Penyakit-Penyakit Gangguan Saraf Tepi - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Penyakit-Penyakit Gangguan Saraf Tepi

Description:

Title: Penyakit-Penyakit Gangguan Saraf Tepi Author: Neurologi Last modified by: dr Yuliarni Syafrita Created Date: 4/29/2005 4:51:46 AM Document presentation format – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:197
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 45
Provided by: Neur75
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Penyakit-Penyakit Gangguan Saraf Tepi


1
Penyakit-Penyakit Gangguan Saraf Tepi
  • Yuliarni Syafrita
  • Bagian Neurologi FK-Unand
  • RS. DR. M. Djamil Padang

2
(No Transcript)
3
Pendahuluan
  • Lesi UMN gtlt Lesi LMN
  • Saraf pusat Saraf tepi
  • Rf. Fisiologi ? ?
  • Rf patologi _
  • Atropi -/lambat Cepat
  • Ggn sens pola dermatom Stocking Glove

4
(No Transcript)
5
(No Transcript)
6
Polineuritis (Polineurodegenerasi)
  • Sindroma klinik akibat gangguan fungsi saraf tepi
    yang luas yang terjadi secara bersamaan
  • Gejala Klinik
  • Didahului ISPA
  • Kelumpuhan LMN (Distal lebih berat dari
    proksimal)
  • Gangguan sensorik berupa pola sarung tangan dan
    kaus kaki (stocking and gloves)
  • Reflek tendon berkurang
  • Kadang-kadang melibatkan saraf kranial

7
  • Patologi
  • Degenerasi saraf tepi
  • Demielinisasi selubung mielin
  • Demielinisasi axon
  • Topik
  • Saraf perifer

8
(No Transcript)
9
  • Etiologi
  • Toksik metal arsen, timah, tembaga
  • Bahan organik kobalt, INH, streptomicin
  • Defisiensi dan metabolik penyakit kronik,
    defisiensi asam folat, DM, uremia
  • Infeksi dipteri, TBC, sepsis, tetanus
  • Penyakit kolagen SLE

10
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Lumbal Punksi LCS normal
  • EMG untuk menentukan lokasi kerusakan (otot,
    saraf perifer, sel kornu anterior)
  • KHS untuk menentukan derajat kerusakan

11
Diagnosis
  • Gambaran klinis
  • LP normal
  • EMG KHS menurun
  • Terapi
  • Hilangkan penyebab
  • Simptomatis
  • Fisioterapi

12
Sindroma Guillan Barre
  • Acute Inflamatory Demyelinating Polineuropathy
    (AIDP)
  • Penyakit autoimun
  • Demielinisasi luas
  • Semua usia
  • 0,75 2,00 per 100.000 penduduk
  • Topik radik anterior dan posterior

13
  • Non familial
  • Ditemukan Autoreactive limfosit T
  • Didahului oleh infeks, imunisasi, kehamilan atau
    pembedahan.
  • Campylobacter jejuni, kuman tersering penyebab
    AIDP

14
Etiologi
  • Penyebab pasti belum diketahui.
  • Tak satu pun tahu, kenapa seseorang terkena dan
    yang lain tidak.
  • Biasanya terjadi beberapa hari setelah menderita
    gejala penyakit infeksi sal nafas dan cerna..

15
Pembagian
  • Sindroma Guillan Barre
  • AIDP Axonal Pattern Fisher Syndrom
  • Acut Motor Axonal Neuropathy (AMAN)
  • Acut motor sensory axonal neuropathy(AMSAN)

16
  • Gejala Klinis
  • Kesemutan pada tangan dan kaki (pola kaus kaki
    dan sarung tangan)
  • Kelumpuhan LMN, subakut, relatif simetris kiri
    kanan, dimulai dari anggota gerak bawah, naik
    keatas, bisa mengenai anggota gerak atas, thorak
    dan otot wajah.
  • Gejala motorik lebih berat dari sensorik
  • Lemah bersifat ascenden

17
  • Sistem otonom bisa dikenai (aritmia jantung dan
    TD fluktuatif)
  • Bila mengenai sistem pernafasan bisa fatal
  • Reflek tendon berkurang atau hilang
  • Paresis N. fasialis bisa terjadi pada 50 pasien

18
Clinical Manifestations.
  • Reflek tendon hilang, , seperti KPR .

19
  • Kelemahan biasanya berlangsung 4 6 minggu,
    diikuti penyembuhan motorik
  • Lebih Kurang ΒΌ pasien memerlukan ventilator
  • Prognosis baik, gt 90 sembuh
  • Kira kira 3 5 berkembang jadi Chronik
    Inflamatory Demyelinating Polyneuropathy (CIDP)

20
  • Pemeriksaan Penunjang
  • Laboratorium darah dan urin, normal
  • LP sel normal, protein tinggi (disosiasi
    sitoalbuminik)
  • EMG dan KHS

21
Diagnostics.
  • Laboratorium.
  • Lumbal Punksi.
  • Cairan Cerebrospinal
  • Gangguan konduksi saraf.
  • Electromyography.

22
  • Diagnosis
  • Paralisis flakcid, simetris, ascenden
  • Gejala motorik lebih berat dari sensorik
  • LP disosiasi sitoalbuminik (ditemukan setelah
    lebih dari 96 jam)
  • EMG/KHS

23
Tatalaksana
  • Begitu SGB dicurigai, dianjurkan untuk dirawat.
  • Plasmapheresis.
  • Pelihara fungsi anggota gerak, selama penyembuhan
    sistem saraf(cegah kontraktur dan disuse atropi)

24
  • Terapi
  • Awasi fungsi pernafasan
  • Plasmaferesis atau IVIG(0,4g/kgBB selama 5 hari)
  • Steroid
  • Neurotropik
  • Fisioterapi

25
Intervensi Perawatan.
  • Monitoring ketat fungsi nafas
  • Gizi.
  • Pemberian obat2an.
  • Cegah komplikasi
  • Kontraktur, dekubitus, Gangguan ROM(Range of
    Movement).
  • Fisioterapi sedini mungkin.
  • Mencegah kontraktur.

26
Variant Guillan Barre
  • Miller Fisher Syndrome ( 5)
  • Ataxia (gait and Trunk)
  • Ophtalmoplegia (sering mengenai n. abduscen,
    oculomotor dan trochlearis )
  • Arefleks
  • Motorik biasanya tidak terkena
  • Perbaikan berlangsung dalam beberapa minggu
    sampai bulan.

27
SPASMOFILIA
  • Definisi
  • Suatu kondisi dimana saraf motorik memperlihatkan
    sensitivitas yang tidak normal, baik terhadap
    rangsangan mekanik maupun listrik, sehingga otot
    cenderung spasme, tetani ataupun kejang.

28
Spasmofilia / Tetani laten
  • Otot mudah kejang / terangsang
  • lesu, lelah, kesemutan, kram otot, nyeri kepala,
    emosi labil
  • Kolik, kadang-kadang sampai kejang
  • Pemeriksaan
  • Cvhostec sign
  • 1 bibir sesisi berkontraksi
  • 2 ujung hidung turut berkontraksi
  • 3 otot muka sesisi turut berkontraksi

29
  • Reflek Weiss Ketok sudut lateral orbita maka
    M. orbikularis okuli akan mengerut
  • Trousseau sign penekanan arteri brakhialis
    dengan manset timbul obstetrical hand
  • Patogenesis
  • Saraf mudah terangsang bila kadar Ca, Mg, H
    menurun atau kadar K, Na dan OH- meningkat
  • Terapi preparat Ca obat penenang

30
Paresis Nervus VII Perifer
  • Bila penyebab tidak diketahui disebut Bells
    palsy
  • Tiba-tiba, unilateral, semua usia, pria wanita
  • Patogenesis
  • Penekanan pada saraf (N.VII) atau pembuluh darah
    di kanalis fasialis ? udema ? saraf terjepit

31
Bells Palsy
  • Kelemahan otot wajah tipe perifer
  • idiopathic
  • Kerusakan diluar SSP
  • Tanpa disertai oleh kelumpuhan /gangguan nn
    cranial yang lain.

32
Etiologi dan pathologi
Etiology
pathology
  • Penyebabnya tidak jelas
  • Terpapar dg suhu dingin
  • Infeksi virus
  • edema
  • degenerasi.

33
Epidemiologi
  • Mengenai hampir 40,000 orang Amerika tiap
    tahunnya
  • Mengenai laki laki perempuan
  • Mengenai semua umur
  • Sebagian besar mengenai usia setelah 15 tahun dan
    sebelum 60 tahun
  • Lebih sering pada
  • Wanita hamil
  • Penderita DM
  • Penderita infeksi tr respiratorius atas.

34
  • Gejala Klinis
  • Tergantung tempat lesi
  • Wajah atau mulut mencong, nyeri mastoid, alis
    mata turun / tidak bisa diangkat, lagoftalmus,
    kerut dahi (-), lipatan nasolabialis datar
  • Lesi proksimal korda timpani gangguan rasa
    kecap
  • Lesi cabang N. stapedius hiperakusis

35
(No Transcript)
36
(No Transcript)
37
Diagnosis
  • Didasari pada onset yang akut dan paresis N VII
    perifer.
  • Harus dibedakan dari paresis N VII karena
    penyebab yang lain.
  • Harus dibedakan dari kerusakan tipe UMN.

38
Prognosis
  • Biasanya membaik dengna sempurna dalam beberapa
    minggu atau dalam 1 2 bulan.
  • Tapi bila perburukan klinis masih terus bertambah
    setelah 10 hari (onset) maka prognosis lebih
    jelek.

39
  • Terapi
  • Prednison 4 x 20 mg (kuur) diturunkan tiap 3 hari
  • Neurotropic
  • Antiviral
  • Tetes mata selulosa
  • Fisioterapi
  • Prognosis 75-80 sembuh sempurna

40
Kesimpulan
  • Gambaran utama Bells Palsy adalah
  • Semua umur, disepanjang waktu.
  • Unilateral
  • Akut
  • Paresis fasialis perifer
  • idiopatic
  • Bells phenomenon

41
Poliomyeitis (Poliomielitis Anterior Akut)
  • Penyakit sistemik akut
  • disebabkan oleh virus polio
  • dapat merusak sel motorik di
  • Kornu anterior medula spinalis
  • Batang otak
  • Area motorik kortek serebri (jarang)
  • Sangat menular (oral-fecal), inkubasi 4-17hari,
    bisa sampai 5 minggu
  • terutama daerah sanitasi jelek

42
  • Patogenesis
  • Saluran oropharing ? multiplikasi virus
    dijaringan limfoid tonsil atau pada Tr.
    Intestinal (plakpeyeri) ? masuk kedarah (viremia)
    ? bisa mencapai sistem saraf

43
  • Gambaran Klinis
  • Subklinik ( 95) tanpa gejala kadang-kadang
    hanya demam, malaise, nausea, diare / muntah
  • Aseptik meningitis nyeri kepala, tanda
    rangsangan meningeal, kelainan LCS ()
  • Tipe paralitik
  • Tipe spinal terjadi kelemahan pada tungkai,
    nyeri otot, asimetrik, cepat terjadi atrofi
  • Tipe bulber menimbulkan kelemahan otot muka,
    faring, laring, lidah
  • Tipe spinobulber gabungan spinal dan bulber

44
  • Pengobatan
  • Bedrest pada fase akut, cegah kontraktur
  • Medika mentosa analgetik sedatif
  • Fisioterapi
  • Pencegahan
  • Vaksin anti polio
  • Isolasi penderita
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com