Pembebanan Biaya Berdasarkan Aktivitas Activity Based Costing (ABC) - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Pembebanan Biaya Berdasarkan Aktivitas Activity Based Costing (ABC)

Description:

Pembebanan Biaya Berdasarkan Aktivitas Activity Based Costing (ABC) Direct Cost: . Raw Material : 4.104 kg F Goods : 90% = 4.560 kg, Cost RM = Rp. 57.000 x 4.560 kg ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:242
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 48
Provided by: Tecra57
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Pembebanan Biaya Berdasarkan Aktivitas Activity Based Costing (ABC)


1
Pembebanan Biaya Berdasarkan AktivitasActivity
Based Costing (ABC)
2
  • Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan
    dan teknologi telah mempengaruhi perkembangan
    industri dan juga pola perilaku masyarakat. Hal
    ini semakin menjadikan kompetisi yang semakin
    sengit dalam dunia usaha. Untuk itu diperlukan
    berbagai daya dan upaya agar perusahaan dapat
    lebih fleksibel dan dapat menghasilkan produk
    yang spesifik dan profitable dengan tetap
    memperhatikan kepuasan pelanggan. Namun hingga
    saat ini masih banyak pihak yang menggunakan
    paradigma lama antara lain

3
  • 1. Untuk memperkecil beban biaya tetap
    (cost/unit), maka proses produksi harus
    menghasilkan produk dalam jumlah yang besar pula.
  • 2. Pelanggan yang memesan/membeli produk dalam
    jumlah yang besar adalah pelanggan yang
    memberikan profit besar pula.
  • 3. Pelanggan yang loyal juga merupakan pelanggan
    yang memberikan profit. Dan profit akan mengikuti
    kepuasan pelanggan.

4
  • Berdasarkan penelitian dan perkembangan
    industri mengungkapkan bahwa paradigma tersebut
    tidaklah benar sepenuhnya. Pola perilaku konsumen
    yang semakin spesifik (yang menjadikan produk
    tidak dapat diproduksi secara massal dan
    cenderung terbatas/limited), ketepatan waktu
    pengiriman, dll menjadikan dunia usaha harus
    mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan tetap
    memiliki profit, walau menghasilkan produk dalam
    jumlah yang lebih sedikit. Untuk dapat bertahan
    dalam persaingan bisnis, maka pelaku usaha harus
    mampu menentukan harga jual yang kompetitif
    berdasarkan analisa biaya produksi yang tepat.

5
MENGAPA ABC SANGAT PENTING?
  • Setiap dunia usaha tidak akan dapat masuk ke
    dalam kompetisi sekalipun untuk memulai
    memperbandingkan dengan perusahaan lain sampai
    kita tahu bagaimana menghitung beban biaya secara
    tepat. Dan untuk dapat memasuki persaingan
    global, setiap perusahaan harus dapat lebih
    fleksibel, terintegrasi dan terotomatisasi dalam
    meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya.
    Akan tetapi, adalah suatu hal yang mustahil untuk
    mendukung daya saing perusahaan tanpa suatu
    mekanisme perhitungan biaya yang akurat.

6
(No Transcript)
7
Dalam perkembangan tersebut, beberapa
permasalahan yang cenderung dihadapi dalam
perhitungan biaya produksi dan mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan adalah 1. Peningkatan
jumlah produksi dan penjualan tidak berarti
secara otomatis akan memberikan peningkatan
profit. 2. Beberapa produk adalah produk yang
memberikan keuntungan dan beberapa merupakan
produk kritis yang dapat menimbulkan kerugian
(Dalam meningkatkan daya saing, salah satu
strategi pemasaran adalah dengan melakukan
subsidi silang/transfer price antara satu produk
yang profit dan yang tidak profit). 3. Produk
yang dihasilkan harus dapat memenuhi persyaratan
pelanggan yang akan memberikan kepuasan
pelanggan. 4. Tindakan penurunan cost pada satu
bagian tertentu akan dapat mengurangi biaya
mereka, tetapi akan dapat menciptakan biaya-biaya
tambahan di ke arah muara bagian/departemen lain.
8
Salah satu metoda yang dapat memberikan analisa
perhitungan biaya produk secara akurat adalah
dengan menggunakan metoda ABC. ABC membebankan
cost ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi
terhadap aktivitas dasar pemikiran produk atau
jasa yang dihasilkan diperoleh melalui
pelaksanaan rangkaian aktivitas dan penggunaan
sumberdaya, yang dikonversikan dalam bentuk cost.
Konsep ABC menganut sistem hubungan sebab
akibat antara pemicu biaya (cost driver) dan
aktivitas/activity center (Gambar 2.2).
9
Gambar 2.2. Perbandingan Pembiayaan Tradisional
dan Konsep ABC
10
Penggunaan sistem ABC dalam melakukan
perhitungan biaya akan dapat mendefenisikan
proses secara rinci, antara lain 1.
mengidentifikasikan biaya per unit dari berbagai
jasa dan produk, 2. mengidentifikasikan
bagian/section kritis pada inline proses (yang
sangat mempengaruhi peningkatan cost) 3.
mengidentifikasikan integrasi proses secara utuh
(keseimbangan pada seluruh lini proses). 4.
dll. Suatu keuntungan yang utama dalam
menggunakan ABC adalah sistem ini akan dapat
mengendalikan atau memperkecil penyimpangan dalam
penetapan biaya produk sebagai akibat dari
alokasi yang tidak tidak tepat (sewenang-wenang)
terhadap biaya tak langsung. Hal inilah yang
merupakan perbedaan dari perhitungan biaya
tradisional (Gambar 2.2). (Pada sistem biaya
tradisional, untuk mengalokasikan biaya tidak
langsung, dilakukan dengan pembebanan secara
proporsional dengan menggunakan suatu indikator
atau faktor pembanding yang dianggap sesuai,
sedangkan unsur-unsur biaya yang lainnya
dialokasikan secara langsung, sesuai dengan
perhitungan langsungnya masing-masing).
11
KENDALI WAKTU PADA ABC SYSTEM (TIME-DRIVEN
ACTIVITY BASED COSTING)
Waktu merupakan salah satu dimensi yang
membatasi seluruh rangkaian hidup (3 dimensi yang
membatasi waktu, ruang dan gerak). Dalam sistem
proses produksi, seluruh aktivitas selalu
dipengaruhi dan dibatasi oleh waktu. Upah tenaga
kerja, pemakaian utilitas, depresiasi dan lain
sebagainya, merupakan kompensasi atas penggunaan
waktu oleh manusia maupun oleh mesin dan
peralatan yang digunakan. Sehingga waktu
merupakan salah satu kendali yang dapat digunakan
dalam melakukan analisa dan implementasi sistem
ABC. Kendali waktu (Time Driven) adalah suatu
pendekatan yang dapat digunakan untuk menghindari
berbagai kesulitan dalam melakukan implementasi
ABC. Metoda Time-Driven Activity-Based Costing
memiliki dua parameter, yaitu
12
1. Pembebanan biaya untuk setiap unit waktu yang
digunakan sumber daya yang tersedia dalam
memenuhi kapasitas yang tersedia sesuai dengan
aktivitas perusahaan/bisnis. (Total pengeluaran
Overhead dibagi dengan total jam kerja karyawan
yang digunakan/tersedia). 2. Penilaian dari unit
waktu yang digunakan dalam setiap aktivitas
berapa banyak waktu yang digunakan dalam
menyelesaikan satu unit produk/ WIP pada setiap
aktivitas (hal ini didasarkan pada hasil
perkiraan atau pengamatan langsung).
13
Pendekatan waktu ini juga memberikan pengaruh
yang cukup signifikan terhadap permasalahan
teknis yang dihadapi, ketika upaya peningkatan
hasil produksi dikaitkan secara otomatis dengan
penambahan waktu proses. Dengan pendekatan waktu,
tindakan yang pertama sekali harus dilakukan
adalah mengan menghitung jumlah waktu yang masih
kosong (tidak terpakai) atau waktu mengganggur.
(Sebab, penambahan jumlah waktu dan jumlah tenaga
kerja pasti akan menambah jumlah produksi. Namun
yang harus diperhatikan adalah, apakah penambahan
jumlah jam kerja dan tenaga kerja tersebut sudah
benar dan optimal?). Pada perkembangan
selanjutnya metoda ini akan sangat membantu dalam
merancang proses dengan varian produk, pelanggan
dan karakteristik aktivitas yang menyebabkan
variasi di waktu proses. Hal ini pula yang
menjadi cikal bakal dari pelaksanaan proses tepat
waktu (Just in time/JIT)
14
PENERAPAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING
Penerapan sistem Activity Based Costing dapat
dilakukan melalui 4 tahapan berikut 1.
Identifikasi aktivitas Secara umum, proses
(produksi) perusahaan terdiri atas a. Inbound
logstic/penyediaan bahan baku aktivitas yang
terkait dengan pemesanan dan pembelian seluruh
bahan baku yang akan digunakan untuk
pekerjaan/proses produksi b. Operation aktivitas
untuk melakukan konversi seluruh bahan baku yang
tersedia, dengan menggunakan seluruh sumber daya
yang tersedia menjadi produk jadi/finish
product. c. Outbond logistic aktivitas untuk
menyimpan dan memelihara produk yang telah
jadi/finish product sebelum produk tersebut
didistribusikan/diserahkan kepada pelanggan. d.
Marketing dan sales aktivitas untuk menyalurkan
dan menjual produk jadi kepada pelanggan ataupun
jaringan distribusi, serta menerima masukan dan
saran dari pelanggan atas persyaratan yang
ditetapkan ataupun yang diinginkan oleh
pelanggan. e. Service aktivitas untuk membangun
hubungan dengan pelanggan dan membina kesetiaan
pelanggan (customer loyalty) terhadap penggunaan
produk perusahaan.
15
Untuk dapat menganalisa tahapan proses tersebut
maka setiap proses harus memiliki prosedur
standar yang akan digunakan sebagai acuan
pelaksanaan aktivitas tersebut. Dan secara umum
tahapan proses a c merupakan satu kesatuan yang
terintegrasi, dan memiliki dampak langsung
terhadap pembebanan biaya produk. Sedangkan
proses d e (Marketing hingga service),
merupakan aktivitas yang tidak langsung terhadap
proses produksi, dan masuk ke dalam kategori
biaya tidak langsung (overhead cost). Dalam
melakukan identifikasi aktivitas, maka perusahaan
sebaiknya harus memiliki 2 (dua) jenis diagram
alur proses, yaitu
16
1. Diagram alur aktivitas setiap bagian (Gambar
2.3) 2. Diagram alur rincian proses produksi yang
terinci untuk setiap item produk mulai dari
tahapan pembelian raw material hingga penyimpanan
produk jadi. (Gambar 2.4.). Semakin rinci diagram
alur tersebut, maka semakin akurat pula analisa
yang akan dihasilkan. Beberapa data yang
dibutuhkan dan sebaiknya dicantumkan pada setiap
tahapan aktivitas antara lain adalah 2.1. Ukuran
produk yang dibutuhkan untuk menghasilkan
setiap jenis produk jadi dapat juga secara
kategorial (besar, sedang, kecil) . Ukuran
tersebut dapat berupa berat, jumlah, dimensi,
standar mutu, dll.
17
(No Transcript)
18
2.2. Ukuran jumlah target kerja/kapasitas baku
untuk elemen produktif yang digunakan (tenaga
kerja langsung, mesin dan peralatan) pada setiap
aktivitas (jumlah unit (pcs, kg, dll.)/satuan
waktu). 2.3. Jumlah tenaga kerja tidak langsung
yang baku (yang harus tersedia) selama proses
produksi berlangsung, seperti jumlah operator
QC, Foremen, dll.
19
(No Transcript)
20
2.4. Jumlah dan jenis bahan pendukung yang
digunakan 2.5. Standar jumlah buangan/waste yang
diijinkan (yield product). Dalam perkembangan
selanjutnya, data-data tersebut di atas merupakan
dasar dalam penyusunan daftar kebutuhan bahan
baku (Bill of material) dan penerapan metoda Just
in time/JIT.
21
2. Identifikasi elemen biaya pada setiap
aktivitas Tahapan selanjutnya adalah melakukan
identifikasi terhadap elemen-elemen biaya pada
setiap aktivitas. Secara umum, elemen biaya dapat
dibagi atas 3 bagian besar, yaitu a. Biaya
langsung/Direct cost biaya yang secara langsung
melekat pada material/WIP yang dikerjakan pada
masing-masing tahapan (Direct Labor Direct
Materials). Contoh Biaya RM, Ingredients,
Packaging, Biaya Tenaga kerja langsung/Target,
konsumsi energi (mesin dan peralatan), dll. untuk
setiap item pekerjaan. b. Biaya tidak
langsung/Indirect cost biaya yang secara tidak
langsung melekat pada material/WIP yang
dikerjakan pada masing-masing tahapan. Contoh
Biaya Pelayan, Mandor, Listrik (penerangan area
kerja), Air (sanitasi, dll.), Manufacturing
Supplies, dll.
22
c. Biaya operasional lainnya/Factory overhead
(FOH) biaya yang secara tidak langsung secara
keseluruhan organisasi yang tidak termasuk biaya
tidak langsung dan tidak langsung di atas -
Pengeluaran Rutin Perusahaan Contoh Gaji
Direksi, Administrasi perkantoran (Telepon,
Listrik, Air), Listrik penerangan pabrik,
depresiasi, pajak, dll. Untuk lebih memudahkan
analisa dan pengamatan, sebaiknya elemen-elemen
biaya langsung (a) dan biaya tidak langsung (b),
dicantumkan dalam diagram alur produk.
23
. Standar Upah/Jam Rp 5.600,- . Target Kerja
10 kg/jam Rp. 560,-/kg . Biaya Pembekuan
(Listrik) Rp. 150.000/jam . Kapasitas
Freezer/jam 1.500 Kg 1.000 pack Rp 100/kg
Rp 150 /pack . Gaji/Upah pelayan Rp. ./jam .
Biaya material Rp. ../unit . Ingredients Rp
/unit . Packaging Rp ../ unit .
Manufacturing Supplies Rp ..
24
3. Penentuan penyebab/pengendali (activity cost
driver) dalam melakukan pembebanan biaya
aktivitas (cost of activities) Untuk dapat
menerapkan sistem ABC, tahapan yang teramat
penting adalah menentukan basis (activity cost
driver) untuk pembebanan biaya aktivitas (cost of
activities). Basis ini yang akan digunakan
sebagai dasar proporsi beban biaya dalam
melakukan perhitungan biaya per unit produk pada
setiap tahapan proses. Faktor sebagai
pengendali biaya pada setiap tahapan proses,
dapat didasarkan pada beban kerja setiap
aktivitas hasil kerja (kg, pcs), jam kerja (jam
kerja orang dan jam operasional mesin), biaya
(Rp), dll. Untuk dapat melakukan analisa secara
cepat dan tepat, maka penggunaan paramater yang
seragam antara aktivitas sangat dianjurkan. Dalam
hal ini pendekatan terhadap konsumsi waktu (labor
hour) yang digunakan merupakan salah satu cost
driver yang dapat digunakan di hampir seluruh
aktivitas, sebab seluruh aktivitas dilakukan
dalam suatu rangkaian waktu.
25
Contoh dengan menggunakan Jam Kerja Orang .
Konsep yang digunakan adalah Time and Motion
Study . Seluruh aktivitas dikonversikan ke
dalam bentuk jam kerja orang dan mesin (untuk
beban utility) . Penentuan standar cost
menggunakan beberapa asumsi-asumsi
mendasar . Perhitungan actual cost berdasarkan
actual penggunaan jam kerja orang . Pembebanan
FOH Costs dan Overhead Costs lainnya dilakukan
dengan proporsi waktu kerja orang yang digunakan
26
  • Contoh perhitungan menggunakan jam kerja orang
  • Asumsi Umum
  • . Jumlah Jam kerja normal/bulan 173 jam
  • . Incoming RM/bulan 600 ton
  • . Jumlah Tenaga Kerja Langsung 3.000 orang
  • 3.000 x 173 jam
  • 519.000jam/orang bulan
  • . Factory Overhead Rp 6 Milyar
  • Rp 6 Milyar / 519.000 Rp 11.561/
    jam orang
  • . UMR/bulan Rp 802.500
  • Rp 802.500/173 jam Rp 4.639 / jam

27
  • Receiving Area (seluruh tenaga kerja adalah
    tenaga kerja harian dan non target)
  • - Jumlah Tenaga Kerja 10 orang (termasuk
    Mandor, pelayan dan Quality Control)
  • Jumlah Jam Kerja / bulan 10 x 173 jam
  • 1.730 jam kerja orang
  • Jumlah Incoming Material /bulan 600 ton
  • (1.730 jam 60 menit) / 600 ton
    0,173 menit orang / kg

28
  • Deheading Area
  • - Jumlah T. Kerja Non Target (Pelayan dan Mandor)
    20 orang
  • - Jumlah Jam Kerja / bulan 20 x 173 jam
  • 3.460 jam kerja orang
  • - Beban jam kerja non target (3.460 x 60
    menit) / 600 ton
  • 0,346 menit org/ kg HO
  • - Target kerja size Besar 20 kg/jam
  • 3 menit org / kg
  • 3,346 menit orang / kg
  • - Target kerja size Sedang 18 kg /jam
  • 3,33 menit orang / kg
  • 3,676 menit org / kg
  • - Target kerja size kecil 15 kg/jam
  • 4 menit orang / kg
  • 4,346 menit org / kg

29
  • Area/Bagian Lain

. Penentuan jumlah karyawan non target adalah
berdasarkan jumlah minimum karyawan target yang
harus dibutuhkan. Penentuan kapasitas kerja pada
setiap bagian yang tidak menggunakan tenaga kerja
non target, dapat dilakukan dengan pendekatan
Time and Motion Study
  • Mesin, Air, Listrik, dan Utility

. Pembebanan dengan proporsi penggunaan utilitas
tersebut. Contoh . Kapasitas Mesin Freezer
500 kg/jam 15.000 watt/jam
(Rp./watt/jam) 0,12 menit/kg WIP
Rp..../menit Rp /kg . Penggunaan Penerangan
di Ruang I 2.000 watt/jam Rp./menit
Untuk selanjutnya perhitungan ABC dilakukan pada
setiap aktivitas/work center dengan tetap
memperhatikan faktor keseragaman alat ukur.
Perhitungan standar cost yang telah diperoleh,
sebaiknya dicantumkan ke dalam Diagram alur
proses yang telah disusun (Gambar 2.5). Pada
gambar 2.5, standar Upah/Jam yang digunakan
adalah Rp. 4.650,-
30
4. Perhitungan biaya per unit dari aktivitas
Pada tahapan akhir dari penerapan sistem ABC
adalah melakukan perhitungan total terhadap
standar cost untuk setiap unit dari seluruh cost
yang telah diidentifikasikan dan ditetapkan pada
aktivitas tersebut. Data-data yang telah
dikumpulkan disusun/dirangkai mulai dari tahapan
awal hingga tahap akhir untuk masing-masing
produk, berdasarkan satuan/unit (jam kerja org
atau biaya/Rupiah).
31
(No Transcript)
32
Contoh Total Biaya Pokok (RM Pack Labor
Utility) FOH (RM Biaya Raw
Material/Unit Pack Biaya Packaging/Unit
Labor Biaya Tenaga KerjaUnit Utility
Biaya Utility/Unit FOH Assumsi
Biaya Factory Over Head/ jam org yg telah
dikonversi menjadi Rp/unit). RM, Pack, Labor,
Utility Direct Cost, FOHOverhead Cost
33
  • Asumsi
  • Finish Goods 300 Cartons (Ctns)
  • 10.800 pack
  • 86.400 pcs
  • 4.104 kg FP,
  • Yield 90,
  • Cost RM Rp. 57.000,-/kg, Listrik
  • Penerangan Rp. 750/menit,
  • Jumlah Karyawan 250 orang,
  • FOH Rp 11.561/jam kerja orang

34
  • Direct Cost
  • . Raw Material 4.104 kg F Goods 90 4.560
    kg,
  • Cost RM Rp. 57.000 x 4.560 kg Rp.
    259.920.000,-
  • Cost RM/pack Rp 259.920.000 10.800 pack Rp
    24.067/pack
  • . Cost Packaging merupakan Direct Cost dan
    spesifik sehingga dapat diasumsikan langsung Rp
    15.000/Ctns Rp 417/pack
  • . Cost Ingrediants merupakan Direct Cost dan
    spesifik sehingga dapat dihitung langsung
    berdasarkan komposisi ingrediants yang digunakan,
    dan diasumsikan Rp 700/pack
  • . Tenaga Kerja (Termasuk tenaga kerja target dan
    non target)
  • Rec. Area 4.560 kg HO x 0,173 menit/orang/kg
    HO
  • 790 menit
  • 14 jam kerja orang

35
Deheading Distribusi Asumsi target kerja
(termasuk target dan non target) 14
kg HO/labor/hour 4.560 kg HO14
kg HO/labor/hour 326 jam kerja orang Forming
Target kerja (perhitungan berdasarkan
penggunaan waktu seluruh karyawan bagian
forming) 58 pcs/labor/hour . 86.400 pcs
58 pcs/labor/hour 1.490 jam kerja orang
Finish Product Area Assumsi target kerja orang
0,18 jam kerja orang/Ctns 300 Ctns x
0,18 jam kerja orang/Ctns 54 jam kerja orang
36
Total Jam kerja orang untuk menghasilkan 300
Ctns 14 jam 326 jam 1.490 jam 54 jam
1.884 jam 1.884 jam 10.800 pack 0,175
jam/pack Total Cost Tenaga Kerja Langsung
(Target dan Non Target) 0,175 x Rp 4.639 Rp
811,83/pack Rp 812 / pack
37
Mesin Utility Berdasarkan penjelasan di
depan, seluruh utility yang digunakan telah
memiliki standar Rp/menit, sehingga jika asumsi
penerangan di ruang Rp. 750/menit dan asumsi
jumlah karyawan di ruang 250 orang. 1.490 jam
kerja orang 250 orang 6 jam. Beban cost
penerangan Rp 750 x 60 menit x 6 jam Rp
270.000 10.800 pack Rp 25 /
pack Langkah yang sama dilakukan untuk utility
yang lain. (Asumsi pada contoh ini, biaya
utility dan mesin hanya Rp. 25/pack)
38
Factory Overhead (lihat hasil jam kerja
orang/pack Direct Cost) Total Cost FOH 0,175
jam kerja orang/pack x Rp 11.561/jam kerja orang
Rp 2.023,18/pack Rp 2.024 /
pack Total Biaya Pokok (24.067/pack Rp
700/pack) Rp 417/pack Rp 812/pack Rp
25/pack Rp 2.024/pack Rp. 28.045/pack
Rp 73.082/kg FG
39
MANFAAT DAN KARAKTERISTIK ACTIVITY BASED COSTING
Dalam perkembangan implementasi sistem Activity
Based Costing, berbagai pihak telah menyatakan
akan besarnya manfaat yang telah diberikan oleh
sistem ini.
The ABCs of Profitability Today, many
organizations are using Activity Based Costing
(ABC) to make strategy changes and to cut costs,
and the process may end up affecting a broad
range of operations simple ones, like the way a
truck delivery is unloaded at a store, or major
ones, such as whether to outsource direct store
deliveries. ABC shows the individual impact of
each decision, and the impact of one decision on
another. A company may even discover that
changing the way deliveries are processed makes
outsourcing them uneconomical. ABC can produce
results. Here are some examples
40
A mining company needed to reduce logistics
costs and to assess the bottom-line impact of
some proposed capital investments. It conducted
an ABC pilot project which focused on customer
service and distribution. The study found enough
quick hit improvements to pay for the cost of
the pilot project. Management used the model to
justify several strategic initiatives, which led
to even greater bottomline improvements. ABC was
then rolled out to the mining and milling
processes. Today, strategic planning, budgeting,
and performance measurement have all been
upgraded.
A food processor and wholesale distribution
company needed to understand the economics of its
processing and logistics activities. Management
suspected that some customer groups, products,
and delivery routes were losing money. As it
turned out, all products contributed to the
bottom line, but some customers were indeed
unprofitable. The improvement opportunities that
ABC discovered amounted to ten times the cost of
the pilot project.
Source Henry Kolisnik, The ABCs of
Profitability, Canadian Transportation
Logistics, March 1995, p. 50.
41
Sistem ABC dapat merubah berbagai yang selama
ini dikategorikan sebagai biaya tidak langsung
manufaktur menjadi biaya langsung biaya
tersebut diidentifikasikan secara khusus sebagai
biaya hasil produksi. Pemilihan aktivitas yang
tepat dan faktor pemicu biaya akan membantu
manajemen dalam melakukan telusur terhadap
biaya-biaya overhed yang terkadang sulit untuk
dikendalikan, menjadi biaya objektif yang
spesifik, sehingga dapat ditelusur sama seperti
biaya material langsung ataupun biaya tenaga
kerja langsung. Hal ini dapat terjadi, sebab ABC
sistem dapat mengklasifikasikan lebih banyak item
biaya sebagai biaya langsung dibandingkan dengan
sistem tradisional.
42
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari sistem
ABC adalah 1. Dengan menerapkan sistem ABC,
maka manajemen akan dapat merencanakan proses
secara rinci dan akurat (waktu penyelesaian
produk dan harga pokok yang mengikutinya) 2.
Analisa prediksi profit/loss proses pada bulan
berjalan yang lebih akurat, sehingga akan
membantu manajemen untuk segera mengambil
tindakan strategis yang perlu. 3. Penelusuran
penyebab loss/profit pada akhir bulan/periode
analisa yang akurat, berdasarkan jenis produk dan
faktor produksi (material, jam kerja yang
digunakan dan bila memungkinkan hari dan jam
terjadinya kerugian, departemen dan personil yang
bertanggung jawab, dll.)
43
(No Transcript)
44
4. Sebagai dasar dalam menganalisa keseimbangan
(line balancing) kapasitas (tenaga kerja, mesin
dan peralatan) yang tersedia, dengan minimisasi
waktu tunggu dan waktu menganggur. 5. Penerapan
sistem ABC akan memberikan analisa atas standar
dan pencapaian penggunaan seluruh faktor-faktor
produksi, antara lain jam kerja (standar dan
yang digunakan), material langsung dan pendukung,
mesin dan peralatan, dll. 6. Dasar dalam
menganalisa kembali struktur organisasi (Job
Desc., Jumlah tenaga kerja) 7. Dasar dalam
melakuan tindakan perbaikan yang berkesinambungan
(Continual Improvement.). Implementasi sistem ABC
akan membantu seluruh karyawan untuk memahami
beragam biaya yang mempengaruhi kenaikan harga
produk. Hal ini akan memberikan kesadaran kepada
karyawan untuk menganalisa struktur biaya produk
pada bagian masingmasing sehingga mampu untuk
mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas yang
dapat dilakukan dan memberikan nilai tambah.
45
Pada akhirnya, peningkatan dan perbaikan yang
berkesinambungan akan dapat diterapkan dalam
menganalisa biaya, untuk mengurangi ataupun
menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah dan untuk mencapai target
efisiensi secara keseluruhan. 8. Dasar yang
objektif dalam melakukan penilaian kinerja
(Performance Management System), melalui Key
Performance Indicator individu maupun
tim. Implementasi ABC tidaklah mudah, tidak
semudah mengucapkan ABC.
46
(No Transcript)
47
Bila implementasi ABC tidak mampu menelusur
penyebab profit/loss (produk apa? material yang
mana? bagian/departemen mana?, dan bila
memungkinkan hari apa? Dan jam berapa?), maka
sesungguhnya sistem ABC tersebut tidak benar dan
perlu di tinjau kembali.
Catatan 1. ABC adalah analisa kinerja proses dan
bukanlah perhitungan akuntansi/nerca keuangan
organisasi, sehingga data yang digunakan adalah
data penggunaan faktor produksi pada saat periode
pengamatan. Jadi sangat tidak dianjurkan untuk
menggunakan data-data untuk neraca keuangan dari
pihak accounting. 2. Hasil analisa ABC, digunakan
untuk membantu catatan/analisa hasil kinerja
organisasi berdasarkan laporan keuangan dari
pihak accounting.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com