PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM MENSINERGIKAN NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING REGIONAL DALAM RANGKA MEMPERKOKOH KETAHANAN NASIONAL - PowerPoint PPT Presentation

1 / 46
About This Presentation
Title:

PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM MENSINERGIKAN NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING REGIONAL DALAM RANGKA MEMPERKOKOH KETAHANAN NASIONAL

Description:

pemberdayaan organisasi asean dalam mensinergikan negara-negara di asia tenggara guna meningkatkan daya saing regional dalam rangka memperkokoh ketahanan nasional – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1362
Avg rating:3.0/5.0

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM MENSINERGIKAN NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA GUNA MENINGKATKAN DAYA SAING REGIONAL DALAM RANGKA MEMPERKOKOH KETAHANAN NASIONAL


1
PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM MENSINERGIKAN
NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA GUNA MENINGKATKAN
DAYA SAING REGIONAL DALAM RANGKA MEMPERKOKOH
KETAHANAN NASIONAL
Oleh DRS. H. HUSNAN BEY FANANIE, MA Wakil
Sekretaris Jenderal PPP
2
Wilayah Asia Tenggara
3
Maksud dan Tujuan
4
Sistematika/Tata Urut
BAB I PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN PEMIKIRAN
BAB III PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM
MENSINERGIKAN NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA SAAT
INI
BAB IV PENGARUH PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
5
Sistematika/Tata Urut (Lanj.)
BAB V PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM
MENSINERGIKAN NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA YANG
DIHARAPKAN
BAB VI KONSEPSI PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN
DALAM MENSINERGIKAN NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA
BAB VII PENUTUP
6
PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM MENSINERGIKAN
NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA GUNA MENINGKATKAN
DAYA SAING REGIONAL DALAM RANGKA MEMPERKOKOH
KETAHANAN NASIONAL
PARADIGMA NASIONAL
POKOK PERSOALAN
PEMBRDY ASEAN DLM MENSNRG NGR2 ASTENG YG DIHRAPKAN
PROSES
PEMBRDY ASEAN DLM MENSNRG NGR2 ASTENG SAAT INI
S
M
O
  • BLM STABIL DAN MERATANYA KONDISI PEREKONOMIAN
    NGR2 ASEAN
  • MSH SERING TERJADI TRANSNASIONAL CRIME DI BBRP
    NGR ASEAN
  • MARAKNYA BUDAYA BARAT NEGATIF YG MASUK KE DLM
    NGR2 KWSAN YG DPT MERUSAK GENERASI MUDA

DAYA SAING REGIONAL MENINGKAT
K
U
S
ALUR PIKIR
FEED BACK
TANNAS TRKKHKAN
PELUANG DAN KENDALA
PENGARUH LINGSTRA
7
PEMBERDAYAAN ORGANISASI ASEAN DALAM MENSINERGIKAN
NEGARA-NEGARA DI ASIA TENGGARA GUNA MENINGKATKAN
DAYA SAING REGIONAL DALAM RANGKA MEMPERKOKOH
KETAHANAN NASIONAL
PARADIGMA NASIONAL
PEMBRDY ASEAN DLM MENSNRG NGR2 ASTENG YG DIHRAPKAN
PEMBRDY ASEAN DLM MENSNRG NGR2 ASTENG SAAT INI
PROSES
DAYA SAING REGIONAL MENINGKAT
S
M
O
  • Supra Struktur
  • Infra Struktur
  • Sub Struktur
  • PMRTH/ DPR
  • DEPLU
  • DUBES
  • TNI/POLRI
  • DEPKOP
  • DEPKEU
  • BI
  • DIKNAS
  • ASEAN
  • TOMAS
  • TOGA
  • Regulasi
  • Traktat
  • Perjnjian
  • MOU
  • Krjsama
  • Pmbinaan
  • Gakkum Intrnsional

TANNAS TRKKHKAN
K
U
S
POLA PIKIR
BANG LINGSTRA
FEED BACK
8
Beberapa organisasi di kawasan Asia Tenggara yang
menginspirasikan berdirinya ASEAN
  1. The South East Asian Treaty Organization (SEATO),
    didirikan tahun 1954 di Manila.
  2. The Asian and Pacific Council (ASPAC), didirikan
    tahun 1966 atas inisiatif Korea Selatan
  3. The Association of South East Asia (ASA),
    didirikan pada tanggal 30 Juli 1961 atas
    instigasi PM Malaysia, Tunku Abdul Rahman
  4. The Malaysia-Philippines-Indonesia (MAPHILINDO),
    didirikan tanggal 31 Juni 1963 di Manila

9
Kata Kunci/Ruang Lingkup
  • Pemberdayaan Organisasi ASEAN Dalam Mensinergikan
    Negara-negara di Asia Tenggara
  • Meningkatkan Daya Saing Regional
  • Memperkokoh Ketahanan Nasional

10
PARADIGMA NASIONAL
11
Peraturan Perundangan Terkait
PEMBUKAAN UUD 1945
TAP MPR NO. IV/MPR/1999 TENTANG GBHN
UU NO. 17/1985 TENTANG PENGESAHAN UNCLOS
UU NO. 6/1996 TENTANG PERAIRAN INDONESIA
UU NO. 37/1999 TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI
RUU TENTANG PENGESAHAN PIAGAM ASEAN
PP NO. 37/2002 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN KAPAL
DAN PESAWAT UDARA ASING
12
Beberapa Tinjauan Pustaka
  • Anwar Ibrahim, "Penduduk Asia Tenggara tidak akan
    pernah melupakan sejarah yang telah berlalu,
    bahwa kawasan yang mereka diami konon merupakan
    pusat pertemuan peradaban besar dari berbagai
    tempat di belahan bumi. Namun mereka tetap
    menyadari bahwa peradaban yang masuk tersebut
    bukanlah sesuatu yang harus diikuti secara utuh
    melainkan harus disesuaikan dengan kondisi
    kawasan yang mereka huni. (Anwar Ibrahim, The
    Asian Renaissance, Times Book International,
    Singapura, 1996, hh. 123-124)
  • Samuel P. Huntington, "Pembangunan ekonomi Asia
    Tenggara dan rasa percaya diri masyarakatnya
    dapat mempengaruhi politik internasional
    setidaknya melalui tiga jalan (1) pembangunan
    ekonomi yang memungkinkan negara pemimpin kawasan
    tersebut memperluas kemampuan militer mereka, (2)
    pembangunan ekonomi yang dapat meningkatkan
    intensitas konflik antara masyarakat Asia
    Tenggara dan barat, dan (3) pertumbuhan ekonomi
    yang datang dari negara paling besar di kawasan
    tersebut dapat mempengaruhi hegemoni sosial di
    kawasan tersebut. (Samuel P.H., Clash of
    Civilization, SimonSchusters, NY, 1996, h. 2006)
  • Ian Batey beropini, bahwa
  • Abad XXI akan menjadi abad milik Asia, termasuk
    Asia Tenggara.
  • Abad XXI akan menjadi abad konsumen dan permainan
    penting dalam peta pemasaran.
  • Tingkah laku dan daya beli masyarakat Asia
    (termasuk Asia Tenggara) akan mampu menyaingi
    tingkah laku dan daya beli masyarakat
    negara-negara barat dimulai jelang tahun 2020.
    (Ian Batey, Asian Branding a Great Way to Fly,
    Gramedia, Jakarta, 2002)

13
Beberapa Tinjauan Pustaka (Lanjutan)
  • Mahathir Mohammad, Asia sudah barang tentu dapat
    mencapai kejayaan dengan kenyataannya sebagai
    benua terbesar, sebagaimana Amerika Serikat yang
    mencapai kejayaan karena keberadaannya sebagai
    negara terkuat dan terbesar. Keberadaannya itulah
    yang memungkinkan berbagai impian terjadi. Jadi
    kelak orang-orang Asia akan bangga jika dipanggil
    sebagai Engkau orang Asia, sebagaimana
    orang-orang Amerika berbangga dengan panggilan
    Engkau orang Amerika. (Mahathir Muhammad,
    Pentadbiran Mahathir Prestasi dan Krisis Dalam
    Pemerintahan, Times Books International, Kuala
    Lumpur, 2003, h. 223)
  • Paul L. Krugman dan Maurice Obstfeld,
    "Dibandingkan dengan negara-negara industri,
    negara-negara berkembang begitu miskin akan
    faktor-faktor produksi yang dibutuhkan untuk
    membangun perindustrian modern, yakni modal dan
    tenaga kerja trampil. Kelangkaan faktor-faktor
    produksi inilah yang menyebabkan rendahnya
    tingkat pendapatan per kapita sekaligus
    menghambat negara berkembang untuk mencapai skala
    ekonomis (economics of scale) yang optimal yang
    telah mampu memperkaya negara-negara industri.
    (Paul LK dan Maurice O, Ekonomi Internasional
    Teori dan Kebijakan, UIHC Publisher, Jakarta,
    1991, h. 431)

14
Beberapa Tinjauan Pustaka (Lanjutan)
  • Jose L. Tongzon, SingapuraMalaysiaIndonesia
    secara berkelanjutan melakukan dominasi
    perdagangan intra-ASEAN ekspor Singapura ke
    Malaysia, ekspor Malaysia ke Singapura, ekspor
    Indonesia ke Singapura, dan ekspor Singapura ke
    Indonesia. Bentuk perdagangan yang dilakukan
    ketiga negara tersebut diambil secara intensif
    dengan berbagai pendekatan. (Jose LT, The
    Economies of Southeast Asia Before and After
    Crisis, EdwardElgar publishing, Cheltenham, 2002,
    hh. 3-5)
  • Ginandjar Kartasasmita, Negara-negara industri
    baru yang kemudian sukses dalam pembangunan
    ekonominya, adalah negara-negara yang menerapkan
    asas-asas demokrasi. (Ginandjar K., Pembangunan
    Untuk Rakyat, Jakarta, 1996, h. 111)
  • Samuel P. Huntington, Kemajuan sebuah bangsa
    paling tidak akan tercapai sekali dalam sejarah
    peradabannya, dan jika bangsa itu beruntung maka
    sejarah itu akan terulang pada segmen-segmen
    peradaban berikutnya. (Samuel PH, Op.Cit., h.
    301)

15
PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS
  • Pasca era reformasi mendatangkan banyak perubahan
    di segala sektor kehidupan masy. Indonesia.
  • Penentuan OTDA dlm rangka mempercepat pembangunan
    di daerah.
  • Timbulnya penguatan identitas lokal.
  • Perbaikan iklim investasi yg sebelumnya tertutup
    bagi pihak asing.
  • Dll.
  • Perekonomian dunia yang tidak seimbang merupakan
    dampak buruk globalisasi.
  • Perkembangan globalisasi dalam segala bidang
    berjalan sangat cepat.
  • Berakhirnya perang dingin ditandai dengan makin
    dominannya perdagangan.
  • Dll.
  • Adanya klaim tumpang tindih di kawasan Laut Cina
    Selatan.
  • Pencetusan CEPT dlm rangka mempercepat perwujudan
    AFTA.
  • Dll.

PELUANG DAN KENDALA
16
STRUKTUR ORGANISASI ASEAN
17
Pemberdayaan organisasi ASEAN dapat terstruktur
menjadi kerjasama ASEAN, yaitu
Kuala Lumpur
18
Menuju Kawasan ASEAN yang Memiliki Daya Saing
KOMPETISI GLOBAL
Peluang
Memperkuat Integrasi
Pencapaian Skala Ekonomi
ASEAN Pasar Tunggal dan Basis Produksi
  • Persaingan Bebas
  • Antarnegara anggota
  • Dengan kawasan lain

Daya Saing
Proses Liberalisasi
Mekanisme Pasar
Membuka Pasar Domestik Negara Anggota (Produk dan
Faktor Produksi)
Kendala
Sumber Sjamsul Arifin, dkk., Masyarakat Ekonomi
ASEAN Memperkuat Sinergi ASEAN di Tengah
Kompetisi Global, Gramedia, Jakarta, 2008, h. 10
19
Selected Basic ASEAN Indicators (30 April 2008)
20
Selected ASEAN Macroeconomics Indicators (30
April 2008)
21
KONTRIBUSI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA (Data
Depdag RI, 2007)
22
KONTRIBUSI EKSPOR NON MIGAS INDONESIA (Data
Depdag RI, 2007)
23
Pemberdayaan Organisasi ASEAN Saat Ini
  • Di Bidang Ekonomi
  • Peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 7,3 di
    masa pertengahan 1980-an, dan menyumbang 2,8
    bagi pertumbuhan ekonomi dunia secara global.
  • Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau
    ASEAN Economic Community (AEC) yang akan
    dipercepat di tahun 2015 pada ASEAN Summit ke-12
    melalui Cebu Declaration (13 Januari 2007).
    Percepatan pembentukan AEC dilakukan guna
    memperkuat daya saing ASEAN dalam menghadapi
    kompetisi global, terutama dari China dan India.
  • Beberapa pertimbangan untuk mempercepat
    pembentukan AEC di antaranya
  • Potensi penurunan biaya produksi di ASEAN sebesar
    10-20 untuk barang konsumsi sebagai dampak
    integrasi ekonomi.
  • Peningkatan kemampuan kawasan dengan implementasi
    standar dan praktik internasional, intelectual
    property rights, dan adanya persaingan.

24
Pemberdayaan Organisasi ASEAN Saat Ini
  • Di Bidang Keamanan
  • Pembentukan ASEAN Security Community (ASC) atau
    Masyarakat Keamanan ASEAN.
  • Penjalinan kerjasama antar negara-negara anggota
    ASEAN dilakukan melalui beberapa upaya berikut
  • Deklarasi ASEAN (Bangkok, 8 Agustus 1967),
  • Deklarasi Zona Damai, Bebas, dan Netral
    (Kualalumpur, 27 Nopember 1971),
  • Deklarasi Persesuaian (ASEAN Concord) (Bali, 24
    Pebruari 1976),
  • Traktat Persahabatan dan Kerjasama di Asia
    Tenggara (Bali, 24 Pebruari 1976),
  • Deklarasi ASEAN mengenai Laut China Selatan
    (Manila, 22 Juli 1992),
  • Traktat mengenai Zona Bebas Senjata Nuklir Asia
    Tenggara (Bangkok, 15 Desember 1997),
  • Visi ASEAN 2020 (Kualalumpur, 15 Desember 1997)
  • Pembentukan ASEAN Regional Forum (ARF) di tahun
    1994, karena adanya saling ketergantungan
    keamanan di kawasan Asia-Pasifik. Awalnya ARF
    beranggotakan negara-negara anggota ASEAN,
    selanjutnya keanggotaan tersebut diikuti oleh
    negara-negara Australia, Kanada, China, Uni
    Eropa, India, Jepang, Korea Selatan, Korea Utara,
    Mongolia, Selandia Baru, Pakistan, Papua Nugini,
    Rusia, dan Amerika Serikat.
  • Yang dibahas dalam ARF adalah isu-isu yang
    berkembang seputar keamanan kawasan (Asia-Pasifik
    dan ASEAN) yang meliputi hubungan dengan
    negara-negara kuat, non-proliferasi, kontra
    terorisme, kejahatan antar-negara, dan isu-isu
    seputar Laut China Selatan dan Semenanjung Korea.

25
Pemberdayaan Organisasi ASEAN Saat Ini
  • Di Bidang Sosial-Budaya
  • Pembentukan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC)
    atau Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN, seiring
    dengan Visi ASEAN 2020, merupakan pengikat
    komunitas yang berada di kawasan Asia Tenggara
    dengan wujud kepedulian dan penemuan atas
    identitas kawasan secara umum.
  • Peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia
    adalah suatu strategi kunci untuk mempersiapkan
    potensi profesi dan pekerjaan, di samping untuk
    mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan
    sosial khususnya di bidang ekonomi. Dengan adanya
    pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat
    dengan sendirinya akan meningkat.
  • Untuk menunjang tujuan di atas, ASEAN telah
    melakukan
  • Program Kerja ASEAN di bidang kesejahteraan
    sosial, keluarga, dan kemasyarakatan.
  • Program Kerja ASEAN di bidang penanganan
    HIV/AIDS.
  • Program Kerja ASEAN di bidang penganganan kaum
    lanjut usia.
  • Jaringan keamanan dan kesehatan bagi kaum buruh.
  • Program Kerja ASEAN dalam mempersiapkan kaum
    generasi muda untuk pekerjaan dan berbagai
    peluang global.
  • Pembentukan ASEAN University Network (AUN) atau
    Jaringan Perguruan Tinggi ASEAN yang
    mempromosikan kolaborasi antara tujuh belas
    perguruan tinggi di kawasan ASEAN.
  • Pembentukan Program Pertukaran Pelajar ASEAN,
    Forum Budaya Kaum Generasi Muda, dan Forum
    Pembicara Muda ASEAN.
  • Pekan Budaya ASEAN Tahunan, Perkemahan Kawula
    Muda ASEAN, dan ASEAN Quiz.
  • Program Pertukaran Media ASEAN.
  • Pembentikan kerangka Environmentally Sustainable
    Cities (ESC) dan Perjanjian Kerjasama mengenai
    Penanggulangan Polusi Kabut antar-Perbatasan.

26
Permasalahan yang Dihadapi
  • 1. Di Bidang Ekonomi
  • Belum stabil dan meratanya kondisi perekonomian
    masing-masing negara ASEAN.
  • 2. Di Bidang Keamanan
  • Masih sering terjadinya transnational crime
    (kejahatan transnasional) di beberapa negara
    dalam kawasan Asia Tenggara, seperti terorisme,
    illegal mining, illegal fishing, illegal loging
    dan lain-lain.
  • 3. Di Bidang Sosial-Budaya
  • Maraknya budaya Barat negatif yang masuk ke
    dalam negara-negara kawasan (termasuk Indonesia)
    yang dapat merusak kehidupan generasi muda.

27
Pemberdayaan Organisasi ASEAN yang Diharapkan
  • Di Bidang Ekonomi
  • Pembentukan AEC sudah selayaknya dilakukan
    melalui tiga kerangka strategis, yaitu
  • Pencapaian pasar tunggal dan kesatuan basis
    produksi.
  • kawasan ekonomi yang berdaya saing.
  • pertumbuhan ekonomi yang merata dan terintegrasi
    dengan perekonomian global.
  • Integrasi ekonomi dapat dicapai baik melalui
    pendekatan supranasional maupun
    intergovernmental. Dalam pendekatan
    supranasional, negara-negara anggota ASEAN telah
    sepakat untuk menjalankan sebagian kedaulatan
    mereka kepada suatu lembaga supranasional.
    Ketentuan atau hukum berlaku secara regional yang
    mengikat negara-negara anggota maupun masyarakat
    di negara-negara tersebut. Sementara pendekatan
    intergovernmental ditandai dengan tidak adanya
    sharing kedaulatan di antara negara-negara
    anggota, dan negara-negara tersebut mempunyai hak
    veto atau hak untuk menolak atas penawaran
    kesepakatan regional.
  • Suatu negara masih dimungkinkan untuk mengadopsi
    kebijakan yang berbeda dengan negara lainnya
    dalam kerangka kepentingan nasional sepanjang
    bukan diskriminasi di antara negara-negara
    anggota.
  • Penerapan kebijakan tersebut sebetulnya dapat
    diterapkan dengan adanya beberapa perangkat media
    yang telah dibentuk oleh negara-negara yang
    berada dalam kawasan ASEAN, seperti AFTA dengan
    mekanisme CEPT.

28
Pemberdayaan Organisasi ASEAN yang Diharapkan
  • Di Bidang Keamanan
  • Penghormatan terhadap kedaulatan, kemerdekaan dan
    integritas teritorial
  • Tanggungjawab kolektif untuk memperkokoh
    perdamaian, keamanan dan kesejahteraan.
  • Penolakan agresi.
  • Prinsip non-interference dalam masalah internal.
  • Pengembangan konsultasi.
  • Penolakan kekerasan.
  • Pengembangan terhadap kebenaran dan rekonsiliasi.
  • Penolakan blokade ekonomi dan boikot serta
    ancaman penggunaan kekuatan.
  • Batas nasional yang tak boleh diganggu gugat.
  • Penghormatan terhadap HAM , perbedaan kultur,
    bahasa dan agama serta warisan peradaban
  • Ketentuan tentang human security untuk semua
  • Penyelesaian perselisihan secara damai
  • Saling membantu dalam mengatasi bencana alam
  • Perhatian atas keluhan atas rasa takut atau
    khawatir
  • Keterbukaan, komprehensif, dan orientasi ke
    depan
  • Penghormatan terhadap Piagam PBB, hukum
    internasional, good governance, demokrasi, dan
    konstitusi
  • Penghormatan terhadap pluralisme budaya, sosial,
    agama, dan keanekaragaman.

29
Pemberdayaan Organisasi ASEAN yang Diharapkan
  • Di Bidang Sosial-Budaya
  • ASCC harus seiring dengan Visi ASEAN 2020 yang
    mengedepankan kepedulian sosial.
  • ASCC hendaknya melakukan pengembangan sosial yang
    ditujukan pada peningkatan standar kehidupan
    khususnya di masyarakat pedesaan, mencakup
    penanganan kaum wanita, remaja, dan masyarakat
    lokal.
  • ASEAN hendaknya mensinergikan berbagai program
    pengembangan sosio-kultural yang diintegrasikan
    dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat, dengan
    melakukan pembinaan kualitas sumber daya manusia
    yang menjadi kunci strategis demi perwujudan
    lapangan pekerjaan bagi generasi mendatang,
    mengurangi kemiskinan, mempersempit kesenjangan
    sosial, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
    Untuk itu ASEAN melalui ASCC harus dapat
    mengedepankan berbagai potensi lokal (yang
    terdiri dari sumber daya manusia dan sumber daya
    alam) demi mengangkat citra lokal.
  • ASEAN hendaknya melakukan koordinasi dan
    kerjasama di dalam kawasan dalam penanganan
    kesehatan masyarakat, termasuk pencegahan dan
    pengobatan berbagai penyakit menular, seperti
    HIV/AIDS dan SARS. ASEAN juga hendaknya mendukung
    berbagai kegiatan internal kawasan dengan
    penyediaan obat-obatan. Hal tersebut dilakukan
    agar masyarakat ASEAN merasa aman dan terjamin
    dalam masalah kesehatan dirinya.
  • ASCC diharapkan dapat membentuk semacam forum
    persekutuan antar generasi dan profesi, seperti
    pelajar, penuilis, seniman, dan praktisi media
    agar persekutuan tersebut dapat mendukung
    berbagai kegiatan ASEAN dalam menghadapi
    perbedaan sosial-budaya yang berlaku di dalam
    kawasan, termasuk dapat membentuk sosial-budaya
    Asia Tenggara yang memiliki ciri tersendiri.
  • ASCC juga hendaknya dapat secara intensif
    melakukan berbagai kerjasama dalam menyelesaikan
    ragam persoalan berkaitan dengan pertumbuhan
    penduduk, pengangguran, degradasi lingkungan,
    polusi di perbatasan antar-negara anggota, dan
    lain-lain, hingga keberadaan ASEAN dapat
    dirasakan membawa manfaat bagi masyarakat
    negara-negara di kawasan tersebut dan ASEAN
    menjadi spirit tersendiri bagi mereka.

30
INDIKATOR KEBERHASILAN
  1. Terlaksananya Kebijakan Pemerintah yang Konsisten
  2. Berkembangnya Investasi di Asia Tenggara
  3. Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi
  4. Daya Saing Produk Industri Mengalami Peningkatan
  5. Keamanan yang Terjamin
  6. Gaya Hidup Masyarakat yang Lebih Mengedepankan
    Ciri Khas, Nilai, dan Norma Budaya Setempat

31
KEBIJAKAN
  • Terciptanya pemberdayaan organisasi ASEAN dalam
    mensinergikan negara-negara di Asia Tenggara guna
    meningkatkan daya saing regional, melalui
    stabilisasi aspek-aspek perekonomian
    negara-negara anggota ASEAN, peningkatan dan
    pengembangan sistem pemantauan keamanan kawasan
    berdasarkan batas-batas wilayah, kedaulatan, dan
    kewibawaan masing-masing negara anggota, serta
    penggalakkan pendidikan serta pembinaan sejarah
    lokal yang diberlakukan oleh negara-negara ASEAN
    kepada masing-masing rakyatnya agar dapat lebih
    memahami latar belakang dan identitas yang harus
    diagungkan, dalam rangka memperkokoh ketahanan
    nasional.

32
STRATEGI
  1. Stabilisasi aspek-aspek perekonomian
    negara-negara anggota ASEAN.
  2. Peningkatan dan pengembangan sistem pemantauan
    keamanan kawasan berdasarkan batas-batas wilayah,
    kedaulatan, dan kewibawaan masing-masing negara
    anggota.
  3. Penggalakkan pendidikan serta pembinaan sejarah
    dan budaya lokal yang diberlakukan oleh
    negara-negara ASEAN kepada masing-masing
    rakyatnya agar dapat lebih memahami latar
    belakang dan identitas yang harus diagungkan.

33
Upaya Strategi 1 Stabilisasi aspek-aspek
perekonomian negara-negara anggota ASEAN
  1. Parlemen dan pemerintah masing-masing negara
    membuat berbagai kebijakan strategis dalam
    menstabilkan perekonomian nasionalnya.
  2. Pemerintah masing-masing negara membuka
    kesempatan asing untuk melakukan investasi di
    negara masing-masing pada sektor-sektor
    pembangunan sarana dan prasarana dengan tidak
    merugikan kedua belah pihak (investor dan
    kreditur).
  3. Pemerintah masing-masing negara melakukan
    penyederhanaan prosedur pelayanan penanaman modal
    dan ekspor.
  4. Bank Sentral masing-masing negara anggota
    hendaknya melakukan pemantauan pergerakan
    transaksi di berbagai bursa nasional
    masing-masing, bahkan jika perlu melakukan
    intervensi (dalam pasar mata uang) untuk
    melindungi nilai mata uang nasionalnya.
  5. Pemimpin negara-negara anggota hendaknya mencari
    solusi kongkrit dalam menangani masalah
    perekonomian, antara lain dengan mengupayakan
    pencetusan satu nilai mata uang (single currency)
    yang berlaku umum di negara-negara anggota
    kawasan.
  6. Menteri Keuangan, Menteri Perekonomian, Menteri
    Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri
    Koperasi UKM, dan menteri-menteri terkait lain,
    yang juga berlaku di masing-masing negara
    anggota, melakukan pengkajian kebijakan penanaman
    modal dan ekspor baik di dalam maupun luar negeri.

34
Upaya Strategi 1 (Lanjutan) Stabilisasi
aspek-aspek perekonomiannegara-negara anggota
ASEAN
  1. Menteri Keuangan, Menteri Perekonomian, Menteri
    Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri
    Koperasi UKM, dan menteri-menteri terkait lain,
    yang juga berlaku di masing-masing negara
    anggota, melakukan pemberdayaan ekonomi nasional
    berbasis kerakyatan.
  2. Menteri Luar Negeri dan perangkat diplomasi
    internasional masing-masing negara anggota
    melakukan sosialisasi kebijakan nasionalnya
    kepada masyarakat internasional berkaitan dengan
    pemberlakuan perekonomian nasional.
  3. ASEAN sebagai organisasi harus dapat menjembatani
    kepentingan masing-masing negara anggotanya dalam
    mencapai kesepakatan perekonomian, baik itu
    bilateral maupun multilateral, antar
    negara-negara anggota maupun antara negara
    anggota dan negara-negara lain yang bukan
    anggota.
  4. ASEAN sebagai organisasi sentral di kawasan
    membentuk badan khusus dalam mempersiapkan
    pembentukan satu nilai mata uang (single
    currency) yang akan diberlakukan paling tidak di
    beberapa negara anggotanya.
  5. Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di
    tiap-tiap negara anggota melakukan sosialisasi
    kebijakan perekonomian nasional dari berbagai
    aspeknya kepada masyarakat luas di negara
    masing-masing, seperti dengan penyuluhan,
    pembinaan, pelatihan, dan sebagainya.

35
Upaya Strategi 2 Peningkatan dan pengembangan
sistem pemantauan keamanan kawasan berdasarkan
batas-batas wilayah, kedaulatan, dan
kewibawaanmasing-masing negara anggota
  1. Parlemen dan pemerintah masing-masing negara
    anggota harus dapat membuat kebijakan mengenai
    sistem pemantauan keamanan yang lebih
    komprehensif dan integral di wilayah kedaulatan
    negaranya.
  2. Pemerintah masing-masing negara anggota melakukan
    kesepakatan multilateral dalam hal sistem
    pemantauan keamanan masing-masing negara,
    khususnya pada batas-batas wilayah antar-negara
    anggota.
  3. Pemerintah masing-masing negara anggota melakukan
    kesepakatan multilateral untuk melakukan
    pemantauan keamanan kawasan secara umum.
  4. ASEAN sebagai organisasi harus dapat menjembatani
    kepentingan masing-masing negara anggotanya dalam
    mencapai kesepakatan pemantauan keamanan
    antar-negara anggota, baik itu bilateral maupun
    multilateral.

36
Upaya Strategi 2 (Lanjutan) Peningkatan dan
pengembangan sistem pemantauan keamanan kawasan
berdasarkan batas-batas wilayah, kedaulatan, dan
kewibawaanmasing-masing negara anggota
  1. ASEAN sebagai organisasi sentral di kawasan dapat
    membentuk badan khusus, semacam Dewan Keamanan
    Kawasan, untuk mewujudkan pemantauan keamanan
    kawasan secara umum dengan tetap menghormati
    kedaulatan dan kewibawaan negara-negara anggota.
  2. Perangkat hankam yang berlaku di masing-masing
    negara anggota saling berkoordinasi dalam
    menangani kejahatan transnasional yang terjadi di
    negara-negara anggota kawasan.
  3. Menteri Luar Negeri dan perangkat diplomasi
    internasional masing-masing negara anggota
    melakukan sosialisasi kebijakan nasionalnya
    kepada masyarakat internasional berkaitan dengan
    sistem pemantauan keamanan nasional.
  4. Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di
    tiap-tiap negara anggota melakukan sosialisasi
    kebijakan pemantauan keamanan nasional kepada
    masyarakat luas di negara masing-masing agar
    dapat menyadari dan memahami kepentingan keamanan
    nasional serta bertindak hati-hati untuk tidak
    melakukan perbuatan yang dapat merugikan negara,
    seperti dengan penyuluhan, pembinaan, pelatihan,
    dan sebagainya.

37
Upaya Strategi 3Penggalakkan pendidikan serta
pembinaan sejarah dan budaya lokal yang
diberlakukan oleh negara-negara ASEAN kepada
masing-masing rakyatnya agar dapat lebih memahami
latar belakang dan identitas yang harus diagungkan
  1. Parlemen dan pemerintah masing-masing negara
    (khususnya Indonesia) melakukan kajian ulang
    terhadap kebijakan sistem pendidikan nasional
    khususnya yang berkenaan dengan pendidikan
    sejarah dan budaya bangsa yang saat ini porsinya
    lebih kecil jika dibandingkan pada masa-masa
    sebelumnya.
  2. Menteri Pendidikan Nasional dan menteri-menteri
    serupa lain di negara-negara anggota ASEAN
    membuat rancangan kurikulum nasional mengenai
    pendidikan formal sejarah nasional yang lebih
    komprehensif dan mudah dipahami oleh para peserta
    didik di masing-masing negara.
  3. Parlemen dan pemerintah masing-masing negara
    harus berani melakukan ratifikasiatau amandemen
    ratifikasi yang telah adaterhadap berbagai
    produk hukum kawasan yang membatasi ruang gerak
    nasional masing-masing negara jika itu
    diperlukan, sebagaimana yang dilakukan oleh
    Pemerintah Indonesia dan DPR yang membuat RUU
    tentang amandemen Piagam ASEAN karena masih
    dianggap tidak representatif bagi kepentingan
    nasional.

38
Upaya Strategi 3 (Lanjutan)Penggalakkan
pendidikan serta pembinaan sejarah dan budaya
lokal yang diberlakukan oleh negara-negara ASEAN
kepada masing-masing rakyatnya agar dapat lebih
memahami latar belakang dan identitas yang harus
diagungkan
  1. Pemerintah masing-masing negara menggalakkan
    program pembinaan masyarakat mengenai dampak
    negatif yang ditimbulkan oleh perilaku seks bebas
    dan pelacuran, dibantu oleh lembaga-lembaga
    kemasyarakatan yang ada di masing-masing negara.
  2. Menteri Pemuda Olahraga dan menteri-menteri
    serupa di negara-negara anggota melakukan
    pembinaan bagi para generasi muda bangsa di
    bidang pemahaman nilai-nilai budaya bangsa.
  3. Menteri Pemuda Olahraga dan menteri-menteri
    serupa di negara-negara anggota melakukan
    koordinasi dan kerjasama dalam pengenalan budaya
    yang ada di kawasan Asia Tenggara terhadap
    generasi muda untuk menambah wawasan dan khazanah
    intelektual, seperti dengan pertukaran pemuda,
    pemberian beasiswa, dan lain-lain.
  4. Menteri Luar Negeri dan perangkat diplomasi
    internasional masing-masing negara anggota
    melakukan sosialisasi kebijakan nasionalnya
    kepada masyarakat internasional berkaitan dengan
    sistem pelaksanaan sosial-budaya.

39
KESIMPULAN
  1. ASEAN merupakan organisasi sentral di kawasan
    Asia Tenggara yang terbentuk setelah diilhami
    dengan pembentukan organisasi-organisasi serupa
    di seputar kawasan tersebut sebelumnya, yakni
    SEATO (di Manila, 1954), ASPAC (Seoul, 1966), ASA
    (Kuala Lumpur, 1961, atas instigasi PM Malaysia,
    Tunku Abdul Razak, di tahun 1959), dan
    MAPHILLINDO (Manila, 1963).
  2. Pemberdayaan organisasi ASEAN dilakukan dengan
    mensinergikan negara-negara anggotanya di bidang
    ekonomi, keamanan, dan sosial-budaya, sesuai
    dengan kesepakatan negara-negara anggota tersebut
    dalam Bali Concord II tahun 2003.
  3. Pemberdayaan di tiga bidang tersebut diwujudkan
    dalam pembentukan berbagai komunitas kawasan,
    yakni (a) di bidang ekonomi membentuk ASEAN
    Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi
    ASEAN, (b) di bidang keamanan membentuk ASEAN
    Security Community (ASC) atau Masyarakat Keamanan
    ASEAN, dan (c) di bidang sosial-budaya membentuk
    ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) atau
    Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN.

40
KESIMPULAN (Lanjutan)
  1. Permasalahan-permasalahan pun muncul dalam
    melakukan pensinergian negara-negara anggotanya,
    yakni (a) di bidang ekonomi? belum stabil dan
    meratanya kondisi perekonomian masing-masing
    negara ASEAN, ditandai dengan adanya fluktuasi
    kondisi pasar-pasar perdagangan yang menjadi
    indikator makroekonomi yang mengalami kemerosotan
    tajam, disebabkan oleh krisis global, seperti
    kenaikan harga minyak dunia, krisis yang melanda
    Amerika Serikat, dan lain-lain, (b) di bidang
    keamanan? masih sering terjadinya transnational
    crime (kejahatan transnasional) di beberapa
    negara dalam kawasan Asia Tenggara, seperti
    terorisme, illegal mining, illegal fishing,
    illegal loging dan lain-lain yang dilakukan oleh
    aktor non-negara, bahkan ada juga beberapa
    kejahatan lain yang dilakukan oleh aktor negara
    seperti transaksi pembelian pasir ilegal yang
    diambil dari Kepulauan Riau oleh Negara
    Singapura, dan (c) di bidang keamanan? maraknya
    budaya barat negatif yang masuk ke dalam
    negara-negara kawasan (termasuk Indonesia) yang
    dapat merusak kehidupan generasi muda, seperti
    kehidupan seks bebas, hedonisme, pelacuran, dan
    sebagainya.

41
KESIMPULAN (Lanjutan)
  • Untuk menetralisir permasalahan tersebut, perlu
    dikeluarkan kebijakan oleh masing-masing negara
    anggota dengan upaya-upaya yang jelas. Kebijakan
    tersebut adalah
  • Di bidang ekonomi? stabilisasi aspek-aspek
    perekonomian negara-negara anggota ASEAN,
  • Di bidang keamanan? peningkatan dan pengembangan
    sistem pemantauan keamanan kawasan berdasarkan
    batas-batas wilayah, kedaulatan, dan kewibawaan
    masing-masing negara anggota, dan
  • Di bidang sosial-budaya? penggalakkan pendidikan
    serta pembinaan sejarah lokal yang diberlakukan
    oleh negara-negara ASEAN kepada masing-masing
    rakyatnya agar dapat lebih memahami latar
    belakang dan identitas yang harus diagungkan.

42
SARAN
  1. DPR dan Pemerintah harus segera mensahkan RUU
    tentang Piagam ASEAN menjadi UU sebagai
    ratifikasi, mengingat negara-negara anggota ASEAN
    lain telah melakukan ratifikasi terlebih dahulu.
  2. Pemerintah dan hendaknya dapat memotori
    negara-negara anggota ASEAN lain dalam
    mengamandemen ASEAN Charter setelah empat tahun
    resmi diberlakukan.
  3. Lemhannas RI sebagai badan strategis negara dalam
    pembinaan ketahanan nasional dapat memberikan
    masukan kepada pemimpin nasional untuk
    menindaklanjuti pemberdayaan ASEAN sebagai
    organisasi sentral di kawasan Asia Tenggara dalam
    menciptakan iklim kawasan yang sehat dan memiliki
    daya saing internasional.
  4. ASEAN sebagai organisasi sentral kawasan harus
    dapat berposisi netral dan tidak memihak salah
    satu atau sebagian negara anggotanya, serta tidak
    dapat diintervensi pihak luar kawasan dalam
    menentukan kebijakan strategis kawasan.

43
DAFTAR PUSTAKA
  1. ---, Menggalang Investasi di Indonesia., Laporan
    Bank Dunia, 2005.
  2. Abdurrohim Ghazali (ed.), Suara-suara Kritis
    Cendekiawan Menghendaki Perubahan, Mizan,
    Bandung, 1998.
  3. Amado S. Lagdameo, Jr. (Ed.), Shaping the Future,
    Pandan Press, Makati, 2001.
  4. Anwar Ibrahim, The Asian Renaissance, Times Books
    International, Kuala Lumpur, 1996.
  5. Anthony Giddens, The Third Way The Renewal of
    Social Democracy, Polity Press, Cambridge, 1998.
  6. Azyumardi Azra (peny.), Perspektif Islam di Asia
    Tenggara, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1989.
  7. Benjamin Reilly, Democracy and Diversity
    Political Engineering in the Asia-Pacific, Oxford
    University Press, New York, 2006.
  8. Deddy Ismatullah, Gagasan Pemerintahan Modern
    Dalam Konstitusi Madinah, Pustaka
    AttadbirSahifa, Bandung, 2006.
  9. Hamzah Haz, Mengkaji Ulang Politik Ekonomi
    Indonesia Strategi Mewujudkan Keadilan Sosial,
    Pustaka Ciganjur, Jakarta, 2001.
  10. Hans J. Morgenthau, Politics Among Nations the
    Struggle for Power and Peace, Vanguard Books Pvt.
    Ltd., Lahore, 1991.

44
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
  1. Ian Batey, Asian Branding a Great Way To Fly,
    Gramedia, Jakarta, 2002.
  2. Jamal Albana, Runtuhnya Negara Madinah Islam
    Kemasyarakatan versus Islam Kenegaraan, Pilar
    Media, Yogyakarta, 2005.
  3. Judith Kipper dan Harold H. Saunders (ed.), The
    Middle East in Global Perspective, American
    Enterprise Institute, Colorado, 1991.
  4. Johan Hendrik Meuleman (peny.), Tradisi,
    Kemodernan, dan Metamodernisme, LKiS, Yogyakarta,
    1994.
  5. Jose L. Tongzon, The Economies of South-East
    Asia Before and After the Crisis, Edward Elgar,
    Cheltenham, 2002.
  6. Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian
    Masyarakat Edisi Ketiga, Gramedia, Jakarta,
    1993.
  7. M. Dawam Rahardjo (Ed.), Pembangunan Ekonomi
    Nasional Suatu Pendekatan Pemerataan,Keadilan,
    dan Ekonomi Kerakyatan, Intermasa, Jakarta, 1997.
  8. Madhukar Rana SJB, Comphrehensiver Security for
    South Asia Conceptualization Toward a Regional
    Strategy, SGE Publication, New Delhi, 2008.
  9. Mahathir Mohammad, Pentadbiran Mahathir Prestasi
    dan Krisis Dalam Pemerintahan, Times Books
    International, Kuala Lumpur, 2003.
  10. Muladi, Comprehensive Security, Bahan paparan
    pada PPRA XLII Lemhannas RI, Jakarta, 2008.

45
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
  1. Michael T. Gibson (ed.), Tafsir Politik Telaah
    Hermeneutis Wacana Sosial-Politik Kontemporer,
    Qalam, Yogyakarta, 2002.
  2. Paul R. Krugman dan Maurice Obstfeld, Ekonomi
    Internasional Teori dan Kebijakan,
    UIHarperCollins Publishers, Jakarta, 1994.
  3. Peter M. Manikas and Laura L. Thornton (Ed.),
    Political Parties in Asia, NDI, Washington DC,
    2002.
  4. Rokhmin Dakhuri, Paradigma Baru Pembangunan
    Indonesia Berbasis Kelautan, Orasi Ilmiah Guru
    Besar Tetap bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir
    dan Kelautan, t.p., t.k., t.t.
  5. Samuel P. Huntington, the Clash of Civilizations
    and the Remaking of World Order, SimonSchuster,
    New York, 1996.
  6. Sjamsul Arifin dkk., Masyarakat Ekonomi ASEAN
    2015 Memperkuat Sinergi ASEAN di Tengah
    Kompetisi Global, Elex Media Komputindo, Jakarta,
    2008.
  7. Stanley Wolpert, Mahatma Gandhi Sang Penakluk
    KekerasanHidupnya dan Ajarannya, Raja Grafindo
    Persada, Jakarta, 2002.
  8. Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Tesis dan
    Disertasi 2005, UNJ, Jakarta, 2004.
  9. Tim Pokja BS Ketahanan Nasional, Modul Ketahanan
    Nasional, Lemhannas RI, Jakarta, 2008.
  10. www.aseansec.org
  11. www.bps.go.id

46
Sekian dan Terima Kasih
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com