KONSEP BUDAYA DALAM ANTROPOLOGI - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

KONSEP BUDAYA DALAM ANTROPOLOGI

Description:

KONSEP BUDAYA DALAM ANTROPOLOGI Tim Dosen MK. Antropologi Sosial Lanjutan Dikatakan oleh C. Kluckhohn bahwa orientasi nilai adalah suatu konsepsi yang umum dan ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:149
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 48
Provided by: Wina4
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: KONSEP BUDAYA DALAM ANTROPOLOGI


1
KONSEP BUDAYA DALAM ANTROPOLOGI
  • Tim Dosen MK. Antropologi Sosial

2
Konsep Budaya
  • Dalam antropologi masa kini terdapat dua aliran
    besar dalam mendefinisikan budaya
  • Aliran behavioral melihat budaya sebagai
  • a total way of life. Tujuh unsur universal.
  • Aliran ideational melihat budaya sebagai sesuatu
    yang abstrak yang bersifat gagasan atau
    pemikiran, yang berfungsi membentuk pola perilaku
    yang khas suatu kelompok ma-syarakat. Dapat
    berbentuk sistem pengetahu-an, the state of
    mind, spirit, belief, meaning, ethos, value, the
    capability of mind dsb.

3
Aliran Behavioral
  • Pada masa kini konsep ini masih digunakan oleh
    para antropolog yang menekuni bidang studi
    evolusi kebudayaan dan ekologi manusia.
  • Pemilahan konsep ini ke dalam tujuh unsur
    univer-sal tidak banyak lagi dibicarakan orang
    sebagai se-suatu yang sangat berguna sebagai
    pisau analisis.
  • Merupakan metode pemilahan pada masa awal
    perkembangan antropologi. Pemilahan ini hanya
    berguna dalam rangka kerja etnografi (kerja
    me-ngumpulkan data tentang sistem sosial-budaya
    dari suatu suku bangsa selengkap-lengkapnya.

4
Budaya Menurut Antropologi
  • Terdapat ratusan definisi tentang kebudaya-an,
    tetapi umumnya para antropolog generasi baru
    sepakat untuk memahami kebudayaan sebagai suatu
    sistem pengetahuan, gagasan, dan ide yang
    dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat yang
    berfungsi sebagai landasan pijak dan pedoman bagi
    masyarakat itu dalam bersikap dan berperilaku
    dalam lingkungan alam dan sosial di tempat mereka
    berada.

5
Lanjutan
  • Sebagai sistem pengetahuan dan gagasan,
    kebu-dayaan yang dimiliki suatu masyarakat
    merupakan kekuatan yang tidak tampak (invisible
    power), yang mampu menggiring dan mengarahkan
    manusia pendukung kebudayaan itu untuk bersikap
    dan berperilaku sesuai dengan pengetahuan dan
    gagasan yang menjadi milik masyarakat tersebut,
    baik di bidang ekonomi, sosial, politik, kesenian
    dsb.
  • Kebudayaan bukan hanya terbatas pada kegiatan
    kesenian, peninggalan sejarah atau
    upacara-upacara tradisional seperti yang dipahami
    oleh banyak kalangan selama ini.

6
Lanjutan
  • Sebagai pedoman bagi manusia dalam bersikap dan
    berperilaku, maka pada dasarnya kebudayaan
    mempunyai kekuatan untuk memaksa manusia
    pendukung kebudayaan itu untuk mematuhi segala
    pola aturan yang telah digariskan kebudayaan.

7
Kebudayaan VS Bukan Kebudayaan
  • Manusia sebenarnya memiliki pelbagai sistem
    pengetahuan dan gagasan, namun demikian perlu
    dibedakan dengan tegas bahwa sistem pengetahuan
    dan gagasan yang tidak mampu menjadi pengarah dan
    pedoman bagi sikap dan tingkah laku manusia,
    tidak dapat disebut sebagai kebudayaan. Hal ini
    hanya dapat dikategorikan sebagai pengetahuan
    saja.

8
Lanjutan
  • Mereka yang memiliki pengetahuan dan gagas-an
    tentang disiplin dan keadaan sosial misalnya,
    tetapi tidak menjadikan pengetahuan dan gagas-an
    itu sebagai landasan dari sikap dan perilaku
    mereka, maka pengetahuan dan gagasan tsb tidak
    dapat dikatakan sebagai kebudayaan. Itu hanya
    terbatas pada pengetahuan dalam arti khusus
    saja.
  • Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah sesuatu
    pengetahuan atau gagasan sudah menjadi kebudayaan
    suatu masyarakat, dapat dilihat dari sikap dan
    perilaku masyarakat itu sendiri dalam kehidupan
    mereka sehari-hari.

9
Dua Tinjauan Berbeda
  • Goodenough (1961), ada perbedaan penting antara
    pola untuk perilaku dengan pola dari perilaku
  • Pertama, budaya digunakan untuk mengacu pada
    pola kehidupan suatu masyarakat kegiatan dan
    pengaturan material dan sosial yang berulang
    secara teratur yang merupakan kekhususan suatu
    kelompok manusia tertentu. Dalam pengertian ini,
    istilah budaya telah mengacu pada kedalaman
    fenomena benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang
    bisa diamati di sana di dunia.
  • Kedua, istilah budaya dipakai untuk mengacu pada
    sistem pengetahuan dan kepercayaan yang disusun
    sebagai pedoman manusia dalam mengatur pengalaman
    dan persepsi mereka, menentukan tindakan, dan
    memilih diantara alternatif yang ada. Pengertian
    budaya yang demikian ini mengacu pada dunia
    gagasan.

10
Alat Ukur Budaya??
  • Budaya tidak terdiri dari benda-benda dan
    peristiwa-peristiwa yang dapat kita amati,
    dihitung dan diukur. Budaya terdiri dari
    gagasan-gagasan dan makna-makna yang dimiliki
    bersama.

11
Lanjutan
  • Clifford Geertz, meminjam dari pakar filsafat
    Gilbert Ryle, memberikan contoh yang menarik
    kejapan mata (tidak disengaja) dengan kedipan
    mata yang disengaja. Sebagai peristiwa lahiriah,
    keduanya mungkin serupa pengukuran keduanya
    tidak akan menemukan perbedaan. Yang satu adalah
    tanda, kode yang mengandung makna yang sama bagi
    orang Amerika (tetapi yang mungkin tdak akan bisa
    dimengerti oleh orang Eskimo atau Aborigin
    Australia.

12
Lanjutan
  • Hanya dalam kesemestaan makna yang dimiliki
    bersama bunyi-bunyi dan peristiwa-peristiwa fisik
    bisa dipahami dan meneruskan informasi. Kita
    dapat mengukur sepuas hati tanpa bisa menangkap
    makna kejapan mata dan membedakannya dari
    kedipan.

13
Manusia Dan Kebudayaan
  • Manusia dan kebudayaan merupakan kesatuan yang
    tidak terpisahkan, sementara itu pendukung
    kebudayaan adalah makhluk manusia itu sendiri.
    Sekalipun makhluk manusia akan mati, tetapi
    kebudayaan yang dimilikinya akan diwariskan pada
    keturunannya, demikian seterusnya.

14
Budaya Yang Berubah
  • Selain kebudayaan harus melalui proses belajar
    mengajar yang terus menerus tanpa henti-hentinya,
    dalam membicarakan kebudayaan, kita juga tidak
    dapat lepas dari sifat utama lainnya dari
    kebudayaan, yaitu sifat kebudayaan yang selalu
    berubah.

15
Proses Internalisasi Kebudayan
  • Pada dasarnya ada dua cara proses belajar yang
    dilalui manusia dalam rangka internalisasi
    kebudayaan.
  • Melalui pewarisan (transmission). Pewarisan
    nilai itu dilakukan dengan mengajarkan pelbagai
    gagasan untuk dijadikan pedoman dalam praktik
    kehidupan.
  • Manusia juga mengalami pelbagai proses interaksi
    dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan
    sosial maupun lingkungan alamnya. Dari interaksi
    dengan lingkungannya itu manusia juga berupaya
    untuk menginternalisasikan bermacam-macam makna
    yang ditangkapnya.

16
Pewarisan Kebudayaan
  • Sebagai suatu sistem, kebudayaan tidak diperoleh
    manusia begitu saja secara ascribed, tetapi
    melalui proses belajar yang berlangsung tanpa
    henti, sejak dari manusia itu dilahirkan sampai
    dengan ajal menjemputnya.
  • Proses belajar dalam konteks kebudayaan bukan
    hanya dalam bentuk proses internalisasi dari
    sistem pengetahuan yang diperoleh manusia
    melalui pewarisan atau transmisi dalam keluarga,
    lewat sistem pendidikan formal di sekolah atau
    lembaga pendidikian formal lainnya, tetapi juga
    diperoleh melalui proses balajar dari
    berinteraksi dengan lingkungan alam dan
    sosialnya.

17
Lanjutan
  • Pewarisan kebudayaan makhluk manusia, tidak
    selalu terjadi secara vertikal atau kepada anak
    cucu mereka, melainkan dapat pula secara
    horizontal yaitu manusia yang satu dapat belajar
    kebudayaan dari manusia lainnya.

18
Lanjutan
  • Dalam proses kebudayaan, sistem pewarisan dan
    interaksi manusia dengan lingkungan itu selalu
    saling berhadapan. Keduanya bertemu dalam proses
    dialektika secara terus menerus. Proses seperti
    itu tidak pernah berhenti dan berlangsung terus
    dlm kehidupan masyarakat.
  • Gagasan-gagasan baru yang muncul sebagai hasil
    dialektika itulah yang kemudian menjadi milik
    masyarakat, dan hal inilah yang kemudian menjadi
    pengarah dan pedoman bagi sikap dan perilaku
    warga masyarakat pendukung kebuda-yaan itu. Oleh
    karena itu, berubah adalah sifat utama dari
    kebudayaan.

19
Karakteristik Kebudayaan
  • Kebudayaan adalah milik bersama Tidak mungkin
    ada kebudayaan tanpa masyarakat
  • Kebudayaan adalah hasil belajar (bukan sebagai
    warisan biologis) kebudayaan sebagai warisan
    sosial (Ralph Linton) ? melalui proses
    enkulturasi.
  • Kebudayaan didasarkan pada lambang. kebudayaan
    diteruskan melalui komunikasi gagasan, emosi, dan
    keinginan yang diekspresikan dalam bahasa.
  • Kebudayaan adalah terpadu (integrasi
    kebu-dayaan) semua aspek kebudayaan berfung-si
    sebagai kesatuan yang integral.

20
Orientasi Nilai Budaya
  • Konsep orientasi nilai budaya (value
    orientation) digunakankan oleh Florence Kluckhohn
    dan Fred Strodbeck dalam buku mereka Variations
    in Value Orientation (1961). Di Indonesia konsep
    ini dikembangkan oleh Koentjaraningrat pada
    akhir dasawarsa 1960-an.
  • Berasal dari konsep value yang dikem-bangkan
    oleh Clyde Kluckhohn, suami dari Florence
    Kluckhohn, di Universitas Harvard USA.

21
Konsep Value (nilai)
  • Konsep value dijelaskan sbb Sebuah nilai
    adalah sebuah konsepsi, eksplisit atau inplisit,
    yang khas milik seseorang individu atau suatu
    kelompok, tentang yang seharusnya diingin-kan
    yang mempengaruhi pilihan yang tersedia dari
    bentuk-bentuk, cara-cara, dan tujuan-tujuan
    tindakan
  • Di sini perlu diingat bahwa hal yang seharus-nya
    diinginkan (the desirable)adalah berbeda dari
    hal yang diinginkan (the desired).

22
Lanjutan
  • Nilai merupakan kriteria dalam menentukan tentang
    apa yang seharusnya diinginkan seseorang sebagai
    anggota suatu masyara-kat, bukan tentang apa
    yang diinginkannya. Contohnya, ada banyak
    keluarga dalam masyarakat Batak yang ingin
    memiliki anak laki-laki. Ini bukan nilai, bukan
    the desirable . Ini hanya suatu keinginan, tapi
    kalau masya-rakat Batak mengatakan bahwa setiap
    keluarga seharusnya ingin punya anak laki-laki,
    maka ini barulah nilai. Ini adalah the
    desirable..

23
Lanjutan
  • Sebagai konsepsi, nilai adalah abstrak, sesuatu
    yang dibangun dan berada di dalam pikiran atau
    budi, tidak dapat diraba dan dilihat secara
    langsung dengan pancaindra.
  • Nilai yang dianut seseorang atau suatu
    masyara-kat, biasanya berbentuk samar-samar,
    Nilai tsb tidak diungkapkan dalam bentuk verbal
    secara komplit dan tepat oleh pemiliknya. Dia
    lebih implisit dari pada eksplisit. Dia berbentuk
    ide, atau pemikir-an yang abstrak dan sangat umum
    (intangible).
  • Nilai hanya dapat disimpulkan dan ditafsirkan
    dari ucapan, perbuatan, dan materi yang dibuat
    manusia. Ucapan, perbuatan, dan materi adalah
    manifestasi dari nilai.

24
Lanjutan
  • Namun demikiann, setelah melakukan penilaian yang
    mendalam, satu nilai dari suatu masyarakat dapat
    dirumuskan dalam bentuk kata-kata oleh sang
    peneliti. Kemudian makna yang diperoleh sang
    peneliti ini diajukan kepada anggota masyarakat
    tersebut untuk diuji kebenarannya. Apakah
    kesimpulan peneliti tentang nilai yang
    diungkapkan dalam bentuk kata-kata tersebut benar
    atau tidak. Sang pemiliknya (anggota masyarakat)
    dapat memberikan persetujuan atau penolakan.
  • Metode ini disebut verbalizability (suatu cara
    untuk menguji kebenaran dari kesimpulan tentang
    suatu nilai yang diperoleh seorang peneliti dari
    suatu masyarakat)

25
Lanjutan
  • Untuk memperoleh nilai yang terkandung dalam
    suatu ucapan atau suatu perbuatan, seseorang
    harus melakukan penafsiran (interpretasi) dan
    penarikan kesimpulan (inferensi). Misalnya,
    ucapan orang harus menghormati orang tua
    bukanlah sebuah nilai, tapi manifestasi dari
    suatu nilai yang diungkapkan dalam kata-kata.

26
Lanjutan
  • Contoh lain
  • Perbuatan membungkuk ketika berjalan di depan
    orang tua bukanlah sebuah nilai,tapi manifestasi
    dari suatu nilai yang diungkapkan dalam bentuk
    perilaku.
  • Sebuah keris yang indah dan bertuah bukanlah
    nilai kultural, tapi manifestasi dari suatu nilai
    yang diwujudkan dalam bentuk materi.
  • Tugas dari seorang peneliti antropologi adalah
    mengorek atau mencari nilai-nilai yang dihargai
    oleh suatu masyarakat melalui ucapan, perilaku,
    dan hasil kelakuan anggota masyarakat tersebut.

27
Peneliti VS Nilai
  • Jadi untuk menangkap nilai yang hidup dalam
    suatu masyarakat, seorang peneliti tidak cukup
    hanya mengamati dan mencatat ucapan, perbuatan,
    atau materi yang dihasilkan oleh anggota
    masyarakat tersebut, tapi dia harus pandai
    pengorek dan menemukan konsepsi yang tersembunyi
    di bawah permukaan ucapan, perbuatan, dan materi
    tersebut.

28
Lanjutan
  • Robert Bellah, dalam bukunya Tokugawa Religion
    (1957/1970), mengupamakan ucapan, perbuatan dan
    materi tersebut sebagai the husk (kulit luar),
    atau sesuatu yang nyata, yang terlihat
    (tangible), dan yang ada di permukaan. Sedangkan
    nilai yang tersembunyi di bawah kulit tersebut
    disebutnya sebagai the kernel (inti). Nilai ini
    tidak terlihat dan tidak teraba (intangible).

29
Lanjutan
  • Metode penafsiran dan penyimpulan dalam kajian
    tentang nilai disebut sebagai metode
    verstehen,lawannya adalah metode erklaren.
  • Dengan demikian, kajian tentang nilai memerlukan
    tenaga peneliti yang benar-benar mempunyai
    kemampuan, baik dalam penguasaan konsep maupun
    dalam keterampilan metodologis.

30
Pengunaan konsep nilai yg salah
  • Banyak para akhli limu sosial sering meng-gunakan
    konsep nilai secara kasar atau kurang tajam,
    bahkan membingungkan
  • Linton dalam bukunya Study of Man (1936)
    menyamakan konsep nilai dengan sikap atau sikap
    mental.
  • Sebagian sarjana lain menyamakan konsep nilai
    tersebut dengan kode moral, kepercaya-an yang
    dipegang teguh, aspirasi kebudaya-an, bahkan
    sampai kepada sangsi.

31
Lanjutan
  • Satu kecenderungan umum yang lain adalah
    menyamakan konsep nilai dengan konsep budaya
    (culture). Ini jelas tidak betul. Budaya adalah
    sesuatu yang lebih luas dari pada nilai.
  • Jika kita menerima pandangan bahwa buda-ya adalah
    suatu sistem ideasional, maka nilai, bersama
    dengan konsep-konsep sejenis seperti ethos,
    kepercayaanm worldview adalah unsur dari budaya.

32
Lanjutan
  • Yang membedakan nilai (value) dari kepercayaan
    (belief) Nilai mengacu kepada kategori good
    dan bad, dan right dan wrong sedangkan
    keperca-yaan mengacu kepada kategori true dan
    false, dan correct dan incorrect.
  • Kepercayaan dalam pengertian populer sering juga
    diartikan sebaga the desirable yang disetujui dan
    diperintahkan oleh Tuhan. Jadi bagaimanapun,
    dalam hal tertentu nilai dan kepercayaan
    mem-punyai suatu titik persamaan. Dua-duanya
    mengandung pemikiran tentang standar dan alat
    pengukuran.

33
Konsep Orientasi Nilai (Value Orientation)
  • Value Orientation sebagai sebuah konsep, di satu
    pihak tampak lebih khusus dari pada konsep
    value (nilai), karena ditujukan kepada hal-hal
    yang sudah tertentu. Namun di pihak lain konsep
    ini tampak lebih luas, karena di samping
    menyangkut hal-hal yang seharusnya diinginkan
    juga menyangkut hal-hal yang seharusnya tidak
    diinginkan.

34
Lanjutan
  • Dikatakan oleh C. Kluckhohn bahwa orientasi nilai
    adalah suatu konsepsi yang umum dan terorganisasi
    tentang alam, tentang tempat manusia dalam alam,
    tentang hubungan manusua dengan manusia, dan
    tentang the desirable dan non disarable.Di sini
    konsepsi tersebut ditempatkan dalam konteks
    hubungan manusia dengan ling-kungannya dan
    hubungan manusia antar manusia.
  • Orientasi nilai, sebagai sebuah konsepsi
    mem-pengaruhi perilaku mjanusia dalam berhubungan
    dengan alam dan dengan manusia yang lain.

35
Definisi Orientasi Nilai
  • Secara formal orientasi nilai dapat didefinisikan
    sebagai
  • .......... satu konsepsi yang umum dan
    bersistem (mempengaruhi perilaku) tentang alam,
    tentang tempat manusia dalam alam, tentang
    hubungan manusia dengan manusia, dan tentang yang
    seharusnya diinginkan dan tidak seharusnya
    diinginkan, sebagaimana mereka itu dapat
    dikaitkan dengan hubungan manusia-lingkungan dan
    antar manusia
  • Selanjutnya di Indonesia Koentjaraningrat
    mengembangkan konsep ini dengan nama orientasi
    nilai budaya.

36
KERANGKA ORIENTASI NILAI BUDAYA
MASALAH HIDUP ORIENTASI NILAI BUDAYA ORIENTASI NILAI BUDAYA ORIENTASI NILAI BUDAYA
Hakikat dan sifat hidup Hidup adalah buruk Hidup adalah baik Hidup adalah buruk tapi hrs diperbaiki
Hakikat kerja Kerja adalah untuk hidup Kerja adalah untuk mencari kedudukan Kerja adalah untuk menambah mutu karya
Hakikat kedudukan manusia dlm ruang waktu Masa lalu Masa kini Masa depan
Hakikat hubungan manusia dgn alam Tunduk kpd alam Mencari keselaras an hidup dengan alam Menguasai alam
Hakikat hubungan manusia dgn manu-sia Memandang kpd tokoh-tokoh atas-an Mementingkan ra-sa ketergantung-an pd sesama Mementingkan ra-sa tdk tergantung pada sesama
37
Lanjutan
  • Kerangka di atas dibuat berdasar pada asumsi yang
    dipakai dalam penelitian komparatif tentang
    orientasi nilai yang dilakukan oleh Kluckhohn
    dan Strodtbeck
  • Semua masyarakat dalam semua kurun waktu
    menghadapi sejumlah masalah tertentu yang harus
    mereka selesaikan. Ada lima masalah pokok yang
    secara universal dihadapi manusia yaitu
  • Persoalan mengenai sifat dasar manusia
  • Persoalan manusia dengan alam
  • Persoalan titik masa yang menjadi perhatian
    kehidupan manusia
  • Persoalan mengenai kegiatan manusia.
  • Persoalan hubungan antara manusia dengan
    sesamanya.

38
Lanjutan
  • Meskipun terdapat berbagai macam variasi jalan
    penyelesaian terhadap setiap masalah di atas,
    namun jalan penyelesaian yang sangat mungkin
    tidaklah bersifat random maupun terbatas, tapi
    mempunyai variasi yang jelas.
  • Semua alternatif dalam penyelesaian masalah
    terdapat dalam semua masyarakat dalam semua
    waktu. Yang berbeda hanya preferensinya. Setiap
    masyarakat mempunyai sejumlah variasi pilihan
    atau pilihan pengganti, di samping pilihan
    dominan atas orientasi-nilai.

39
Kebudayaan Ind Masa Kini
  • Masyarakat Indonesia sekarang sedang bergerak
    dari masyarakat agraris tradisional yang penuh
    dengan nuansa spiritualistik menuju masyarakat
    industrial modern yang materialistik.
  • Warna kehidupan masyarakat industrial sudah
    terasa dalam denyut jantung kehidupan masyarakat,
    walaupun corak kehidupan agraris tradisional
    tidak lenyap sama sekali. Dalam terminologi
    Durkheim keadaan bangsa Indonesia ini dapat
    dikategorikan sebagai masyarakat yang sedang
    bergerak dari bentuk masyarakat yang penuh
    solidaritas organik.

40
Lanjutan
  • Dalam masyarakat seperti itu kemungkinan akan
    muncul fenomena kegalauan budaya (pada tingkat
    individual) yang disebut oleh Durkheim (1951)
    dengan istilah anomie. Pada tingkat sosial Victor
    Turner (1976) menyebutnya sebagai fenomena
    liminality.

41
Lanjutan
  • Masyarakat yang mengalami fenomena anomie seperti
    itu akan tidak berada di sini dan tidak pula
    berada di sana , tidak dalam budaya tradisional
    yang sudah mulai ditinggalkannya, dan tidak pula
    dalam budaya modern yang sedang dicicipinya.
  • Untuk tetap bertahan dan berpegang teguh pada
    kehidupan tradisional tidak mungkin lagi karena
    dianggap tidak cocok dan ketinggalan zaman,
    tetapi untuk meninggalkannya secara keseluruhan
    jugfa tidak mungkin, karena model kehidupan unia
    baru pun belum jelas dalam sistem gagasan mereka.
    Akibat perilaku masyarakat menjadi sangat ambigu
    atau mendua.

42
Lanjutan
  • Konsep pewarisan nilai luhur yang selama menjadi
    slogan politik kebudayaan kita harus dikaji
    ulang. Pewarisan nilai budaya harus dipahami
    sebagai suatu proses yang rumit dan tidak
    sederhana, karena menyangkut semua dimensi
    dinamika kehidupan masyarakat. Terdapat
    kendala-kendala yang membutuhkan kecermatan yang
    mendalam dalam proses pewarisan nilai budaya itu.

43
Lanjutan
  • Kendala pertama menyangkut penentuan nilai-nilai
    yang perlu diwariskan, yang sesuai dengan
    tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia di masa
    depan. Bangsa Indonesia yang mempunyai ratusan
    ke-lompok etnik dengan beragam kebudaya-annya
    mempunyai sistem nilai budayanya sendiri-sendiri.
    Bukan hal yang mudah untuk menentukan nilai mana
    yang akan diwariskan.

44
Lanjutan
  • Kendala kedua adalah menyangklut agen yang
    bertugas untuk mewariskan nilai-nilai luhur itu.
    Apakah agen yang akan mewariskan nilai itu
    sendiri memahami benar keunggulan nilai budaya,
    dan meyakininya sebagai suatu yang patut untuk
    diwariskan. Hal itu hanya dapat dibuktikan dari
    sikap dan perilaku para agen itu sendiri.
  • Pewarisan akan lebih mudah dilakukan jika
    diiringi dengan praktik kehidupan. Di sinilah
    pentingnya pelaksanaan hukum (law enforcement
    order) dalam praktik kehidupan masyarakat.

45
Lanjutan
  • Kendala ketiga, proses globalisasi yang telah
    kita rasakan denyutnya dalam arah kehidupan
    bangsa itu, selain telah membentuk corak budaya
    masyarakat yang mengarah pada gagasan yang
    relatif sama (borderless), tetapi juga telah
    menumbuhkan gelombang perlawanan pada sebagian
    masyarakat (Feathrstonhe, 1995 dalam Sairin
    2002).
  • Munculnya kelompok-kelompok sosial baru dengan
    sistem nilainya sendiri, menjadi kenyataan yang
    tidak bisa dihindari. Hal ini menyebabkan nilai
    budaya yang ingin diwariskan akan mendapatkan
    respon yang beragam pula, dan bahkan kemung-kinan
    akan berbeda antara satu kelompok masya-rakat
    kepada kelompok lainnya, dan mungkin saja hal ini
    dapat mengganggu keutuhan bangsa.

46
Lanjutan
  • Dalam keadaan seperti itu masyarakat cnderung
    untuk memungut simbol-simbol budaya dunia baru
    yang diambil secara sepotong-sepotong, sementara
    memilih sebagian simbol-simbol tradisional untuk
    tetap dipertahankan. Masyarakat cende-rung
    mengadopsi kedua sistem budaya itu secara
    bersamaan, walaupun yang diambil umumnya hanya
    unsur-unsur yang dipandang bermanfaat guna
    kepentingan tertentu saja.

47
Budaya Dan Globalisasi
  • Akibat Globalisasi
  • Mentalitas nerabas menghindari kerja keras,
    tidak disiplin, tidak bertanggungjawab.
  • Dengan mentalitas nerabas itu secara perla-han
    membawa masyarakat kepada menipis- nya bahkan
    hilangnya rasa malu (shameless).
  • Perilaku konsumtif dan luarnegri minded.
  • Krisis nilai dan orientasi nilai, identitas
    reidentifikasi dan revitalisasi unsur budaya
    et-nik muncul di berbagai belahan dunia Bosnia.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com