Perspective - PowerPoint PPT Presentation

1 / 27
About This Presentation
Title:

Perspective

Description:

Perspective & Imaging Transformation. Prof.Dr. Aniati Murni (R 1202) Dina Chahyati, M.Kom, (R 1226) ... Bila kedua sistem sumbu (camera dan world) dihimpitkan, ... – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:57
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 28
Provided by: yudhogir
Category:
Tags: dina | perspective

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Perspective


1
Perspective Imaging Transformation
  • Prof.Dr. Aniati Murni (R 1202)
  • Dina Chahyati, M.Kom, (R 1226)
  • Fakultas Ilmu Komputer
  • Universitas Indonesia

2
Perspective Imaging Transformation
y Y
x X
Bidang Citra
(X,Y,Z)
z
Z
Pusat Lensa
(x,y)
X
Z -
x
3
Camera coordinate system (x,y,z) danWorld
coordinate system (X,Y,Z)
  • Bila kedua sistem sumbu (camera dan world)
    dihimpitkan, maka obyek (pada ruang world) dan
    bayangan (pada bidang citra) akan membentuk
    segitiga sama dan sebangun, sehingga
  • x/ X/(Z - )
  • dan
  • x X/( - Z) y Y/( - Z) z Z/(
    - Z)

4
Transformasi Geometrik
y
X X Tx Y Y Ty
Translasi
x
Skala
X Sx.X Y Sy.Y
Rotasi
X X cos(a) Y X sin(a)
a
5
Homogeneous Coordinate System
  • Diperlukan suatu representasi yang seragam
    (homogeneous representation)
  • Untuk memungkinkan dilakukannya transformasi
    komposit secara efisien
  • Untuk menyimpan faktor normalisasi koordinat
    akibat transformasi yang dilakukan berturut-turut
  • Matrix Transformasi
  • Translasi Skala Rotasi
  • 1 0 0 Tx Sx 0 0 0 1 0 0
    0
  • 0 1 0 Ty 0 Sy 0 0 0 cos sin
    0
  • 0 0 1 Tz 0 0 Sz 0 0 -sin cos
    0
  • 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
    0 1

6
Perspective Transformation
  • Matrix transformasi perspektif
  • 1 0 0 0
  • 0 1 0 0
  • 0 0 1 0
  • 0 0 -1/ 1
  • Tanda minus artinya gambar obyek terbalik,
    adalah jarak pusat lensa, dan 1/ merupakan
    faktor skala.
  • Koordinat obyek pada camera system dapat
    diturunkan dari koordinat obyek pada world system
    dengan menggunakan transformasi perspektif.

7
Cartesian dan Homogeneous coordinat system
  • Koordinat obyek pada world system dalam bentuk
    sistem koordinat Cartesian (Wc) dan homogeneous
    coordinate system (Wh)
  • X kX
  • Wc Y Wh kY
  • Z kZ
  • k
  • k adalah non-zero constant, biasanya diambil k
    1.
  • Koordinat obyek pada camera system adalah Cc dan
    Ch masing-masing untuk sistem koordinat Cartesian
    dan homogeneous coordinate system (next slide)

8
World to Image transformation
  • Perhitungan koordinat homogeneous sistem kamera
  • 1 0 0 0 kX kX
  • Ch 0 1 0 0 kY kY
  • 0 0 1 0 kZ kZ
  • 0 0 -1/ 1 k -(kZ/
    )k
  • Koordinat Cartesian Cc (x,y,z) diperoleh dengan
    membagi koordinat Ch (xh,yh,zh) dengan faktor
    koordinat ke empat, dalam hal ini yaitu
  • -(kZ/ )k

9
Camera Basic Mathematical Model
  • Koordinat Cartesian camera system
  • x kX/(-(kZ/ )k) X/( - Z)
  • Cc y kY/(-(kZ/ )k) Y/( - Z)
  • z kZ/(-(kZ/ )k) Z/( -
    Z)
  • Hubungan antara (x,y,z) dan (X,Y,Z) diatas
    disebut sebagai Camera Basic Mathematical Model

10
Image to World Transformation
  • Suatu titik obyek (Xo,Yo,0) terletak di bidang
    citra, dengan camera system dan world system
    berhimpit dan bidang citra terletak pada Z 0,
    maka koordinat homogeneous dari obyek tersebut
    pada world system adalah
  • 1 0 0 0 kXo
    kXo
  • Wh 0 1 0 0 kYo kYo
  • 0 0 1 0 0 0
  • 0 0 1/ 1 k k
  • Titik (Xo,Yo) merupakan titik proyeksi seluruh
    titik-titik 3-D yang terletak pada garis yang
    melalui (Xo,Yo,0) dan (0,0, ).

11
Image to World Transformation
  • Persamaan garis yang melalui titik (Xo,Yo,0) dan
    (0,0, ) adalah (lihat penurunan dari rumus
    segitiga sebangun yang menghasilkan hubungan
    antara camera dan world system)
  • X Xo/ .( - Z)
  • Y Yo/ .( - Z)
  • Dengan demikian kita tidak dapat menentukan titik
    3-D hanya dari proyeksi titik tersebut pada
    bidang citra tanpa diketahuinya koordinat Z pada
    ruang 3-D tersebut (lihat slide berikut)

12
Perspective Imaging Transformation
y Y
x X
Bidang Citra
(X,Y,Z)
z
Z
Pusat Lensa
(x,y)
X
Z -
x
13
Image to World Transformation
  • Ambil suatu titik pada citra (Xo,Yo,z) dimana z
    adalah variabel bebas yang menyatakan kedalaman
    atau jarak
  • Maka
  • kXo kXo
  • Ch kYo Wh kYo
  • kz kz
  • k kz/ k
  • Titik 3-D nya adalah
  • X Xo/( z)
  • Y Yo/( z)
  • Z z/( z)

14
Distorsi Geometrik
  • Distorsi geometrik merupakan distorsi spatial
  • Sumber sensor (internal), platform (external)
    dan gerakan bumi
  • Koreksi bila distorsi bersifat sederhana
    centering (translasi), size (skala), skew
    (rotasi). Lihat matriks transformasi (lihat next
    slide).
  • Koreksi bila distorsi bersifat kompleks image
    registration/rectification, misal dengan bilinear
    transformation dan least square method (contoh
    pada slide-slide berikut)
  • X aX bY cXY d
  • Y eX f Y gXY h

15
Koreksi Geometrik Transformasi 2D
1 0 0 Tx 0 1 0 Ty 0 0 1 Tz 0 0 0 1
Centering
Size
Sx 0 0 0 0 Sy 0 0 0 0 Sz 0 0 0 0
1
1 0 0 0 0 cosA sinA 0 0 sinA
cosA 0 0 0 0 1
Skew
16
Koreksi Geometrik Image Registration
Registered
GCP
17
Koreksi Geometrik Image Registration
  • Diperlukan pasangan-pasangan titik-titik yang
    berkoresponden antara kedua citra (disebut ground
    control points GCPs)
  • Image registration dengan bilinear transformation
    dan least square method
  • X aX bY cXY d
  • Y eX f Y gXY h
  • Jumlah pasangan persamaan diatas adalah
    sebanyak
  • ground control points yang digunakan
  • Salah satu citra dijadikan acuan (koordinat
    piksel (X,Y)), maka koordinat piksel citra yang
    diregistrasi (X,Y) dapat dihitung dari
    persamaan diatas dengan menyelesaikan koefisien
    a, b, c, dan d.

18
Distorsi Radiometrik
  • Muncul dalam bentuk distribusi intensitas yang
    tidak tepat
  • Sumber kamera (internal) dalam bentuk shading
    effect, atmosfer (external) dalam bentuk besarnya
    intensitas yang tidak sama walaupun untuk obyek
    yang kategorinya sama, akibat adanya kabut,
    posisi matahari atau substansi atmosfir lainnya
  • Koreksi dengan teknik filtering

19
Distorsi Radiometrik dan Geometrik
Citra daerah Lombok distorsi/gangguan dalam
bentuk skew (geometrik external - rotasi
) dan adanya
striping (radiometrik internal low pass
filter)
20
Frekwensi tinggi dan rendah pada citra
Frekwensi rendah
Frekwensi tinggi
21
Distorsi RadiometrikDistorsi bersifat frekwensi
rendah
Citra foto tangkai daun (MSU, 1990) distorsi
radiometrik blurring filtering dengan high pass
filter
22
Distorsi RadiometrikDistorsi bersifat frekwensi
tinggi
Citra satelit MSS distorsi radiometrik striping
filtering dengan low pass filter
23
Fungsi Impulse
  • Fungsi Impulse
  • Fungsi Delta Dirac pada domain kontinue dan
    Fungsi Delta Kronecker pada domain diskrit d(x)
    yang mempunyai nilai 1 pada suatu x dan mempunyai
    nilai 0 pada x lainnya.
  • Fungsi Delta

d(x)
1
x
24
Impulse Response
  • Impulse Response
  • Menurut teori filtering, pada sistem yang ideal,
    sinyal yang masuk (impulse) sama dengan sinyal
    yang keluar (impulse response). Hal tersebut
    dapat digambarkan dengan transfer function dalam
    bentuk fungsi Delta Dirac.
  • Sistem yang ideal

proses konvolusi
f(x) d(x) f(x)d(x)
25
POINT SPREAD FUNCTION (PSF)(FUNGSI SEBARAN
TITIK)
  • Sistem yang tidak ideal
  • Pada sistem yang tidak ideal, sinyal yang masuk
    mengalami degradasi atau penurunan kwalitas.
  • Blurring

proses konvolusi
f(x) g(x) f(x)g(x)
an impulse is a point of light
g(x) blurs the point
(optical phenomenon
yang disebut point spread function - PSF) g(x)
juga disebut sebagai impulse response
function
26
Fourier Transform (akan dipelajari)
  • Fourier Transform
  • Akan dipelajari secara khusus pada topik Image
    Transform
  • Mengubah representasi citra dari domain spasial
    ke domain frekwensi
  • Sebaliknya Inverse Fourier Transform akan
    mengubah representasi citra dari domain frekwensi
    ke domain spasial
  • Memudahkan proses konvolusi dari bentuk integral
    menjadi bentuk perkalian biasa

27
Transformasi Fourier dariCitra Blur dan Citra
Sharp
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com