Kompetensi Inklusifisme Beragama Pada Guru PAI SMA/K Negeri se-Surakarta - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Kompetensi Inklusifisme Beragama Pada Guru PAI SMA/K Negeri se-Surakarta

Description:

Title: Kompetensi Inklusifisme Beragama Pada Guru PAI SMA/K Negeri se-Surakarta Author: JURUSAN TARBIYAH Last modified by: umaya Created Date: 4/30/2003 4:43:55 AM – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:214
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 22
Provided by: JURU7
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Kompetensi Inklusifisme Beragama Pada Guru PAI SMA/K Negeri se-Surakarta


1
SUKU BATAK
OLEH
IKA UMAYA YASINTA
SMK SWADAYA SEMARANG
2
SEJARAH SUKU BATAK
Kerajaan Batak didirikan oleh seorang Raja dalam
negeri Toba sila-silahi (silalahi) lua Baligi
(Luat Balige), kampung Parsoluhan, suku Pohan.
Raja yang bersangkutan adalah Raja Kesaktian yang
bernama Alang Pardoksi (Pardosi). Masa kejayaan
kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang bernama
Sultan Maharaja Bongsu pada tahun 1054 Hijriyah
berhasil memakmurkan negerinya dengan berbagai
kebijakan politiknya.
3
DESKRIPSI LOKASI
Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara.
Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan
Daratan Tinggi Karo, Kangkat Hulu, Deli Hulu,
Serdang Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan
Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui oleh
rangkaian Bukit Barisan di daerah Sumatra Utara
dan terdapat sebuah danau besar dengan nama Danau
Toba yang menjadi orang Batak. Dilihat dari
wilayah administrative, mereka mendiami wilayah
beberapa Kabupaten atau bagaian dari wilayah
Sumatra Utara Yaitu Kabupaten Karo, Simalungun,
Dairi, Tapanuli Utara, Dan Asahan.
4
UNSUR BUDAYA
  • BAHASA
  • Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari,
    orang Batak menggunakan beberapa logat yaitu
  • (1) Logat Karo yang dipakai oleh orang Karo
  • (2) Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak
  • (3) Logat Simalungun yang dipakai oleh
    Simalungun
  • (4) Logat Toba yang dipakai oleh orang Toba,
    Angkola dan Mandailing.

5
UNSUR BUDAYA
  • Pengetahuan
  • Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong
    kuno dalam hal bercocok tanam. Dalam bahasa Karo
    aktivitas itu disebut Raron, sedangkan dalam
    bahasa Toba hal itu disebut Marsiurupan.
    Sekelompok orang tetangga atau kerabat dekat
    bersama-sama mengerjakan tanah dan masing-masing
    anggota secara bergiliran. Raron itu merupakan
    satu pranata yang keanggotaannya sangat sukarela
    dan lamanya berdiri tergantung kepada persetujuan
    pesertanya.

6
UNSUR BUDAYA
  • Teknologi
  • Masyarakat Batak telah mengenal dan
    mempergunakan alat-alat sederhana yang
    dipergunakan untuk bercocok tanam dalam
    kehidupannya. Seperti cangkul, bajak (tenggala
    dalam bahasa Karo), tongkat tunggal (engkol dalam
    bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani.
    Masyarakat Batak juga memiliki senjata
    tradisional yaitu, piso surit (sejenis belati),
    piso gajah dompak (sebilah keris yang panjang),
    hujur (sejenis tombak), podang (sejenis pedang
    panjang). Unsur teknologi lainnya yaitukain ulos
    yang merupakan kain tenunan yang mempunyai banyak
    fungsi dalam kehidupan adat Batak.

7
UNSUR BUDAYA
  • Organisasi Sosial
  • Perkawinan pada tradisi suku Batak seseorang
    hanya bisa menikah dengan orang Batak yang
    berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia
    harus mencari pasangan hidup dari marga lain
    selain marganya. Apabila yang menikah adalah
    seseorang yang bukan dari suku Batak maka dia
    harus diadopsi oleh salah satu marga Batak
    (berbeda klan). Acara tersebut dilanjutkan dengan
    prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja
    karena mayoritas penduduk Batak beragama Kristen.

8
UNSUR BUDAYA
  • Organisasi Sosi
  • Kelompok kekerabatan suku bangsa Batak berdiam
    di daerah pedesaan yang disebut Huta atau Kuta
    menurut istilah Karo. Biasanya satu Huta didiami
    oleh keluarga dari satu marga.Ada pula kelompok
    kerabat yang disebut marga taneh yaitu kelompok
    pariteral keturunan pendiri dari Kuta. Marga
    tersebut terikat oleh simbol-simbol tertentu
    misalnya nama marga. Klen kecil tadi merupakan
    kerabat patrilineal yang masih berdiam dalam satu
    kawasan. Sebaliknya klen besar yang anggotanya
    sdah banyak hidup tersebar sehingga tidak saling
    kenal tetapi mereka dapat mengenali anggotanya
    melalui nama marga yang selalu disertakan
    dibelakang nama kecilnya.

9
UNSUR BUDAYA
  • Selama ini di Tanah Karo dikenal adanya marga
    silima (lima marga).
  • Nama-nama marga itu, antara lain
  • 1. Karo-karo terdiri dari Sitepu, Sinulingga,
    Surbakti, Purba, dan Kaban.
  • 2. Ginting terdiri dari Suka dan Munte.
  • 3. Tarigan terdiri dari Sibero, Silangit, Tua,
    dan Tambun.
  • 4. Sembiring terdiri dari Brahmana, Colia,
    Kembaren, Pelawi, dan Guru Kinayan.
  • 5. Perangin-angin terdiri dari Bangun,
    Sukatendel, Jambur Beringin, Jinabun,
    Singarimbun, dan Sebayang.
  •     

10
UNSUR BUDAYA
  • Stratifikasi sosial orang Batak didasarkan pada
    empat prinsip yaitu
  • (a) perbedaan tigkat umur
  • (b) perbedaan pangkat dan jabatan
  • (c) perbedaan sifat keaslian dan
  • (d) status kawin.

11
UNSUR BUDAYA
  • Mata Pencaharian
  • Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam
    padi di sawah dan ladang. Lahan didapat dari
    pembagian yang didasarkan marga. Setiap kelurga
    mandapat tanah tadi tetapi tidak boleh
    menjualnya. Selain tanah ulayat adapun tanah yang
    dimiliki perseorangan. Perternakan juga salah
    satu mata pencaharian suku batak antara lain
    perternakan kerbau, sapi, babi, kambing, ayam,
    dan bebek. Penangkapan ikan dilakukan sebagian
    penduduk disekitar danau Toba. Sektor kerajinan
    juga berkembang. Misalnya tenun, anyaman rotan,
    ukiran kayu, temmbikar, yang ada kaitanya dengan
    pariwisata.

12
  • RELIGI
  • Pada abad 19 agama islam masuk daerah
    penyebaranya meliputi batak selatan . Agama
    kristen masuk sekitar tahun 1863 dan penyebaranya
    meliputi batak utara. Walaupun demikian banyak
    sekali masyarakat batak didaerah pedesaan yang
    masih mmpertahankan konsep asli religi pendduk
    batak. Orang batak mempunyai konsepsi bahwa alam
    semesta beserta isinya diciptakan oleh Debeta
    Mula Jadi Na Balon yang bertempat tinggal diatas
    langit dan mempunyai nama-nama sesuai dengan
    tugasnya dan kedudukanya .

13
RELIGI
  • Siloan Na Balon berkedudukan sebagai penguasa
    dunia mahluk halus.
  • Dalam hubungannya dengan roh dan jiwa orang batak
    mengenal tiga konsep yaitu
  • Tondi jiwa atau roh seseorang yang merupakan
    kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa
    kepada manusia.
  • Sahala jiwa atau roh kekuatan kesaktian yang
    dimiliki seseorang
  • Begu Tondinya orang yang sudah mati.
  • Orang batak juga percaya akan kekuatan sakti
    dari jimat yang disebut Tongkal.

14
RELIGI
  • Beberapa begu yang ditakuti oleh orang Batak,
    yaitu
  • Sombaon, yaitu begu yang bertempat tinggal di
    pegunungan atau di hutan rimba yang gelap dan
    mengerikan.
  • Solobean, yaitu begu yang dianggap penguasa pada
    tempat tempat tertentu
  • Silan, yaitu begu dari nenek moyang pendiri
    hutan/kampung dari suatu marga
  • Begu Ganjang, yaitu begu yang sangat ditakuti,
    karena dapat membinasakan orang lain menurut
    perintah pemeliharanya.

15
KESENIAN
Seni Tari yaitu Tari Tor-tor (bersifat magis).
16
KESENIAN
Alat Musik tradisional Gong Saga-saga.

17
KESENIAN
RUMAH ADAT
18
KESENIAN
Hasil kerajinan tenun dari suku batak adalah kain
ulos. Kain ini selalu ditampilkan dalam upacara
perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian,
penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang
dihormati dan upacara menari Tor-tor. Kain adat
sesuai dengan sistem keyakinan yang diwariskan
nenek moyang
19
NILAI BUDAYA 1. Kekerabatan Nilai kekerabatan
masyarakat Batak utamanya terwujud dalam
pelaksanaan adat Dalian Na Talu, dimana seseorang
harus mencari jodoh diluar kelompoknya,
orang-orang dalam satu kelompok saling menyebut
Sabutuha (bersaudara), untuk kelompok yang
menerima gadis untuk diperistri disebut
Hula-hula. Kelompok yang memberikan gadis disebut
Boru. 2. Hagabeon Nilai budaya yang bermakna
harapan panjang umur, beranak, bercucu banyak,
dan yang baik-baik. 3. Hamoraan Nilai kehormatan
suku Batak yang terletak pada keseimbangan aspek
spiritual dan meterial
20
NILAI BUDAYA
4. Uhum dan ugari Nilai uhum orang Batak
tercermin pada kesungguhan dalam menegakkan
keadilan sedangkan ugari terlihat dalam
kesetiaan akan sebuah janji. 5.
Pengayoman Pengayoman wajib diberikan terhadap
lingkungan masyarakat, tugas tersebut di emban
oleh tiga unsur Dalihan Na Tolu. 6.
Marsisarian Suatu nilai yang berarti saling
mengerti, menghargai, dan saling membantu.
21
TERIMAKASIH
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com