SISTEM PRODUKSI SAPI POTONG - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

SISTEM PRODUKSI SAPI POTONG

Description:

Peternak Pola penggembalaan, semi intensif Skala kecil, basis produksi rumahtangga, usaha sampingan, teknologi sederhana, produktivitas rendah, mutu ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:4089
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 19
Provided by: LabEkonom
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: SISTEM PRODUKSI SAPI POTONG


1
SISTEM PRODUKSI SAPI POTONG
2
SDM
  • Peternak
  • Pola penggembalaan, semi intensif
  • Skala kecil, basis produksi rumahtangga, usaha
    sampingan, teknologi sederhana, produktivitas
    rendah, mutu produksi bervariasi.
  • Pengetahuan otodidak turun temurun
  • Pekerjaan beternak sebagai pilihan terakhir
  • Kurang terdidik
  • Kelemahan akses aspek ekonomi
  • (a) tidak ada orientasi ke depan,
  • (b) tidak ada growth philosophy,
  • (c) kurang ulet,
  • (d) bersifat retreatisme/berpaling ke akhirat,
  • (e) lamban merespon kesempatan ekonomi.

3
SDM
  • Pembina teknis
  • Kualitas dan kuantitas belum memadai
  • Sebaran tidak merata, daya jangkau rendah
  • Rendahnya kesadaran akan pentingnya kearifan
    lokal (pakan)
  • Otda ? profesionalisme rendah
  • Rumitnya aspek administrasi
  • Petugas teknis reproduksi (PKB dan IB)
  • S/C 1,86 1,49
  • Semen BIB Lembang,
  • Program pelatihan Inseminator ? keberhasilan IB
  • Petugas/kader IB perlu dibekali keahlian lain
    (pakan, kesehatan, peluang memperoleh insentif)
  • Peningkatan populasi sebanding dengan peningkatan
    insentif inseminator
  • Kemampuan menahan penjualan betina hasil IB

4
SUBSISTEM AGRIBISNIS HULU
  • Pasokan pakan
  • Berkembangnya kawasan peternakan sapi potong ?
    pola pemeliharaan semakin intensif
  • Peningkatan kebutuhan pakan, kuantitas, kualitas
    dan kotinuitas
  • Peningkatan lahan pangonan, penggembalaan, daerah
    aliran sungai, perkebunan, kehutanan
  • Teknologi pengawetan hijauan, hay, silage,
    fermentasi dll.
  • Diseminasi inovasi melalui pendekatan
    tekno-sosio-ekonomi ? rekayasa social
  • Pasokan Sapi
  • Ketergantungan impor sapi dan daging
  • Perlu upaya pembibitan di Jabar
  • Pertumbuhan pembibitan harus gt pertumbuhan
    pemotongan
  • Pencegahan penjualan betina keturunan IB
  • Pasokan bibit hasil IB dari Jateng

5
SUBSISTEM AGRIBISNIS HULU
  • Straw semen
  • Penyebaran melalui dinas peternakan
  • Untuk lokasi terpencil/terisolir, kelancaran
    terhambat, pengaturan pengadaan tidak efektif
  • Berkurangnya kemampuan pemerintah untuk, subsidi
    straw semen
  •  
  • Penyediaan obat-obatan
  • Kebutuhan obat cacing dan vitamin
  • Vaksin disediakan pemerintah

6
SUB SISTEM USAHATERNAK
  • Peternak rakyat 87.490 orang (r 12,01)
  • Intensif skala 2-5 ekor semi intensif lt 10 ekor
  • Ekstensif /digembalakan ? perkawinan IB dan alam
    ? S/C rendah ? perlu pejantan unggul
  • Program IB terprogam untuk mencegah inbreeding
  • Pendapatan peternak rakyat rendah, tidak
    berorientasi komersil
  • Masalah
  • Produktivitas rendah CI tinggi, pubertas lambat,
    angka kematian pedet tinggi
  • PBB relative rendah (0,2-0,4 kg/ekor/hari) ?
    bibit, pakan, penyakit, manajemen
  • Insentif ekonomi rendah (negative) ? minat
    pembibitan jadi rendah
  • Sumberdaya yang tersedia belum dimanfaatkan
    secara optimal

7
SUB SISTEM AGRIBISNIS HILIR
  • Tergantung preferensi konsumen
  • 60 prod daging diserap pengusaha baso
  • Kelembagaan peternak ? produsen, bandar, pemotong
    (konsumen jagal)
  • Pasar cenderung monopsoni atau oligopsoni
  • SUB SISTEM PENDUKUNG
  • Infrastruktur jalan
  • Infrastruktur komunikasi
  • Kapasitas kelembagaan (teknologi, modal posisi
    tawar di pasar)
  • Kelembagaan kelompok ? inovasi teknologi ? LKM-UP
  • Tingkat penerapan teknologi ? IB, pakan

8
  • SASARAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
  • PETERNAKAN SAPI POTONG
  • Mendorong agribisnis peternakan sapi potong yang
    berdaya saing, dengan penguatan pada sektor bibit
    dan pakan
  • Kebijakan Strategis
  • Penguatan pasokan dan peningkatan produktivitas
    bibit sapi potong
  • Penguatan penyediaan kuantitas dan kualitas pakan
  • Penataan pasar sapi potong dan pengembangan pasca
    panen

9
Program Prioritas Jangka Pendek
  • Memperbesar kemampuan lokal Jawa Barat dalam
    penyediaan bibit sapi potong
  • Memperbesar kemampuan penyediaan pakan untuk
    mendukung peningkatan populasi dan produksi sapi
    potong
  • Mendorong perkembangan sektor agribisnis hilir
    sapi potong

10
SK. DIRJEN PETERNAKANNO 777/KPTS/DJP/DEPTAN/1982
SYARAT-SYARAT TEKNIS PERUSAHAAN PETERNAKAN SAPI
POTONG
  • MENIMBANG
  • Pelaksanaan SK Mentan No. 406/Kpts/Djp/Deptan/19
    80.
  • MENGINGAT 1. UU No. 6 tahun 1976
  • 2. PP no 15 tahun 1977
  • 3. dst
  • MENETAPKAN dst

11
LOKASI
  • Tidak bertentangan dengan ketertiban dan
    kepentingan umum.
  • Tidak berada di tengah pemukiman. Jarak dengan
    pemukiman gt 250 meter, jarak dengan peternakan
    lain gt 25 meter.
  • Memperhatikan topografi, tidak mencemari
    lingkungan daerah sekitarnya.
  • Pagar pembatas tinggi gt 1,75 meter.
  • Pagar batas keliling gt 4 jalur kawat
    polos/berduri, dengan tiang kayu/beton.
  • Pagar batas tidak boleh dialiri listrik. Pagar di
    dalam boleh dialiri listrik berkekuatan lemah
    dengan ijin PLN.

12
BANGUNAN
  • Kandang penanganan (cattle yard) crush dan rase
    untuk ranch dan kandang untuk penggemukan.
  • Kandang isolasi dan kandang karantina
  • Gudang pakan, alat-alat, pupuk.
  • Kantor kamar obat-obatan dan keswan.
  • Kandang penanganan dan isolasi harus
    memperhatikan topografi.
  • Kandang penggemukan harus memenuhi persyaratan.

13
BIBIT
  • Bibit harus baik dan berasal dari daerah bebas
    penyakit menular.
  • Bibit dari LN harus seijin Ditjen Peternakan.
  • Ternak baru harus masuk karantina gt 14 hari.
  • Perusahaan pembibitan mengikuti petunjuk,
    pengarahan dan pengawasan Ditjen Peternakan /
    Dispet setempat.
  • PENYEDIAAN AIR, PAKAN DAN LAHAN
  • Air Tersedia cukup utk ternak, kebersihan dll
  • Hijauan tersedia cukup (dari kebun sendiri
    sebagian/seluruhnya)
  • Konsentrat cukup tersedia ( dari pabrik
    pakan/buat sendiri)
  • Wajib menyediakan lahan sesuai kebutuhan
  • Status lahan jelas sesuai peraturan
    perundang-undangan

14
KESEHATAN HEWAN
  • Lokasi tidak mudah dimasuki binatang liar.
  • Wajib melakukan desinfeksi, penyemprotan
    insektisida, dan hama lain.
  • Wajib melakukan pembersihan, pencucian,
    pencucihamaan.
  • Karyawan tidak menularkan penyakit dari satu
    kandang ke kandang yg lain.
  • Orang lain tidak keluar masuk kandang.
  • Ternak sakit, mati tidak boleh keluar komplek
    peternakan, kecuali untuk diagnosa ? bakar,
    musnahkan, kubur.
  • Wajib vaksinasi ? kartu kesehatan.

15
KESEHATAN HEWAN
  • Memiliki sertifikat bebas Brucellosis
  • Wajib uji Brucellosis
  • Sertifikat dikeluarkan oleh Ditjen Peternakan
  • Sertifikat berlaku 2 tahun
  • Biaya dibebankan kepada perusahaan
  • Ternak antibiotik baru dapat dikonsumsi setelah
    gt 14 hari
  • Ternak hormon baru dapat dikonsumsi setelah gt
    3 hari.
  • Wajib membantu pemerintah dalam pemberantasan dan
    pencegahan penyakit
  • Ternak sakit/dugaan sakit ? lapor Dispet setempat

16
PENCEMARAN/KELESTARIAN LINGKUNGAN
  • Wajib mencegah erosi, menjaga kelestarian
    lingkungan, penghijauan
  • Mencegah polusi
  • Memiliki bak pembuangan, pembakaran
  • Memiliki septic-tank
  • Mempertahankan kesuburan lahan

17
PENGAWASAN DAN KETENTUAN PERALIHAN
  • Wajib membuat laporan tiap 6 bulan sesuai
    petunjuk Ditjen Peternakan
  • Wajib menerima, membantu petugas bimbingan dan
    pengawasan.
  • Perusahaan yang didirikan sebelum SK ini harus
    membuat penyesuaian lt 3 tahun.
  • Bila melakukan pelanggaran ? sanksi.

18
  • Bagaimana usaha peternakan sapi potong yang ada
    di Jawa Barat pada umumnya dibandingkan dengan
  • SK. DITJEN PETERNAKANNO 777/KPTS/DJP/DEPTAN/198
    2
  • .. komentar.
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com