Kelompok 5 - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Kelompok 5

Description:

Kelompok 5 Arizal Ramadhana S.D (ketua) / 03 Inge Meylinda Wiyana (anggota)/ 12 Nabila Mulyani Putri (notulen) / 16 Rifka Ajeng Fitriani (moderator)/ 24 – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:607
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 33
Provided by: Micro1
Category:
Tags: kelompok | pecahan

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Kelompok 5


1
Kelompok 5
  1. Arizal Ramadhana S.D (ketua) / 03
  2. Inge Meylinda Wiyana (anggota)/ 12
  3. Nabila Mulyani Putri (notulen) / 16
  4. Rifka Ajeng Fitriani (moderator)/ 24

2
KERAJAAN HINDU - BUDHA
SINGHASARI
KEDIRI
3
KERAJAAN KEDIRI
Kerajaan Kadiri atau Kediri adalah kerajaan yang
bercorak Hindu di Jawa bagian timur, berdiri
sekitar tahun 1045-1221 M. Nama-nama lainnya yang
juga dikenal untuk menyebut kerajaan ini adalah
Kerajaan Panjalu atau Kerajaan Dhaha.
Kerajaan ini merupakan salah satu dari dua
kerajaan pecahan Kahuripan pada tahun 1045 (satu
lainnya adalah Janggala), yang dipecah oleh
Airlangga untuk dua puteranya. Airlangga membagi
Kahuripan menjadi dua kerajaan untuk menghindari
perselisihan dua puteranya, dan ia sendiri turun
tahta menjadi pertapa. Wilayah Kerajaan Kediri
adalah bagian selatan Kerajaan Kahuripan.
4
PERKEMBANGAN
Tak banyak yang diketahui mengenai peristiwa di
masa-masa awal Kerajaan Kediri. Raja Kameswara
(1116-1136) menikah dengan Dewi Kirana, puteri
Kerajaan Janggala. Dengan demikian, berakhirlah
Janggala kembali dipersatukan dengan Kediri.
Kediri menjadi kerajaan yang cukup kuat di Jawa.
Pada masa ini, ditulis kitab Kakawin Smaradahana
oleh Mpu Dharmaja, yang dikenal dalam
kesusastraan Jawa dengan cerita Panji. Demikian
pula Mpu Tanakung mengarang kitab Kakawin Lubdaka
dan Wertasancaya
5
PERKEMBANGAN
Raja terkenal Kediri adalah Jayabaya (1135-1159).
Jayabaya di kemudian hari dikenal sebagai
"peramal" Indonesia masa depan. Pada masa
kekuasaannya, Kediri memperluas wilayahnya hingga
ke pantai Kalimantan. Pada masa ini pula, Ternate
menjadi kerajaan subordinat di bawah Kediri.
Waktu itu Kediri memiliki armada laut yang cukup
tangguh. Beliau juga terkenal karena telah
memerintahan penggubahan Kakawin Bharatayuddha,
yang diawali oleh Mpu Sedah dan kemudian
diselesaikan oleh Mpu Panuluh. Raja Kertajaya
yang memerintah (1185-1222), dikenal sebagai raja
yang kejam, bahkan meminta rakyat untuk
menyembahnya. Ini menyebabkan ia ditentang oleh
para brahmana. Kertajaya adalah raja terakhir
dari kerajaan Kadiri. Penemuan Situs Tondowongso
pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai
peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat
membuka lebih banyak tabir misteri.
6
RAJA-RAJA PADA ZAMAN KERAJAAN KEDIRI
  • Sri Jayawarsa (1104-1115)
  • Kameswara (1116-1135)
  • Sri Jayabaya (1135-1159)
  • Sarwaswara (1159-1161)
  • Aryaswara (1171-1174)
  • Gandra (1181)
  • Kertajaya (1185-1222)

7
Raja Jayawarsa
Masa pemerintahan Jayawarsa (1104M) hanya dapat
diketahui melalui prasasti Sirah Keting. Pada
maasa pemerintahannya, Raja Jayawarsa memeberikan
hadiah kepada rakyat desa sebagai tanda
penhargaan, karena rakyat desa telah berjasa
kepada raja. Dari prasasti itu diketahui Raja
Jayawarsa sangat besar perhatiannya kepada
rakyatnya dan berupaya meningkatkan kesejahteraan
kehidupan rakyatnya.
8
Kamesywara
Kamesywara, adalah raja Kerajaan Kadiri antara
tahun 1115 1130 yang bergelar Sri Maharaja
Rakai Sirikan Sri Kamesywara Sakalabhuawanatustika
rana Sarwwaniwaryawirya Parakarama
Digjayatunggadewa. Kamesywara menikah dengan Sri
Kirana, puteri Kerajaan Janggala. Dengan demikian
ia berhasil mempersatukan Kadiri dengan Janggala
setelah terpecah sejak dipecah oleh Airlangga
pada tahun 1045. Pada masa ini, ditulis kitab
Smaradahana oleh Mpu Dharmaja, yang dikenal dalam
kesusastraan Jawa dengan cerita Panji.
9
Jayabaya
Pemerintahan Jayabhaya dianggap sebagai masa
kejayaan Kadiri. Peninggalan sejarahnya berupa
prasasti Hantang (1135), prasasti Talan (1136),
dan prasasti Jepun (1144), serta Kakawin
Bharatayuddha (1157). Pada prasasti Hantang, atau
biasa juga disebut prasasti Ngantang, terdapat
semboyan Panjalu Jayati, yang artinya Kadiri
menang. Prasasti ini dikeluarkan sebagai piagam
pengesahan anugerah untuk penduduk desa Ngantang
yang setia pada Kadiri selama perang melawan
Janggala. Dari prasasti tersebut dapat diketahui
kalau Jayabhaya adalah raja yang berhasil
mengalahkan Janggala dan mempersatukannya kembali
dengan Kadiri. Kemenangan Jayabhaya atas Janggala
disimbolkan sebagai kemenangan Pandawa atas
Korawa dalam kakawin Bharatayuddha yang digubah
oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1157.
10
Sarweswara
Sri Sarweswara adalah raja Kadiri yang memerintah
sekitar tahun 1159-1161. Nama gelar abhisekanya
ialah Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Sarweswara
Janardanawatara Wijaya Agrajasama Singhadani
Waryawirya Parakrama Digjaya Uttunggadewa. Tidak
diketahui dengan pasti kapan Sri Sarweswara naik
takhta. Peninggalan sejarahnya adalah prasasti
Padelegan II, 23 September 1159. Sedangkan yang
paling muda adalah prasasti Kahyunan, 23 Februari
1161. Dari prasasti-prasasti tersebut diketahui
nama pejabat rakryan mahamantri saat itu ialah
Mahamantri Halu Panji Ragadaha dan Mahamantri
Sirikan Panji Isnanendra. Tidak diketahui pula
kapan Sri Sarweswara turun takhta. Raja
selanjutnya yang memerintah Kadiri berdasarkan
prasasti Angin tahun 1171 adalah Sri Aryeswara.
11
Aryeswara
Sri Aryeswara adalah raja Kadiri yang memerintah
sekitar tahun 1171. Nama gelar abhisekanya ialah
Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara
Madhusudanawatara Arijamuka. Tidak diketahui
dengan pasti kapan Sri Aryeswara naik takhta.
Peninggalan sejarahnya berupa prasasti Angin, 23
maret 1171. Lambang kerajaan Kadiri saat itu
adalah Ganesha. Tidak diketahui pula kapan ia
pemerintahannya berakhir. Raja Kadiri selanjutnya
berdasarkan prasasti Jaring adalah Sri Gandra.
12
Gandra
Sri Gandra adalah raja Kadiri yang memerintah
sekitar tahun 1181. Nama gelar abhisekanya ialah
Sri Maharaja Koncaryadipa Handabhuwanapadalaka
Parakrama Anindita Digjaya Uttunggadewa Sri
Gandra. Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri
Gandra naik takhta. Peninggalan sejarahnya berupa
prasasti Jaring, 19 November 1181. Isinya berupa
pengabulan permohonan penduduk desa Jaring
melalui Senapati Sarwajala tentang anugerah raja
sebelumnya yang belum terwujud. Dalam prasasti
tersebut diketahui adanya nama-nama hewan untuk
pertama kalinya dipakai sebagai nama depan para
pejabat Kadiri, misalnya Menjangan Puguh, Lembu
Agra, dan Macan Kuning. Tidak diketahui pula
kapan pemerintahan Sri Gandra berakhir. Raja
Kadiri selanjutnya berdasarkan prasasti Semanding
tahun 1182 adalah Sri Kameswara.
13
Kertajaya
Nama Kertajaya terdapat dalam Nagarakretagama(1365
) yang dikarang ratusan tahun setelah zaman
Kadiri. Bukti sejarah keberadaan tokoh Kertajaya
adalah dengan ditemukannya prasasti Galunggung
(1194), prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah
(1197), dan prasasti Wates Kulon (1205). Dari
prasasti-prasasti tersebut dapat diketahui nama
gelar abhiseka Kertajaya adalah Sri Maharaja Sri
Sarweswara Triwikramawatara Anindita
Srenggalancana Digjaya Uttunggadewa.
14
Kekalahan Kertajaya
Dalam Pararaton Kertajaya disebut dengan nama
Prabu Dandhang Gendis. Dikisahkan pada akhir
pemerintahannya ia menyatakan ingin disembah para
pendeta Hindu dan Buddha. Tentu saja keinginan
itu ditolak, meskipun Dandhang Gendis pamer
kesaktian dengan cara duduk di atas sebatang
tombak yang berdiri. Para pendeta memilih
berlindung pada Ken Arok, bawahan Dandhang Gendis
yang menjadi akuwu di Tumapel. Ken Arok lalu
mengangkat diri menjadi raja dan menyatakan
Tumapel merdeka, lepas dari Kadiri. Dandhang
Gendis sama sekali tidak takut. Ia mengaku hanya
bisa dikalahkan oleh Siwa. Mendengar hal itu, Ken
Arok pun memakai gelar Bhatara Guru (nama lain
Siwa) dan bergerak memimpin pasukan menyerang
Kadiri.
15
Perang antara Tumapel dan Kadiri terjadi dekat
desa Ganter tahun 1222. Para panglima Kadiri
yaitu Mahisa Walungan (adik Dandhang Gendis) dan
Gubar Baleman mati di tangan Ken Arok. Dandhang
Gendis sendiri melarikan diri dan bersembunyi
naik ke kahyangan. Nagarakretagama juga
mengisahkan secara singkat berita kekalahan
Kertajaya tersebut. Disebutkan bahwa Kertajaya
melarikan diri dan bersembunyi dalam dewalaya
(tempat dewa). Kedua naskah tersebut memberitakan
tempat pelarian Kertajaya adalah alam dewata.
Kiranya yang dimaksud adalah Kertajaya
bersembunyi di dalam sebuah candi pemujaan, atau
mungkin Kertajaya tewas dan menjadi penghuni alam
halus (akhirat)
16
Keturunan Kertajaya
Sejak tahun 1222 Kadiri menjadi daerah bawahan
Tumapel. Menurut Nagarakretagama, putra Kertajaya
yang bernama Jayasabha diangkat Ken Arok sebagai
bupati Kadiri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan
putranya, yang bernama Sastrajaya. Kemudian tahun
1271 Sastrajaya digantikan putranya yang bernama
Jayakatwang. Pada tahun 1292 Jayakatwang
memberontak dan mengakhiri riwayat
Tumapel. Berita tersebut tidak sesuai dengan
naskah prasasti Mula Malurung (1255), yang
mengatakan kalau penguasa Kadiri setelah
Kertajaya adalah Bhatara Parameswara putra
Bhatara Siwa (alias Ken Arok). Adapun Jayakatwang
menurut prasasti Penanggungan adalah bupati
Gelang-Gelang yang kemudian menjadi raja Kadiri
setelah menghancurkan Tumapel tahun 1292.
17
Runtuhnya Kerajaan Kediri
Di Tumapel, wilayah bawahan Kadiri di daerah
Malang, terjadi gejolak politik. Ken Arok
membunuh penguasa Tumapel Tunggul Ametung, dan
mendirikan Kerajaan Singhasari tahun 1222. Ken
Arok lalu beraliansi dengan para brahmana dan
berhasil memberontak terhadap Kadiri. Dengan
hancurnya Kadiri dan meninggalnya Kertajaya,
Kadiri kemudian menjadi wilayah bawahan Kerajaan
Singhasari.
18
Peninggalan Kitab
  • Kitab Bharatayudha yang digubah oleh Empu Sedah
    dan Empu Panuluh
  • Kitab Gatotkacasraya dan Kitab Hariwangsa gubahan
    Empu Panuluh

MENU
19
SINGHASARI
Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis
Singasari, adalah kerajaan di Jawa Timur yang
didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi
kerajaan ini diperkirakan berada di daerah
Singosari, Malang.
20
Nama asli Singhasari
Berdasarkan prasasti Kudadu, sesungguhnya nama
resmi Kerajaan Singhasari adalah Kerajaan
Tumapel. Dalam Nagarakretagama disebutkan bahwa,
ketika pertama kali didirikan tahun 1222, nama
ibu kota Kerajaan Tumapel adalah Kutaraja. Pada
tahun 1254, Raja Wisnuwardhana mengangkat
putranya yang bernama Kertanagara sebagai raja
muda, dan mengganti nama ibu kota menjadi
Singhasari. Nama Singhasari yang merupakan nama
ibu kota justru kemudian lebih terkenal dari pada
nama Tumapel. Dalam berita Cina Kerajaan Tumapel
sering disebut Tu-ma-pan
21
Berdirinya Kerajaan Tumapel
Dalam naskah Pararaton disebutkan bahwa, Tumapel
semula hanyalah sebuah daerah bawahan Kerajaan
Kadiri. Akuwu (camat) Tumapel saat itu bernama
Tunggul Ametung. Ia kemudian mati dibunuh
pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok melalui
suatu cara yang sangat licik. Ken Arok kemudian
menjadi akuwu baru. Tidak hanya itu, Ken Arok
bahkan berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan
Kadiri. Pada tahun 1222 terjadi perseteruan
antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum
brahmana. Para pendeta itu lalu menggabungkan
diri dengan Ken Arok. Perang akhirnya terjadi
antara pasukan Kadiri melawan pasukan Tumapel di
desa Ganter. Pihak Kadiri kalah. Ken Arok lalu
mengangkat diri sebagai raja pertama Tumapel
bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
22
Naskah Nagarakretagama juga menyebut tahun yang
sama untuk pendirian kerajaan Tumapel. Namun
tidak dijumpai adanya nama Ken Arok. Dalam kitab
karya Mpu Prapanca tersebut, pendiri kerajaan
Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang
Girinathaputra. Prasasti Mula Malurung yang
diterbitkan Kertanagara tahun 1255, menyebutkan
kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara
Siwa. Mungkin ini adalah gelar anumerta dari
Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama
arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja
sebagai Siwa.
23
Nama Raja Pada zaman Singhasari
  • Ken Arok
  • Anusapati
  • Tohjaya
  • Wisnuwardhana
  • Kertanegara

24
Ken Arok
Setelah menjadi raja, Ken Arok bergelar Sri
Ranggah Rajasa ang Amurwabhumi. Ia mendirikan
dinasti bernama Girindrawangsa. Pendirian dinasti
itu bertujuan membersihkan masa lalu Ken Arok.
Perlu diketahui, Ken Arok menjadi raja dengan
melalui berbagai skandal, seperti membunuh Mpu
Gandring, Tunggul Ametung, mengawini istri
Tanggul Ametung bernama Ken dedes, dan
memberontak terhadap Kadiri. Pendirian dinasti
itu juga agar keturunan Ken Arok tidak ternoda
dengan skandal yang pernah dilakukannya. Ken
Arok memerintah Singhasari selama 5 tahun. Masa
pemerintahnnya berakhir tragis. Ia terbnuh oleh
Anusapati, anak danri perkawinan Ken Dedes dan
Tnggul Ametung. Lebih tragis lagi, ia terbunuh
keris yang digunakannya untuk membunuh Tanggul
Ametung.
25
Anusapati
Anusapati menjadi raja menggantikan Ken Arok
sebagai raja kedua Singhasari. Meskipun
memerintah cukup lama, hampir idak ada perubahan
yang ia lakukan selama memerintah. Ia tenggelam
dalam kegemaran menyabung ayam. Kegemaran
menyabung ayam itu akhirnya mengakhiri hidup
sekaligus masa pemerintahannya. Kegemaran itu
dimanfaatkan pleh Tohjaya, anak dari perkawinan
Ken Arok dan Ken umang, untuk menyingkirkan
Anusapati. Dalam suatu kesempatan, raja itu
diundang ke rumah Tohjaya untuk menyabung ayam,
Tohjaya menikam Anusapati, dengan keris yang
pernah digunakan Anusapati untuk membunuh Ken
Arok.
26
Tohjaya
Tohjaya hanya memerintah selama beberapa bulan.
Penyebabnya adalah kemelut politik. Ranggawuni,
putera Anusapati, menuntut hak atas tahta
Singashari. Ia didukung oleh Mahisa Campaka, cucu
dari perkawinan Ken Arok dan Ken Dedes. Semakin
kuatnya dukungan terhadap Ranggawuni dan Mahisa
Campaka membuat kedudukan Tohjaya dapat
digulingkan.
27
Wisnuwardhana
Ranggawuni naik tahta Singhasari dengan bergelar
Wisnuwardhana. Ia dibantu oleh Mahisa Campaka
yang bergelar Narasinghamurti. Mereka berdua
memerintah Singhasari secara bersama-sama
(dilambangkan Dewa Wisnu dan Dewa Indra).
Wisnuwardhana sebagai raja dan Mahisa Campaka
sebagai ratu angabhaya. Pemerintahan kedua
pemimpin tersebut membawa Singhasari pada
keamanan dan kesejahteraan. Di tengah masa
pemerintahannya, Wisnuwardhana mengangkat
puteranya Kertanegara menjadi yuvaraja atau raja
muda. Pengangkatan itu bertujuan menyiapkan
Kertanegara menjadi raja yang cakap.
Wisnuwardhana adalah satu-satunya raja Singhasari
yang wafat tanpa terbunuh. Setelah ia meninggal,
tahta kerajaan beralih pada Kertanegara.
28
Kertanegara
Kertanegara merupakan raja Singhasari terbesar
sekaligus terakhir. Dalam pemerintahan, raja
dibantu oleh tiga orang mahamenteri, yaitu
mahamenteri i hino, mahamenteri i halu, dan
mahamenteri i sirikan. Untuk urusan keagamaan, ia
dibantu oleh seorang kepala agama Budha yang
dikenal dengan sebutan darmadhyaksa ring
kasogatan dan seorang maha brahmana (kepala agama
Hindu) yang dikenal dengan sebutan dharmadyaksa
ring kasaiwan. Organisasi pemerintahan seperti
itu diteruskan dalam Kerajaan Majapahit.
29
Hubungan Singhasari dan Majapahit
Dikisahkan dalam Pararaton, Nagarakretagama,
ataupun prasasti Kudadu, bahwa Raden Wijaya cucu
Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanagara
lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiraraja
(penentang politik Kertanagara), ia kemudian
diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak
mendirikan desa Majapahit. Pada tahun 1293 datang
pasukan Mongol untuk menaklukkan Jawa. Mereka
dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan
Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh,
Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir
tentara Mongol keluar dari tanah Jawa. Raden
Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit dan
menyatakan dirinya sebagai penerus Dinasti
Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken
Arok.
30
Runtuhnya Kerajaan Tumapel-Singhasari
Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan
pasukan perangnya ke luar Jawa akhirnya mengalami
keropos pada bagian dalamnya. Pada tahun 1292
terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati
Gelang-Gelang. Ia adalah sepupu, sekaligus ipar,
sekaligus pula besan dari Kertanagara. Dalam
serangan itu Kertanagara mati terbunuh. Setelah
runtuhnya Singhasari, Jayakatwang membangun ibu
kota baru di Kadiri.
31
Daftar Pustaka
  • Wikipedia.com
  • LKS Sejarah Penerbit New Star
  • Erlangga Sejarah tahun 1994

32
Thanks For Atantion
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com