Filsafat Logika dalhar Shodiq - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Filsafat Logika dalhar Shodiq

Description:

Filsafat Logika dalhar Shodiq barbara Setiap demonstran memakai atribut Semua mahasiswa ikut demo Semua mahasiswa memakai atribut celarent Setiap demonstran tidak ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:264
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 96
Provided by: Seno150
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Filsafat Logika dalhar Shodiq


1
Filsafat Logikadalhar Shodiq
2
TUJUAN PEMBELAJARAN
  1. Mahasiswa mengetahui asas-asas berpikir
  2. Mahasiswa mampu menerapkan asas-asas berpikir
    dalam kegiatan berpikir
  3. Mahasiswa dapat berpikir logis dan kritis

3
MATERI KULIAH
  1. Pengertian Filsafat
  2. Pengertian logika
  3. Asas-Asas berpikir
  4. Pengertian (concept)
  5. Klasifikasi
  6. Definisi
  7. Putusan (Statement)
  8. Penyimpulan
  9. Kesesatan berpikir

4
METODE
  1. Ceramah
  2. Tanya jawab
  3. Latihan / Praktek

5
BUKU BACAAN
  • Alex Lanur, 1983, Logika Selayang Pandang,
    Yogyakarta Kanisius
  • 2. Poespoprodjo dan Gilarso, 1985, Logika Ilmu
    Menalar, Bandung Remaja Karya

6
PENGERTIAN FILSAFATFilsafat ?philosophiaphilos
?cintasophia ? kebijaksanaan
7
PENGERTIAN FILSAFAT
  1. Kumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan
    yang diterima secara tidak kritis
  2. Suatu proses kritik (pemikiran) terhadap
    kepercayaan dan sikapyang dijunjung tinggi
  3. Usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
  4. Sebagai analisa logis dan bahasa serta penjelasan
    arti kata dan konsep
  5. Kumpulan problema yang mendapat perhatian dari
    manusia dan dijawab oleh ahli filsafat

8
BAGIAN-BAGIAN FILSAFAT
  1. Metafisika
  2. Epistemologi
  3. Etika
  4. Estetika
  5. Logika

9
PENGERTIAN LOGIKA
  • Logika? logos (Yunani)
  • ?
  • Ucapan, Kata, Pengertian,
  • Pikiran, Ilmu
  • Logika? Ilmu dan kecakapan berpikir
  • dengan tepat

10
Obyek material?berpikir
(penalaran)Obyek formal?ketepatan
berpikir
11
PENALARAN ialah proses akal budi manusia yang
berusaha sampai pada suatu keterangan baru
(kesimpulan) dengan bertolak dari satu atau
beberapa keterangan yang sudah diketahui
(premis), dan keterangan baru itu mestilah
merupakan urutan kelanjutan dari sesuatu atau
beberapa keterangan semula
12
ASAS-ASAS BERPIKIR (1)
  • Asas-Asas Primer
  • Principium identitatis tiap-tiap hal itu sama
    dengan dirinya sendiri
  • B. Principium contradictionis Tiap-tiap hal itu
    tidak dapat positif dan negatif dalam waktu
    bersamaan.

13
ASAS-ASAS BERPIKIR (2)
  • Asas-Asas Primer
  • C. Tertii exclusi tiap-tiap hal itu haruslah
    positif atau negatif
  • D. Principium Rationis Sufficientis Tiap-tiap
    hal yang ada itu mempunyai alasan yang cukup
    untuk adanya.

14
ASAS-ASAS BERPIKIR (3)
  • Asas-Asas Sekunder
  • Principium Convenientiae
  • Principium Inconvenientiae
  • Principium Dictum De Omni
  • Principium Dictum De Nullo

15
UNSUR-UNSUR PENALARAN
  • 1. Mengerti kenyataan (menangkap obyek)
  • mis mobil, membeli, mahal, baru
  • 2. Menyatakan adanya atau tidak adanya hubungan
  • harga mobil ? keadaan keuangan
  • ?
  • harga mobil mahal
  • 3. Menyimpulkan aku tidak jadi beli mobil baru
  • karena mahal

16
UNSUR-UNSUR PENALARAN
  • Pengertian / Concept / Idea
  • 2. Putusan / Penyataan / Statement / Judgement /
    Proposition
  • 3. Penyimpulan / Penalaran / Reasoning

17
PENGERTIAN / KONSEP / IDE
  • Mengerti berarti menangkap inti (gambaran yang
    ideal) tentang sesuatu.
  • Pengertian makna yang dikandung suatu
  • obyek
  • 3. Concept ? concipere (Latin)
  • ? conceptus tangkapan
  • 4. Ide ? eidos (Yunani)
  • ? representasi (wakil) benda yang
  • terdapat dalam intelek
  • 5. Ide bersifat umum dan abstrak

18
PENGERTIANKATA TERM
19
PEMBAGIAN KATA /TERM
  • Menurut jumlah kata
  • Term tunggal, mis. manusia
  • Term majemuk, mis. ruang belajar
  • 2. Menurut arti kata
  • Term univok, mis. manusia
  • Term ekuivok, mis. bulan
  • Term analog, mis. sehat

20
  • 3. Menurut luas term
  • Term singular, mis. Amri, buku itu
  • Term partikular, mis. beberapa buruh
  • Term universal, mis. setiap korban

21
  • LATIHAN-LATIHAN
  • Sebutkan contoh-contoh term ekuivok dan analog
  • Buatlah 2 kalimat dalam arti yang berbeda,
    kemudian sebutkan apakah perbedaan tersebut dalam
    arti ekuivok atau analog.

22
ISI DAN LUAS PENGERTIAN
  • Isi / Komprehensi / Konotasi
  • semua unsur yang termuat dalam pengertian.
  • MAHASISWA ? manusia
  • ? yang belajar
  • ? di perguruan tinggi
  • ? memiliki KTM

23
  • Luas / Ekstensi / Denotasi
  • Lingkungan realitas yang dapat dinyatakan oleh
    pengertian tertentu
  • MAHASISWA ? mahasiswa Unsoed
  • ? mahasiswa UMP

24
HUBUNGAN ISI DAN LUAS PENGERTIAN
  • Semakin banyak isinya, semakin kecil luasnya
    (daerah lingkupnya)
  • Semakin sedikit isinya, semakin besar luasnya
    (daerah lingkupnya)

25
Ma kin sempit Ma kin luas Isi Term Luas
Ma kin sempit Ma kin luas Hewan berakal Manusia Buruh, petani, guru dll, dokter, pengacara
Ma kin sempit Ma kin luas Hewanberakal terdidik Manusia terdidik Guru SD, Guru SMP, Dosen, dokter, pengacara
Ma kin sempit Ma kin luas Hewanberakal terdidikmengajar Guru Guru SD, Guru SMP, Dosen,
Ma kin sempit Ma kin luas Hewanberakal terdidikmengajardi SD Guru SD Guru SD
26
(No Transcript)
27
KLASIFIKASI
  • Klasifikasikegiatan akal menguraikan, membagi,
    menggolongkan dan menyusun pengertian dan barang
    menurut kesamaan dan perbedaannya
  • Klasifikasi penting karena untuk mengupas suatu
    persoalan kita harus mampu menangkap
    bagian-bagianya dan menguraikan unsur-unsurnya

28
ATURAN KLASIFIKASI
  1. Lengkap
  2. Sungguh-sungguh memisahkan
  3. Menggunakan dasar yang sama
  4. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

29
DEFINISI
  • definisi?definitio (Latin)
  • ?pembatasan
  • ?suatu kata yang tepat, jelas dan
  • singkat untuk menentukan batas
  • pengertian yang tertentu
  • 2 unsur dalam definisi
  • Definiendum (yang didefinisikan)
  • Definiens (yang mendefinisikan)

30
MACAM-MACAM DEFINISI
  • Definisi nominal definisi menurut katanya
  • Menguraikan asal-usuk kata (etimologi)
  • Melihat arti kata dalam kamus.
  • Menggunakan sinonim

31
MACAM-MACAM DEFINISI
  • B. Definisi real definisi yang memperlihatkan
    hal yang dibatasi dengan menyajikan unsur-unsur /
    ciri-ciri yang menyusunnya
  • Definisi esensial terdiri dari genus terdekat dan
    diferensia spesifik,
  • manusia adalah binatang yang berpikir
  • ?
    ?
  • genus terdekat diferensia
    spesifik

32
MACAM-MACAM DEFINISI
  • Definisi deskriptif definisi yang dibuat
    dengan menggunakan ciri-ciri khas yang
    didefinisikan
  • Burung gagak adalah burung yang berbulu hitam
  • Definisi final definisi yang menunjukkan tujuan
  • baju adalah barang yng dibuat untuk menutup
    aurat
  • 4. Definisi kausal definisi yang dibuat
    dengan menunjukkan sebab musabab sesuatu
  • stroke adalah penyakit yang terjadi akibat
    penyempitan pembuluh dara yang ke otak

33
ATURAN DEFINISI
  • Definiendum harus dapat dibolakbalikan dengan
    definiens dengan luas keduanya haruslah sama
  • Definiens tidak boleh negatif kalau dapat
    dirumuskan secara positif
  • Definiendum tidak boleh masuk dalam definiens
    (circulus in definiendo)
  • Definiens tidak boleh dinyatakan dalam bahasa
    yang kabur, kiasan, atau medua arti (ignotum per
    ignotius)

34
PUTUSAN
  1. Mengakui atau memungkiri kesatuan atau hubungan
    antara dua hal, misalnya buruh adalah manusia
  2. Putusan dinyatakan dalam kalimat berita
  3. Putusan dapat dinyatakan benar atau salah

35
UNSUR-UNSUR PUTUSAN
  • Subyek sesuatu yang diberi
  • keterangan
  • 2. Predikat sesuatu yang menerangkan
  • tentang subyek
  • Copula (kata penghubung) pernyataan
  • yang mengakui atau
  • memungkiri hubungan antara
  • subyek dan predikat

36
MACAM-MACAM PUTUSAN
37
PUTUSAN BERDASARKAN MATERINYA
  • Putusan analitis P menyebutkan sifat hakiki
    yang pasti terdapat pada S.
  • Ayah adalah laki-laki
  • 2. Putusan sintetis P menyebutkan hal yang
    tidak hakiki, tetapi dapat dihubungkan dengan S
    karena pengalaman.
  • Ayah adalah guru

38
PUTUSAN BERDASARKAN KUALITAS (COPULA)
  • Putusan afirmatif putusan yang menyatakan
    pengakuan adanya hubungan antara S dan P.
  • Penduduk desa rajin bekerja
  • Putusan negatif putusan yang memungkiri adanya
    hubungan antara S dan P.
  • Ada mahasiswa yang tidak lulus
  • Tidak benar mahasiswa lulus ujian

39
PUTUSAN BERDASARKAN LUAS SUBYEK
  • Putusan universal P menerangkan seluruh luas
    S.
  • Setiap perusahaan membayar pajak
  • 2. Putusan partikular P menerangkan sebagian
    dari luas S.
  • Ada mahasiswa nakal
  • 3. Putusan singular P menerangkan satu barang
    yang ditunjuk dengan tegas
  • Muhammad adalah pengusaha yang sukses

40
PUTUSAN BERDASARKAN BENTUK DAN LUASNYA
  • Putusan afirmatif universal (A)
  • Setiap perusahaan membayar pajak
  • 2. Putusan afirmatif partikular (I)
  • Ada mahasiswa nakal
  • 3. Putusan negatif universal (E)
  • Semua tindak kejahatan tidak baik
  • Putusan negatif partikular (O)
  • Ada manusia yang bukan dokter

41
LUAS PREDIKAT
  • Dalam putusan afirmatif (A dan I), predikat
    partikular (tidak distributif)
  • masing-masing pemenang dapat hadiah
  • sebagian petani gagal panen
  • Dalam putusan negatif (E dan O), predikat
    universal
  • semua mahasiswa tidak lulus
  • mayoritas buruh tidak sejahtera

42
Jenis Proposisi Subyek Predikat
A E I O Distributif Distributif Tidak Distributif Tidak Distributif Tidak Distributif Distributif Tidak Distributif Distributif
43
PENYIMPULAN
  • Penyimpulan adalah kegiatan manusia, yang dari
    pengetahuan yang telah dimiliki dan berdasarkan
    pengetahuan itu bergerak ke pengetahuan yang
    baru.
  • Titik pangkal?pengetahuan tentang fakta,
  • suatu asas umum,
  • suatu anggapan
    (hiptesis)

44
CONTOH
  • Semua yang melanggar hukum harus diadili.
  • Koruptor harus diadili.
  • Rumah A terbuat dari bambu, berlantai tanah, dia
    tidak sekolah, B pengemis tidak sekolah, C anak
    petani gurem tidak sekolah juga.
  • Orang-orang miskin tidak sekolah

45
  1. Premis/antecedenthal dari mana disimpulkan
    sesuatu
  2. Kesimpulan (consequens)pengetahuan baru yang
    diperoleh berdasarkan premis
  3. Konsekuensiahubungan antara premis dan
    kesimpulan serta merupakan dasar untuk kesimpulan
  4. Kesimpulan yang sah adalah kesimpulan yang
    sungguh-sungguh dapat dan harus diambil dari
    premis-premis
  5. Sah atau tidak sahnya kesimpulan tergantung
    ada-tidaknya hubungan atau lurus tidaknya jalan
    pikiran

46
2 MACAM PENYIMPULAN
  1. Penyimpulan langsung yakni langsung menyatakan
    SP atau SP, atau tanpa pembuktian
  2. Penyimpulan tidak langsung yakni penyimpulan
    dengan menggunakan term antara (M).

47
PENYIMPULAN LANGSUNG
  1. Konversi
  2. Oposisi
  3. Obversi
  4. Kontraposisi

48
KONVERSI
  • Konversi dilakukan dengan mengganti S dan P,
    sehingga yang dulunya P menjadi S, dan yang
    dulunya S menjadi P tanpa mengurangi kebenaran
    putusan.
  • Setiap mahasiswa bayar SPP (convertend)
  • Yang bayar SPP itu mahasiswa (convers)
  • A dikonversi menjadi I
  • E dikonversi menjadi E atau O
  • I dikonversi menjadi I
  • O tidak dapat dikonversi

49
OPOSISI
  • Kontraris
  • A.Semua mhs lulus E.
    Semua Mhs tidak lulus
  • s s
  • u u
  • b b
  • a kontradiktoris a
  • l
    l
  • t t
  • e e
  • r r
  • n n
  • I. Sebagian mhs lulus
    O. Sebagian mhs tidak lulus

  • Subkontaris

50
OPOSISI
  • Kontradiktoris oposisi karena perbedaan
    kualitas dan kuantitas putusan (A?O E?I)
  • Kontraris oposisi karena perbedaan kualitas
    putusan, tetapi universal (A?E)
  • Subkontraris oposisi karena perbedaan kualitas
    putusan, tetapi partikular (I?O)
  • Subaltern oposisi karena perbedaan kuantitas
    putusan, (A?I E?O)

51
HUKUM KONTRADIKSIA O E - I
  1. Jika yang satu benar, yang lain tentu salah.
  2. Jika yang satu salah, yang lain tentu benar.
  3. Tidak ada kemungkinan yang ketiga .

52
HUKUM KONTRARISA - E
  1. Jika yang satu benar , yang lain tentu salah.
  2. Jika yang satu salah, yang lain dapat benar,
    tetapi juga dapat salah
  3. Ada kemungkinan yang ketiga, keduanya sama-sama
    salah .

53
HUKUM SUBKONTRARISI - O
  1. Jika yang satu salah, yang lain tentu benar.
  2. Jika yang satu benar, yang lain dapat salah,
    tetapi dapat juga benar.
  3. Ada kemungkinan yang ketiga, tidak dapat keduanya
    sama-sama salah, keduanya dapat sama-sama benar.

54
HUKUM SUBALTERNA I E - O
  1. Jika yang universal benar, yang partikular juga
    benar.
  2. Jika yang universal salah, yang partikular dapat
    benar, tetapi juga dapat salah.
  3. Jika yang partikular benar, yang universal dapat
    salah, tetapi juga dapat benar.
  4. Jika yang partikular salah, yang universal juga
    salah.

55
TABEL KEBENARAN
Premis Konklusi Konklusi Konklusi
A benar E salah I benar O salah
E benar A salah I salah O benar
I benar E salah A b / s O b / s
O benar A salah I b / s E b / s
A salah O benar I b / s E b / s
E salah I benar A b / s O b / s
I salah A salah E benar O benar
O salah A benar I benar E salah
56
OBVERSI
  • Kualitas proposisi diganti, (afirmatif menjadi
    negatif atau sebaliknya), kemudian term predikat
    diganti dengan komplemennya
  • Jujur itu baik (obverten)
  • Jujur itu bukan tidak-baik (obvers)

obverten obvers
A E
E A
I O
O I
57
KONTRAPOSISI
  • Term S dan P diganti dengan komplemennya
    masing-masing
  • Term yang sudah berubah, kemudian dikonversikan
  • Hanya proposisi A dan O yang memiliki
    kontraposisinya
  • Semua anggota DPR adalah WNI
  • Semua yang bukan WNI bukan anggota DPR

58
(No Transcript)
59
SILOGISME KATEGORIS TUNGGAL
  • Setiap orang ingin dihormati M P
  • Tukang becak itu juga orang S M
  • Tukang becak itu ingin dihormati S P
  • Premis yang terdapat P kesimpulan disebut mayor
  • Premis yang terdapat S kesimpulan disebut minor
  • Term yang terdapat dalam kedua premis disebut
    Term Antara (M), tidak boleh masuk dalam
    kesimpulan

60
CARA MENJABARKAN KE DALAM BENTUK SILOGISME STANDAR
  • Tentukan dahulu kesimpulan yang ditarik
  • Mencari alasan yang diberikan (M)
  • Susunlah silogisme berdasarkan S P (kesimpulan)
    serta M
  • Kamu sih pasti lulus ujian, ndak usah takut,
    karena kamu mahasiswa yang pandai.

61
HUKUM SILOGISME (1)
  • Silogisme tidak boleh mengandung lebih atau
    kurang dari 3 term
  • Semua warganegara wajib membayar pajak,
  • Gelandangan juga warganegara.
  • Berarti ia wajib membayar pajak.
  • Term antara (M) tidak boleh terdapat dalam
    kesimpulan

62
HUKUM SILOGISME (2)
  • 3. Term S dan P dalam kesimpulan tidak boleh
    lebih luas daripada term S dan P dalam premis
  • Kambing adalah makhluk hidup
  • Manusia itu bukan kambing.
  • Manusia bukan makhluk hidup
  • 4. Term antara (M) harus sekurang-kurangnya satu
    kali universal
  • Kambing adalah makhluk hidup
  • Manusia juga makhluk hidup
  • Manusia itu kambing
  • 5. Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan
    harus afirmatif.

63
HUKUM SILOGISME (3)
  • 6. Kedua premis tidak boleh negatif
  • Batu bukan binatang
  • Kambing bukan batu
  • Kambing bukan binatang
  • 7. Kedua premis tidak boleh partikular
  • Ada orang kaya yang tidak pandai
  • Banyak orang miskin yang pandai
  • Banyak orang miskin bukan orang kaya
  • Kesimpulan harus sesuai dengan premis yang paling
    lemah.

64
4 MACAM SUSUNAN M
M P S M S P subyek-predikat P M S M S P predikat-predikat
M P M S S P subyek-subyek P M M S S P predikat-subyek
65
Susunan Silogisme Yang Lurus
  • babara
  • celarent
  • darii
  • ferio

I. M P S M S P
66
barbara
  • Setiap demonstran memakai atribut
  • Semua mahasiswa ikut demo
  • Semua mahasiswa memakai atribut
  • celarent
  • Setiap demonstran tidak boleh merusak
  • Semua mahasiswa ikut demo
  • Semua mahasiswa tidak boleh merusak

67
darii
  • Setiap peserta demo mematuhi aturan
  • Sebagian mahasiswa adalah peserta demo
  • Sebagian mahasiswa mematuhi aturan
  • ferio
  • Setiap peserta demo tidak boleh anarkhis
  • Sebagian mahasiswa peserta demo
  • Sebagian mahasiswa tidak boleh anarkhis

68
Susunan Silogisme Yang Lurus
  • camestres
  • cesare
  • baroco
  • festino

II. P M S M S P
69
camestres
  • Semua manusia memiliki hak asasi
  • Semua binatang tidak memiliki hak asasi
  • Semua binatang bukan manusia
  • cesare
  • Seluruh koruptor tidak disenangi rakyat
  • Setiap pemimpin yang jujur disenangi rakyat
  • Setiap pemimpin yang jujur bukan koruptor

70
baroco
  • Semua reformis disenangi rakyat
  • Sebagian pemimpin tidak disenangi rakyat
  • Sebagian pemimpin bukan reformis
  • festino
  • Seluruh diktator tidak disenangi rakyat
  • Ada mahasiswa yang disenangi rakyat
  • Ada mahasiswa yang bukan diktator

71
Susunan Silogisme Yang Lurus
  • darapti
  • felapton
  • datisi
  • fresison
  • disamis
  • bocardo

III. M P M S S P
72
darapti
  • Seluruh mahasiswa lulus ujian
  • Seluruh mahasiswa calon pemimpin
  • Sebagian calon pemimpin lulus ujian
  • felapton
  • Semua orang bukan binatang
  • Semua orang makhluk bernyawa
  • Sebagian makhluk bernyawa bukan binatang

73
datisi
  • Setiap perbuatan baik mendapat ganjaran
  • Perbuatan baik yaitu bertindak adil
  • Yang bertindak adil mendapat ganjaran
  • fresison
  • Semua tindak kekerasan tidak disenangi orang
  • Sebagian tindak kekerasan itu melanggar hukum
  • Pelanggar hukum tidak disenangi orang

74
disamis
  • Ada pejabat yang senang menyanyi
  • Semua pejabat adalah pemimpin
  • Ada pemimpin yang senang menyanyi
  • bocardo
  • Ada pejabat tidak mau korupsi
  • Semua pejabat adalah pemimpin
  • Ada pemimpin tidak mau korupsi

75
Susunan Silogisme Yang Lurus
  • bramantis
  • camenes
  • fesapo
  • ferison
  • dimaris

IV. P M M S S P
76
bramantis
  • Semua orang kaya senang plesir ke luar negeri
  • Semua yang senang plesir ke luar negeri suka
    shopping
  • Yang suka shopping adalah orang kaya
  • camentes
  • Setiap orang yang berprestasi adalah pekerja
    keras
  • Setiap pekerja keras tidak menyerah terhadap
    tantangan
  • Setiap orang yang menyerah terhadap tantangan
    bukan orang berprestasi

77
fesapo
  • Semua pelanggaran HAM tidak diperbolehkan
  • Semua yang diperbolehkan adalah perbuatan
    bermoral
  • Perbuatan bermoral bukan pelanggaran HAM
  • ferison
  • Setiap aturan tidak boleh dilanggar
  • Yang boleh dilanggar yang membelenggu kreativitas
  • Yang membelenggu kreativitas bukan aturan

78
dimaris
  • Beberapa konglomerat licik
  • Semua yang licik adalah manusia
  • Sebagian manusia adalah konglomerat

79
SILOGISME TERSUSUN
  • Epicheremasilogisme yang salah satu premisnya
    atau keduanya disambung dengan pembuktiannya
  • Setiap koruptor harus diadili karena tindak
    korupsi itu melanggar hukum.
  • Ada pejabat orba yang korupsi
  • Ada pejabat orba yang harus diadili

80
SILOGISME TERSUSUN
  • 2. Enthymemasilogisme yang salah satu premisnya
    atau kesimpulannya dilampaui.
  • Joni adalah mahasiswa
  • Jadi dia harus bayar SPP

81
SILOGISME TERSUSUN
  • 3. Polysilogismederetan silogisme, kesimpulan
    silogisme yang satu menjadi premis silogisme yang
    lain.
  • Semua pelanggar hukum harus diadili
  • Ada pemimpin yang melanggar hukum
  • Ada pemimpin harus diadili
  • Beberapa pejabat orba itu pemimpin
  • Beberapa pejabat orba harus diadili
  • Badu itu pejabat orba
  • Badu harus diadili

82
SILOGISME TERSUSUN
  • 4. Sorites
  • Semua negara demokratis ditandai penegakan
    supremasi hukum
  • Semua yang menegakan supremasi hukum menghargai
    HAM
  • Semua yang menghargai HAM termasuk bangsa yang
    beradab
  • Bangsa yang beradab menganut kebebasan
    berpendapat
  • Semua negara demokratis menganut kebebasan
    berpendapat

83
SILOGISME KONDISIONAL
  • Jika hujan deras, kota banjir.
  • Hujan deras,
  • Kota banjir

A benar C benar
A salah S dapat benar tetapi dapat salah
C benar A dapat salah tetapi dapat benar
C salah A salah
84
SILOGISME DISYUNGTIF
  • Disyungtif dalam arti sempit hanya mengandung 2
    kemungkinan, tidak mungkin keduanya benar, pasti
    yang satu salah
  • a. Modus ponendo tollens
  • Korban gempa meninggal atau hidup
  • Korban meninggal
  • Korban tidak meninggal
  • Modus tollendo ponens
  • Korban gempa meninggal atau hidup
  • Korban tidak meninggal
  • Korban hidup

85
SILOGISME DISYUNGTIF
  • Disyungtif dalam arti luas juga memiliki 2
    kemungkinan, tetapi kedua kemungkinan itu dapat
    sama-sama benar.
  • Yang pergi ke seminar dia atau saya
  • Dia yang pergi
  • (tidak dapat disimpulkan) saya tidak pergi

86
SILOGISME KONYUNGTIF
  • 1. Afirmatif negatif
  • Tidak ada orang yang duduk dan berdiri pada
    waktu yang sama
  • Sartono sedang duduk, Jadi dia tidak berdiri
  • 2. Negatif - afirmatif
  • Tidak ada orang yang duduk dan berdiri pada
    waktu yang sama
  • Sartono tidak duduk, Jadi dia berdiri .
  • 3. Hukum konjungtif tergantung jenis
    perlawanannnya

87
  • INDUKSI
  • Kegiatan akal budi, dimana kita menyimpulkan
    bahwa apa yang kita ketahui benar untuk kasus
    atau kasus-kasus, juga akan benar untuk semua
    kasus yang serupa dengan yang tersebut tadi dalam
    hal-hal tertentu.

88
2 MACAM INDUKSI
  • Generalisasi induktif
  • Apel 1 keras, hijau manis rasanya
  • Apel 2 keras, hijau manis rasanya
  • Apel 3 keras, hijau manis rasanya
  • Apel 4 keras, hijau manis rasanya
  • Semus Apel yang keras, hijau manis rasanya

89
  • 2. Analogi Indukti
  • Apel 1 keras, hijau manis rasanya
  • Apel 2 keras, hijau manis rasanya
  • Apel 3 keras, hijau manis rasanya
  • Jadi Apel 4 ini keras, hijau manis rasanya

90
  • Catatan
  • 1. Konklusi analogi induktif tidak selalu
    berupa proposisi universal, akan tetapi
    tergantung dari subyeknya yang diperbandingkan
    dalam analogi.
  • 2. Analogi induktif dapat digunakan untuk
    mendeterminasikan apakah suatu obyek atau fakta
    itu, dan sifat-sifat apakah yang dapat diharapkan
    padanya, sedangkan generalisasi induktif
    digunakan untuk menemukan hukum, menyusun teori
    atau hipotesa

91
Ciri-ciri Induksi
  1. Premis induksi adalah proposisi empirik (basic
    statement)
  2. Konklusi penalaran induktif lebih luas daripada
    apa yang dinyatakan di dalam premisnya
  3. Konklusi induktif memiliki kredibilitas rasional,
    atau disebut probabilitas.

92
3 SYARAT GENERALISASI INDUKTIF
  1. Generalisasi harus tidak terbatas secara numerik
    (jumlah tertentu)
  2. Generalisasi tidak harus terbatas secara
    spasio-temporal (berlaku dimana saja dan kapan
    saja)
  3. Generalisasi harus dapat dijadikan dasar
    pengandaian.

93
  • FAKTOR PROBABILITAS DALAM INDUKSI
  • Semakin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar
    penalaran induktif, semakin tinggi probabilitas
    konklusinya, dan sebaliknya.
  • Semakin besar jumlah fakta analogi di dalam
    premis, semakin rendah probabilitas konklusinya,
    dan sebaliknya

94
  • 3. Semakin besar jumlah fakta yang disanaloginya
    di dalam premis, semakin tinggi probabilitas
    konklusinya, dan sebaliknya
  • 4. Semakin luas konklusinya semakin rendah
    probabilitas, dan sebaliknya.
  • .

95
(No Transcript)
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com