H. MARAGUSTAM SIREGAR, PROF. DR. M.A. - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

H. MARAGUSTAM SIREGAR, PROF. DR. M.A.

Description:

filsafat pendidikan islam * h. maragustam siregar, prof. dr. m.a. mencetak pembelajar menjadi insan paripurna (falsafah pendidikan islam) ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:1217
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 195
Provided by: maragustam
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: H. MARAGUSTAM SIREGAR, PROF. DR. M.A.


1
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
  • H. MARAGUSTAM SIREGAR, PROF. DR. M.A.
  • Mencetak Pembelajar menjadi insan paripurna
  • (Falsafah Pendidikan Islam)

2
BAB I PENDAHULUAN (Permasalahan Pendidikan)
  • Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang
    dikuasai oleh Barat
  • Globalisasi Informasi yang membawa visi dan misi
  • Sekularisme Suatu paham yang memisahkan dunia
    dan akhirat, memisahkan kehidupan dunia dan
    kehidupan agama. Pengamalan agama adalah masalah
    pribadi

3
BAB I PENDAHULUAN (Permasalahan Pendidikan)
  • Liberalisme faham freedom of choice (kebebasan
    memilih) yang meliputi freedom of worship
    (kebebasan dalam hal peribadatan), ownership
    (kepemilikan), politics (politik), and
    ekspression (berekspresi). Liberalisme ini juga
    melanda kepada keluarga, sehingga sangat sulit
    anggota keluarga diatur, dibimbing, disuruh
    beribadah dan lain-lain demi atas nama
    liberalisme

4
BAB I PENDAHULUAN (Permasalahan Pendidikan)
  • Hedonisme kebahagiaan adalah kesenangan.
    Kesenangan itu berkat gerakan yang lemah gemulai,
    sedangkan rasa sakit berkat gerakan kasar.
    Kesenangan sesaat yang dinikmati itulah yang
    dihargai. Suatu perbuatan disebut baik sejauh
    dapat menyebabkan kesenangan dan memberi
    kenikmatan.

5
BAB I PENDAHULUAN (Permasalahan Pendidikan)
  • Krisis etika dan moral sebagai akibat dari kurang
    efektifnya proses sosialisasi atau internalisasi
    sikap-sikap dan nilai-nilai Islam dalam proses
    pembelajaran atau akibat dipisahkannya urusan
    agama dan dunia.
  • Terjadinya inefisiensi eksternal berupa tidak
    dipakainya keluaran pendidikan Islam pada pasar
    tenaga kerja. Kalaupun dipakai, pekerjaan itu
    berbeda dengan pendidikan yang diperoleh di
    bangku kuliah (missmatch).

6
BAB I PENDAHULUAN (Permasalahan Pendidikan)
  • Nilai-nilai Islam yang diberikan dalam lembaga
    pendidikan tidak sesuai dengan realitas sosial
    yang ada. Pembelajar menjadi bingung ketika nilai
    dan norma yang diterima di lembaga pendidikan
    sangat jauh berbeda dengan prilaku masyarakat.
  • Krisis keteladanan dari pemegang kendali dalam
    masyarakat, seperti orang tua, tokoh masyarakat,
    pemerintah, dan para guru.

7
BAB I PENDAHULUAN (Permasalahan Pendidikan)
  • Kurang sepadannya sistem penghargaan (reward
    system) masyarakat terhadap orang-orang yang
    mengamalkan ajaran agamanya.

8
KOMPONEN PENDIDIKAN ISLAM DALAM SISDIKNAS NOMOR
20 TAHUN 2003
PENDIDIK
LINGKUNGAN BELAJAR
PEMBELAJARAN
PESERTA DIDIK
SUMBER BELAJAR
9
VISI PENDIDIKAN NASIONAL
  • Visi Pendidikan Nasional menurut UU No. 20/2003
    tentang Sisdiknas adalah
  • Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata
    sosial yang kuat dan berwibawa untuk
    memberdayakan semua warga negara Indonesia
    berkembang menjadi manusia yang berkualitas
    sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
    zaman yang selalu berubah .
  • Sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional tersebut,
  • Depdiknas berhasrat untuk pada tahun 2025
    menghasilkan
  • INSAN INDONESIA CERDAS DAN KOMPETITIF
  • (Insan Kamil / Insan Paripurna)

10
INSAN INDONESIA CERDAS KOMPREHENSIF DAN
KOMPETITIF
Cerdas Spiritual Beraktualisasi diri melalui olah hati/kalbu untuk menumbuhkan dan memperkuat keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia termasuk budi pekerti luhur dan kepribadian unggul.
Cerdas Emosional dan Sosial Beraktualisasi diri melalui olah rasa untuk meningkatkan sensitivitas dan apresiasivitas akan kehalusan dan keindahan seni dan budaya, serta kompetensi untuk mengekspresikannya. Beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang membina dan memupuk hubungan timbal balik demokratis empatik dan simpatik menjunjung tinggi hak asasi manusia ceria dan percaya diri menghargai kebhinekaan dalam bermasyarakat dan bernegara serta berwawasan kebangsaan dengan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara.
Cerdas Intelektual Beraktualisasi diri melalui olah pikir untuk memperoleh kompetensi dan kemandirian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi Aktualisasi insan intelektual yang kritis, kreatif dan imajinatif
Cerdas Kinestetik Beraktualisasi diri melalui olah raga untuk mewujudkan insan yang sehat, bugar, berdaya-tahan, sigap, terampil, dan trengginas Aktualisasi insan adiraga
11
INSAN INDONESIA CERDAS KOMPREHENSIF DAN KOMPETITIF
Kompetitif Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan Bersemangat juang tinggi Mandiri Pantang menyerah Pembangun dan pembina jejaring Bersahabat dengan perubahan Inovatif dan menjadi agen perubahan Produktif Sadar mutu Berorientasi global Pembelajar sepanjang hayat
Kompetitif Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan Bersemangat juang tinggi Mandiri Pantang menyerah Pembangun dan pembina jejaring Bersahabat dengan perubahan Inovatif dan menjadi agen perubahan Produktif Sadar mutu Berorientasi global Pembelajar sepanjang hayat
Kompetitif Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan Bersemangat juang tinggi Mandiri Pantang menyerah Pembangun dan pembina jejaring Bersahabat dengan perubahan Inovatif dan menjadi agen perubahan Produktif Sadar mutu Berorientasi global Pembelajar sepanjang hayat
Kompetitif Berkepribadian unggul dan gandrung akan keunggulan Bersemangat juang tinggi Mandiri Pantang menyerah Pembangun dan pembina jejaring Bersahabat dengan perubahan Inovatif dan menjadi agen perubahan Produktif Sadar mutu Berorientasi global Pembelajar sepanjang hayat
12
PENGERTIAN FILSAFAT
  • Pengertian Filsafat (1) berpikir bebas, (2)
    radikal, (3) sistimatis dan (4) menyeluruh
    tentang sesuatu termasuk pendidikan Islam.

13
PENGERTIAN TARBIYAH
  • Kata tarbiyah berasal dari tiga kata yaitu (1)
    raba (2) rabiya dan (3) rabba. Kata raba -
    yarbu, dengan arti nama- yanmu, yang berarti
    bertambah tumbuh menjadi besar. Kata rabiya
    yarba, dengan wazan khafia-yakhfa, artinya
    naik, menjadi besar/dewasa, tumbuh, berkembang.
    Kata rabba- yarubbu, dengan arti aslahahu
    (memperbaikinya), tawalla amrahu (mengurusi
    perkaranya, bertanggung jawab atasnya), sasahu
    (melatih mengatur memerintah), qama alaihi
    (menjaga, mengamati, membantu), raahu
    (memelihara, memimpin).

14
TARBIYAH DARI SEGI ETIMOLOGIS
  • Tiga asal kata tarbiyah yakni raba rabiya dan
    rabba.
  • Kata tarbiyah mencakup makna yang sangat luas
    yakni
  • al-nama bertambah, berkembang dan tumbuh menjadi
    besar sedikit demi sedikit,
  • Aslahahu memperbaiki pembelajar jika proses
    perkembangan menyimpang dari nilai-nilai Islam,
  • tawalla amrahu yang berarti mengurusi perkara
    pembelajar, bertanggung jawab atasnya dan
    melatihnya,
  • raahu memelihara dan memimpin sesuai dengan
    potensi yang dimiliki dan tabiatnya,
  • al-tansyiah mendidik, mengasuh, dalam arti
    materi (fisiknya) dan immateri (kalbu, akal,
    jiwa, dan perasaannya).

15
TARBIYAH DARI ISTILAH
  1. Murabbi (pendidik) yang sebenarnya hanyalah
    Allah, karena Dialah Pencipta fitrah, potensi
    kekuatan dan kelemahan, dan Paling Tahu tentang
    hakikat manusia itu sendiri, karenanya perlu
    dipelajari terus menerus siapa sebenarnya manusia
    itu sesuai dengan cetakan Tuhan.

16
TARBIYAH DARI ISTILAH
  1. Penumbuhan dan pengembangan secara sempurna semua
    dimensi manusia baik materi, seperti fisiknya,
    maupun immateri seperti akal, hati, kehendak,
    kemauan adalah tanggung jawab manusia sebagai
    fungsi hamba Tuhan (QS. al-Dzariyat 5156) dan
    fungsi khalifah (QS. al-Baqarah, 230).

17
TARBIYAH DARI ISTILAH
  1. Proses tarbiyah seharusnya mengambil nilai dan
    dasarnya dari Alquran-Sunnah dan berjalan sesuai
    dengan sunnatullah yang digariskan-Nya.
  2. Setiap aktivitas tarbiyah mengarah kepada
    penumbuhan, pengembangan, perbaikan,
    kepemimpinan, atau penjagaan setiap dimensi
    dalam diri manusia, baik aktivitas itu direkayasa
    atau secara natural.

18
TARBIYAH DARI ISTILAH
  1. Tarbiyah yang disengaja mengharuskan adanya
    rencana yang teratur, sistimatis, bertahap,
    berkelanjutan dan fleksibel.
  2. Yang menjadi subjek sekaligus objek dalam
    aktivitas tarbiyah adalah manusia. Untuk itu
    semua aktivitas tarbiyah harus mengikuti
    fitrahnya tanpa merampas hak-haknya sebagai
    manusia dan hamba.

19
TARBIYAH DARI ISTILAH
  1. Kata tarbiyah tidak terbatas pengertiannya
    sebagai sekedar transfer ilmu, budaya, tradisi,
    dan nilai tetapi juga pembentukan kepribadian
    (transformatif) yang dilakukan secara bertahap.

20
KATA TAKLIM LEBIH LUAS PENGERTIANNYA DRPD
TARIYAH
  • Pertama, ketika mengajarkan membaca Alquran
    kepada kaum muslimin, Rasulullah SAW tidak
    terbatas pada membuat mereka sekedar dapat
    membaca, melainkan membaca dengan perenungan yang
    berisikan pemahaman, pengertian, tanggung jawab,
    penanaman amanah sehingga terjadi pembersihan
    diri (tazkiyah) dari segala kotoran, menjadikan
    dirinya dalam kondisi siap menerima hikmah, dan
    mempelajari segala sesuatu yang belum
    diketahuinya dan yang tidak diketahuinya serta
    berguna bagi dirinya.

21
KATA TAKLIM LEBIH LUAS PENGERTIANNYA DRPD
TARIYAH
  • Kedua, kata taklim tidak berhenti hanya kepada
    pencapaian pengetahuan berdasarkan prasangka atau
    yang lahir dari taklid semata-mata, ataupun
    pengetahuan yang lahir dari dongengan khayali dan
    syahwat atau cerita-cerita dusta (QS. Al-Baqarah,
    278)
  • ?????????? ??????????? ??? ???????????
    ?????????? ?????? ?????????? ?????? ???? ??????
    ?????????
  • (Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak
    mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan
    bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga).

22
KATA TAKLIM LEBIH LUAS PENGERTIANNYA DRPD TARIYAH
  • Ketiga, kata taklim mencakup aspek-aspek
    pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
    seseorang dalam hidupnya serta pedoman perilaku
    yang baik. Hal tersebut pada QS. Yunus, 105)
  • ????????? ??????? ?????? ?????? ??????????
    ????????? ????????? ???????? ???????????
  • (...Allah tidak menciptakan yang demikian itu
    melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda
    (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang
    mengetahui).

23
KATA TAKLIM LEBIH LUAS PENGERTIANNYA DRPD TARIYAH
  • Dalam ayat ini mencakup berbagai aspek antara
    lain ilmu falak yang di dalamnya mencakup
    teoritis dan praktik. Mencakup juga aspek
    pembuktian bahwa Allah SWT adalah Pencipta.
    Dengan demikian kata taklim menurut Jalal
    mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
    dan berlangsung sepanjang hayat serta tidak
    terbatas pada masa bayi dan kanak-kanak, tetapi
    juga orang dewasa.

24
ISTILAH TAKDIB
  • Istilah ini mencakup unsur-unsur pengetahuan
    (ilm), pengajaran (taklim) dan pengasuhan yang
    baik (tarbiyah). Istilah takdib dapat mencakup
    beberapa aspek yang menjadi hakikat pendidikan
    yang saling berkait, seperti ilm (ilmu), adl
    (keadilan), hikmah (kebajikan), aml (tindakan),
    haqq (kebenaran), natq (nalar) nafs (jiwa), qalb
    (hati), aql (akal), maratib dan derajat (tatanan
    hirarkis), ayah (simbol), dan adb (adab).

25
SEBAB PEMILIHAN KATA TARBIYAH UNTUK PENDIDIKAN
ISLAM
  1. tarbiyah ternyata dapat diperluas dari makna
    semantiknya,
  2. tarbiyah lebih umum dapat di terima oleh
    masyarakat terutama masyarakat muslim di
    Indonesia,
  3. nilai sosial atau istilah tarbiyah lebih umum
    diterima dalam situasi lokal tertentu daripada
    terma taklim dan takdib.

26
HAKIKAT PENGERTIAN ISLAM
  • Islam penyerahan diri kpd Allah, dan dengan (1)
    menyerahkan diri kepadaNya maka ia memperoleh (2)
    keselamatan dan (3) kedamaian

27
PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
  • Pemikiran filosufis yang diambil dari (1) sistem
    filsafat/aliran-aliran filsafat atau (2) jawaban
    filosufis terhadap masalah pendidikan yg tidak
    bertentangan dengan Islam untuk dijadikan pedoman
    dalam lapangan pendidikan.

28
FUNGSI FPI THD PENDD ISLAM (1)
  • Teori umum bagi pendidikan, sepanjang filsafat
    pendidikan Islam tersebut mengarah pada apa dan
    bagaimana seharusnya pendidikan itu baik dari
    segi teoritik maupun dari segi pelaksanaannya.

29
PENGOLAHAN SUMBER FPI (1)
  1. Alquran
  2. Sunnah
  3. Hasil Ijtihad

30
PENGOLAHAN SUMBER FPI (2)
  • Khusus mengenai Ijtihad ini
  • Hasil kajian ilmiah yang betul mengenai watak
    manusia, pertumbuhan jasmani, intelektual, emosi,
    spritual, kebutuhan-kebutuhan dan proses
    pertumbuhannya.
  • Nilai-nilai dan tradisi-tradisi sosial yang baik
    dan yang islami, yang tidak menghalangi kemajuan
    mengikuti semangat zaman dan keperluan-keperluan
    peradaban, sosial, ekonomi dan politik.

31
PENGOLAHAN SUMBER FPI (3)
  • Hasil-hasil penyelidikan dan kajian-kajian
    pendidikan dan psikologi yang berkaitan dengan
    sifat-sifat, proses pendidikan, dan tujuan-tujuan
    pendidikan dan fungsi-fungsinya sangat penting.
  • Prinsip-prinsip yang menjadi dasar filsafat
    politik, ekonomi dan sosial yang dilaksanakan
    oleh negara, perjanjian-perjanjian,
    prinsip-prinsip organisasi regional dan
    internasional kemana bergabung negara Islam itu,
    selama perjanjian dan prinsip itu sesuai dengan
    prinsip-prinsip Islam.

32
FUNGSI FPI THD PENDD ISLAM (2)
  • 2. Kritik terhadap asumsi-asumsi yang dipegangi
    oleh para pendidik dan tenaga kependidikan, jika
    pegangan filsafat pendidikannya tidak menjiwai
    nilai-nilai Islam baik dalam pembentukan teori,
    konsep maupun dalam proses praktiknya. Sangat
    tidak benar kalau pendidik tidak mempunyai
    filsafat pendidikan Islam sewaktu dia menjalankan
    tugas profesionalnya.

33
FUNGSI FPI THD PENDD ISLAM (3)
  • 3. Evaluasi terhadap kesenjangan-kesenjangan,
    pertentangan-pertentangan, antara teori dan
    praktiknya, antara satu teori dengan teori
    lainnya, antara satu metode dengan metode lainnya
    sehingga bila dapat ketidak cocokan, atau tidak
    sinkrun, maka dengan segera dapat diperbaiki.

34
FUNGSI FPI THD PENDD ISLAM (4)
  • 4. Analisis terhadap konsep-konsep dan
    istilah-istilah pendidikan. Banyak istilah dalam
    lapangan pendidikan yang harus didefinisikan dan
    dikembangkan, ditafsirkan dan dianalisis. Agar
    istilah-istilah, konsep-konsep dan ide-ide yang
    berkembang itu sinkrun, dan menjadi kesamaan
    persepsi di kalangan pendidikan dan tenaga
    kependidikan, maka perlu dianalisis,
    diselaraskan, dikaitkan satu dengan yang lain
    menjadi jalinan yang harmonis dan teratur.

35
FUNGSI FPI THD PENDD ISLAM (5)
  • 5. Normatif. Filsafat pendidikan dijadikan
    sebagai penentu arah, pedoman, petunjuk,
    pembimbing asas-asas, prinsip-prinsip, teori dan
    praktik pendidikan.

36
RUANG LINGKUP FPI 1. Ontologi (Metafisika) (1)
  • FPI berarti memasuki arena pemikiran yang
    mendasar, sistematik, logis, dan menyeluruh
    tentang pendidikan. Maka Masalah-masalah dalam
    ruang lingkup FPI adalah
  • Metafisika (Ontologi) cabang filsafat yg ingin
    mencari dan menemukan hakikat dari sesuatu yang
    ada (being).
  • Dalam Islam hal ini dibicarakan dalam Ilmu
    Tauhid.
  • Dasar-dasar pembahasan metafisika ialah (1)
    Tuhan, manusia dan alam dilihat dari pendidikan
    Islam.
  • Being ada dua menciptakan dan diciptakan, ada
    yg menyebabkan dan ada yang diakibatkan.

37
Metafisika (2)
  • Setiap proses penciptaan, selalu ada beberapa
    factor yg menentukan adanya penciptaan 1) adanya
    pencipta (subyek), 2) adanya ciptaan (obyek), 3)
    adanya bahan yg dipakai, 4) adanya tujuan, 5)
    adanya proses (ruang dan waktu).
  • Tahapan ada, yaitu ada yang konkrit dan ada
    abstrak (ghaib). Ada konkrit dapat dilihat,
    diraba, dirasa, diukur dlsb. Sedangkan ada
    abstrak hanya dapat dilihat dg penglihatan ghaib
    antara lain melalui konsep.

38
Metafisika (3)
  • Ada yg ada dapat disandarkan kepada eksistensi
    Tuhan dan ada disandarkan kepada eksistensi
    manusia. Jika terjadi konflik antara ada
    disandarkan kpd Tuhan dan ada disandarkan kpd
    manusia, dalam konsep Islam harus dimenangkan
    oleh Eksistensi Tuhan.
  • Jika terjadi konflik antara otoritas manusia
    (kultur) terhadap alam (nature) maka seharusnya
    manusia tidak harus mempunyai otoritas mutlak
    terhadapnya. Karena manusia tidak terlibat
    mengadakan alam itu sendiri.

39
Metafisika (4)
  • Yang Nyata (realitas) sesuatu yang berada pada
    sesuatu yg merupakan bagian dari yg ada itu
    sendiri. Realitas selalu berdimensi ruang dan
    waktu, karenanya selalu mengandung pluralitas dan
    relativitas. Filsafat Islam memandang realitas
    pada hakikatnya adalah spiritual. Hakikat
    spritual dari relitas terdapat pada adanya
    dinamika dan perubahan, yang secara kodrati
    selalu terjadi dan akan terus terjadi, dan
    merupakan suatu sunnatullah.

40
2. Epistemologi (1)
  • Metode memperoleh Ilmu secara umum (1) melalui
    Kasbi/Khushuli dan (2) Ladunni/Khudhori.
  • Kasbi cara berpikir metodik, konsisten dan
    bertahap melalui proses observasi, research,
    eksprimen dan penemuan.
  • Ladunni proses pencerahan ruhaniyah manusia dan
    karenanya kehadiran cahaya Ilahi dalam qalbu
    manusia. Dengan sinaran Ilahiy, qalbu manusia
    dapat membaca dg jelas dan terserap dalam
    kesadaran intelek, seakan-akan orang memperoleh
    ilmu dari Tuhan langsung.

41
Epistemologi (2)
  • Kebenaran Ilmu ilmu yg kasbi relatif
    kebenarannya sedangkan ilmu Allah pasti
    kebenarannya.
  • Tujuan memperoleh Ilmu 1) ilmu untuk kenikmatan
    2) ilmu untuk ilmu, 3) ilmu mengembangkan
    peradaban 4) ilmu untuk sarana mendekatkan diri
    kepada Allah. Dalam Islam sebagai central poin
    ialah yang keempat untuk memayungi tujuan 1,2 dan
    3.
  • Sarana Peroleh Ilmu melalui inderawi dan
    potensi-potensi internal manusia (nafs, akal,
    qalb, dan lain-lain).

42
3. Aksiologi (1)
  • Ialah cabang filsafat mencari hakikat
    nilai-nilai (value). Nilai bisa baik dan bisa
    pula jahat yang berkaitan dengan perbuatan
    manusia dan tindakan seseorang (dataran
    aplikatif). Yang baik itu ialah maruf dan yang
    jahat itu al-munkar.
  • Axiologi (Brameld) ada tiga sasaran yakni moral
    conduct (tindak moral) melahirkan Ethica
    Esthetic expression (ekspresi keindahan)
    melahirkan Esthetika dan Socio-political life,
    (kehidupan sosia-politik), melahirkan ilmu
    filsafat sosio-politik.

43
Aksiologi (2)
  • Hakikat baik dan jahat itu bersifat universal dan
    absolute. Etika social misalnya harus berprinsip
    persamaan dan kebersamaan keadilan social
    keterbukaan dan musyawarah.
  • Etika agama membicarakan hubungan manusia dengan
    Tuhan, manusia dengan manusia, manusia dengan
    alam, dan manusia dengan kebudayaan.

44
Aksiologi (3)
  • Tiga Nilai Fundamental dalam FPI
  • Nilai Sentral ialah berada pada wilayah titik
    pusat nilai yang menjadi sumber pengambilan
    keputusan politik, hukum dan lainnya
  • Nilai Sekuler Sebagai penafsiran dan penerapan
    nilai sentral
  • Nilai Operasional yakni lahir dari tindakan
    sehari-hari yang merupakan pengewajanthan dari
    nilai sekuler

45
Aksiologi (4)
  • Nilai sentral (inti) dalam Islam ialah
    marifatullah berupa iman dan tauhid dan
    mardatillah. Ada tiga tauhid menurut Ibnu
    Taimiyah
  • (1) tauhid Ulugthiyah ialah bahwa Allah Maha
    Tunggal yang paling berhak di sembah, ditaati,
    dan dipatuhi
  • (2) tauhid Rububiyah, ialah Allah yang Maha Esa
    itu yang menciptakan, mengatur perkara-perkaranya
    dan yang mendidiknya, dan
  • (3) tauhid al-Asmagt wa al-Sifah ialah bahwa
    tiap-tiap yang berlaku di alam ini bersumber dari
    perbuatan dan pengaturan Allah, dan kepada-Nya
    setiap kesudahan akhir, dan daripada-Nya pula
    bermula setiap sesuatu

46
Aksiologi (5)
  • Nilai sekuler terdiri dari enam hubungan
  • Dengan Allah ubudiyah dan istikhlaf
  • Dengan Masyarakat taagtwun, adagtlah dan ihsagtn
  • Kehidupan dunia ibtilagt
  • Dengan Ilmu hubungan fard ain dan kifagtyah
  • Kehidupan akhirat masugtliyah dan jazagt
  • Dg Alam hubungan taskhigtr dan pembelajaran

47
Aksiologi (6)
  • Hubungan manusia dengan Tuhan adalah hubungan
    antara hamba dengan Majikan, makhluk dan Khaliq,
    ciptaan dan Pencipta. Hubungan manusia dengan
    sesamanya hubungan adalah dan ihsan. Yakni
    hubungan patner yang mengemban amanah khalifah
    dari Tuhan sederajat, sama-sama ciptaan dan
    karenanya sama dihadapan Tuhan kecuali tindak
    amal perbuatannya (taqwanya). Perbedaan hak dan
    kewajiban adalah karena perbedaan tugas dan
    profesinya sehingga melahirkan taklif
    (pembebanan) yang lebih. Maka dalam agama dikenal
    ada Wajib ain dan wajib kifayah.

48
Aksiologi (7)
  • Hubungan manusia dengan alam adalah hubungan
    pengelola (pemimpin) dan yang dikelola
    (dipimpin). Alam merupakan medan emperik bagi
    manusia untuk kemakmuran manusia dan alam bagian
    dari dirinya. Kesalahan pengelolaan akan
    berakibat fatal bagi kehidupan manusia.
  • Hubungan manusia dengan ciptaannya (kebudayaan)
    adalah manusia pada dasarnya memegang otiritas
    dan kekuasaan yang penuh, artinya manusia
    bertanggungjawab untuk apa semua ciptaannya itu
    akan diperbuat, dan ciptaannya sepenuhnya
    bergantung pada manusia.Kebudayaan sebagai alat
    bukan sebagai yang dipertuhankan.

49
Aksiologi (8)
  • Nilai Operasional diwujudkan dalam
  • al-wajibagtt (hal-hal yang diwajibkan)
  • al-mandubagtt (hal-hal yang disunatkan)
  • Al-mahrumagtt (hal-hal yang diharamkan)
  • Al-makruhagtt (hal-hal yang dimakruhkan)
  • Al-jaizagtt (hal-hal yang diperbolehkan).

50
STRUKTUR IDE DASAR FPI (buku hal 48)
  • Pertama Akidah tentang Alam (cosmocentris)
  • Yang dimaksud dengan nilai-nilai (struktur) ide
    dasar pendidikan Islam ialah ide dasar yang
    menjadi titik tolak dalam membangun isi dan
    substansi persoalan-persoalan pendidikan Islam.
  • Struktur ide itu ialah kepercayaan thd alam,
    kehidupan dan manusia

51
STRUKTUR IDE DASAR FPI
  • Alam ialah seluruh makhluk ini baik alam fisik
    maupun alam sosial. Dengan kata lain, alam ialah
    selain Allah.
  • Alam ini diciptakan Allah sebagai satu-satunya
    penciptanya, Pencipta seluruh isi kandungannya
    dan Pencipta sistemnya.

52
STRUKTUR IDE DASAR FPI
  • 2. Alam ini diciptakan dengan penuh keteraturan
    dan sifatnya pasti (exact).
  • 3. Sifat alam (sunnatullah) ini adalah tetap,
    tidak pernah berubah (immutable)

53
STRUKTUR IDE DASAR FPI
  1. Alam ini dengan segala sunnatullahnya diciptakan
    Allah untuk dipelajari dan diteliti baik secara
    individu maupun kerjasama kolektif melalui
    berbagai kemampuan yang dimiliki manusia dan
    rekayasanya
  2. Eksistensi alam ini berdasar pada undang-undang
    kausaliltas (sebab akibat).

54
STRUKTUR IDE DASAR FPI
  1. Karena alam ini sifatnya pasti, tidak pernah
    berubah, dan teratur, maka sifat alam ini
    objektif. Artinya, sunnatullah ini berlaku sama
    bagi semua individu dan kelompok, tidak peduli
    apakah ia muslim atau non muslim, asalkan
    menjalankan sesuai dengan sunnatullah, maka pasti
    akan terjadi atau tidak terjadi.

55
STRUKTUR IDE DASAR FPI
  • Bahwa dalam mempelajari, memanfaatkan, mengolah
    alam ini haruslah dengan ilmu yang benar disertai
    dengan iman. Tanpa ilmu dan iman yang benar, maka
    pemanfaatan alam ini akan tidak sesuai dengan
    ekosistem dan hukum kausalitas. Karenanya
    berakibat negatif kepada manusia.

56
STRUKTUR IDE DASAR FPI
  • Kedua Akidahterhadap kehidupan
  • Hakikat kehidupan dunia ini adalah sarana mencari
    bekal menuju akhirat dan tempat tinggal sementara
    (terminal), bukan tempat yang abadi/tujuan akhir.
  • Kehidupan ini sebagai ujian dan labolatorium
    serta pendidikan bagi manusia.
  • Ujian bertujuan meningkatkan kualitas keimanan
    seseorang.

57
STRUKTUR IDE DASAR FPI
  • 4. Kehidupan manusia seperti gelombang laut dan
    dalam bahasa agama disebut al-iman yazid wa
    yanqus
  • 5. Setiap prilaku manusia pasti
    dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

58
STRUKTUR IDE DASAR FPI
  • 6. Tujuan ujian adalah untuk mengetahui tingkat
    kualitas manusia sebagai hamba dan sekaligus
    sebagai khalifah.
  • 7. Setiap perilaku manusia menghadapi gelombang
    ujian ini akan dipertanggung jawabkannya.

59
STRUKTUR IDE DASAR FPI
  • Hasil akhir dari perjalanan hidup manusia
    menghadapi ujian sangat bervariasi dan hasil
    konkretnya ada di hari pembalasan segala amal.
    Jika amal seseorang baik, maka pasti
    balasannyapun baik pula. Sebaliknya jika amalnya
    jelek, maka balasannya akan jelek pula.

60
E. HAKIKAT MANUSIA (1) Proses Kejadian
  • Asal kejadian manusia pertama ialah persenyawaan
    antara Tin (QS. Sajadah (327 Al-Muminun
    (23)12) Turab (QS. Al-Hajj (22)5 Ali Imran
    (3)59 Shal-shal dan Fakhhar (Ar-Rahman (55)14
    dan Hamain Masnun (QS. Al-Hijr (15)26) dan
    al-Ruh.
  • Asal kejadian manusia pasca Adam melalui proses
    biologik melalui pasangan laki-laki dan perempuan
    (QS. Al-Muminun (23) 12-14).

61
HAKIKAT MANUSIA (2)Perangkat Jati Diri MANUSIA
  • Hakikat Insan dilihat dari dua kata kunci dalam
    Al-Quran yakni Al-Insan dan Al-Basyar.
  • Al-Insan yg btk jamaknya al-nas dpt dilihat dari
    segi akar katanya dari anasa (melihat, mengetahui
    dan minta izin). Dari sini manusia dapat
    mengambil pelajaran dari apa yg ia lihat,
    mengetahui apa yang benar dan apa yang salah, dan
    terdorong untuk meminta izin menggunakan sesuatu
    yg bukan miliknya.
  • Al-Insan dari akar kata nasiya (lupa)
    menunjukkan adanya kaitan yg erat antara manusia
    dg kesadaran dirinya. Manusia lupa thd susuatu
    hal, disebabkan ia kehilangan kesadaran thd
    sesuatu.

62
HAKIKAT MANUSIA (3) PENGERTIAN MANUSIA
  • Al-Insan dari akar kata Al-Uns atau anisa
    (jinak), menunjukkan pada dasarnya manusia itu
    jinak, dapat menyesuaikan diri dg realitas hidup
    dan lingkungannya.
  • Al-Basyar disebut untuk semua makhluk baik
    laki-laki maupun perempuan, baik secara
    individual maupun kolektif. Kata basyar adalah
    jamak dari kata basyarah yang artinya permukaan
    kulit kepala, wajah, dan tubuh yang menjadi
    tempat tumbuhnya rambut. Untuk itu kata basyar
    mengacu kepada manusia dari aspek lahiriyahnya
    dan mempunyai bentuk tubuh yg sama.
  • Manusia dilihat dari insan maka perkembangan dan
    pertumbuhannya sangat tergantung pengembangan
    diri, lingkungan termasuk pendidikan dan
    kebudayaan. Sedangkan manusia dari kata basyar
    sangat tergantung pada alam (apa yg dimakan dan
    diminumnya).

63
HAKIKAT MANUSIA (4)POTENSI MANUSIA
  • Nafs sinonimnya insan atau al-fard mengacu kpd
    dzat manusiawi secara keseluruhan QS. Al-Baqarah
    (2) 48 Ali Imran (3) 185, Al-Maidah (5) 45).
  • Al-Jism (QS. Al-Baqarah (2) 247 Al-Munafiqun
    (63) 4). Al-Jism mengacu kepada persyaratan
    imamah atau menjadi penguasa pemerintahan ialah
    ilmu dan kekuatan fisik.
  • Akal disebutkan dalam bentuk kata kerja yang
    mengacu kepada unsur pemikiran manusia dan akal
    sebagai penopang agama dan tiang agama. Menurut
    al-Aqqad bhw al-lubbu adalah akal yang mampu
    mengetahui dan memahami akal merupakan sumber
    pengetahuan dan pemahaman yg terdapat di dalam
    otak manusia. (QS. Al-Baqarah (2) 73, 163-164).

64
HAKIKAT MANUSIA (5) POTENSI MANUSIA
  • Al-Qolb (Al-Fuad, Shadr dan Shudur) yang juga
    menunjuk kpd al-qalb (Al-Hajj (22) 32 Al-Maidah
    (5)41). Iman bersemayan di Qalbu. Kata ini
    digunakan berkaitan dengan emosi dan akal, tidak
    menunjuk kpd unsur-unsur biologis. Ia merupakan
    dasar bagi fitrah yg sehat, perasaan, iman,
    kemauan, kontrol, pemahaman dan alat marifah ke
    ilmu.
  • Ruh tidak didapat batasannya dalam al-Quran.
    Ruh dikaitkan dl arti pembawa wahyu yakni Jibril,
    rahasia Ilahi yg dengannya tanah liat kering
    menjadi manusia, pemberi hidup, dan Al-Quran.
    (QS. Al-Hajj (22) 29 As-Sajadah (32)7-9
    As-Syura (42)52 As-Syuara (26)193 An-Nahl
    (16)102, Al-Hijr (15) 28-29 Al-Isra (17)85).

65
HAKIKAT MANUSIA (6)Potensi Manusia
  • Fitrah
  • Kata fitrah dan segala bentuk kata jadiannya
    dalam Alquran tertera pada 19 ayat dalam 17
    surat. Dari segi bahasa, kata fitrah terambil
    dari akar kata al-fathr yang bentuk pluralnya
    fithar yang dapat berarti cara penciptaan, sifat
    pembawaan sejak lahir, sifat watak manusia, agama
    dan sunnah.

66
HAKIKAT MANUSIA (7)Potensi Manusia
  • Pengertian Fitrah dari segi istilah sistem
    aturan atau potensi yang diciptakan kepada setiap
    makhluk sejak keberadaannya baik ia makhluk
    manusia ataupun yang lainnya. Seperti bawaan
    dasar manusia cenderung kepada agama tauhid,
    kebenaran, keadilan, wanita, harta benda, anak
    dan lain-lain.

67
F. PERPORMANCE MANUSIA (1)
  • Rasional Berangkat dari keragaman potensi
    manusia yang misteri fungsi manusia pengaruh
    lingkungan maka tampilannya menjadi Makhluk
    paradoksal Ia bukan malaikat, bukan iblis dan
    bukan pula hewan apalagi syetan. Tetapi manusia
    mencakup semua itu. Artinya, manusia itu memiliki
    sifat-sifat kehewanan, keiblisan, dan
    kemalaikatan. Menurut Murtadha Muthahari
    perbedaan mendasar antara manusia dan hewan
    terletak pada iman dan ilmu.

68
PERPORMANCE (2)
  • Dr. Alexis Carrel manusia adalah makhluk yang
    misterius, karena derajat keterpisahan manusia
    dari dirinya berbanding terbalik dengan
    perhatiannya yg demikian tinggi terhadap dunia
    yang ada di luar dirinya. Implikasi dari
    padadoksal tersebut manusia menampakkan
    sifat-sifat positif dan sifat-sifat negatif.
    Sifat-sifat positif itu ditunjukkan dengan
    tugas-tugas manusia di bumi dan sifat-sifat
    negatif tersebut antara lain

69
PERPORMANCE (3)
  • Putus asa (Hud9)
  • Tidak berterima kasih (Ibrahim34)
  • Berkeluh kesah (Al-Maarij19)
  • Amat kikir (Al-Maarij22)
  • Membantah (Al-Kahfi54)
  • Melampaui batas (Al-Alaq6-7)
  • Purbasangka (al-Najm23) dan lain-lain

70
H. KEDUDUKAN MANUSIA
  • Sebagai pemanfaat dan penjaga kelestarian
    alam(Al-Jumat10 Al-Baqarah 60).
  • Sebagai Peneliti alam (Al-Baqarah 163,
    Al-Anam168).
  • Sebagai makhluk yg paling tinggi dan paling mulia
    (At-Tin4, Al-Isra70).
  • Sebagai hamba Allah (Adz-Dzariyat 56, Ali
    Imran83).
  • Sebagai Khalifah di bumi (Al-Baqarah 30,
    Al-Anam 165).
  • Sebagai Makhluk educandum dan educandus
    (Al-Baqarah31, Al-Alaq1-5 dan Luqman 13).

71
KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (1)SEBAGAI HAMBA DAN
KHALIFAH
  • Menurut Ibnu Qayyim bahwa ibadah menuntut dua
    dasar utama (1) kecintaan dan kerendahan hati
    dan (2) ketundukan. Manusia sebagai abdi Tuhan
    tidaklah cukup hanya menunjukkan ketundukan dan
    kepasrahan tanpa disertai dengan rasa cinta.
    Sebaliknya siapa saja yang betul-betul
    mencinta-Nya tanpa disertai dengan kepasrahan dan
    ketundukan, maka dia bukanlah seorang abdi Tuhan.
    Seseorang akan benar-benar menjadi hamba Allah
    jika dia telah mengintegrasikan dalam dirinya dua
    sisi yakni kecintaan dan ketundukan kepada-Nya.

72
KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (2)HAMBA DAN KHALIFAH
  • Menurut Syekh Nawawi bahwa manusia sebagai abdi
    Tuhan diaktualisasikan dalam tiga bentuk yaitu
    pertama, menunjukkan kerendahan diri atas Kemaha
    Esaan Tuhan, kesendirian-Nya dalam menciptakan
    makhluk dan yang berhak dijadikan tempat
    beribadah hanya kepada-Nya bukan kepada yang
    lain. Kedua, manusia sebagai hamba Tuhan selalu
    mengagungkan perintah-Nya dan menunjukkan kasih
    sayang terhadap makhluk-Nya. Ketiga manusia
    sebagai abdi Tuhan diberikan potensi-potensi
    berpengetahuan, dan karenanya ia disuruh
    beribadah kepada-Nya.

73
KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (3)HAMBA DAN KHALIFAH
  • Khalifah Atas fenomena simbolik (Al-Baqarah
    30-34) dapat ditarik suatu gambaran bahwa (1)
    posisi manusia lebih tinggi derajatnya
    dibandingkan dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain
    termasuk malaikat, (2) keunggulan Adam bukan
    terletak pada prestasi yang bersifat material
    seperti fisik, asal usul kejadian dan lain-lain,
    tetapi yang bersifat immaterial yakni berupa
    kapabilitas pengetahuan yan ditampilkan Adam.
    Jika fungsi-fungsi kemanusiaannya tidak
    dijalankan maka derajat ketinggian itu akan
    turun menjadi kehinaan dan kenistaan.

74
KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (4)HAMBA DAN KHALIFAH
  • 1. Pengertian Khalifah
  • Dalam Kamus Al-Munjid Fi al-Lughah wa al-Alam
    disebutkan bahwa khalifah merupakan bentuk mufrad
    (tunggal), yang jamataksirnya ialah khulafa
    dan khalaaif. Maknanya ialah seseorang yang
    menggantikan orang lain dan menempati tempat
    orang lain tersebut. Menurut Jumhur Ulama dan
    para ahli tafsir, baik dari kalangan ulama salaf
    maupun khalaf mengatakan bahwa Allah menjadikan
    Adam sebagai pengganti dari orang yang sebelumnya
    yang lebih dulu menempati bumi sebelum Adam,
    yaitu jin. Ada juga yang mengatakan mereka adalah
    para malaikat yang lebih dahulu menempati bumi
    sebelum jin dan Adam.

75
KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (5)HAMBA DAN KHALIFAH
  • Mengesampingkan perbedaan pendapat khalifah
    ialah pengganti yang sebelumnya. Dengan demikian
    kurang tepat apabila penyandaran khalifah kepada
    Allah (khalifah Alah) jika dimaknai bahwa manusia
    menggantikan Tuhan karena Tuhan kekal selamanya
    dan karena posisi Tuhan berbeda dengan manusia,
    Tuhan punya eksistensi absolut dan sementara
    manusia eksistensinya relatif. Namun jika yang
    dimaksudkan sebagai pengganti (khalifah) bagi
    makhluk lainnya yang hidup sebelumnya, tentu
    tidak ada persoalan.

76
KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (6)HAMBA DAN KHALIFAH
  • 2. Tugas-tugas khalifah
  • Ketinggian derajat manusia dibanding dengan
    makhluk lainnya menjadikan dirinya mempunyai
    tanggung jawab yang lebih berat. Amanah tanggung
    jawab untuk menjadi khalifah di bumi telah
    ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
    namun mereka menolaknya. Kemudian manusia
    menerima amanah tersebut. Ini menunjukkan bahwa
    manusia secara potensial dan keilmuan mampu
    melaksanakan tugas-tugas kekhalifahan tersebut.
    Pemberian amanat ini kepada manusia, menurut
    al-Ainain, menjadikan manusia terangkat
    kedudukannya menjadi lebih tinggi dibandingkan
    dengan malaikat.

77
KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (7)HAMBA DAN KHALIFAH
  • Untuk memakmurkan alam dan mengembangkan amanat
    risalah serta menegakkan segala amal yang
    mengandung kemaslahatan, kebaikan dan kebenaran.
    Sumbu kekhalifahan penggunaan akal, pemikulan
    tugas-tugas samawi, pelaksanaan amanah melalui
    jalur ilmu pengetahuan yang dipelajari seseorang,
    realisasi pemahaman dan kemampuan membedakan
    antara yang buruk dan yang baik. Dalam bahasa
    Ibnu Qayyim tugas kekhalifahan manusia ialah
    untuk memakmurkan bumi ini dengan amal dan
    aktivitas yang berdasarkan manhaj (kurikulum)
    Allah. Karenanya diberi potensi.

78
KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (8)HAMBA DAN KHALIFAH
  • Mengesampingkan perbedaan pendapat khalifah
    ialah pengganti yang sebelumnya. Dengan demikian
    kurang tepat apabila penyandaran khalifah kepada
    Allah (khalifah Alah) jika dimaknai bahwa manusia
    menggantikan Tuhan karena Tuhan kekal selamanya
    dan karena posisi Tuhan berbeda dengan manusia,
    Tuhan punya eksistensi absolut dan sementara
    manusia eksistensinya relatif. Namun jika yang
    dimaksudkan sebagai pengganti (khalifah) bagi
    makhluk lainnya yang hidup sebelumnya, tentu
    tidak ada persoalan.

79
KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (9)HAMBA DAN KHALIFAH
  • 2. Tugas-tugas khalifah
  • Ketinggian derajat manusia dibanding dengan
    makhluk lainnya menjadikan dirinya mempunyai
    tanggung jawab yang lebih berat. Amanah tanggung
    jawab untuk menjadi khalifah di bumi telah
    ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung-gunung,
    namun mereka menolaknya. Kemudian manusia
    menerima amanah tersebut. Ini menunjukkan bahwa
    manusia secara potensial dan keilmuan mampu
    melaksanakan tugas-tugas kekhalifahan tersebut.
    Pemberian amanat ini kepada manusia, menurut
    al-Ainain, menjadikan manusia terangkat
    kedudukannya menjadi lebih tinggi dibandingkan
    dengan malaikat.

80
KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (10)HAMBA DAN KHALIFAH
  • Untuk memakmurkan alam dan mengembangkan amanat
    risalah serta menegakkan segala amal yang
    mengandung kemaslahatan, kebaikan dan kebenaran.
    Sumbu kekhalifahan penggunaan akal, pemikulan
    tugas-tugas samawi, pelaksanaan amanah melalui
    jalur ilmu pengetahuan yang dipelajari seseorang,
    realisasi pemahaman dan kemampuan membedakan
    antara yang buruk dan yang baik. Dalam bahasa
    Ibnu Qayyim tugas kekhalifahan manusia ialah
    untuk memakmurkan bumi ini dengan amal dan
    aktivitas yang berdasarkan manhaj (kurikulum)
    Allah. Karenanya diberi potensi.

81
KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (11)HAMBA DAN KHALIFAH
  • Syarat adanya Pertanggung jawaban
  • (1) dibebani hukum (mukallaf),
  • (2) mengetahui,
  • (3) kemampuan
  • (4) dalam keadaan sadar.

82
KEDUDUKAN UTAMA MANUSIA (12)HAMBA DAN KHALIFAH
  • Ada dua kaidah yang berkaitan dengan tanggung
    jawab
  • Tidak diminta untuk mempertanggungjawabkan apa
    yang tidak diketahui atau tidak mampu
    melakukannya
  • tidak dituntut mempertanggungjawabkan apa yang
    tidak dilakukuannya dan dikatakannya, sekalipun
    hal tersebut diketahuinya.

83
NILAI FUNDAMENTAL HUBUNGAN MANUSIA DG KHALIQ DAN
LAINNYA
  • Hubungan manusia dg Khaliq adalah hubungan
    ubudiah dan istikhlaf
  • Hubungan manusia dg manusia hubungan taawaun,
    adalah, dan ihsan
  • Hubungan manusia dg akhirat hubungan masuliyah
    dan jaza
  • Hubungan manusia dg alam hubungan taskhir
  • Hubungan manusia dg kehidupan hubungan Ibtila

84
HAKIKAT HERIDITAS, LINGKUNGAN DAN
PENGEMBANGAN SDM (1)
  • Hereditas merupakan kecenderungan alami
    cabang-cabang untuk meniru sumber mulanya dalam
    komposisi fisik dan psikologi. Ahli hereditas
    lainnya menggambarkan sebagai penyalinan
    cabang-cabang dari sumbernya.
  • Lingkungan ialah lingkungan alam dan lingkungan
    sosial.
  • Pengembangan SDM dl pendidikan ialah usaha sadar
    agar sdm atau potensi-potensi manusia tumbuh dan
    berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan
    kapasitasnya tujuan pendidikan Islam.

85
HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN
SDM (2)
  • Kehidupan sosial ialah kehidupan saling pengaruh.
    Setiap individu mempengaruhi dan dipengaruhi
    lingkungan sekitar terutama lingkungan pergaulan.
    Hubungan-hubungan antarmanusia, baik individu
    maupun antarkelompok, tingkat keharmonisan yang
    dirasakan oleh masyarakat, serta tingkat
    kemampuan lingkungan untuk merealisasikan
    berbagai kebutuhan individu, semuanya bisa
    mempermudah atau mempersulit proses pendidikan
    dalam rangka pembentukan kepribadian.
  • Hubungan antara manusia mengandung kedalaman
    emosi dan kedalaman pikiran

86
HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN
PENGEMBANGAN SDM (4)
  • Menurut Morris L.Bigge (Learning Theories for
    Teachers) ada empat sifat dasar moral manusia
    dan hubungannya dengan alam sekitar yaitu
    bad-active, good-active, neutral-passif dan
    neutral interactif

87
HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN
SDM (5)
  • Teori bad-active ialah bawaan dasar manusia itu
    jelek, yang tidak ada harapan baik dari mereka.
    Sekiranya manusia dibiarkan berkembang maka yang
    tampil adalah kejelekannya saja. Maka fungsi
    pendidikan adalah mengusahakan pengekangan
    terhadap sifat dasar ini dan melatih
    bagian-bagian jiwa ke arah yang baik.

88
HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN SDM
(6)
  • Teori good-active dasarnya bawaan manusia itu
    baik yang sekiranya dibiarkan tumbuh tanpa
    dipengaruhi, maka akan tampil sifat-sifat
    baiknya. Sehingga implikasinya dalam pendidikan
    ialah penyiapan sumber-sumber belajar sedemikian
    rupa agar perkembangan bawaan itu optimal.

89
HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN SDM
(7)
  • Teori neutral-passive pada dasarnya manusia
    itu bersifat netral, yang potensial untuk tidak
    baik dan tidak pula buruk, dan menerima pengaruh
    luar apa adanya. Karakter seseorang apakah baik
    atau jelek, sangat tergantung pada polesan alam
    lingkungannya.

90
HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN
SDM (8)
  • Teori neutral-interactive, adalah hampir sama
    dengan neutral-passive, hanya saja pengaruh dunia
    luar terhadapnya ada proses kerjasama atau
    interaktif. Berarti pendidikan, tidak akan dapat
    seratus persen mencetak anak didik sesuai dengan
    yang dikehendaki, karena peserta didik dapat
    memberi respon atau dialektis terhadap pengaruh
    luar. Keempat teori pendidikan ini bersifat
    antropocentris.

91
HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN
SDM (9)
  • Sebagai kelanjutan dari teori-teori ini
    memunculkan tiga teori dasar dari Barat yaitu
    teori emperisme, nativisme dan konvergensi.

92
HAKIKAT HERDITAS, LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN SDM
DL TEORI FITRAH (10)
  • DIBICARAKAN SECARA TERSENDIRI
  • fatalis-pasif
  • netral-pasif
  • positif-aktif
  • dualis-aktif

93
FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMBENTUKAN
KEPRIBADIAN DALAM ISLAM (11)
  1. Faktor heriditas mewarisi sifat-sifat dari kedua
    orang tuanya, baik moral (al-khalqiyah), fisik
    (al-jismiyah) maupun intelektual (al-aqliyah),
    sejak masa kelahirannya
  2. Lingkungan terutama lingkungan sosial
  3. kehendak bebas manusia, akan mampu mengalahkan
    pengaruh faktor al-warisah dan lingkungan
  4. Bi Aunillah (atas pertolongan Allah).

94
BAB IV ALIRAN FPI KESADARAN MANUSIA DAN
PARADIGMA PENDIDIKAN (1) hal. 87
  • Kesadaran magis
  • terbentuk pada masyarakat yang masih mempercayai
    hal-hal yang supranatural.
  • meyakini bahwa kekuatan terbesar yang
    mempengaruhi kehidupan mereka adalah hal-hal yang
    gaib, mistis, supranatural (luar alam).
  • Untuk itu hal-hal gaib ini harus di-tundukkan
    dengan sesajen dan doa-doa/mantra/jampi-jampi/ko
    mat-kamit.

95
KESADARAN MANUSIA DAN PARADIGMA PENDIDIKAN (2)
  • Kesadaran naif.
  • masyarakat yang memandang bahwa setiap
    ketidakadilan sosial berakar dari kelemahan
    manusia.
  • masyarakat dengan kesadaran naif terbentuk pada
    masyarakat yang percaya bahwa kekuatan natural
    (alam) adalah kekuatan terbesar yang mempengaruhi
    segala masalah di dunia ini.
  • Untuk itu kekuatan alam harus ditundukkan oleh
    tangan manusia.

96
KESADARAN MANUSIA DAN PARADIGMA PENDIDIKAN (3)
  • Kesadaran kritis.
  • masyarakat yang menyadari bahwa kekacauan di
    dunia ini diciptakan oleh sistem yang dibuat oleh
    manusia itu sendiri.
  • masyarakat kritis adalah masyarakat yang
    keyakinannya telah bergeser dari kepercayaan
    kekuatan terbesarnya kepada alam menuju kekuatan
    manusia.
  • Untuk itu kekuatan manusia yang menjelma pada
    sistem ini harus ditundukkan dengan ilmu dan
    kesadaran kritis.

97
PARADIGMA PENDIDIKAN (1)
  • Sistem pendidikan
  • yang memandang realitas luar sebagai sesuatu yang
    given, telah berlaku dari sononya, tidak
    bisa/perlu dirubah, bahkan perlu dilestarikan.
  • Inilah sistem pendidikan yang pro status quo.
  • Para ahli filsafat pendidikan mengistilahkannya
    dengan Pendidikan Konservatif.
  • Pendidikan konsevatif ini lazim diberlakukan pada
    negara-negara dengan rezim yang otoriter.

98
PARADIGMA PENDIDIKAN (2)
  • Paradigma liberal.
  • memandang bahwa ketidakadilan sosial terjadi
    karena kelalaian manusia itu sendiri.
  • Kalau ada pengangguran maka itu adalah kesalahan
    manusianya yang kurang kreatif, tidak berjiwa
    wirausaha dan malas.
  • Kalau ada kemiskinan kota (poor urban) itu
    disebabkan karena manusianya yang malas berusaha
    di desa dan maunya hidup enak saja di kota

99
PARADIGMA PENDIDIKAN (3)
  • Paradigma pendidikan kritis.
  • pendidikan harus secara utuh meresapi dan menyatu
    di tengah-tengah masyarakatnya.
  • Paradigma ini memandang akar ketidakadilan
    sosial adalah sistem yang berlaku pada masyarakat
    itu.
  • Sistem itu dapat berupa sistem politik (yang
    otoriter dan anti demokrasi), sistem sosial (yang
    melestarikan kasta-kasta dan menghambat laju
    mobilitas sosial), sistem ekonomi (yang
    kapitalistik, dan anti kerakyatan) sistem budaya
    (yang patriaki dan anti egaliter), bahkan sistem
    pendidikan itu sendiri (yang menjadi alat
    pengukuh kekuasaan dan pro status quo).

100
ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (1)
  • Fatalis-pasif yang direfresentasikan oleh Ibn
    Mubarak (wafat 181 H), Syekh Abdul Qadir Jailani
    (wafat 561 H), dan Al-Azhari
  • Netral-pasif yang diwakili oleh Ibnu Abd al-Barr
    (wafat 362 H)
  • Positif-aktif yang direpresentasikan oleh Ibnu
    Taimiyah, Ibnu Qayyim al-Jauziyah (klasik),
    Muhammad Ali al-Shobuni, Mufti Muhammad Syafii,
    Ismail Raji al-Faruqi, Mohammad Asad, Syah
    Waliyullah (kontemporer) dan
  • Dualis-aktif yang tokohnya ialah Sayyid Qutub dan
    Ali Shariati.

101
ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (2)
  • Fatalis-pasif setiap individu, melalui ketetapan
    Allah SWT adalah baik atau jahat secara asal,
    baik ketetapan semacam ini terjadi secara
    semuanya atau sebagian sesuai dengan rencana
    Tuhan. Faktor-faktor eksternal tidak begitu
    berpengaruh terhadap penentuan nasib seseorang
    karena setiap individu terikat dengan ketetapan
    yang telah ditentukan sebelumnya oleh Allah SWT.
  • Dasarnya hadis Nabi SAW dari Abdullah Ibnu
    Masud berkata, Rasulullah SAW bersabda
    (mengomentari) firman Allah SWT, Dan ingatlah
    ketika Tuhanmu mengeluarkan anak-anak Adam dari
    sulbi mereka (QS. Al-Aragtf 7 172).

102
ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (3)
  • ??? ??? ??? ?? ??? ??? ?? ?????? ?????? ???????
    ??? ?????? ???? ????? ????? ??? ????? ?? ??????
    ??? ??????? ??? ??? ?? ??? ??????
  • Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
    keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
    Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
    (seraya berfirman) "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
    Mereka menjawab "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
    menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu)
    agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan
    "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang
    yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

103
ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (4)
  • Netral-pasif anak lahir dalam keadaan suci, utuh
    dan sempurna, suatu keadaan kosong sebagaimana
    adanya, tanpa kesadaran akan iman atau kufur,
    baik atau jahat. Ini sama dengan teori
    tabularasa dari John Lock.
  • Manusia lahir seperti kertas putih tanpa ada
    sesuatu goresan apa pun. Pengetahuan manusia
    berbagai hal termasuk kebaikan, keburukan,
    benar-salah, baik-buruk dan indah-tidak indah dan
    lain-lain diperolehnya dari polesan lingkungan.
    Manusia berpotensi menjadi baik bila pengaruh
    luar terutama orang tuanya mengajarkan demikian.

104
ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (5)
  • Sebaliknya berpotensi menjadi buruk bila
    lingkungan terutama orang tuanya mengabaikan
    nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keadilan
    terhadap anak atau justru mengajarkan keburukan
    dan kejahatan terhadap anak. Prinsipnya ialah
    bahwa mana yang lebih dominan dan intensif
    mempengaruhi manusia (peserta didik), hal itulah
    yang menentukan kepribadiannya, apakah ia cerdas
    atau bodoh, kreatif atau jumud.

105
ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (6)
  • Pandangan ini mengambil argumen dari QS. Al-Nahl
    (16) 78.
  • ????????? ???????????? ???? ???????
    ?????????????? ??? ??????????? ??????? ????????
    ?????? ????????? ?????????????? ???????????????
    ??????????? ???????????.
  • Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
    dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan
    Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
    hati, agar kamu bersyukur.

106
ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (7)
  • Positif-aktif yakni bawaan dasar atau sifat
    manusia sejak lahir adalah baik, sedangkan
    kejahatan bersifat aksidental.
  • Para ahli yang berpandangan positif membangun
    dasar argumennya dari
  • 1. QS. al-Aragtf (7)172
  • ?????? ?????? ??????? ???? ????? ????? ????
    ??????????? ?????????????? ?????????????? ?????
    ??????????? ???????? ??????????? ??????? ?????
    ????????? ???? ????????? ?????? ????????????
    ?????? ?????? ???? ????? ?????????? .

107
ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (8)
  • Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan
    keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
    Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
    (seraya berfirman) "Bukankah Aku ini Tuhanmu?"
    Mereka menjawab "Betul (Engkau Tuhan kami), kami
    menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu)
    agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan
    "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang
    yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

108
ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (9)
  • 2. Hadis Nabi SAW
  • ???? ????? ?????????? ??????? ????? ???????
    ????? ??????? ??????? ?????? ?????? ????????
    ????????? ??? ???? ????????? ?????? ??????? ?????
    ??????????? ??????????? ??????????????
    ???????????????? ???????????????? ????? ????????
    ???????????? ????????? ????????? ???? ??????????
    ?????? ???? ????????? ????? ?????? ?????
    ?????????? ??????????? ???? ???????? ( ????????
    ??????? ??????? ?????? ???????? ????????? ???
    ????????? ???????? ??????? ?????? ????????
    ?????????? ) ????????
  • Tidak dilahirkan seseorang kecuali dilahirkan
    dalam keadaan fitrah. Maka orangtuanyalah yang
    menjadikan anak itu beragama Yahudi, Nasrani dan
    Majusi. Sebagaimana binatang ternak melahirkan
    binatang ternak dengan sempurna. Apakah anda
    melihat sesuatu yang kurang?

109
ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF FITRAH (10)
  • Dualis-aktif manusia sejak awalnya membawa sifat
    ganda. Di satu sisi cenderung kepada kebaikan,
    dan di sisi lain cenderung kepada kejahatan.
  • Menurut Qutub, dua unsur pembentuk esensial dari
    struktur manusia secara menyeluruh, yaitu ruh dan
    tanah, mengakibatkan kebaikan dan kejahatan
    sebagai suatu kecenderungan yang setara pada
    manusia, yaitu kecenderungan untuk mengikuti
    Tuhan dan kecenderungan untuk tersesat.
  • Kebaikan yang ada dalam diri manusia dilengkapi
    dengan pengaruh-pengaruh eksternal seperti
    kenabian dan wahyu Tuhan sementara kejahatan yang
    ada dalam diri manusia dilengkapi faktor
    eksternal seperti godaan dan kesesatan.

110
ALIRAN FPI DL PERSPEKTIF ILMU PENDIDIKAN
  • Berdasar pada ruang lingkup pembagian ilmu dan
    tujuan memperoleh ilmu, Ridla membagi
    aliran-aliran utama pemikiran pendidikan Islam
    kepada tiga
  • aliran al-muhagtfiz (religius konservatif),
  • aliran al-diniy al-aqlaniy (religius rasional),
  • aliran al-z\araiiy (pragmatis instrumental).

111
RELIGIUS KONSERVATIF (1)
  • Konservatif penafsiran terhadap realitas dunia
    berpangkal dari ajaran agama sehingga semua yang
    menyangkut tujuan belajar, pembagian ilmu yang
    dicari oleh pembelajar, etika muallim dan
    mutaallim dan lain sebagainya harus dibingkai
    dengan ajaran agama.
  • Persoalan pendidikan cenderung bersikap murni
    keagamaan. Memaknai ilmu dengan pengertian yang
    lebih sempit, yakni hanya mencakup ilmu-ilmu yang
    dibutuhkan saat sekarang (hidup di dunia) yang
    jelas-jelas akan membawa manfaat kelak di
    akhirat.

112
RELIGIUS KONSERVATIF (2)
  • Aliran ini (konservatif) diwakili oleh Imam al
    Gazali, Syekh al-Thusi, Ibnu Jamaah, Sahnun,
    Ibnu al-Haitami dan al-Qabisi.

113
RELIGIUS KONSERVATIF (3)
  • Sikap dan kecenderungan agamis ini menimbulkan
    implikasi-implikasi negatif terhadap pendidikan
  • term ilmu yang dalam al-Quran dan Sunnah
    bersifat mutlak (cakupan yang luas) menjadi
    muqayyad (terbatas/sempit) yakni terbatas pada
    ilmu tentang Tuhan (ilm billah).

114
RELIGIUS KONSERVATIF (4)
  • Adanya antusiasme pendakian spiritual mendorong
    pemikiran pendidikan Islam konservatif ke arah
    pengabaian urusan dunia dan dengan segala
    kemanfaatan dan kenikmatannya dan mengabaikan
    bekerja dan usaha-usaha memperoleh
    kemanfaatan urusan dunia tersebut.

115
RELIGIUS KONSERVATIF (5)
  • Keterpakuan para ahli pendidikan muslim pada
    ungkapan ilmu sebagai tujuan akhir pada
    zat ilmu itu sendiri atau ilmu untuk ilmu
    (al-ilm gagtyah fi z\agttih) sehingga sebagian
    mereka menjadikan ilmu eksklusif dari kemungkinan
    untuk pelayanan bagi kehidupan kemanusiaan,
    memperbaiki kehidupan manusia dan menambah
    kebahagian masing-masing individu.

116
RELIGIUS KONSERVATIF (6)
  • Di sisisi lain dari aliran keagamaan konservatif
    ini adalah rasa tanggung jawab keagamaan yang
    kuat yang belum pernah ditemukan adanya rasa
    tanggung jawab moral serupa pada generasi
    berikutnya. Mereka sangat menjunjung tinggi
    persoalan belajar, bahkan mereka menilainya
    sebagai wujud tanggung jawab moral yang sangat
    luhur.
  • Tugas-tugas mengajar untuk mencari rida (rela)
    Allah SWT dan mendekatkan muallim
    (guru/pendidik) kepada-Nya karena
    kebajikan-kebajikannya.

117
RELIGIUS KONSERVATIF (7)
  • Dengan aktivitas mengajar bukan sekedar tanggung
    jawab kemanusiaan tetapi merupakan tangggung
    jawab keagamaan yang sangat penting.

118
RELIGIUS RASIONAL (1)
  • Rasional sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
    aliran al-muhafiz dl hal kaitan antara pendidikan
    dan tujuan akhir agamawi. Di antara tokoh aliran
    ini antara lain kelompok Ikhwan al-Safa,
    al-Farabi, Ibnu Sina dan Ibnu Miskawaih.

119
RELIGIUS RASIONAL (2)
  • Ikhwan al-Safa mengakui bahwa semua ilmu dan
    sastra yang tidak mengantarkan pemiliknya menuju
    tuntutan akhirat dan tidak memberikan makna
    sebagai bekal di sana, maka ilmu yang demikian
    hanya menjadi bencana dan bukti kesusahan bagi
    pemiliknya di akhirat. Namun ketika aliran ini
    membicarakan persoalan pendidikan seperti masalah
    ilmu dan belajar, cenderung lebih rasional dan
    filosufis.

120
RELIGIUS RASIONAL (3)
  • Mereka membangun prinsip-prisip dasar pemikiran
    kependidikan dari pemikiran tentang manusia,
    pengetahuan dan pendidikan. Dipandang pendidikan
    dari sudut pandangan akal bukan dari segi amal.
    Pengetahuan semua dipelajari, bukan secara
    naluri, dan semua pengetahuan melalui
    pancaindera.

121
PRAGMATIS INSTRUMENTAL (1)
  • Pragmatis instrumenatal, yang tokoh satu-satunya
    ialah Ibnu Khaldun. Pandangannya tentang tujuan
    pendidikan lebih banyak sisi pragmatis dan lebih
    berorientasi pada tataran aplikatif-praktis.

122
PRAGMATIS INSTRUMENTAL (2)
  • Dia mengklasifikasikan ilmu pengetahuan berdasar
    tujuan fungsionalnya, bukan berdasar nilai
    substansialnya semata.
  • Ia membagi ragam ilmu yang perlu dimasukkan ke
    dalam kurikulum pendidikan menjadi dua yakni (1)
    jenis ilmu-ilmu yang bersifat instrinsik
    (ilmu-ilmu syariah), seperti tafsir, hadis,
    fikih, kalam, ontologi dan teologi dari cabang
    filsafat. (2) jenis ilmu-ilmu yang bernilai
    ekstrinsik instrumental bagi ilmu jenis pertama,
    seperti bahasa Arab, ilmu hitung dan sejenisnya.

123
PRAGMATIS INSTRUMENTAL (3)
  • Merupakan ilmu naqliy dari orang yang
    menghasilkannya. Jenis ilmu ini bersandar pada
    warta otoritatif Syari (Tuhan dan Rasul-Nya).
    Sedangkan akal pikiran manusia tidak mempunyai
    peluang untuk mengintervensinya kecuali dalam
    ruang lingkup cabang-cabangnya. Itupun masih
    harus berada dalam kerangka dasar Pembuat Syari.
  • Bersifat alami bagi manusia, yaitu ilmu-ilmu yang
    diperoleh manusia lewat bimbingan penalaran akal
    pikirnya.

124
PRAGMATIS INSTRUMENTAL (4)
  • Ruang lingkup persoalannya, prinsip-prinsip dan
    metode pengembangannya sepenuhnya berdasar pada
    daya penjelajahan akal manusia.

125
PRAGMATIS INSTRUMENTAL (5)
  • Ibnu Khaldun membagi kemampuan berpikir ini
    menjadi tiga tingkatan yaitu (1) al-aql
    al-tamyiz (akal pemisah) (2) al-aql al-tarbiyyi
    (akal eksprimental) dan (3) al-aql al-nazariy
    (akal kritis).

126
PRAGMATIS INSTRUMENTAL (6)
  • Tingkatan akal terbawah, karena kemampuannya
    hanya terbatas pada mengetahui hal-hal yang
    bersifat emperis inderawi. Konsep-konsep yang
    dihasilkan taraf berpikir tingkat ini adalah
    deskripsi atau penggambaran (al-tasawwurat).
    Tujuannnya adalah menghasilkan kemanfaatan bagi
    manusia dan menolak bahaya.

127
PRAGMATIS INSTRUMENTAL (7)
  • Kemampuan berpikir yang menghasilkan berbagai
    gagasan pemikiran dan berbagai etika dalam
    tatanan pergaulan bersama dan hal ihwal mereka.
    Banyak dari olah pikir pada tingkat menghasilkan
    kebenaran (tasdiqat) yang disimpulkan dari
    eksprimen sedikit demi sedikit secara
    berkelanjutan hingga mencapai kesempurnaan hasil
    atau kegunaan.

128
PRAGMATIS INSTRUMENTAL (8)
  • Suatu proses berpikir yang menghasilkan ilmu atau
    asumsi kuat akan hal meta empiris
    (abstrak-filosufis) yang merupakan kompleksitas
    hubungan dari berbagai tasawwur (penggambaran)
    dan tasdiq (pembenaran) hingga membangun disiplin
    keilmuan tertentu. Yang terpenting dari tingkat
    akal kritis ini ialah penggambaran realitas
    (al-wujud) sebagaimana hakikatnya,
    jenis-jenisnya, detailnya, sebab-sebabnya, dan
    ilat-ilatnya, dan daya berpikir berkembang
    sempurna menjadi akal murni dan jiwa yang
    tercerahkan. Di sinilah hakikat kemanusiaan.

129
ALIRAN FILSAFAT PEND. BARAT
  1. Progresivisme
  2. Esensialisme
  3. Perenialisme
  4. Rekonstruksionisme

130
BAB IV PEMIKIRAN PENDIDIKAN KALBU
  • Rasional (1) Kenapa harus dibahas
  • 1. Kalbu/nurani yang tercerahkan selalu mengarah
    kpd yang baik. Nabi SAW bersabda
  • ????????? ???????? ??????????? ???????? ???????
    ???????? ???????? ??? ???????????? ????????
    ????????? ??????????? ??? ????? ??? ?????????
    ??????????? ??? ????????? ?????? ?????????
    ???????? ????????????
  • (Minta fatwalah kepada kedalaman kalbumu/jiwamu,
    Nabi mengucapkannya tiga kali. Kebaikan itu ialah
    yang menenteramkan jiwa/kalbu dan dosa itu ialah
    sesuatu yang menyusahkan jiwa/kalbu dan
    kebimbangan di kalbu. Jika manusia meminta fatwa
    kepadamu, mintalah fatwa kepada ke kedalaman
    kalbu/jiwamu).

131
RASIONAL (2)
  • 2. Berpengaruh secara signifikan dalam
    pembentukan perilaku. Nabi SAW bersabda
  • ??? ?? ????? ???? ??? ???? ??? ????? ??? ????
    ???? ??? ????? ??? ??? ??? ????? (???? ???????
    ?????)
  • Ingatlah! Bahwa dalam tubuh itu ada segumpal
    daging, bila ia baik,
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com