BASIC WATERSHED AND COASTAL MANAGEMENT - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

BASIC WATERSHED AND COASTAL MANAGEMENT

Description:

basic watershed and coastal management master program of coastal zone and watershed management and planning gadjah mada university teknik konservasi tanah dan air a ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:642
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 85
Provided by: SETY3
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: BASIC WATERSHED AND COASTAL MANAGEMENT


1
BASIC WATERSHED AND COASTAL MANAGEMENT
MASTER PROGRAM OF COASTAL ZONE AND WATERSHED
MANAGEMENT AND PLANNING GADJAH MADA UNIVERSITY
2
RIVER BASIN
  • A river or drainage basin is the entire area
    drained by a stream or system of connecting
    streams such that all streamflow originating in
    the area discharged through a single outlet
    (Linsley, 1980).

3
  • New concept ? River basin are
  • A landscape with topographic border
  • A hydrologic unit
  • An ecosystem unit
  • DAS adalah suatu wilayah kesatuan ekosistem yang
    dibatasi oleh pemisah air topografis dan
    berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan dan
    penyalur air, sedimen dan unsur hara dalam sistem
    sungai yang kesemuanya keluar melalui outlet
    tunggal

4
WATERSHED MANAGEMENT
  • Application of business methods and technical
    principles to the handling of renewable resources
    in a watershed to assure maximum supplies of
    useable water, desirable waterflow, prevention
    and control of erosion and the reduction of flood
    sediment damages (society of American Foresters,
    1958).
  • Watershed management is one part of natural
    resources management or the development and
    administration of a country to satisfy the needs
    of present and future human residents (Hewlet,
    1969).

5
WATERSHED MANAGEMENT
  • Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam
    mengendalikan hubungan timbal balik diantara
    sumberdaya alam dengan manusia dan segala
    aktivitasnya, dengan tujuan membina kelestarian
    dan keserasian ekosistem serta meningkatkan
    kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia
    (Departemen Pertanian, 1979).

6
WATERSHED MANAGEMENT
  • Key word of watershed management are
  • The management of renewable natural resources
  • To suport people need at now and the future.
  • Ecosystem sustainability
  • Controlling of natural resources and people
    relation.
  • Water supply, erotion controll, flood and
    sediment.

7
WATERSHED MANAGEMENT
  • Ecosystem sustainability
  • Controlling of relation between natural resources
    and people.
  • Water supply, erotion controll, flood and
    sediment.

8
GOALS OF WATERSHED MANAGEMENT
  • The last goals of watershed management is
    realizing optimal conditions of vegetation
    resources, land resources and water resources, so
    they can give optimal useful and sutainable to
    people welfare

9
WATERSHED AS A SYSTEM
  • By oriented on physical output that want to be
    achieved, watershed management can be assumed as
    a system with management input and natural input
    to produce commodities and services on site or
    off site
  • Dilihat dari segi ekonomi, sistem pengelolaan DAS
    tidak lain adalah suatu bentuk dari proses
    produksi dengan biaya ekonomi untuk penggunaan
    input manajemen dan sumber alam serta hasil
    ekonomi yaitu nilai dari outputnya.
  • Input manajemen yang dimaksudkan terdiri atas
    tenaga, bahan, energi, peralatan dan keahlian
    manajemen untuk perencanaan, pelaksanaan dan
    pemeliharaan input alam berupa tanah, air,
    ekosistem dan iklim.

10
The activities of watershed management
  1. Land management by conservation.
  2. Water management by developing water sources.
  3. Vegetation management, especially forest
    management that have function to protect land and
    water
  4. Pembinaan kesadaran dan kemampuan manusia in use
    of natural resources secara bijaksana melalui
    usaha penerangan dan penyuluhan

11
SASARAN PENGELOLAAN LAHAN
  • Kebijakan pengelolaan lahan mencakup 3 unsur
  • utama
  • Lahan harus digunakan untuk tujuan yang sesuai
    dengan kemampuannya.
  • Pengelolaan harus diarahkan agar tanah
    terlindungi dari ancaman erosi dengan
    mempertahankan penutup tanah.
  • Tindakan-tindakan seperti terasering atau
    perlakuan lainnya dapat dipersyaratkan untuk
    menunjang penggunaan lahan yang baik dan
    manajemen tanahnya

12
SASARAN PENGELOLAAN LAHAN
  • Sebagai pengukur hasil pengelolaan lahan antara
    lain adalah besarnya tanah yang hilang, misalnya
    dengan satuan ton per hektar.
  • Harus pula digambarkan pengaruhnya secara lebih
    luas (on site atau off site) yang langsung maupun
    tidak langsung.
  • Pengaruh di luar sering sangat menonjol, misalnya
    pendangkalan waduk, rendahnya kualitas air,
    rusaknya ekosistem perairan, kerusakan oleh banjir

13
SASARAN PENGELOLAAN AIR
  • Jumlah air yang ditampung dalam DAS setiap
    tahunnya adalah tetap dan tidak mungkin untuk
    ditingkatkan.
  • Masalah dalam pengelolaan air adalah bagaimana
    air tersebut dapat disediakan di tempat-tempat
    yang diperlukannya dalam jumlah yang cukup dengan
    kualitas yang baik serta dengan tata waktu yang
    tetap.
  • Pengelolaan air mencakup berbagai usaha untuk
    memperoleh, membagikan, menggunakan, mengatur,
    menjernihkan dan membuang air.

14
SASARAN PENGELOLAAN AIR
  • Untuk itu usaha pengelolaan air dilakukan mulai
    dari sumber-sumbernya hingga tempat pelepasan
    yang terakhir.
  • Sasaran pengelolaan air adalah terwujudnya
    kondisi hidrologis DAS yang optimal yaitu
    diperolehnya hasil air sesuai dengan kebutuhan
    dan persyaratan, meliputi
  • - Jumlah (kuantitas yang cukup)
  • - Kualitas air yang memenuhi persyaratan
  • tentang tingkat pencemarannya.
  • - Tersedia atau mengalir sepanjang tahun
  • (unsur waktu, distribusi)

15
(No Transcript)
16
(No Transcript)
17
SASARAN PENGELOLAAN VEGETASI
  • Vegetasi sebagai penutup tanah melindungi tanah
    terhadap erosi dan pengaruh langsung dari sinar
    matahari.
  • Peranan ini secara efektif dilakukan oleh hutan
    sehingga sangat berpengaruh terhadap kondisi
    hidrologis dari DAS.
  • Hutan memiliki tajuk yang rapat dan
    berlapis-lapis, sistem perakaran yang intensif
    dan dalam, serta lapisan seresah di permukaan
    tanah, sehingga manfaat yang diperoleh antara
    lain
  • 1) Penendalian erosi yang efektif
  • 2) Menurunkan puncak banjir, karena besarnya
  • infiltrasi air ke dalam tanah.

18
SASARAN PENGELOLAAN VEGETASI
  • 3) Pencegahan tanah longsor.
  • 4) Menghasilkan air yang bermutu baik
  • Pengelolaan vegetasi dalam rangka pengelolaan DAS
    diarahkan untuk tercapainya sasaran berikut
  • 1) Kawasan lindung yang tertutup dengan vegetasi
  • yang rapat (lebat), dalam hal ini vegetasi
    hutan.
  • 2) Terpeliharanya kondisi vegetasi yang baik,
  • sehingga dapat berfungsi secara optimal
    dalam
  • perlindungan terhadap tanah dan air

19
SASARAN PEMBINAAN AKTIVITAS MANUSIA DALAM
PENGGUNAAN SUMBERDAYA ALAM
  • Pengelolaan DAS diperlukan karena terjadinya
    kerusakan sumberdaya alam yang disebabkan oleh
    aktivitas manusia dalam penggunaannya yang tidak
    mengindahkan usaha-usaha pelestarian.
  • Aktivitas tersebut dapat berupa keserakahan
    (kemauan peradaban) ataupun memang karena
    keterbelakangan, ketidaktahuan dan kemiskinan.
  • Dalam rangka pengelolaan DAS yang meliputi usaha
    pemulihan, pencegahan kerusakan sumberdaya alam
    serta usaha peningkatannya mutlak diperlukan
    adanya peran serta yang aktif dari petani dan
    masyarakat.

20
SASARAN PEMBINAAN AKTIVITAS MANUSIA DALAM
PENGGUNAAN SUMBERDAYA ALAM
  • Perlu dilakukan kegiatan penerangan, penyuluhan
    dan pemberian bantuan apabila diperlukan.
  • Dilakukan pembinaan kesadaran dan selanjutnya
    kemampuan untuk melestarikan sumberdaya alam yang
    pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan
    kesejahteraan mereka sendiri.

21
PENGELOLAAN DAS TERPADU
  • Konsepsi ekosistem secara luas telah diterima
    dunia.
  • Pengelolaan DAS dengan pendekatan ekosistem
    membawa implikasi penanganan yaitu
  • 1) Keharusan adanya keterpaduan dalam
  • pengelolaan.
  • 2) Digunakannya DAS sebagai satuan
  • pengelolaan

22
Mengapa pengelolaan DAS harus terpadu?
  1. Adanya keterkaitan antara berbagai kegiatan dalam
    pengelolaan sumberdaya alam dan pembinaan
    aktivitas manusia dalam penggunaannya.
  2. Dilihat dari jenis ilmu yang mendasarinya,
    pengelolaan DAS bercirikan multidisiplin (ilmu
    tanah, geomorfologi, hidrologi, ilmu kehutanan,
    ilmu pertanian, sosiologi perdesaan dll), serta
    bidang-bidang yang tercakup di dalamnyapun
    beragam.
  3. Penyelenggaraan pengelolaan DAS bersifat lintas
    sektoral, sehingga tidak ada satu instansipun
    yang secara fungsional memiliki kewenangan untuk
    melaksanakan pengelolaan DAS secara bulat.

23
Apa yang dimaksud dengan pengelolaan DAS terpadu?
  • Terpadu disini mengandung pengertian terbinanya
    keserasian, keseimbangan dan koordinasi yang
    efektif. Pengelolaan DAS harus dilihat sebagai
    totalitas yang utuh, bukan sebagai
    kepingan-kepingan yang terpisah.
  • Keterpaduan ini harus tercermin dalam penyusunan
    konsepsi dasar, kebijakan, perencanaan,
    pelaksanaan di lapangan dan penilaian hasilnya.
  • Muncul istilah one river one plan yang
    menekankan pentingnya rencana terpadu untuk
    setiap DAS.

24
  • Harsono (1989), menyatakan bahwa pengelolaan DAS
    terpadu adalah pengelolaan secara keseluruhan
    hutan, tanah, air, masyarakat dan lain-lain dalam
    suatu ekosistem DAS, dengan ruang lingkup yang
    berbeda dengan ruang lingkup pengelolaan DAS oleh
    masing-masing sektor.
  • PPLH UGM (1990) menyatakan bahwa pengelolaan DAS
    terpadu dalam pengelolaan sumberdaya alam melalui
    tindakan pemanfaatan, penataan, pemeliharaan,
    pengawasan, pengendalian, pemulihan dan
    pengembangan DAS berasaskan pelestarian kemampuan
    lingkungan yang serasi dan seimbang untuk
    menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi
    peningkatan kesejahteraan manusia.

25
Apa yang dimaksud DAS sebagai satuan
pengelolaan?
  • Untuk kegiatan pengelolaan dan juga untuk
    kepentingan studi diperlukan adanya batas wilayah
    yang menjadi sasarannya guna memungkinkan
    dilakukan pengamatan, pengukuran dan penilaian.
  • Sebagai konsekuensi dari pendekatan ekosistem,
    maka wilayah pengelolaan mengikuti batas dari
    ekosistem.
  • Meskipun ekosistem memiliki batas alami, namun
    penarikan batas sulit dilakukan karena ekosistem
    bersifat terbuka.
  • Dari ketiga komponen ekosistem (vegetasi, tanah
    dan air), air memiliki kejelasan dalam hal
    wilayah pergerakan (daur hidrologi), yang
    terbatas dalam wilayah tertentu yaitu DAS.
  • Dengan demikian, pengelolaan sumberdaya alam
    menggunakan DAS sebagai wilayah pengelolaan.

26
Apa sasaran wilayah pengelolaan dalam DAS?
  • Sasaran pengelolaan DAS ditujukan pada bagian DAS
    yang terbuka atau potensial terhadap ancaman
    kerusakan dalam hal ini ancaman erosi.
  • Erosi tidak hanya merusak tanah dan vegetasi
    tetapi mempunyai akibat lanjutan yaitu
    terganggunya/rusaknya tata air dalam DAS.

27
Tujuan Pengelolaan DAS Terpadu
  • Tujuan pengelolaan DAS terpadu adalah
  • untuk menciptakan suatu ekosistem DAS yang
  • Strukturnya dinamis, seimbang dan serasi
  • Daya dukungnya selalu meningkat
  • Terjaminnya keberlangsungan proses ekologi
  • Terjaminnya kelestarian fungsi-fungsinya.
  • Berkembangnya keanekaragaman struktur, fungsi dan
    proses ekologi.
  • Terjaminnya keterkaitan dengan ekosistem lain

28
Pengelolaan DAS terpadu dilaksanakan dengan
mendasarkan pada
  • Daur hidrologi
  • Daur hara dan aliran energi
  • Karakteristik kependudukan (demografi, sosial
    budaya, ekonomi, kesehatan).
  • Politik dan perundang-uandangan

29
Oleh karena itu upaya pengelolaan DAS terpadu
harus memperhatikan aspek-aspek berikut
  1. Lingkungan fisik
  2. Lingkungan biotik
  3. Lingkungan sosial ekonomi
  4. Politik dan perundang-undangan

30
1) LINGKUNGAN FISIK
A. TATA AIR
  • DAS berfungsi sebagai penghasil air bagi seluruh
    sungai dan airtanah, yang secara sederhana
    digambarkan sebagai model siklus hidrologi.
  • Sistem air dalam DAS terdiri atas curah hujan
    sebagai masukan, DAS sebagai prosesor dan aliran
    sungai beserta unsur hara dan sedimen yang
    terangkut sebagai keluaran.
  • Sumber aliran sungai terdiri atas aliran
    permukaan (overland flow), aliran antara
    (interflow) dan aliran dasar (base flow)
  • Proporsi ketiga komponen aliran tersebut di
    setiap sistem DAS tidak selalu sama tergantung
    dari karakteristik masing-masing DAS, yaitu
    MORFOMETRI DAS, IKLIM, BENTUK PENGGUNAAN LAHAN,
    TANAH DAN GEOLOGI.

31
(No Transcript)
32
River Basin Morphometri
  • Morfometri DAS adalah ukuran mengenai bentuk,
    luas DAS, pola dan kerapatan alur sungai, relif,
    kemiringan (lahan dan hidrolika).
  • River basin morphometri naturally affected to
  • 1) flood hydrograph
  • 2) Volume and peak of flood
  • Secara tidak langsung topografi DAS dapat
    berpengaruh terhadap pola curah hujan, sehingga
    topografi dapat berpengaruh pada besarnya input
    air yang masuk ke sistem DAS.

33
(No Transcript)
34
(No Transcript)
35
Iklim
  • Unsur iklim yang berpengaruh terhadap masukan dan
    keluaran dalam DAS adalah curah hujan dan
    evapotranspirasi.
  • Curah hujan di suatu wilayah tergantung pada
    letak geografis, topografi dan kelerengan.
  • Evapotranspirasi dipengaruhi oleh bentuk
    penggunaan lahan (yang sangat erat dengan jenis
    dan kerapatan vegetasi) dan elevasi (sangat
    menentukan suhu udara).
  • Peranan iklim terhadap tata air dalam suatu DAS
    dapat dirumuskan dalam konsep imbangan air
  • R P - Ep ?S
  • dengan R adalah run off, P adalah curah hujan,
    Ep adalah evapotranspirasi dan ?S adalah
    perubahan timbunan air (storage) dalam DAS.

36
Bentuk Penggunaan Lahan
  • Bentuk penggunaan lahan sangat berpengaruh pada
    besar kecilnya curah hujan yang akan menjadi
    aliran permukaan dan mengalami infiltrasi,
    sehingga secara tidak langsung berpengaruh pada
    aliran banjir dan aliran dasar dengan tolok ukur
    nilai koefisien.

37
Nilai koefisien aliran dari berbagai bentuk
penggunaan lahan/vegetasi (Griend, 1975)
38
(No Transcript)
39
(No Transcript)
40
(No Transcript)
41
Tanah dan Geologi
  • Peranan tanah dalam tataair adalah pada proses
    infiltrasi dan perkolasi, sehingga cadangan air
    dapat dijaga baik soil water maupun groundwater.
  • Geologi atau litologi berperan sebagai lapisan
    penyimpan air atau akuifer. Besar kecilnya
    kandungan airtanah di suatu DAS tergantung dari
    jenis batuan penyusun akuifer

42
  • Kerusakan air dapat ditinjau dari segi kuantitas,
    distribusi menurut ruang dan waktu dan segi
    kualitas airnya.
  • Sumber kerusakan dapat berupa
  • 1) Akibat kerusakan lahan
  • 2) Akibat perubahan iklim
  • 3) Akibat aktivitas manusia dalam bidang
  • industri
  • Kondisi aliran sungai yang dikehendaki adalah
    distribusi aliran yang relatif merata sepanjang
    tahun, variasi debit maksimum dan minimum kecil,
    kandungan hasil sedimen rendah dan kualitas air
    baik.

43
  • Kondisi semacam ini tidak akan tercapai jika
  • 1) Koefisien aliran besar, artinya proporsi
    hujan yang
  • menjadi aliran permukaan lebih besar
    daripada air yang meresap (infiltrasi) atau
    tertimbun, akibatnya variasi debit maksimum dan
    minimum besar.
  • 2) Hasil erosi yang terangkut keluar DAS melalui
    aliran sungai besar, berarti kandungan sedimen
    dalam aliran sungai tinggi.
  • Koefisien aliran dan erosi dipengaruhi oleh
    berbagai faktor, seperti penggunaan lahan,
    pengolahan lahan, jenis tanah, topografi dan
    kondisi iklim (curah hujan)
  • Aspek proses hidrologi dalam pengelolaan DAS yang
    diarahkan untuk mengurangi/mengendalikan debit
    banjir, menikkan debit minimum, memperbaiki
    distribusi aliran dan kualitas air (sedimen dan
    kimia) bukan merupakan tujuan akhir, melainkan
    merupakan komponen suatu rencana terpadu untuk
    pengelolaan DAS.

44
  • Jadi menurut aspek proses hidrologi, pengelolaan
    DAS harus mendasarkan pada hal-hal berikut
  • 1) DAS merupakan suatu sistem air, yaitu
    mendaur ulang melalui rangkaian kesatuan siklus
    atmosfor-vegetasi-tanah.
  • 2) DAS merupakan penampung dan penyalur air
    yang dibatasi oleh pemisah topografi dan
    mempunyai morfometri tertentu.
  • 3) DAS pada dasarnya merupakan kesatuan ruang
    yang dapat dipakai untuk berbagai peruntukan
    sehingga penggunaan lahan berpengaruh terhadap
    kondisi tata air.

45
B. TANAH
  • Berdasarkan konsep katena, DAS merupakan suatu
    kesatuan bentang tanah (soil scape) yaitu suatu
    asosiasi tanah yang tegas (distinct) dalam
    rangkuman suatu bentang lahan tertentu.
  • DAS memproduksi bahan induk bagi tanah-tanah baru
    di bagian hilir sungai, yang terangkut oleh
    erosi.
  • Sumber kerusakan tanah
  • 1) Kerusakan secara alami (slump-earthflow,
    debris
  • avalance, earthquake)
  • 2) Kerusakan olek aktivitas manusia, yang dapat
    bersifat
  • kerusakan fisik (erosi sheet, rill,
    gully) dan kerusakan
  • kimia (pencucian unsur-unsur hara oleh air
    infiltrasi,
  • kelebihan unsur-unsur oleh pemupukan)

46
(No Transcript)
47
  • Proses erosi, creep, debris avalanche dan
    slump-earthflow dapat menimbulkan kerusakan di
    tempat terjadinya erosi ataupun di tempat
    pengendapan.
  • Dalam pengelolaan DAS, mengendalikan erosi dan
    mengawetkan lengas tanah bukan merupakan tujuan
    akhir, melainkan merupakan sebagian dari suatu
    rencana terpadu dalam pengelolaan DAS
  • Menurut ahli ilmu tanah, pengelolaan DAS harus
    mendasarkan hal-hal sebagai berikut
  • 1) DAS merupakan suatu kesatuan bentang tanah,
    yang
  • berhubungan erat dengan bentuk lahan dan
    geomorfologi
  • serta pola drainase.
  • 2) DAS sebagai sistem lahan pada dasarnya
    berkemampuan
  • untuk memenuhi berbagai kepentingan
    perlindungan,
  • produksi, industri dan permukiman.
  • DAS merupakan daerah erosi dan masswasting

48
(No Transcript)
49
2) LINGKUNGAN BIOTIK
  • Lingkungan biotik yang berperan dalam pengelolaan
    DAS adalah peranan vegetasi.
  • Komponen vegetatif berinteraksi dengan komponen
    lingkungan lainnya seperti air, udara, tanah dan
    makhluk hidup (terutama manusia)
  • Peranan vegetasi dalam kaitannya dengan air
    adalah
  • 1) Mengurangi energi hujan yang jatuh di
    permukaan tanah.
  • 2) Mengurangi jumlah hujan yang jatuh di
    permukaan tanah
  • karena tertahan oleh tajuk.
  • 3) Memelihara soil moisture di atas permukaan
    lahan
  • 4) Memelihara kapasitas infiltrasi, sehingga
    meningkatkan
  • cadangan airtanah dan aliran dasar.
  • 5) Menghambat aliran permukaan, sehingga
    mengurangi
  • besarnya aliran maksimum

50
  • Meskipun demikian, makin banyak vegetasi (makin
    rapat) akan mempertinggi evapotranspirasi dan
    mengurangi water harvesting.
  • Ditinjau dari segi distribusi air, adanya
    vegetasi dapat memperbaiki distribusi air menurut
    waktu (timing and distribution of water),
    memperkecil kisaran aliran maksimum dan minimum,
    serta memperbesar aliran dasar.
  • Peranan vegetasi dalam kaitannya dengan tanah
    adalah
  • 1) Vegetasi melindungi permukaan tanah dari
    hujan.
  • 2) Vegetasi menjaga kelembapan tanah
  • 3) Vegetasi menambah bahan organik dan hara
    tanah, sehingga memperbaiki struktur tanah dan
    mempercepat pelapukan kimia tanah.
  • 4) Vegetasi mempertinggi stabilitas tanah pada
    lahan-lahan miring.
  • Intensitas peranan vegetasi tersebut tergantung
    pada jenis, kerapatan vegetasi dan iklim
    wilayahnya.

51
(No Transcript)
52
  • Peranan vegetasi bagi manusia dapat ditinjau dari
    aspek ekonomi dan ekologi.
  • Dari aspek ekonomi, vegetasi dapat dimanfaatkan
    sebagai sumber kayu, sumber bahan pangan dan
    hijauan pakan ternak.
  • Dari aspek ekologi, vegetasi dapat memperbaiki
    iklim mikro, menjaga keseimbangan lingkungan dan
    sumber plasma nutfah

53
  • Peranan vegetasi terhadap udara adalah fungsi
    vegetasi sebagai penyaring udara melalui
  • 1) Mengurangi CO2 dan menambah O2 melalui
  • proses fotosintesis
  • 2) Mengurangi kecepatan angin
  • 3) Menjaga kelembapan udara dan suhu udara
  • Secara garis besar, vegetasi dapat memperbaiki
    iklim mikro
  • Dampak perusakan vegetasi (hutan) terhadap tata
    air dan erosi dapat dilihat pada gambar berikut

54
(No Transcript)
55
(No Transcript)
56
3) LINGKUNGAN SOSIAL EKONOMI
  • Lingkungan sosial ekonomi dalam kawasan DAS yang
    dipertimbangkan meliputi
  • 1) Aspek demografi (jumlah, kepadatan,
  • komposisi, pertambahan penduduk) dan
  • mobilitas penduduk.
  • 2) Aspek sosial budaya (persepsi masyarakat
  • terhadap lingkungan, tingkat pendidikan,
  • lapangan pekerjaan, adat istiadat)
  • 3) Aspek ekonomi (pendapatan per
  • kapita/income, jenis, usaha,luas penggunaan
  • lahan)

57
  • Kerusakan DAS dan pencemaran lingkungan tidak
    hanya disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan
    yang kurang bijaksana, tetapi juga oleh
    faktor-faktor kependudukan, sebagai contoh
  • 1) Laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk yang
  • tinggi menuntut peningkatan produksi
    pertanian,
  • bahan baku industri dan energi, sehingga
  • eksploitasi sumberdaya alam tersebut
    seringkali
  • melalmpaui daya dukung lingkungannya.
  • 2) Pemilikan lahan pertanian sempit dan income
  • rendah merangsang petani mengolah tanah-
  • tanah marginal, baik pada daerah yang
  • seharusnya dihijaukan maupun kawasan hutan

58
  • 3) Persepsi masyarakat yang rendah terhadap
  • lingkungannya menyebabkan menurunnya
  • kualitas lingkungan dan menghambat dalam
  • usaha-usaha pengelolaan DAS
  • Oleh karena itu dalam pengelolaan DAS harus
    melibatkan/memperhatikan aspek-aspek kependudukan
    tersebut mulai dari perencanaan sampai dengan
    pelaksanaannya.

59
4) ASPEK POLITIK DAN PERUNDANG-UNDANGAN
  • Peraturan perundang-undangan dalam
  • pengelolaan DAS terpadu mendasarkan antara
  • lain pada
  • 1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat 3
    Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di
    dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
    untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
  • 2. Undang-undang RI No. 5 Tahun 1960 Tentang
    Peraturan Pokok-Pokok Agraria.
  • Pasal 6 Semua hak atas tanah mempunyai fungsi
    sosial.

60
  • Pasal 10 ayat c Setiap orang dan badan hukum
    yang mempunyai suatu hak atas tanah pertanian
    pada asasnya diwajibkan mengerjakan atau
    mengusahakan sendiri secara aktif dengan mencegah
    cara-cara pemerasan.
  • Pasal 15 Memelihara tanah, termasuk menambah
    kesuburannya serta mencegah kerusakannya adalah
    kewajiban tiap-tiap orang, badan hukum atau
    instansi yang mempunyai hubungan hukum dengan
    tanah itu, dengan memperhatikan pihak yang
    ekonominya lemah.
  • Pasal 18 Untuk kepentingan umum, termasuk
    kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan
    bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat
    dicabut dengan memberi ganti kerugian yang layak
    menurut cara yang diatur undang-undang

61
  • Undang-Undang Lingkungan Hidup (UULH)
  • UULH No.4 Tahun 1982 Pasal 9 Tentang Pokok-Pokok
    Pengelolaan Lingkungan Hidup Pemerintah
    berkewajiban menumbuhkan dan mengembangkan
    kesadaran masyarakat akan tanggung jawabnya dalam
    pengelolaan lingkungan hidup melalui penyuluhan,
    bimbingan-pendidikan dan penelitian tentang
    lingkungan hidup.
  • Penjelasan Pasal 9 Pendidikan untuk menumbuhkan
    dan mengembangkan kesadaran masyarakat
    dilaksanakan baik melalui jalur pendidikan formal
    mulai dari TK/SD sampai PT, maupun melalui jalur
    pendidikan non formal.

62
  1. Pasal 11 Mengenai ketentuan tentang Perlindungan
    Sumberdaya Alam
  2. Pasal 12 Mengenai ketentuan tentang Konservasi
    Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
  3. Pasal 13. Mengenai ketentuan tentang Perlindungan
    Sumberdaya Buatan.
  4. Pasal 14. Mengenai Perlindungan Cagar Budaya.
  5. Pasal 15. Mengatur perlindungan lingkungan
    berdasarkan baku mutu lingkungan.
  6. Pasal 16. Setiap perencanaan yang diperkirakan
    mempunyai dampak penting wajib dilengkapi dengan
    Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang
    terdiri atas Penyajian Informasi Lingkungan
    (PIL), Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak
    Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan
    Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
    Lingkungan (RPL)

63
  • Pasal 18 Ciri utama pengelolaan Lingkungan
    hidup adalah keterpaduan, baik keterpaduan
    horisontal maupun keterpaduan vertikal.
    Pengelolaan DAS terpadu harus berdasarkan prinsip
    one river, one plan
  • Pasal ini mengatur tentang keterpaduan
    pengelolaan DAS, baik mengenai keterpaduan
    horisontal maupun vertikal.
  • Dalam rangka usaha untuk berhasilnya pembangunan
    di bidang pertanian dalam arti luas, telah
    dilaksanakan program penyelamatan hutan, tanah
    dan air dalam bentuk Inpres Penghijauan dan
    reboisasi.
  • Dalam hal ini dilakukan penanaman pohon-pohonan
    dan lain sebagainya yang disertai dengan
    penyuluhan dan penerangan.
  • Pelaksanaannya antara lain dengan menggunakan DAS
    sebagai unit manajemennya dengan suatu
    pengelolaan DAS tertentu yang telah disepakati,
    yang dalam perkembangan selanjutnya telah
    mengarah kepada pengelolaan DAS terpadu

64
  • Dalam pelaksanaan dan pengaturan keterpaduan
    pengelolaan DAS, diperlukan koordinasi dari
    tingkat nasional sampai tingkat daerah (desa).
  • Untuk pengembangan organisasi dan kelembagaan
    masyarakat di perdesaan yang berkaitan dengan
    pengelolaan DAS, akan lebih efektif dan efisien
    apabila kegiatan dipadukan dengan Lembaga
    Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)
  • Di dalam DAS terdapat kecenderungan perubahan
    sumberdaya alam (tanah, air, vegetasi) baik
    secara alami maupun karena pengaruh kegiatan
    manusia, serta hubungan timbal balik antara
    kebutuhan manusia yang makin meningkat dengan
    lingkungan hayati dan lingkungan non hayati.

65
  • Pasal 19 Tentang Lembaga Swadaya Masyarakat
    (LSM)
  • LSM berperan sebagai penunjang bagi pengelolaan
    lingkungan hidup. LSM mencakup antara lain (1)
    kelompok profesi yang berdasarkan profesinya
    tergerak menangani masalah lingkungan, (2)
    kelompok hobi, yang mencintai kehidupan alam dan
    terdorong untuk melestarikannya, (3) kelompok
    minat yang berminat serta berbuat sesuatu bagi
    pengembangan lingkungan hidup.
  • Dalam menjalankan peranannya sebagai penunjang,
    LSM mendayagunakan dirinya sebagai sarana untuk
    mengikutsertakan sebanyak mungkin anggota
    masyarakat dalam mencapai tujuan pengelolaan
    lingkungan hidup.

66
TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIRA. METODE
VEGETATIF
  • Menanami kembali lahan kosong
  • - Reboisasi penanaman kembali lahan kosong
  • di kawasan hutan
  • - Penghijauan penanaman kembali di luar
  • kawasan hutan, terutama pada pekarangan dan
  • lahan kering lainnya.
  • Mengatur sistem penanaman
  • - Penanaman urut kontur (countur cropping)
  • untuk menahan erosi permukaan.
  • - Tumpangsari (multiple cropping) untuk memberi
  • penutupan ganda kepada permukaan tanah dan
  • memberi penutupan yang terus menerus.

67
  • - Tumpang gilir (crop rotation) untuk
  • memberikan suplisi hara yang habis terpakai
  • oleh tanaman
  • - Penanaman berstrip (strip cropping) untuk
  • memberikan pertahanan yang berlapis
  • terhadap run off.
  • Membuat penghalang dengan tanaman
  • - Penghalang rumput
  • - Penghalang tanaman perdu/semak
  • Memacu pertumbuhan
  • Pengolahan tanah minimum

68
B. METODE TEKNIK SIPIL
1. Pembuatan Teras
  • Teras Saluran
  • Berbentuk saluran, dibuat secara khusus ataupun
    sambil mengerjakan lahan.
  • Dalam dan lebar saluran 30 cm dan jarak antar
    teras 5 -10 m atau disesuaikan dengan derajat
    kemiringan

69
  • Teras guludan
  • Fungsinya seperti teras saluran, tetapi bentuk
    penangkapnya berupa guludan yang dibuat dari
    tanah, batu ataupun sisa-sisa tanaman

70
  • Teras kredit (ridge terrace)
  • Gabungan antara teras saluran dan teras guludan
  • Dimaksudkan untuk memperbesar daya tampung air
    dan endapannya

71
  • Teras bangku (bench terrace)
  • Terdiri atas saluran dan guludan, namun letak
    saluran dan guludan terpisah oleh bidang dan oleh
    tanaman.
  • Bidang olah dibuat miring ke belakang (ke hulu)
    agar run off mengalir ke bidang tanah asli, bukan
    ke tanah urugan sehingga tidak mudah longsor

72
  • Teras datar atau teras bawah (level terrace)
  • Sama dengan teras bangku, namun bidang olahnya
    dibuat datar, sehingga saluran dan bidang olah
    menjadi satu untuk tujuan penggenangan tanaman
    padi.

73
2. Pembuatan Saluran Pembuangan
  • Bertugas untuk membuang air secepatnya
  • Dibuat pada arah tegak lurus kontur agar
    kecepatan alirannya tinggi.
  • Pada hamparan yang telah diteras, kelebihan
    airnya dialirkan ke saluran pembuangan melalui
    saluran peresapan teras

74
3. Pembuatan Bangunan Terjunan
  • Dibangun pada saluran yang mempunyai kemiringan
    besar, sehingga mempunyai aliran besar.
  • Kecepatan yang tinggi ini akan mempunyai akibat
    negatif, yaitu mengikis dan mengerosi dasar dan
    tebing hingga membentuk jurang.
  • Oleh karena itu, saluran harus dilengkapi dengan
    bangunan terjunan (drop structure) yang dibuat
    dari bambu, batu, bronjong atau beton.

75
4. Pembuatan Dam Pengendali
  • Berupa bendungan dari urugan tanah
  • Dikenal dua macam dam pengendali, yaitu tipe
    urugan tanah kedap air dan tipe urugan tanah
    homogen

76
5. Dam Penahan
  • Tidak dapat menahan air, melainkan hanya menahan
    hasil-hasil erosi dari daerah hulunya.
  • Dibangun di daerah dengan tanah bersifat porus.
  • Konstruksi dibuat dari batu atau bronjong kawat

6. Pembuatan Trucuk
  • Dibangun untuk mengendalikan erosi tebing sungai
    atau jurang-jurang kecil ataupun erosi permukaan

77
C. METODE KIMIAWI
  • Digunakan zat kimia yang mampu mengikat partikel
    tanah menjadi suatu agregat, sehingga mempunyai
    struktur lebih baik, mampu mengikat air untuk
    mencukupi kebutuhan tanaman, mampu menarik uap
    air dari udara untuk diikat dalam butiran tanah
    dan mapu mengikat zat hara dan mineral dari
    ancaman pencucian (leaching).
  • Zat kimia tersebut antara lain adalah bitumin,
    aspal, latex dan lain sebagainya.

78
MANAJEMEN ORGANISASI DALAM PENGELOLAAN DAS
  • Perencanaan dan implementasi program pengelolaan
    DAS adalah kompleks, yang membutuhkan ahli-ahli
    yang bersifat multidisiplin dan masing-masing
    disiplin harus diketuai seorang yang sudah
    berpengalaman dalam perencanaan dan administrasi.
  • Multidisiplin yang dimaksudkan tersebut dapat
    mencakup ahli konservasi, ahli tanah, ahli
    keteknikan, ahli agronomi, ahli hidrologi, ahli
    kehutanan, ahli sosiologi dan ahli ekonomi.
  • FAO menganjurkan bentuk organisasi pengelolaan
    DAS sebagai berikut

79
National/State Conservationist
Soil Survei division
Planning division
Watershed Management
Agronomy Division
Forestry Division
Pasture Management
Watershed/Area Conservationist (With Area
Spesialist)
Sub-Watershed/District Conservationist (With
Supporting Technical Staff)
Unit Level Technicians
80
  • Perlu ditekankan bahwa keberhasilan program
    pengelolaan DAS tidak hanya tergantung pada
    ahli-ahli teknik atau ekonomi, tetapi perlu
    melibatkan faktor sosial dan politik.
  • Hal ini penting untuk mengetahui tradisi sosial
    dan sikap penduduk serta keinginannya.
  • Motivasi penduduk dan kelompok masyarakat
    merupakan alat penting untuk mencapai
    keberhasilan pengelolaan penggunaan lahan.

81
  • Aspek penggunaan lahan merupakan kunci dari semua
    program pengelolaan DAS, sehingga pengelolaan
    akan efektif apabila melibatkan pemilik lahan ke
    dalam program pelaksanaannya.
  • Organisasi dalam pengelolaan DAS harus
    berdasarkan pada pengembangan kemampuan lokal
    untuk perumusan dan pelaksanaan program oleh
    organisasi konservasi tanah dan air tingkat
    provinsi, kabupaten, kecamatan dan organisasi
    lokal yang dikoordinasi oleh pimpinan
    masing-masing

82
Instansi Pengelola DAS Terpadu
  • Pengelolaan DAS terpadu tidak hanya dilakukan
    oleh instansi seperti Kementrian Lingkungan Hidup
    atau sektoral saja, tetapi harus dilakukan oleh
    suatu forum koordinasi yang didukung dengan
    tim-tim pengkajian prasarana pengelolaan,
    pengetrapan dan pengendalian.
  • Oleh karena itu, maka institusi pengelolaan DAS
    terpadu adalah sebagai berikut

83
FORUM KOORDINASI
TIM PENGKAJIAN PRASARANA PENGELOLAAN
TIM PENGETRAPAN MONITORING DAN EVALUASI
84
  • Di tingkat pusat, forum koordinasi dapat terdiri
    atas Kementrian Lingkungan Hidup, Departemen
    Dalam Negeri, Departemen Pekerjaan Umum,
    Departemen Kehutanan dan Departemen Pertanian.
  • Tim Pengkajian dapat dikoordinasi oleh Menteri
    Lingkungan Hidup, sedangkan tim pengetrapan tidak
    diperlukan. Tugas monitoring dan evaluasi dapat
    dibebankan pada sekretariat forum.
  • Di tingkat daerah, forum koordinasi dipimpin oleh
    gubermur dan beranggotakan instansi-instansi
    terkait.
  • Tim pengkajian dikoordinasi oleh Lembaga Pusat
    Studi Lingkungan dan tim pengetrapan dikoordinasi
    oleh BAPPEDA.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com