Title: PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM MENSINERGIKAN NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING REGIONAL DALAM RANGKA MEMPERKOKOH KETAHANAN NASIONAL
1PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM MENSINERGIKAN
NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA GUNA MENINGKATKAN
DAYA SAING REGIONAL DALAM RANGKA MEMPERKOKOH
KETAHANAN NASIONAL
Oleh DRS. H. HUSNAN BEY FANANIE, MA Wakil
Sekretaris Jenderal PPP
2Wilayah Asia Tenggara
3Maksud dan Tujuan
4Sistematika/Tata Urut
BAB I PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN PEMIKIRAN
BAB III PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM
MENSINERGIKAN NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA SAAT
INI
BAB IV PENGARUH PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
5Sistematika/Tata Urut (Lanj.)
BAB V PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM
MENSINERGIKAN NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA YANG
DIHARAPKAN
BAB VI KONSEPSI PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN
DALAM MENSINERGIKAN NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA
BAB VII PENUTUP
6PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM MENSINERGIKAN
NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA GUNA MENINGKATKAN
DAYA SAING REGIONAL DALAM RANGKA MEMPERKOKOH
KETAHANAN NASIONAL
PARADIGMA NASIONAL
POKOK PERSOALAN
PEMBRDY ASEAN DLM MENSNRG NGR2 ASTENG YG DIHRAPKAN
PROSES
PEMBRDY ASEAN DLM MENSNRG NGR2 ASTENG SAAT INI
S
M
O
- BLM STABIL DAN MERATANYA KONDISI PEREKONOMIAN
NGR2 ASEAN - MSH SERING TERJADI TRANSNASIONAL CRIME DI BBRP
NGR ASEAN - MARAKNYA BUDAYA BARAT NEGATIF YG MASUK KE DLM
NGR2 KWSAN YG DPT MERUSAK GENERASI MUDA
DAYA SAING REGIONAL MENINGKAT
K
U
S
ALUR PIKIR
FEED BACK
TANNAS TRKKHKAN
PELUANG DAN KENDALA
PENGARUH LINGSTRA
7PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM MENSINERGIKAN
NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA GUNA MENINGKATKAN
DAYA SAING REGIONAL DALAM RANGKA MEMPERKOKOH
KETAHANAN NASIONAL
PARADIGMA NASIONAL
PEMBRDY ASEAN DLM MENSNRG NGR2 ASTENG YG DIHRAPKAN
PEMBRDY ASEAN DLM MENSNRG NGR2 ASTENG SAAT INI
PROSES
DAYA SAING REGIONAL MENINGKAT
S
M
O
- Supra Struktur
- Infra Struktur
- Sub Struktur
- PMRTH/ DPR
- DEPLU
- DUBES
- TNI/POLRI
- DEPKOP
- DEPKEU
- BI
- DIKNAS
- ASEAN
- TOMAS
- TOGA
- Regulasi
- Traktat
- Perjnjian
- MOU
- Krjsama
- Pmbinaan
- Gakkum Intrnsional
TANNAS TRKKHKAN
K
U
S
POLA PIKIR
BANG LINGSTRA
FEED BACK
8Beberapa organisasi di kawasan Asia Tenggara yang
menginspirasikan berdirinya ASEAN
- The South East Asian Treaty Organization (SEATO),
didirikan tahun 1954 di Manila. - The Asian and Pacific Council (ASPAC), didirikan
tahun 1966 atas inisiatif Korea Selatan - The Association of South East Asia (ASA),
didirikan pada tanggal 30 Juli 1961 atas
instigasi PM Malaysia, Tunku Abdul Rahman - The Malaysia-Philippines-Indonesia (MAPHILINDO),
didirikan tanggal 31 Juni 1963 di Manila
9Kata Kunci/Ruang Lingkup
- Pemberdayaan Organisasi ASEAN Dalam Mensinergikan
Negara-negara di Asia Tenggara - Meningkatkan Daya Saing Regional
- Memperkokoh Ketahanan Nasional
10PARADIGMA NASIONAL
11Peraturan Perundangan Terkait
PEMBUKAAN UUD 1945
TAP MPR NO. IV/MPR/1999 TENTANG GBHN
UU NO. 17/1985 TENTANG PENGESAHAN UNCLOS
UU NO. 6/1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA
UU NO. 37/1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI
RUU TENTANG PENGESAHAN PIAGAM ASEAN
PP NO. 37/2002 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN KAPAL
DAN PESAWAT UDARA ASING
12Beberapa Tinjauan Pustaka
- Anwar Ibrahim, "Penduduk Asia Tenggara tidak akan
pernah melupakan sejarah yang telah berlalu,
bahwa kawasan yang mereka diami konon merupakan
pusat pertemuan peradaban besar dari berbagai
tempat di belahan bumi. Namun mereka tetap
menyadari bahwa peradaban yang masuk tersebut
bukanlah sesuatu yang harus diikuti secara utuh
melainkan harus disesuaikan dengan kondisi
kawasan yang mereka huni. (Anwar Ibrahim, The
Asian Renaissance, Times Book International,
Singapura, 1996, hh. 123-124) - Samuel P. Huntington, "Pembangunan ekonomi Asia
Tenggara dan rasa percaya diri masyarakatnya
dapat mempengaruhi politik internasional
setidaknya melalui tiga jalan (1) pembangunan
ekonomi yang memungkinkan negara pemimpin kawasan
tersebut memperluas kemampuan militer mereka, (2)
pembangunan ekonomi yang dapat meningkatkan
intensitas konflik antara masyarakat Asia
Tenggara dan barat, dan (3) pertumbuhan ekonomi
yang datang dari negara paling besar di kawasan
tersebut dapat mempengaruhi hegemoni sosial di
kawasan tersebut. (Samuel P.H., Clash of
Civilization, SimonSchusters, NY, 1996, h. 2006) - Ian Batey beropini, bahwa
- Abad XXI akan menjadi abad milik Asia, termasuk
Asia Tenggara. - Abad XXI akan menjadi abad konsumen dan permainan
penting dalam peta pemasaran. - Tingkah laku dan daya beli masyarakat Asia
(termasuk Asia Tenggara) akan mampu menyaingi
tingkah laku dan daya beli masyarakat
negara-negara barat dimulai jelang tahun 2020.
(Ian Batey, Asian Branding a Great Way to Fly,
Gramedia, Jakarta, 2002)
13Beberapa Tinjauan Pustaka (Lanjutan)
- Mahathir Mohammad, Asia sudah barang tentu dapat
mencapai kejayaan dengan kenyataannya sebagai
benua terbesar, sebagaimana Amerika Serikat yang
mencapai kejayaan karena keberadaannya sebagai
negara terkuat dan terbesar. Keberadaannya itulah
yang memungkinkan berbagai impian terjadi. Jadi
kelak orang-orang Asia akan bangga jika dipanggil
sebagai Engkau orang Asia, sebagaimana
orang-orang Amerika berbangga dengan panggilan
Engkau orang Amerika. (Mahathir Muhammad,
Pentadbiran Mahathir Prestasi dan Krisis Dalam
Pemerintahan, Times Books International, Kuala
Lumpur, 2003, h. 223) - Paul L. Krugman dan Maurice Obstfeld,
"Dibandingkan dengan negara-negara industri,
negara-negara berkembang begitu miskin akan
faktor-faktor produksi yang dibutuhkan untuk
membangun perindustrian modern, yakni modal dan
tenaga kerja trampil. Kelangkaan faktor-faktor
produksi inilah yang menyebabkan rendahnya
tingkat pendapatan per kapita sekaligus
menghambat negara berkembang untuk mencapai skala
ekonomis (economics of scale) yang optimal yang
telah mampu memperkaya negara-negara industri.
(Paul LK dan Maurice O, Ekonomi Internasional
Teori dan Kebijakan, UIHC Publisher, Jakarta,
1991, h. 431)
14Beberapa Tinjauan Pustaka (Lanjutan)
- Jose L. Tongzon, SingapuraMalaysiaIndonesia
secara berkelanjutan melakukan dominasi
perdagangan intra-ASEAN ekspor Singapura ke
Malaysia, ekspor Malaysia ke Singapura, ekspor
Indonesia ke Singapura, dan ekspor Singapura ke
Indonesia. Bentuk perdagangan yang dilakukan
ketiga negara tersebut diambil secara intensif
dengan berbagai pendekatan. (Jose LT, The
Economies of Southeast Asia Before and After
Crisis, EdwardElgar publishing, Cheltenham, 2002,
hh. 3-5) - Ginandjar Kartasasmita, Negara-negara industri
baru yang kemudian sukses dalam pembangunan
ekonominya, adalah negara-negara yang menerapkan
asas-asas demokrasi. (Ginandjar K., Pembangunan
Untuk Rakyat, Jakarta, 1996, h. 111) - Samuel P. Huntington, Kemajuan sebuah bangsa
paling tidak akan tercapai sekali dalam sejarah
peradabannya, dan jika bangsa itu beruntung maka
sejarah itu akan terulang pada segmen-segmen
peradaban berikutnya. (Samuel PH, Op.Cit., h.
301)
15PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
- Pasca era reformasi mendatangkan banyak perubahan
di segala sektor kehidupan masy. Indonesia. - Penentuan OTDA dlm rangka mempercepat pembangunan
di daerah. - Timbulnya penguatan identitas lokal.
- Perbaikan iklim investasi yg sebelumnya tertutup
bagi pihak asing. - Dll.
- Perekonomian dunia yang tidak seimbang merupakan
dampak buruk globalisasi. - Perkembangan globalisasi dalam segala bidang
berjalan sangat cepat. - Berakhirnya perang dingin ditandai dengan makin
dominannya perdagangan. - Dll.
- Adanya klaim tumpang tindih di kawasan Laut Cina
Selatan. - Pencetusan CEPT dlm rangka mempercepat perwujudan
AFTA. - Dll.
PELUANG DAN KENDALA
16STRUKTUR ORGANISASI ASEAN
17Pemberdayaan organisasi ASEAN dapat terstruktur
menjadi kerjasama ASEAN, yaitu
Kuala Lumpur
18Menuju Kawasan ASEAN yang Memiliki Daya Saing
KOMPETISI GLOBAL
Peluang
Memperkuat Integrasi
Pencapaian Skala Ekonomi
ASEAN Pasar Tunggal dan Basis Produksi
- Persaingan Bebas
- Antarnegara anggota
- Dengan kawasan lain
Daya Saing
Proses Liberalisasi
Mekanisme Pasar
Membuka Pasar Domestik Negara Anggota (Produk dan
Faktor Produksi)
Kendala
Sumber Sjamsul Arifin, dkk., Masyarakat Ekonomi
ASEAN Memperkuat Sinergi ASEAN di Tengah
Kompetisi Global, Gramedia, Jakarta, 2008, h. 10
19Selected Basic ASEAN Indicators (30 April 2008)
20Selected ASEAN Macroeconomics Indicators (30
April 2008)
21KONTRIBUSI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA (Data
Depdag RI, 2007)
22KONTRIBUSI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA (Data
Depdag RI, 2007)
23Pemberdayaan Organisasi ASEAN Saat Ini
- Di Bidang Ekonomi
- Peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,3 di
masa pertengahan 1980-an, dan menyumbang 2,8
bagi pertumbuhan ekonomi dunia secara global. - Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau
ASEAN Economic Community (AEC) yang akan
dipercepat di tahun 2015 pada ASEAN Summit ke-12
melalui Cebu Declaration (13 Januari 2007).
Percepatan pembentukan AEC dilakukan guna
memperkuat daya saing ASEAN dalam menghadapi
kompetisi global, terutama dari China dan India. - Beberapa pertimbangan untuk mempercepat
pembentukan AEC di antaranya - Potensi penurunan biaya produksi di ASEAN sebesar
10-20 untuk barang konsumsi sebagai dampak
integrasi ekonomi. - Peningkatan kemampuan kawasan dengan implementasi
standar dan praktik internasional, intelectual
property rights, dan adanya persaingan.
24Pemberdayaan Organisasi ASEAN Saat Ini
- Di Bidang Keamanan
- Pembentukan ASEAN Security Community (ASC) atau
Masyarakat Keamanan ASEAN. - Penjalinan kerjasama antar negara-negara anggota
ASEAN dilakukan melalui beberapa upaya berikut - Deklarasi ASEAN (Bangkok, 8 Agustus 1967),
- Deklarasi Zona Damai, Bebas, dan Netral
(Kualalumpur, 27 Nopember 1971), - Deklarasi Persesuaian (ASEAN Concord) (Bali, 24
Pebruari 1976), - Traktat Persahabatan dan Kerjasama di Asia
Tenggara (Bali, 24 Pebruari 1976), - Deklarasi ASEAN mengenai Laut China Selatan
(Manila, 22 Juli 1992), - Traktat mengenai Zona Bebas Senjata Nuklir Asia
Tenggara (Bangkok, 15 Desember 1997), - Visi ASEAN 2020 (Kualalumpur, 15 Desember 1997)
- Pembentukan ASEAN Regional Forum (ARF) di tahun
1994, karena adanya saling ketergantungan
keamanan di kawasan Asia-Pasifik. Awalnya ARF
beranggotakan negara-negara anggota ASEAN,
selanjutnya keanggotaan tersebut diikuti oleh
negara-negara Australia, Kanada, China, Uni
Eropa, India, Jepang, Korea Selatan, Korea Utara,
Mongolia, Selandia Baru, Pakistan, Papua Nugini,
Rusia, dan Amerika Serikat. - Yang dibahas dalam ARF adalah isu-isu yang
berkembang seputar keamanan kawasan (Asia-Pasifik
dan ASEAN) yang meliputi hubungan dengan
negara-negara kuat, non-proliferasi, kontra
terorisme, kejahatan antar-negara, dan isu-isu
seputar Laut China Selatan dan Semenanjung Korea.
25Pemberdayaan Organisasi ASEAN Saat Ini
- Di Bidang Sosial-Budaya
- Pembentukan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC)
atau Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN, seiring
dengan Visi ASEAN 2020, merupakan pengikat
komunitas yang berada di kawasan Asia Tenggara
dengan wujud kepedulian dan penemuan atas
identitas kawasan secara umum. - Peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia
adalah suatu strategi kunci untuk mempersiapkan
potensi profesi dan pekerjaan, di samping untuk
mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan
sosial khususnya di bidang ekonomi. Dengan adanya
pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat
dengan sendirinya akan meningkat. - Untuk menunjang tujuan di atas, ASEAN telah
melakukan - Program Kerja ASEAN di bidang kesejahteraan
sosial, keluarga, dan kemasyarakatan. - Program Kerja ASEAN di bidang penanganan
HIV/AIDS. - Program Kerja ASEAN di bidang penganganan kaum
lanjut usia. - Jaringan keamanan dan kesehatan bagi kaum buruh.
- Program Kerja ASEAN dalam mempersiapkan kaum
generasi muda untuk pekerjaan dan berbagai
peluang global. - Pembentukan ASEAN University Network (AUN) atau
Jaringan Perguruan Tinggi ASEAN yang
mempromosikan kolaborasi antara tujuh belas
perguruan tinggi di kawasan ASEAN. - Pembentukan Program Pertukaran Pelajar ASEAN,
Forum Budaya Kaum Generasi Muda, dan Forum
Pembicara Muda ASEAN. - Pekan Budaya ASEAN Tahunan, Perkemahan Kawula
Muda ASEAN, dan ASEAN Quiz. - Program Pertukaran Media ASEAN.
- Pembentikan kerangka Environmentally Sustainable
Cities (ESC) dan Perjanjian Kerjasama mengenai
Penanggulangan Polusi Kabut antar-Perbatasan.
26Permasalahan yang Dihadapi
- 1. Di Bidang Ekonomi
- Belum stabil dan meratanya kondisi perekonomian
masing-masing negara ASEAN. - 2. Di Bidang Keamanan
- Masih sering terjadinya transnational crime
(kejahatan transnasional) di beberapa negara
dalam kawasan Asia Tenggara, seperti terorisme,
illegal mining, illegal fishing, illegal loging
dan lain-lain. - 3. Di Bidang Sosial-Budaya
- Maraknya budaya Barat negatif yang masuk ke
dalam negara-negara kawasan (termasuk Indonesia)
yang dapat merusak kehidupan generasi muda.
27Pemberdayaan Organisasi ASEAN yang Diharapkan
- Di Bidang Ekonomi
- Pembentukan AEC sudah selayaknya dilakukan
melalui tiga kerangka strategis, yaitu - Pencapaian pasar tunggal dan kesatuan basis
produksi. - kawasan ekonomi yang berdaya saing.
- pertumbuhan ekonomi yang merata dan terintegrasi
dengan perekonomian global. - Integrasi ekonomi dapat dicapai baik melalui
pendekatan supranasional maupun
intergovernmental. Dalam pendekatan
supranasional, negara-negara anggota ASEAN telah
sepakat untuk menjalankan sebagian kedaulatan
mereka kepada suatu lembaga supranasional.
Ketentuan atau hukum berlaku secara regional yang
mengikat negara-negara anggota maupun masyarakat
di negara-negara tersebut. Sementara pendekatan
intergovernmental ditandai dengan tidak adanya
sharing kedaulatan di antara negara-negara
anggota, dan negara-negara tersebut mempunyai hak
veto atau hak untuk menolak atas penawaran
kesepakatan regional. - Suatu negara masih dimungkinkan untuk mengadopsi
kebijakan yang berbeda dengan negara lainnya
dalam kerangka kepentingan nasional sepanjang
bukan diskriminasi di antara negara-negara
anggota. - Penerapan kebijakan tersebut sebetulnya dapat
diterapkan dengan adanya beberapa perangkat media
yang telah dibentuk oleh negara-negara yang
berada dalam kawasan ASEAN, seperti AFTA dengan
mekanisme CEPT.
28Pemberdayaan Organisasi ASEAN yang Diharapkan
- Di Bidang Keamanan
- Penghormatan terhadap kedaulatan, kemerdekaan dan
integritas teritorial - Tanggungjawab kolektif untuk memperkokoh
perdamaian, keamanan dan kesejahteraan. - Penolakan agresi.
- Prinsip non-interference dalam masalah internal.
- Pengembangan konsultasi.
- Penolakan kekerasan.
- Pengembangan terhadap kebenaran dan rekonsiliasi.
- Penolakan blokade ekonomi dan boikot serta
ancaman penggunaan kekuatan. - Batas nasional yang tak boleh diganggu gugat.
- Penghormatan terhadap HAM , perbedaan kultur,
bahasa dan agama serta warisan peradaban - Ketentuan tentang human security untuk semua
- Penyelesaian perselisihan secara damai
- Saling membantu dalam mengatasi bencana alam
- Perhatian atas keluhan atas rasa takut atau
khawatir - Keterbukaan, komprehensif, dan orientasi ke
depan - Penghormatan terhadap Piagam PBB, hukum
internasional, good governance, demokrasi, dan
konstitusi - Penghormatan terhadap pluralisme budaya, sosial,
agama, dan keanekaragaman.
29Pemberdayaan Organisasi ASEAN yang Diharapkan
- Di Bidang Sosial-Budaya
- ASCC harus seiring dengan Visi ASEAN 2020 yang
mengedepankan kepedulian sosial. - ASCC hendaknya melakukan pengembangan sosial yang
ditujukan pada peningkatan standar kehidupan
khususnya di masyarakat pedesaan, mencakup
penanganan kaum wanita, remaja, dan masyarakat
lokal. - ASEAN hendaknya mensinergikan berbagai program
pengembangan sosio-kultural yang diintegrasikan
dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat, dengan
melakukan pembinaan kualitas sumber daya manusia
yang menjadi kunci strategis demi perwujudan
lapangan pekerjaan bagi generasi mendatang,
mengurangi kemiskinan, mempersempit kesenjangan
sosial, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Untuk itu ASEAN melalui ASCC harus dapat
mengedepankan berbagai potensi lokal (yang
terdiri dari sumber daya manusia dan sumber daya
alam) demi mengangkat citra lokal. - ASEAN hendaknya melakukan koordinasi dan
kerjasama di dalam kawasan dalam penanganan
kesehatan masyarakat, termasuk pencegahan dan
pengobatan berbagai penyakit menular, seperti
HIV/AIDS dan SARS. ASEAN juga hendaknya mendukung
berbagai kegiatan internal kawasan dengan
penyediaan obat-obatan. Hal tersebut dilakukan
agar masyarakat ASEAN merasa aman dan terjamin
dalam masalah kesehatan dirinya. - ASCC diharapkan dapat membentuk semacam forum
persekutuan antar generasi dan profesi, seperti
pelajar, penuilis, seniman, dan praktisi media
agar persekutuan tersebut dapat mendukung
berbagai kegiatan ASEAN dalam menghadapi
perbedaan sosial-budaya yang berlaku di dalam
kawasan, termasuk dapat membentuk sosial-budaya
Asia Tenggara yang memiliki ciri tersendiri. - ASCC juga hendaknya dapat secara intensif
melakukan berbagai kerjasama dalam menyelesaikan
ragam persoalan berkaitan dengan pertumbuhan
penduduk, pengangguran, degradasi lingkungan,
polusi di perbatasan antar-negara anggota, dan
lain-lain, hingga keberadaan ASEAN dapat
dirasakan membawa manfaat bagi masyarakat
negara-negara di kawasan tersebut dan ASEAN
menjadi spirit tersendiri bagi mereka.
30INDIKATOR KEBERHASILAN
- Terlaksananya Kebijakan Pemerintah yang Konsisten
- Berkembangnya Investasi di Asia Tenggara
- Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi
- Daya Saing Produk Industri Mengalami Peningkatan
- Keamanan yang Terjamin
- Gaya Hidup Masyarakat yang Lebih Mengedepankan
Ciri Khas, Nilai, dan Norma Budaya Setempat
31KEBIJAKAN
- Terciptanya pemberdayaan organisasi ASEAN dalam
mensinergikan negara-negara di Asia Tenggara guna
meningkatkan daya saing regional, melalui
stabilisasi aspek-aspek perekonomian
negara-negara anggota ASEAN, peningkatan dan
pengembangan sistem pemantauan keamanan kawasan
berdasarkan batas-batas wilayah, kedaulatan, dan
kewibawaan masing-masing negara anggota, serta
penggalakkan pendidikan serta pembinaan sejarah
lokal yang diberlakukan oleh negara-negara ASEAN
kepada masing-masing rakyatnya agar dapat lebih
memahami latar belakang dan identitas yang harus
diagungkan, dalam rangka memperkokoh ketahanan
nasional.
32STRATEGI
- Stabilisasi aspek-aspek perekonomian
negara-negara anggota ASEAN. - Peningkatan dan pengembangan sistem pemantauan
keamanan kawasan berdasarkan batas-batas wilayah,
kedaulatan, dan kewibawaan masing-masing negara
anggota. - Penggalakkan pendidikan serta pembinaan sejarah
dan budaya lokal yang diberlakukan oleh
negara-negara ASEAN kepada masing-masing
rakyatnya agar dapat lebih memahami latar
belakang dan identitas yang harus diagungkan.
33Upaya Strategi 1 Stabilisasi aspek-aspek
perekonomian negara-negara anggota ASEAN
- Parlemen dan pemerintah masing-masing negara
membuat berbagai kebijakan strategis dalam
menstabilkan perekonomian nasionalnya. - Pemerintah masing-masing negara membuka
kesempatan asing untuk melakukan investasi di
negara masing-masing pada sektor-sektor
pembangunan sarana dan prasarana dengan tidak
merugikan kedua belah pihak (investor dan
kreditur). - Pemerintah masing-masing negara melakukan
penyederhanaan prosedur pelayanan penanaman modal
dan ekspor. - Bank Sentral masing-masing negara anggota
hendaknya melakukan pemantauan pergerakan
transaksi di berbagai bursa nasional
masing-masing, bahkan jika perlu melakukan
intervensi (dalam pasar mata uang) untuk
melindungi nilai mata uang nasionalnya. - Pemimpin negara-negara anggota hendaknya mencari
solusi kongkrit dalam menangani masalah
perekonomian, antara lain dengan mengupayakan
pencetusan satu nilai mata uang (single currency)
yang berlaku umum di negara-negara anggota
kawasan. - Menteri Keuangan, Menteri Perekonomian, Menteri
Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri
Koperasi UKM, dan menteri-menteri terkait lain,
yang juga berlaku di masing-masing negara
anggota, melakukan pengkajian kebijakan penanaman
modal dan ekspor baik di dalam maupun luar negeri.
34Upaya Strategi 1 (Lanjutan) Stabilisasi
aspek-aspek perekonomiannegara-negara anggota
ASEAN
- Menteri Keuangan, Menteri Perekonomian, Menteri
Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri
Koperasi UKM, dan menteri-menteri terkait lain,
yang juga berlaku di masing-masing negara
anggota, melakukan pemberdayaan ekonomi nasional
berbasis kerakyatan. - Menteri Luar Negeri dan perangkat diplomasi
internasional masing-masing negara anggota
melakukan sosialisasi kebijakan nasionalnya
kepada masyarakat internasional berkaitan dengan
pemberlakuan perekonomian nasional. - ASEAN sebagai organisasi harus dapat menjembatani
kepentingan masing-masing negara anggotanya dalam
mencapai kesepakatan perekonomian, baik itu
bilateral maupun multilateral, antar
negara-negara anggota maupun antara negara
anggota dan negara-negara lain yang bukan
anggota. - ASEAN sebagai organisasi sentral di kawasan
membentuk badan khusus dalam mempersiapkan
pembentukan satu nilai mata uang (single
currency) yang akan diberlakukan paling tidak di
beberapa negara anggotanya. - Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di
tiap-tiap negara anggota melakukan sosialisasi
kebijakan perekonomian nasional dari berbagai
aspeknya kepada masyarakat luas di negara
masing-masing, seperti dengan penyuluhan,
pembinaan, pelatihan, dan sebagainya.
35Upaya Strategi 2 Peningkatan dan pengembangan
sistem pemantauan keamanan kawasan berdasarkan
batas-batas wilayah, kedaulatan, dan
kewibawaanmasing-masing negara anggota
- Parlemen dan pemerintah masing-masing negara
anggota harus dapat membuat kebijakan mengenai
sistem pemantauan keamanan yang lebih
komprehensif dan integral di wilayah kedaulatan
negaranya. - Pemerintah masing-masing negara anggota melakukan
kesepakatan multilateral dalam hal sistem
pemantauan keamanan masing-masing negara,
khususnya pada batas-batas wilayah antar-negara
anggota. - Pemerintah masing-masing negara anggota melakukan
kesepakatan multilateral untuk melakukan
pemantauan keamanan kawasan secara umum. - ASEAN sebagai organisasi harus dapat menjembatani
kepentingan masing-masing negara anggotanya dalam
mencapai kesepakatan pemantauan keamanan
antar-negara anggota, baik itu bilateral maupun
multilateral.
36Upaya Strategi 2 (Lanjutan) Peningkatan dan
pengembangan sistem pemantauan keamanan kawasan
berdasarkan batas-batas wilayah, kedaulatan, dan
kewibawaanmasing-masing negara anggota
- ASEAN sebagai organisasi sentral di kawasan dapat
membentuk badan khusus, semacam Dewan Keamanan
Kawasan, untuk mewujudkan pemantauan keamanan
kawasan secara umum dengan tetap menghormati
kedaulatan dan kewibawaan negara-negara anggota. - Perangkat hankam yang berlaku di masing-masing
negara anggota saling berkoordinasi dalam
menangani kejahatan transnasional yang terjadi di
negara-negara anggota kawasan. - Menteri Luar Negeri dan perangkat diplomasi
internasional masing-masing negara anggota
melakukan sosialisasi kebijakan nasionalnya
kepada masyarakat internasional berkaitan dengan
sistem pemantauan keamanan nasional. - Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di
tiap-tiap negara anggota melakukan sosialisasi
kebijakan pemantauan keamanan nasional kepada
masyarakat luas di negara masing-masing agar
dapat menyadari dan memahami kepentingan keamanan
nasional serta bertindak hati-hati untuk tidak
melakukan perbuatan yang dapat merugikan negara,
seperti dengan penyuluhan, pembinaan, pelatihan,
dan sebagainya.
37Upaya Strategi 3Penggalakkan pendidikan serta
pembinaan sejarah dan budaya lokal yang
diberlakukan oleh negara-negara ASEAN kepada
masing-masing rakyatnya agar dapat lebih memahami
latar belakang dan identitas yang harus diagungkan
- Parlemen dan pemerintah masing-masing negara
(khususnya Indonesia) melakukan kajian ulang
terhadap kebijakan sistem pendidikan nasional
khususnya yang berkenaan dengan pendidikan
sejarah dan budaya bangsa yang saat ini porsinya
lebih kecil jika dibandingkan pada masa-masa
sebelumnya. - Menteri Pendidikan Nasional dan menteri-menteri
serupa lain di negara-negara anggota ASEAN
membuat rancangan kurikulum nasional mengenai
pendidikan formal sejarah nasional yang lebih
komprehensif dan mudah dipahami oleh para peserta
didik di masing-masing negara. - Parlemen dan pemerintah masing-masing negara
harus berani melakukan ratifikasiatau amandemen
ratifikasi yang telah adaterhadap berbagai
produk hukum kawasan yang membatasi ruang gerak
nasional masing-masing negara jika itu
diperlukan, sebagaimana yang dilakukan oleh
Pemerintah Indonesia dan DPR yang membuat RUU
tentang amandemen Piagam ASEAN karena masih
dianggap tidak representatif bagi kepentingan
nasional.
38Upaya Strategi 3 (Lanjutan)Penggalakkan
pendidikan serta pembinaan sejarah dan budaya
lokal yang diberlakukan oleh negara-negara ASEAN
kepada masing-masing rakyatnya agar dapat lebih
memahami latar belakang dan identitas yang harus
diagungkan
- Pemerintah masing-masing negara menggalakkan
program pembinaan masyarakat mengenai dampak
negatif yang ditimbulkan oleh perilaku seks bebas
dan pelacuran, dibantu oleh lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang ada di masing-masing negara. - Menteri Pemuda Olahraga dan menteri-menteri
serupa di negara-negara anggota melakukan
pembinaan bagi para generasi muda bangsa di
bidang pemahaman nilai-nilai budaya bangsa. - Menteri Pemuda Olahraga dan menteri-menteri
serupa di negara-negara anggota melakukan
koordinasi dan kerjasama dalam pengenalan budaya
yang ada di kawasan Asia Tenggara terhadap
generasi muda untuk menambah wawasan dan khazanah
intelektual, seperti dengan pertukaran pemuda,
pemberian beasiswa, dan lain-lain. - Menteri Luar Negeri dan perangkat diplomasi
internasional masing-masing negara anggota
melakukan sosialisasi kebijakan nasionalnya
kepada masyarakat internasional berkaitan dengan
sistem pelaksanaan sosial-budaya.
39KESIMPULAN
- ASEAN merupakan organisasi sentral di kawasan
Asia Tenggara yang terbentuk setelah diilhami
dengan pembentukan organisasi-organisasi serupa
di seputar kawasan tersebut sebelumnya, yakni
SEATO (di Manila, 1954), ASPAC (Seoul, 1966), ASA
(Kuala Lumpur, 1961, atas instigasi PM Malaysia,
Tunku Abdul Razak, di tahun 1959), dan
MAPHILLINDO (Manila, 1963). - Pemberdayaan organisasi ASEAN dilakukan dengan
mensinergikan negara-negara anggotanya di bidang
ekonomi, keamanan, dan sosial-budaya, sesuai
dengan kesepakatan negara-negara anggota tersebut
dalam Bali Concord II tahun 2003. - Pemberdayaan di tiga bidang tersebut diwujudkan
dalam pembentukan berbagai komunitas kawasan,
yakni (a) di bidang ekonomi membentuk ASEAN
Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi
ASEAN, (b) di bidang keamanan membentuk ASEAN
Security Community (ASC) atau Masyarakat Keamanan
ASEAN, dan (c) di bidang sosial-budaya membentuk
ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) atau
Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN.
40KESIMPULAN (Lanjutan)
- Permasalahan-permasalahan pun muncul dalam
melakukan pensinergian negara-negara anggotanya,
yakni (a) di bidang ekonomi? belum stabil dan
meratanya kondisi perekonomian masing-masing
negara ASEAN, ditandai dengan adanya fluktuasi
kondisi pasar-pasar perdagangan yang menjadi
indikator makroekonomi yang mengalami kemerosotan
tajam, disebabkan oleh krisis global, seperti
kenaikan harga minyak dunia, krisis yang melanda
Amerika Serikat, dan lain-lain, (b) di bidang
keamanan? masih sering terjadinya transnational
crime (kejahatan transnasional) di beberapa
negara dalam kawasan Asia Tenggara, seperti
terorisme, illegal mining, illegal fishing,
illegal loging dan lain-lain yang dilakukan oleh
aktor non-negara, bahkan ada juga beberapa
kejahatan lain yang dilakukan oleh aktor negara
seperti transaksi pembelian pasir ilegal yang
diambil dari Kepulauan Riau oleh Negara
Singapura, dan (c) di bidang keamanan? maraknya
budaya barat negatif yang masuk ke dalam
negara-negara kawasan (termasuk Indonesia) yang
dapat merusak kehidupan generasi muda, seperti
kehidupan seks bebas, hedonisme, pelacuran, dan
sebagainya.
41KESIMPULAN (Lanjutan)
- Untuk menetralisir permasalahan tersebut, perlu
dikeluarkan kebijakan oleh masing-masing negara
anggota dengan upaya-upaya yang jelas. Kebijakan
tersebut adalah - Di bidang ekonomi? stabilisasi aspek-aspek
perekonomian negara-negara anggota ASEAN, - Di bidang keamanan? peningkatan dan pengembangan
sistem pemantauan keamanan kawasan berdasarkan
batas-batas wilayah, kedaulatan, dan kewibawaan
masing-masing negara anggota, dan - Di bidang sosial-budaya? penggalakkan pendidikan
serta pembinaan sejarah lokal yang diberlakukan
oleh negara-negara ASEAN kepada masing-masing
rakyatnya agar dapat lebih memahami latar
belakang dan identitas yang harus diagungkan.
42SARAN
- DPR dan Pemerintah harus segera mensahkan RUU
tentang Piagam ASEAN menjadi UU sebagai
ratifikasi, mengingat negara-negara anggota ASEAN
lain telah melakukan ratifikasi terlebih dahulu. - Pemerintah dan hendaknya dapat memotori
negara-negara anggota ASEAN lain dalam
mengamandemen ASEAN Charter setelah empat tahun
resmi diberlakukan. - Lemhannas RI sebagai badan strategis negara dalam
pembinaan ketahanan nasional dapat memberikan
masukan kepada pemimpin nasional untuk
menindaklanjuti pemberdayaan ASEAN sebagai
organisasi sentral di kawasan Asia Tenggara dalam
menciptakan iklim kawasan yang sehat dan memiliki
daya saing internasional. - ASEAN sebagai organisasi sentral kawasan harus
dapat berposisi netral dan tidak memihak salah
satu atau sebagian negara anggotanya, serta tidak
dapat diintervensi pihak luar kawasan dalam
menentukan kebijakan strategis kawasan.
43DAFTAR PUSTAKA
- ---, Menggalang Investasi di Indonesia., Laporan
Bank Dunia, 2005. - Abdurrohim Ghazali (ed.), Suara-suara Kritis
Cendekiawan Menghendaki Perubahan, Mizan,
Bandung, 1998. - Amado S. Lagdameo, Jr. (Ed.), Shaping the Future,
Pandan Press, Makati, 2001. - Anwar Ibrahim, The Asian Renaissance, Times Books
International, Kuala Lumpur, 1996. - Anthony Giddens, The Third Way The Renewal of
Social Democracy, Polity Press, Cambridge, 1998. - Azyumardi Azra (peny.), Perspektif Islam di Asia
Tenggara, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1989. - Benjamin Reilly, Democracy and Diversity
Political Engineering in the Asia-Pacific, Oxford
University Press, New York, 2006. - Deddy Ismatullah, Gagasan Pemerintahan Modern
Dalam Konstitusi Madinah, Pustaka
AttadbirSahifa, Bandung, 2006. - Hamzah Haz, Mengkaji Ulang Politik Ekonomi
Indonesia Strategi Mewujudkan Keadilan Sosial,
Pustaka Ciganjur, Jakarta, 2001. - Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations the
Struggle for Power and Peace, Vanguard Books Pvt.
Ltd., Lahore, 1991.
44DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
- Ian Batey, Asian Branding a Great Way To Fly,
Gramedia, Jakarta, 2002. - Jamal Albana, Runtuhnya Negara Madinah Islam
Kemasyarakatan versus Islam Kenegaraan, Pilar
Media, Yogyakarta, 2005. - Judith Kipper dan Harold H. Saunders (ed.), The
Middle East in Global Perspective, American
Enterprise Institute, Colorado, 1991. - Johan Hendrik Meuleman (peny.), Tradisi,
Kemodernan, dan Metamodernisme, LKiS, Yogyakarta,
1994. - Jose L. Tongzon, The Economies of South-East
Asia Before and After the Crisis, Edward Elgar,
Cheltenham, 2002. - Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian
Masyarakat Edisi Ketiga, Gramedia, Jakarta,
1993. - M. Dawam Rahardjo (Ed.), Pembangunan Ekonomi
Nasional Suatu Pendekatan Pemerataan,Keadilan,
dan Ekonomi Kerakyatan, Intermasa, Jakarta, 1997. - Madhukar Rana SJB, Comphrehensiver Security for
South Asia Conceptualization Toward a Regional
Strategy, SGE Publication, New Delhi, 2008. - Mahathir Mohammad, Pentadbiran Mahathir Prestasi
dan Krisis Dalam Pemerintahan, Times Books
International, Kuala Lumpur, 2003. - Muladi, Comprehensive Security, Bahan paparan
pada PPRA XLII Lemhannas RI, Jakarta, 2008.
45DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
- Michael T. Gibson (ed.), Tafsir Politik Telaah
Hermeneutis Wacana Sosial-Politik Kontemporer,
Qalam, Yogyakarta, 2002. - Paul R. Krugman dan Maurice Obstfeld, Ekonomi
Internasional Teori dan Kebijakan,
UIHarperCollins Publishers, Jakarta, 1994. - Peter M. Manikas and Laura L. Thornton (Ed.),
Political Parties in Asia, NDI, Washington DC,
2002. - Rokhmin Dakhuri, Paradigma Baru Pembangunan
Indonesia Berbasis Kelautan, Orasi Ilmiah Guru
Besar Tetap bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir
dan Kelautan, t.p., t.k., t.t. - Samuel P. Huntington, the Clash of Civilizations
and the Remaking of World Order, SimonSchuster,
New York, 1996. - Sjamsul Arifin dkk., Masyarakat Ekonomi ASEAN
2015 Memperkuat Sinergi ASEAN di Tengah
Kompetisi Global, Elex Media Komputindo, Jakarta,
2008. - Stanley Wolpert, Mahatma Gandhi Sang Penakluk
KekerasanHidupnya dan Ajarannya, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2002. - Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Tesis dan
Disertasi 2005, UNJ, Jakarta, 2004. - Tim Pokja BS Ketahanan Nasional, Modul Ketahanan
Nasional, Lemhannas RI, Jakarta, 2008. - www.aseansec.org
- www.bps.go.id
46Sekian dan Terima Kasih