Title: REFLEKSI PENGUSAHAAN HUTAN INDONESIA: KEMANA SISTEM PENGUSAHAAN HUTAN KITA AKAN DIARAHKAN?
1REFLEKSI PENGUSAHAAN HUTAN INDONESIA KEMANA
SISTEM PENGUSAHAAN HUTAN KITA AKAN DIARAHKAN?
2Land Use in Indonesia
3Production Forest Area by Forest Condition
4Forest Concessionaires in the Natural Production
Forest in 2007, by Company type
Source Data Strategis Kehutanan 2007
5Total economic value of the Indonesia's forest in
US/ha/yr at 2002 prices
Simangunsong (2005)
6Pengusahaan Hutan Indonesia
- Sistem IUPHHK (HA dan HTI), mengandalkan kekuatan
modal yang besar, Koperasi belum mampu - IUPHHK (HTR dan HTI skala kecil) mengguna-kan
modal pinjaman dari BLU-BPPH (Satker Dephut)
melalui bank konvensional BRI dgn bunga ?
masyarakat terbebani dan Koperasi banyak belum
siap - HTR Pola Mandiri belum banyak yang tertarik Pola
Developer, BUMN belum berminat Pola Kemitraan
terganjal penguasaan aset
7- IUPHHK (Hkm), harus Koperasi
- IUPHKm, masyarakat lebih antusias
- Model Kemitraan antara Community-Private
- Sharing benefit belum setara, masyarakat hanya
menerima fee (royalty) - Keputusan masih dominan oleh pemegang IUPHHK (HA
dan HT) - Perusahaan menengah-besar enggan menjadi avalis
dalam HTR - Masyarakat belum berdaya, sehingga belum siap
akses ke bank - Dikhawatirkan pengusaha besar-menengah menekan
harga
8Kelompok Usaha Bersama dan Koperasi Tani Hutan
- Diawali dengan modal yang sangat kecil
- Masyarakat sekitar hutan belum terdidik dengan
pola bisnis - Kerjasama dengan IUPHHK dilandasi dengan MoU
(akad) - Usaha terbatas pada skala kecil (land-clearing
manual, persemaian/ pembibitan, penanaman,
pemeliharaan, penebangan, penyaradan dari TT ke
TPn) - Pengangkutan kayu dari TPn ke Logpond masih
bersifat perorangan.
9Peranan CU dan Ekonomi Syariah
- CU (Credit Union Koperasi Kredit)
- Mengandalkan bisnis kepercayaan antar anggotanya
- Belum banyak bergerak pada pinjaman untuk
investasi, masih sangat konsumtif - Sistem pelaksanaan mirip dengan bank
konvensional - Promosi sebagai jembatan pinjaman untuk bisnis
sektor kehutanan
10- Ekonomi Syariah utk Kehutanan
- Belum banyak dikenal di kalangan masyarakat
- Transaksi ekonomi bdsk sektor riil
- Sistem menganut bagi hasil dan bagi risiko
- SKB Menteri Kehutanan dan Menteri Keuangan
tentang pinjaman dana bergulir untuk pembangunan
hutan (HTI skala kecil dan HTR) memung-kinkan
menggunakan sistem syariah - Pedoman dengan sistem syariah belum diatur (MoU
belum ada).
11Tantangan
- Menerapkan Ekonomi syariah dlm mengang-kat harkat
dan martabat masyarakat di sekitar hutan (peran
koperasi tani hutan?) - Memberdayakan masyarakat di sekitar hutan dalam
turut serta membangun hutan - Profesional (ahli) kehutanan dlm mengem-bangkan
UM skala kecil-menengah agar tidak di bawah
naungan majikan - Menyelenggarakan pengurusan dan peng-kelolaan
kehutanan dalam menerapkan good governance menuju
prinsip-prinsip ekonomi syariah di Indonesia. - Mendorong sektor riil usaha bidang kehutanan
dengan dukungan moneter yang bersyariah.
12Arah Filosofis dan Kebijakan
- Pro-poor, pro-job, dan pro-growth melalui
penguatan usaha kecil-menegah dan koperasi - Prinsip keseimbangan (sosial dan lingkungan) dan
keadilan dalam benefit-sharing dan riil - Mendorong penggunaan bank syariah (sistem bagi
hasil, bagi risiko dan porsi manajemen).
13Ekonomi Kapitalisme Solialisme vs Ekonomi
Syariah dan Ekonomi Pancasila
14Ekonomi Konvensional
- Kursyid (2001) mengkritik tajam terhadap ekonomi
kapitalis. - Paradigma ekonomi konvensional bercirikan
- Ada upaya melepaskan ilmu ekonomi dari semua
kaitan transendental dan kepeduli-an etika, agama
dan nilai-nilai moral - Pendekatan yang sangat sekuler dan ber-orientasi
pada duniawi, posivistik dan pragmatis - Ilmu ekonomi berkembang sebagai sebuah disiplin
yang semata-mata mengitari pusat kepentingan
diri, usaha pribadi, mekanisme pasar dan motif
mencari keuntungan semata.
15- Ekonomi kapitalis-sosialis menda-sarkan pada
filsafat materialisme sekulerisme - Kapitalisme modern dibangun dengan monetary-based
economy (investasi spekulatif, termasuk transaksi
maya), bukan real-based economy (berupa kegiatan
inves-tasi, dengan mendorong sektor riil atau
perdagangan nasional, regi-onal dan internasional)
16Dampak Krisis Ekonomi
- Kemiskinan struktural yang parah
- Angka pengangguran yang meledak
- Ketimpangan distribusi pendapatan
- Ketimpangan pembangunan antar daerah
- Konsentrasi kepemilikan aset produktif oleh
konglomerat - Beban utang luar negeri
- Penjajahabn ekonomi nasional oleh kekuatan asing.
17Sifat Dasar Kapitalisme
- Kurang seimbang dan kurang adil karena visi dan
misinya hanya meng-utamakan pemilik modal. - Pemilik modal sebagai motor peng-gerak,
inisiator, pemimpin dan otomatis sebagai penerima
profit. - Tenaga kerja dan profesionalisme harus di bawah
naungannya.
18Ekonomi Syariah
- Menempatkan aspek transendental
- Menonjolkan aspek moral, ekonomi yang adil,
melarang bunga dan spekulasi (transaksi
derivatif) - Uang bukan sebagai komoditas
- Mendorong pertumbuhan sektor riil, tidak
memisahkannya dengan sektor moneter.
19Sistem Ekonomi Pancasila
No Emil Salim Mubyarto Sumitro Djojohadikusumo
I Mengenal etika dan moral Ransangan ekon, sosial dan moral Hidup dekat dgn Tuhan YME
II Titik berat kemanusiaan Merata sosial (egalitarian) Kurangi dan brantas miskin
III Adil bagi semua lepas dari RAS Nasionalisme dlm kebijakannya Kebij. bdsk persa-tuan bangsa ke-satuan negara
IV Bermuara pd demokrasi ekon dan politik Koperasi mrpk soko guru perekonomian Rakyat berperan aktif dalam usaha pembangunan
V Social equity dlm proses pembangunan Seimbang antara renc pusat dan daerah Bagi hasil merata antar gol, daerah dan kota/desa
20Pemilikan Alat-alat Produksi dan Sifat
Pembentukan Harga
Sektor Pemilikan Sifat Pembentukan Harga
Pertanian Petani utk beras, negara dan swasta untuk tan. ekspor Pengaruh negara dominan (BULOG dan Deptan)
Pertambangan Negara dan swasta (asing) Hrg dunia utk ekspor neg. utk DN
Industri Manufaktur Swasta dan Negara Sebagian neg, seb. mekanisme pasar terbatas
Konstruksi Swasta dan Negara Negara berpengaruh melalui APBN
21Lanjutan
Sektor Pemilikan Sifat Pembentukan Harga
Perdagang-an Swasta dan Negara Seb. Mekanisme pasar, seb. Negara melalui rente ekon
Adm.Negara Negara Negara
Perbankan Negara dominan (80) dan swasta BI dominan sebgian mekanisme pasar berlaku (informal)
Jasa-jasa lainnya Swasta dan Negara Pengaruh negara dan seb. Mek pasar
Sektor-sektor lainnya Swasta dan Negara Seb. Mek. psr seb. Pengaruh negara
Sumber Sjahrir (1987 h. 163)
22Koperasi vs Kapitalis
- Prinsip-prinsip Koperasi
- Keterbukaan
- Keadilan
- Penghormatan thd kemanusiaan
- Otonomi
- Kebebasan mengemukakan pendapat
- Pendidikan anggota
- Kerjasama aktid antar sesama koperasi
23- Kapitalis
- Semi terbuka tertutup
- Keadilan berdasarkan modal
- Penghormatan atas modal
- Kebebasan hanya dimiliki oleh majikan
- Tidak bebas, karena suara ditentukan oleh
besarnya modal - Pendidikan sangat dibatasi
- Persaingan antar perusahaan untuk saling
menjatuhkan.
24Diskusi
- Bagaimana seharusnya sistem pengusaha-an hutan
diterapkan di Indonesia? - Mampukah koperasi-koperasi tani hutan di
Indonesia sebagai wujud ekonomi syariah berperan
lebih aktif dalam pengelolaan hutan? Dan
bagaimana upaya mendorong-nya supaya sukses dan
mandiri? - Dapatkah ekonomi Pancasila mengkoreksi sistem
ekonomi kapitalis, khususnya di sektor kehutanan
Indonesia? - Bagaimana pola kemitraan (pemberdayaan
masyarakat) seharusnya diterapkan pada kerjasama
antara pengusaha menengah-besar bidang kehutanan
dan kecil (masyarakat di sekitar hutan)?
25terima kasih