bahaya mikrobiologis
- Kelompok Karakteristik
- Bahaya
- Bahaya A Produk pangan tidak steril yang
ditujukan untuk - kelompok konsumen beresiko
tinggi (YOPI) - Bahaya B Produk pangan mengandung bahan
baku yang sensitif - terhadap bahaya.
- Bahaya C Didalam proses produksi tidak
terdapat tahap proses - yang dapat memusnahkan, mencegah atau
mengurangi - bahaya sampai tingkat yang dapat
diterima. - Bahaya D Kemungkinan produk pangan akan
mengalami pencemaran - kembali setelah
pengolahan sebelum pengemasan. - Bahaya E Kemungkinan terjadi pencemaran
kembali atau penanganan yang - salah selama
distribusi atau penanganan yang salah oleh
konsumen - sehingga produk
menjadi berbahaya jika dikonsumsi. - Bahaya F Tidak ada proses pemanasan
setelahpengemasan atau pada saat - dipersiapkan di rumah,
atau tidak ada cara bagi konsumen untuk - mendeteksi,
menghilangkan bahaya.
42Kategori Resiko
- Kategori
- resiko
- 0
- I
- II
- III
- IV
- V
- VI
- Karakteristi
- Bahaya
- Tidak mengandung bahaya A s/d F
- Terdapat 1 bahaya B s/d F
- Terdapat 2 bahaya B s/d F
- Terdapat 3 bahaya B s/d F
- Terdapat 4 bahaya B s/d F
- Terdapat 5 bahaya B s/d F
- Bahaya A
-
43Contoh kategori resiko karkas ayam segar
Produk Karakteristik bahaya A B C D E F Kategori resiko
Karkas ayam - - - III
44Signifikansi Bahaya (Analisis kualitatif)
Keparahan (Severity)
R S T R R S
S S R S T T S S
T
Kejadian (Risk)
Rrendah Ssedang Ttinggi
45Contoh
Tahap proses Bahaya Signifikansi Severity Risk Signifikansi
Penerimaan ayam hidup - - - -
Pengistirahatan - - - -
Pemeriksaan antemortem B m.o.patogen (Salmonella) Kresidu antibiotik T R S S R S
Penimbangan dan penghitungan - - - -
Penggantungan ayam - - - -
46Tindakan pencegahan
- Tindakan yang dilaksanakan untuk mencegah,
menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai
tingkat yang dapat diterima. - Berkaitan dengan sumber bahaya (penyebab) pada
setiap tahap dan kemampuan perusahaan (prosedur,
teknologi, sumberdaya manusia) mengendalikan
bahaya. - Contoh program pengendalian pemasok, pelatihan
operator, kalibrasi, penambahan es, dll.
47Penentuan CCP (prinsip 2)
- Setelah semua bahaya dan tindakan pencegahan
dideskripsikan, CCP (titik kendali kritis)
diidentifikasi khususnya pada tahapan dengan
signifikansi bahaya sedang dan tinggi. - Satu produk yang sama namun dihasilkan dari satu
produsen berbeda, maka CCP-nya tidak sama
perbedaan fasilitas produksi, cara produksi dan
sumberdaya manusia.
48Penentuan CCP
- Untuk membantu menentukan CCP gunakan CCP
Decission Tree. - Contoh CCP dalam tahapan proses pemanasan,
pendinginan, pengendalian formulasi produk,
higiene dan sanitasi lingkungan. - Rencana HACCP generik (generic HACCP plan) dapat
dijadikan acuan atau pedoman dalam menentukan CCP.
49Penetapan batas kritis (prinsip 3)
- Batas kritis digunakan untuk membedakan kondisi
yang aman dan tidak aman pada CCP. - Batas kritis harus dilandaskan pada dasar ilmiah.
- Batas kritis dapat diperoleh dari peraturan,
standar, guidelines, pustaka ilmiah, hasil
penelitian atau konsultasi dengan pakar. - Kriteria yang sering digunakan untuk CCP waktu,
suhu,kelembaban, aktivitas air, pH, keasaman,
bahan pengawet, kadar garam, residu klorin dan
viskositas.
50Penetapan batas kritis
- Kriteria batas kritis berkaitan dengan jenis
bahaya dimana CCP didesain untuk mengendalikan
bahaya - -Batas kimiawi pH, kadar garam, aw, kadar
maks. Mikotoksin. - -Batas fisik tidak ada logam, waktu dan suhu.
- -Batas mikrobiologis sedapat mungkin ihindari,
kecuali terdapat - uji cepat/rapid test yang
spesifik dan sensitif.
51Penetapan sistem pemantauan (prinsip 5)
- Maksud pemantauan (monitoring)
- -Membantu mengendalikan proses
- -Menentukan apakah terjadi hilang kendali dan
penyimpangan - pada CCP.
- -Menyediakan dokumentasi tertulis yang dapat
digunakan untuk - verifikasi.
- Pemantauan terhadap batas kritis diterapkan pada
CCP dengan cara pengamatan (observasi) dan/atau
pengujian (pengukuran).
52Penetapan sistem pemantauan
- Pemantauan harus bersifat efektif dan harus mampu
mendeteksi dengan cepat adanya penyimpangan
(lepas kendali) pada CCP. - Lima aspek yang harus diperhatikan dalam
menetapkan pemantauan - What Variabel batas kritis (misalnya suhu
produk) - How Metode atau cara (misalnya mengukur suhu
bagian - dalam daging)
dilakukan dengan pengamatan - (observasi) dan/atau
pengujian/pengukuran.
53Penetapan sistem pemantauan
- Where pada CCP
- When Waktu dan frekuensi dilakukan
- pemantauan (misalnya
setiap 2 jam) - Who Orang yang melaksanakan dan
bertanggung - jawab.
- Hasil pengamatan atau pengukuran dicatat
(direkam) dalam formulir atau borang.
54Penetapan sistem pemantauan
- Contoh variabel yang dipakai dalam pemantauan
- -pengamatan (observasi) visual
- -suhu
- -waktu
- -pH
- -aw
55Penerapan tindakan kareksi(prinsip 5)
- Tindakan koreksi dilakukan jika hasil pemantauan
(monitoring) pada CCP menyimpang atau mengarah
kepada penyimpangan (out of control) dari batas
kritis.
56Penerapan tindakan kareksi
- Jenis tindakan koreksi
- -Melakukanpenyesuaian pada proses (misalnya
- penghentian proses, penambahan es,
penambahan - klorin)
- -Melakukan tindakan pada produk (misalnya
reject, - rework).
- Tindakan koreksi yang dilakukan dicatat/direkam.
57Contoh
CCP Pemeriksaan Antemortem
Batas kritis Ayam sehat
Tindakan Koreksi Ayam sakit ditolak
Pemantauan Pemeriksaan kondisi fisik ayam Hidup
setiap truk Secara acak oleh QC
Verifikasi Pemeriksaan lab. Peninjauan Lapangan.
58Penetapan prosedur verifikasi(prinsip 6)
- Prosedur verifikasi perlu disusun dan
dikembangkan agar dapat memelihara sistem HACCP
danmenjamin bahwa sistem berjalan efektif. - Aktivitas verifikasi terdiri atas
- -Review rencana HACCP
- -Validasi rencana HACCP
- -Pengujian (Verifikasi)
- -Review rekaman
- -Audit (internal dan eksternal)
59Penetapan dokumentasi dan rekaman (prinsip 7)
- Rekaman yang efisien dan akurat sangat penting
dalam sistem HACCP. - Rekaman HACCP dan rekaman harus terdokumentasi
dengan baik. Hal ini berguna untuk keperluan
audit dan inspeksi.
60Pelatihan (Training)
- Pelatihan personal di industri menunjang
efektivitas penerapan sistem HACCP - Pelatihan harus terprogram dan dilaksanakan
secara berkelanjutan, disesuaikan dengan
kebutuhan.
61Penerapan Program HACCP
Konsultan Laboratorium
Komitmen Manajemen
Penerapan Rencana HACCP (10x siklus)
Pelatihan konsultan
Validasi
Pembentukan Tim HACCP
Konsultan Laboratorium
Verifikasi
Penyusunan dan Pengembangan Rencana HACCP
Sertifikasi
Pravalidasi