BUDAYA KERJA GURU BERSERTIFIKASI - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

BUDAYA KERJA GURU BERSERTIFIKASI

Description:

judul tesis budaya kerja guru bersertifikasi (studi situs smp negeri 2 kaliwungu) oleh: hartanto nim: q.100080361 pascasarjana universitas muhammadiyah surakarta ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:233
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 33
Provided by: word1397
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: BUDAYA KERJA GURU BERSERTIFIKASI


1
JUDUL TESIS
  • BUDAYA KERJA GURU BERSERTIFIKASI
  • (STUDI SITUS SMP NEGERI 2 KALIWUNGU)
  • Oleh
  • HARTANTO
  • NIM Q.100080361

2
SMP N 2 KALIWUNGU KENDAL
SMALL IS BEAUTIFUL
SIAP BERKOMPETISI DAN BERPRESTASI BERSAMA ANAK
NEGERI
3
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
4
BUDAYA KERJA GURU BERSERTIFIKASI(STUDI SITUS SMP
NEGERI 2 KALIWUNGU)
  1. LATAR BELAKANG PENELITIAN
  2. FOKUS PENELITIAN
  3. TUJUAN PENELITIAN
  4. MANFAAT PENELITIAN

5
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
  • Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
    Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan
    adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
    suasana belajar dan proses pembelajaran agar
    peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
    dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
    keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak
    mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
    masyarakat, bangsa, dan negara.
  • Budaya kerja pada dasarnya merupakan nilai-nilai
    yang menjadi kebiasaan seseorang dan menentukan
    kualitas seseorang dalam bekerja. Budaya kerja
    guru dapat terlihat dari rasa bertanggungjawabnya
    dalam menjalankan amanah, profesi yang
    diembannya, rasa tanggungjawab moral. Sikap ini
    akan dibarengi dengan rasa tanggungjawabnya untuk
    membuat dan mempersiapkan proses belajar
    mengajar, pelaksanaan proses belajar mengajar,
    serta pelaksanaan evaluasi dan analisis dalam
    kegiatan pembelajaran.

6
Lanjutan ...
  • Budaya kerja guru di sekolah akan menjadi
    optimal, bilamana didukung oleh kepala sekolah,
    guru, karyawan maupun siswa. Budaya kerja yang
    dilakukan di sekolah dapat berupa membuat dan
    mempersiapkan administrasi guru, pelaksanaan
    proses belajar mengajar, serta pelaksanaan
    evaluasi dan analisis.
  • Guru merupakan suatu jabatan yang memerlukan
    keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat
    dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang
    pendidikan.
  • Untuk menghindari kejenuhan dalam proses
    pembelajaran di dalam kelas, seorang guru
    hendaknya pandai menciptakan gaya mengajar yang
    mampu menimbulkan minat siswa untuk belajar baik
    bersifat kurikuler maupun psikologis.

7
B. FOKUS PENELITIAN
  • Bagaimanakah Budaya Kerja Guru Bersertifikasi di
    SMP Negeri 2 Kaliwungu Kendal?
  • Sub Fokus
  • Bagaimanakah budaya kerja guru dalam administrasi
    di SMP Negeri 2 Kaliwungu ?
  • Bagaimanakah budaya kerja guru dalam proses
    belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kaliwungu?
  • Bagaimanakah budaya kerja guru dalam evaluasi dan
    analisis di SMP Negeri 2 Kaliwungu?

8
C. TUJUAN PENELITIAN
  • Mendeskripsikan budaya kerja guru dalam
    administrasi di SMP Negeri 2 Kaliwungu.
  • Mendeskripsikan budaya kerja guru dalam proses
    belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kaliwungu.
  • Mendeskripsikan budaya kerja guru dalam evaluasi
    dan analisis di SMP Negeri 2 Kaliwungu.

9
D. MANFAAT PENELITIAN
  • Manfaat Teoritis
  • Studi ini, secara umum memberikan sumbangan dalam
    bidang manajemen pendidikan dasar unggul,
    terutama dalam kepemimpinan kepala sekolah dan
    sekolah yang efektif. Penelitian ini akan menguji
    teori-teori pendidikan dasar unggul yang
    berkaitan dengan budaya kerja guru di lapangan.
  • Di samping itu, juga untuk menambah kajian
    pustaka atau khasanah keilmuan tentang ilmu
    pendidikan dasar, khususnya yang berkenaan dengan
    budaya kerja guru di sekolah.

10
Lanjutan ...
  • Manfaat Praktis
  • Bagi guru dapat dipakai sebagai bahan introspeksi
    dalam menyemangati dirinya mengoptimalkan budaya
    kerja, sehingga dapat menghasilkan budaya kerja
    guru yang memuaskan.
  • Bagi kepala sekolah dapat dipakai sebagai modal
    pelaksanaan dalam memberdayakan semangat dan
    kemampuan guru untuk melaksanakan tugas pokoknya
    di sekolah.
  • Bagi pengawas selaku pembina, dapat dipakai
    sebagai bahan referensi mengenai budaya kerja
    guru di lapangan, sehingga pada akhirnya dapat
    menemukan model supervisi yang ideal.
  • Bagi kepala dinas pendidikan dapat memanfaatkan
    hasil studi ini untuk bahan dalam merumuskan
    kebijakan dalam mengelola dan memperdayakan
    budaya kerja guru, kepala sekolah, pengawas, dan
    pihak lain yang terkait.
  • Bagi steakholder lainnya, utamanya para orang
    tua, hasil studi ini dapat dipakai untuk bahan
    dalam memilih sekolah yang berkualitas.
  • Bagi para peneliti selanjutnya, hasil studi ini
    dapat dijadikan referensi berkaitan dengan
    penelitian tema yang sama.

11
E. KAJIAN TEORI
  • 1. BUDAYA KERJA GURU
  • 2. GAYA MENGAJAR GURU PROFESIONAL
  • PENELITIAN TERDAHULU

12
C. BUDAYA KERJA GURU
  • Administrasi Guru,
  • Proses Belajar Mengajar (PBM), dan
  • Evaluasi dan Analisis.

13
D. Gaya Mengajar Guru
  • A. Konsep Guru Profesional
  • Guru adalah orang dewasa yang secara sadar
    bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan
    membimbing siswa.
  • Orang yang disebut guru adalah orang yang
    memiliki kemampuan merancang program pembelajaran
    serta mampu menata dan mengelola kelas agar siswa
    dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai
    tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari
    proses pendidikan (Uno, 2007 15).
  • Guru merupakan suatu profesi, yang artinya suatu
    jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai
    guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang
    orang di luar bidang pendidikan.

PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
14
  • B. Tugas Pokok dan Fungsi Guru Profesional
  • 1. Tugas Personal (pribadi)
  • Yamin (2007 5), mengemukakan bahwa tugas
    personal terdiri dari
  • Penampilan sikap yang positif terhadap
    keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap
    keseluruhan situasi pendidikan beserta
    unsur-unsurnya.
  • Pemahaman, penghayatan, dan penampilan
    nilai-nilai yang seyogianya dianut oleh seorang
    guru.
  • Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai
    panutan dan teladan bagi para siswa.
  • 2. Tugas Sosial
  • Guru dituntut untuk mampu menyelesaikan
    persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
    masyarakat. Tampaknya masyarakat harus
    menempatkan guru pada posisi yang terhormat,
    yakni ing ngarsa sung tulada, ing madya mbangun
    karsa, tut wuri handayani.
  • 3. Tugas Profesional
  • Guru merupakan suatu profesi dalam melaksanakan
    tugas profesinya yang mencakup aktivitas
    mengajar, mendidik, dan melatih.

PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
15
  • Guru sebagai pengelola pembelajaran.
  • 1. Fungsi Manajerial, menyangkut tugas
    administrasi (memimpin kelas), seperti
  • yang berhubungan dengan siswa,
  • alat perlengkapan kelas (material),
  • tindakan-tindakan profesional.
  • 2. Fungsi Edukasional, menyangkut tugas mendidik
    yang bersifat
  • Motivasional,
  • Pendisiplinan,
  • Sanksi sosial (tindakan hukuman).
  • 3.Fungsi Instruksional, menyangkut tugas mengajar
    yang bersifat
  • Penyampaian materi,
  • Pemberian tugas-tugas pada siswa,
  • Mengawasi dan memeriksa tugas.

PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
16
  • Guru sebagai pelaksana (executive teacher).
  • Fungsi guru sebagai pelaksana dalam proses
    belajar mengajar adalah
  • 1. Menilai kemajuan program pembelajaran,
  • 2. Mampu menyediakan kondisi yang memungkinkan
    siswa belajar sambil bekerja (learning by doing),
  • 3. Mampu mengembangkan kemampuan siswa dalam
    menggunakan alat-alat belajar,
  • 4. Mengkoordinasi, mengarahkan, dan memaksimalkan
    kegiatan kelas,
  • 5. Mengkomunikasikan semua informasi dari
    dan/atau ke siswa,
  • 6.Membuat keputusan instruksional dalam situasi
    tertentu,
  • 7. Bertindak sebagai manusia sumber,
  • 8. Membimbing pengalaman siswa sehari-hari,
  • 9. Mengarahkan siswa agar mandiri,
  • 10. Mampu memimpin kegiatan belajar yang bersifat
    efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang
    optimal.

PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
17
  • C. Konsep Gaya Mengajar Guru Profesional
  • Gaya mengajar adalah bentuk penampilan guru saat
    proses belajar mengajar baik yang bersifat
    kurikuler maupun psikologis.
  • Bersifat kurikuler adalah guru mengajar yang
    disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata
    pelajaran tertentu.
  • Bersifat psikologis adalah guru mengajar yang
    disesuaikan dengan motivasi siswa, pengelolaan
    kelas, dan evaluasi hasil belajar mengajar.
  • Gaya mengajar seorang guru berbeda antara yang
    satu dengan yang lain pada saat proses belajar
    mengajar walaupun mempunyai tujuan sama, yaitu
    menyampaikan ilmu pengetahuan, membentuk sikap
    siswa, dan menjadikan siswa terampil dalam
    berkarya.
  • Gaya mengajar guru juga mencerminkan kepribadian
    guru itu sendiri dan sulit untuk diubah karena
    sudah menjadi pembawaan sejak kecil atau sejak
    lahir. Dengan demikian, gaya mengajar guru
    menjadi faktor penting dalam
    menentukan keberhasilan
    prestasi siswa.

PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
18
  • Macam-Macam Gaya Mengajar Guru Profesional
  • Thoifuri (2007 83)
  • Gaya Mengajar Klasik
  • Guru masih mendominasi kelas dengan tanpa memberi
    kesempatan pada siswa untuk aktif sehingga akan
    menghambat perkembangan siswa dalam proses
    pembelajaran.
  • Gaya Mengajar Teknologis
  • Gaya mengajar teknologis ini mensyaratkan seorang
    guru untuk berpegang pada berbagai sumber media
    yang tersedia.
  • Guru mengajar dengan memperhatikan kesiapan siswa
    dan selalu memberikan stimulan untuk mampu
    menjawab segala persoalan yang dihadapi.
  • Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
    mempelajari pengetahuan yang sesuai dengan minat
    masing-masing, sehingga memberi banyak manfaat
    pada diri siswa.

PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
19
  • Gaya Mengajar Personalisasi
  • Guru memberikan materi pelajaran tidak hanya
    membuat siswa lebih pandai semata-mata, melainkan
    agar siswa menjadikan dirinya lebih pandai.
  • Guru dengan gaya mengajar personalisasi ini akan
    selalu meningkatkan belajarnya dan juga
    senantiasa memandang siswa seperti dirinya
    sendiri.
  • Guru tidak dapat memaksakan siswa untuk menjadi
    sama dengan gurunya, karena siswa tersebut
    mempunyai minat, bakat, dan kecenderungan
    masing-masing.
  • Gaya Mengajar Interaksional
  • Guru dengan gaya mengajar interaksional lebih
    mengedepankan dialogis dengan siswa sebagai
    bentuk interaksi yang dinamis.
  • Guru dan siswa atau siswa dengan siswa saling
    ketergantungan, artinya mereka sama-sama menjadi
    subyek pembelajaran dan tidak ada yang dianggap
    paling baik atau sebaliknya paling jelek.

PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
20
  • Penelitian Terdahulu
  • Shirley Johnson dan Steve Busch dalam jurnal yang
    berjudul Instructional Performance Management
    System Streamlining Instructional Management for
    Success menyatakan bahwa
  • The lesson planner provides an organizing shell
    into which the teacher creates the lessons to be
    taught for each class for the entire year. Four
    components comprise the planner (a) standards
    selection, (b) objective selection or
    development, (c) activities, and (d)
    modifications.
  •  Dalam merencanakan proses belajar mengajar, guru
    harus menyediakan satu peraturan guru membuat
    proses belajar mengajar yang akan diajarkan untuk
    masing-masing kelas dalam satu tahun.
  • Empat komponen perencananaan adalah pemilihan
    materi yang standar, pemilihan atau pengembangan
    pembelajaran yang objektif, aktivitas dalam
    proses belajar mengajar, dan variasi-variasi
    pembelajaran guru dalam menyampaikan materi
    pelajaran.
  • Perencanaan proses belajar mengajar yang biasa
    dilakukan guru dalam adminsitrasi, seperti
    Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Program
    Tahunan (Prota), Program Semester (Prosem),
    Silabus, Pemetaan Standar Kompetensi (SK) dan
    Kompetensi Dasar (KD), Kriteria Ketuntasan
    Minimal (KKM), dan lain-lain.
  • Guru yang tidak menyiapkan administrasi secara
    lengkap cenderung tidak dapat mengelola proses
    pembelajaran secara maksimal dan ideal, tujuan
    pembelajaran yang seharusnya dapat dicapai
    menjadi jauh dari harapan.
  • Administrasi sangat penting dimiliki guru untuk
    menciptakan proses belajar mengajar dapat
    berjalan sesuai dengan harapannya.

PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
21
  • Hal ini didukung oleh Setyo (2009) dengan judul
    pengaruh budaya kerja dan disiplin kerja terhadap
    efektivitas kerja guru SD Negeri se-Kecamatan
    Tegowanu Kabupaten Grobogan, menyimpulkan
  • budaya kerja guru dapat dipahami sebagai sikap
    tindakan para guru yang mendasarkan pada
    pemikiran pencapaian mutu pendidikan di sekolah.
    Mutu pendidikan adalah gambaran keberhasilan
    pendidikan dalam mengubah tingkah laku anak didik
    yang dikaitkan dengan tujuan pendidikan. Budaya
    kerja guru mempunyai kontribusi positif dan
    signifikan terhadap kepuasaan kerja guru SD.
    Salah satu keberhasilan pencapaian tujuan
    pendidikan khususnya di sekolah dasar, salah
    satunya ditentukan oleh disiplin kerja, untuk itu
    guru dituntut untuk memiliki konsep kinerja yang
    maksimal dalam mencapai tujuan sekolah yang
    efektif dan efisien

PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
22
  • Berdasarkan hasil penelitian terdahulu
  • Budaya kerja harus mempunyai nilai-nilai yang
    dimiliki guru, yaitu nilai-nilai sosial,
    nilai-nilai demokratik, nilai-nilai birokratik,
    nilai-nilai profesional, dan nilai-nilai
    ekonomik.
  • Guru bersertifikasi harus merencanakan proses
    pembelajaran secara profesional agar tujuan
    pembelajaran akan lebih terarah dan optimal.
  • Program perencanaan pembelajaran diantaranya
    meliputi 1) perencanaan bahan pelajaran, 2)
    perencanaan pembelajaran mulai dari menata
    ruangan, menata tempat duduk, menyajikan materi
    sampai evaluasi, 3) perencanaan interaksi dalam
    mengelola pembelajaran, 4) perencanaan memulai
    dan mengakhiri pembelajaran, 5) perencanaan
    menggunakan media, dan 6) perencanaan penggunaan
    alokasi waktu secara cukup dalam proses
    pembelajaran.
  • Untuk mendukung budaya kerja guru , maka seorang
    guru profesional juga harus menerapkan gaya
    mengajar di kelas agar proses belajar mengajar
    tidak berjalan monoton. Gaya mengajar seorang
    guru profesional sangat penting diterapkan agar
    siswa tidak jenuh dalam kegiatan proses
    pembelajaran.

F.Metode
PASCASARJANA, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
23
f. METODE PENELITIAN
  • 1. JNS DAN STRAT PENELITIAN
  • 2. SETTING PENELITIAN
  • 3. SUBJEK PENELITIAN
  • 4. JENIS DAN SUMBER DATA
  • 5. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
  • 6. KEHADIRAN PENELITI
  • 7. TEKNIK ANALISIS DATA
  • 8. KEABSAHAN DATA
  • 9. TAHAPAN PENELITIAN

PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
24
1. JENIS STRATEGI PENELITIAN
  • Jenis pendekatan metodologi kualitatif etnografi,
    yaitu melihat secara langsung budaya kerja yang
    dialami secara langsung oleh subyek penelitian.
  • Fokus penelitian pada budaya kerja guru
    pendidikan dasar unggul di SMP Negeri 2
    Kaliwungu..

PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
25
B. SETTING PENELITIAN
  • Setting penelitian adalah budaya kerja guru
    pendidikan dasar unggul di SMP Negeri 2
    Kaliwungu.
  • Alasan karena SMP Negeri 2 Kaliwungu berstatus
    sekolah potensial dengan akreditasi B dan berada
    di wilayah penulis mengadakan penelitian.
  • Waktu bulan Juli sd. September 2010.
  • Budaya kerja guru yang dimaksud pada dasarnya
    merupakan nilai-nilai yang menjadi kebiasaan guru
    yang menentukan kualitas guru dalam bekerja dan
    menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
    memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
    yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu
    serta memerlukan pendidikan profesi.

PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
26
C. SUBJEK PENELITIAN
  • Subjek penelitian yang berhubungan dengan budaya
    kerja guru pendidikan dasar unggul di SMP Negeri
    2 Kaliwungu..
  • Budaya kerja guru pendidikan dasar unggul yang
    dimaksud adalah nilai-nilai yang menjadi
    kebiasaan guru yang menentukan kualitas guru
    dalam bekerja pada tingkat Sekolah Menengah
    Pertama (SMP) Negeri 2 Kaliwungu.

PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
27
D. JENIS DAN SUMBER DATA
  • Informan, yaitu orang yang dianggap mampu dan
    dapat mempertanggungjawabkan untuk memberikan
    informasi yang berkaitan dengan budaya kerja guru
    pendidikan dasar unggul di SMP Negeri 2
    Kaliwungu, yaitu Kepala Sekolah, Wakil Kepala
    Sekolah, dan guru-guru profesional.
  • Arsip dan dokumen resmi sekolah bisa berbentuk
    tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
    seseorang.
  • Tempat dan peristiwa, berupa lokasi penelitian di
    SMP Negeri 2 Kaliwungu Kendal yang beralamat di
    Jalan Srogo Ds. Plantaran Kec. Kal-Sel Kendal
    nomor telepon (294)3686866

PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
28
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
  • Wawancara
  • Merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
    informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
    dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
    tertentu.
  • Wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara yang
    bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
    wawancara yang telah tersusun secara sistematis
    dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
  • Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
    garis-garis besar permasalahan yang akan
    ditanyakan.
  • Observasi
  • Observasi merupakan suatu proses yang kompleks
    dan tersusun dari berbagai proses biologis dan
    psikologis.
  • Teknik pengumpulan data dengan observasi ini
    dilakukan secara terus terang atau tersamar,
    yaitu mereka yang diteliti mengetahui sejak awal
    sampai akhir tentang aktivitas peneliti.
  • Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus
    terang (tersamar) dalam melakukan observasi, hal
    ini dilakukan untuk menghindari kalau suatu data
    yang dicari merupakan data yang masih
    dirahasiakan.
  • Studi Dokumentasi
  • Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
    berlalu.
  • Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau
    karya-karya monumental dari seseorang.

PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
29
F. KEHADIRAN PENELITI
  • Kehadiran peneliti sebagai peneliti dan juga
    sebagai instrumen atau alat penelitian.
  • Kedudukan peneliti sebagai intsrumen karena orang
    memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan
    sesaat dan secara fleksibel dapat digunakannya.
  • Peneliti berusaha untuk menyesuaikan dirinya
    dengan situasi dan kondisi sesaat, sehingga bila
    dalam keadaan yang diharapkan tidak muncul, maka
    peneliti dapat menggunakan cara lain yang dapat
    dilakukan.

PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
30
G. TEKNIK ANALISIS DATA
  • Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2005 91)
  • Analisis data kualitatif dilakukan secara
    interaktif dan berlangsung secara terus menerus
    sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
  • Aktivitas dalam analisis data dilakukan dengan
    langkah-langkah
  • Redukdi Data (Data Reduction).
  • Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal
    yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
    penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian
    data yang telah direduksi akan memberikan
    gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
    peneliti untuk melakukan pengumpulan data
    selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
  • Penyajian Data (Data Display).
  • Penyajian data adalah penyampaian informasi
    berdasarkan data yang dimiliki dan disusun secara
    baik serta beraturan sehingga mudah dilihat,
    dibaca, dan dipahami tentang suatu kejadian dan
    tindakan atau peristiwa dalam bentuk teks
    naratif.
  • Penarikan Kesimpulan (Conclusion
    Drawing/Verification).
  • Penarikan kesimpulan adalah merupakan temuan baru
    yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
    berupa deskriptif atau gambaran suatu obyek yang
    sebelumnya masih remang-remang atau gelap
    sehingga setelah diteliti menjadi jelas yang
    dijadikan data untuk rekomenasi dan implikasi.

PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
31
H. KEABSAHAN DATA
  • Uji Kredibilitas
  • Triangulasi pengecekan data dari berbagai sumber
    dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
  • Bahan refensi adanya pendukung untuk membuktikan
    data yang telah ditemukan oleh peneliti, seperti
    foto-foto, hasil rekaman suara, dan hasil rekaman
    gambar bergerak.
  • Member chek proses pengecekan data yang
    diperoleh peneliti kepada member chek. Tujuan
    dilakukan member chek untuk mengetahui seberapa
    jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang
    diberikan oleh responden.
  • Uji Depenability
  • Uji depenability untuk mengaudit terhadap
    keseluruhan proses penelitian.
  • Cara untuk menguji depenability yang telah
    dilakukan peneliti dilakukan oleh auditor yang
    independen atau pembimbing untuk mengaudit
    keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan
    penelitian.
  • Aktivitas peneliti dimulai dari menentukan
    masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan
    sumber data, melakukan analisis data, melakukan
    uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan.
  • Uji Konfirmability
  • Uji konfirmability dilakukan secara bersama-sama
    untuk menguji hasil penelitian yang dikaitkan
    dengan proses yang telah dilakukan.

PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
32
I. TAHAPAN PENELITIAN
  • Tahap Orientasi
  • Melakukan survei awal ke sekolah.
  • Melakukan studi dokumentasi atau studi
    kepustakaan terkait dengan permasalahan yang akan
    diteliti.
  • Tahap Ekplorasi
  • Tahap ekplorasi merupakan tahap pengumpulan data
    di lokasi penelitian
  • Melakukan wawancara dengan guru-guru profesional.
  • Melakukan observasi terkait dengan budaya kerja
    guru dan gaya mengajar guru profesional.
  • Tahap Member Chek
  • Tahap ini dilakukan setiap saat setelah data
    diperoleh melalui teknik pengumpulan data.
  • Responden diminta mengecek kembali data yang
    telah diberikan dan dapat dilakukan revisi.
  • Tujuan diadakan tahap member chek adalah untuk
    menguji keabsahan data yang telah diperoleh.

Bab 4
PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com