Kuliah Ke-1 Metode Penelitian Biologi dan Penelitian Pendidikan Biologi Pengantar - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

Kuliah Ke-1 Metode Penelitian Biologi dan Penelitian Pendidikan Biologi Pengantar

Description:

Kuliah Ke-1 Metode Penelitian Biologi dan Penelitian Pendidikan Biologi Pengantar Filsat Ilmu Dr. Gatot Sugeng Purwono, M.S. NIP. 19550306 198503 1004 – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:277
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 13
Provided by: aimaruscie
Category:

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: Kuliah Ke-1 Metode Penelitian Biologi dan Penelitian Pendidikan Biologi Pengantar


1
Kuliah Ke-1Metode Penelitian Biologi dan
Penelitian Pendidikan BiologiPengantar Filsat
Ilmu
  • Dr. Gatot Sugeng Purwono, M.S.
  • NIP. 19550306 198503 1004

2
Berfikir Filsafat
  • Menyeluruh, artinya seorang ilmuwan mengenal ilmu
    tidak hanya dari sudut pandang ilmu itu sendiri,
    tetapi melihat hakekat ilmu dalam konstelasi
    pengetahuan yang lainnya.
  • Mendasar, yaitu seorang ilmuwan tidak lagi
    percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar akan
    tetapi berupaya membongkar tempat berpijak secara
    fundamental.
  • Spekulatif, artinya berpikir filsafat berusaha
    menetapkan dasar-dasar yang dapat diandalkan
    untuk memulai pada suatu titik awal pemikiran.
    Itu sebabnya bidang telaah filsafat mencakup
    masalah pokok yang mungkin dapat dipikirkan oleh
    manusia. Masalah pokok yang dimaksudkan itu
    adalah tentang siapakah manusia itu, tentang
    hidup dan eksistensi manusia, tentang prosedur
    ilmiah.

3
Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan telaahan secara filsafat
yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai
hakekat ilmu yang dapat dipilah ke dalam tiga
kelompok landasan berikut
  1. Landasan ontologi yang mempertanyakan obyek apa
    yang ditelaah ilmu, bagaimana wujud yang hakiki
    dari obyek tersebut, bagaimana hubungan antara
    obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti
    berpikir, merasa dan mengindera) yang membuahkan
    pengetahuan.
  2. Landasan Epistemologi yaitu mempertanyakan proses
    yang mungkin dilakukan untuk mendapatkan
    pengetahuan yang berupa ilmu, bagaimana
    prosdurnya, hal-hal apa yang harus diperhatikan
    agar mendapat pengetahuan yang benar, apa yang
    disebut kebenaran itu, apa kriterianya, cara apa
    yang membantu ilmuwan dalam mendapatkan
    pengetahuan yang berupa ilmu.
  3. Landasan Aksiologi, yang mempersoalkan untuk apa
    pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan,
    bagaimana kaitan antara cara pengunaan tersebut
    dengan kaidah-kaidah moral, bagaimana penentuan
    obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan
    masalah, bagaimana kaitan teknik prosedural yang
    merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan
    norma-norma moral / profesional.

4
Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
  • Berbicara mengenai ilmu (sains) maka tidak akan
    terlepas dari filsafat. Tugas filsafat
    pengetahuan adalah menunjukkan bagaimana
    pengetahuan tentang sesuatu sebagaimana adanya.
    Will Duran dalam bukunya The story of Philosophy
    mengibaratkan bahwa filsafat seperti pasukan
    marinir yang merebut pantai untuk pendaratan
    pasukan infanteri. Pasukan infanteri inilah
    sebagai pengetahuan yang di antaranya ilmu.
    Filsafat yang memenangkan tempat berpijak bagi
    kegiatan keilmuan.
  • Semua ilmu baik ilmu alam maupun ilmu sosial
    bertolak dari pengembangannya sebagai filsafat.
    Nama asal fisika adalah filsafat alam (natural
    philosophy) dan nama asal ekonomi adalah filsafat
    moral (moral philosophy). Issac Newton
    (1642-1627) menulis hukum-hukum fisika sebagai
    Philosophiae Naturalis Principia Mathematica
    (1686) dan Adam Smith (1723-1790) Bapak Ilmu
    Ekonomi menulis buku The Wealth Of Nation (1776)
    dalam fungsinya sebagai Professor of Moral
    Philosophy di Universitas Glasgow.

5
Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
  • Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat
    pengetahuan atau sering juga disebut
    epistimologi. Epistimologi berasal dari bahasa
    Yunani yakni episcmc yang berarti knowledge,
    pengetahuan dan logos yang berarti teori.
    Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh J.F.
    Ferier tahun 1854 yang membuat dua cabang
    filsafat yakni epistemology dan ontology (on
    being, wujud, apa logos teori ), ontology (
    teori tentang apa).
  • Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat
    ilmu adalah dasar yang menjiwai dinamika proses
    kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah.
    Ini berarti bahwa terdapat pengetahuan yang
    ilmiah dan tak-ilmiah.
  • Pengetahuan ilmiah disebut ilmu pengetahuan atau
    singkatnya ilmu saja, yaitu akumulasi pengetahuan
    yang telah disistematisasi dan diorganisasi
    sedemikian rupa sehingga memenuhi asas
    pengaturan secara prosedural, metologis, teknis,
    dan normatif akademis. Dengan demikian teruji
    kebenaran ilmiahnya sehingga memenuhi kesahihan
    atau validitas ilmu, atau secara ilmiah dapat
    dipertanggungjawabkan.

6
Filsafat dan Ilmu Pengetahuan
  • Pengetahuan tak-ilmiah adalah yang masih
    tergolong pra-ilmiah. Dalam hal ini berupa
    pengetahuan hasil serapan inderawi yang secara
    sadar diperoleh, baik yang telah lama maupun baru
    didapat. Di samping itu termasuk yang diperoleh
    secara pasif atau di luar kesadaran seperti
    ilham, intuisi, wangsit, atau wahyu (oleh nabi).
  • Dengan lain perkataan, pengetahuan ilmiah
    diperoleh secara sadar, aktif, sistematis, jelas
    prosesnya secara prosedural, metodis dan teknis,
    tidak bersifat acak, kemudian diakhiri dengan
    verifikasi atau diuji kebenaran (validitas)
    ilmiahnya. Sedangkan pengetahuan yang pra-ilmiah,
    walaupun sesungguhnya diperoleh secara sadar dan
    aktif, namun bersifat acak, yaitu tanpa metode,
    apalagi yang berupa intuisi, sehingga tidak
    dimasukkan dalam ilmu. Dengan demikian,
    pengetahuan pra-ilmiah karena tidak diperoleh
    secara sistematis-metodologis ada yang cenderung
    menyebutnya sebagai pengetahuan naluriah.

7
Tentang TAHU
Pada dasarnya manusia tahu tentang dunia
sekitarnya, tentang dirinya, tentang orang lain,
tentang baik dan buruk, tentang yang indah dan
tidak indah. Meskipun demikian sekiranya orang
menanyakan bagaimana manusia itu dapat tahu?,
apakah sumbernya tahu?, dan apakah sebenarnya
tahu itu?, maka pertanyaan tersebut tidak segera
akan dapat dijawab.
  1. Landasan Aksiologi, yang mempersoalkan untuk apa
    pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan,
    bagaimana kaitan antara cara pengunaan tersebut
    dengan kaidah-kaidah moral, bagaimana penentuan
    obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan
    masalah, bagaimana kaitan teknik prosedural yang
    merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan
    norma-norma moral / profesional.

8
Gejala Orang Itu TAHU
  1. Pada awalnya manusia tidak tahu sesuatu. Suatu
    ketika mereka ingin tahu, maka segera ia akan
    mengemukakan isi hatinya melalui beberapa
    pertanyaan apa ini?, apa itu, apa sebabnya
    begini?, dan mengapa demikian?, sebagai ungkapan
    rasa ingin tahu. Pertanyaan tersebut umumnya
    diawali dengan rasa kagum karena
    ketidaktahuannya. Oleh sebab itu mereka bertanya
    untuk memuaskan rasa keingintahuannya. Apabila
    pertanyaan itu terjawab, maka orang tersebut
    menjadi tahu dan merasa terpenuhi keinginannya.
    Untuk sementara waktu mereka menjadi puas.
  2. Tahu yang memuaskan manusia itu adalah tahu yang
    benar. Tahu yang tidak benar disebut keliru.
    Tidak seorang pun di dunia yang cinta kepada
    kekeliruan. Seringkali keliru itu lebih jelek
    dari daripada tidak tahu. Apabila tahu yang
    keliru itu dijadikan dasar suatu tindakan, maka
    akan keliru pula tindakan tersebut, dan bahkan
    akan timbul malapetaka. Apabila orang mengira
    bahwa tahunya benar, padahal tahunya keliru dan
    jika mereka sadar akan kekeliruannya, maka
    lenyaplah kepuasannya tentang yang diketahui
    keliru. Artinya bahwa pemuas ingin tahu itu
    hanyalah kebenaran. Meskipun tidak mudah
    menganalisa apakah kebenaran itu, tetapi semua
    orang yakin bahwa ada kebenaran dan disadari
    bahwa kebenaran itu sangat besar artinya bagi
    kehidupan manusia.

9
Gejala Orang Itu TAHU
  • Seperti telah dikemukakan, bahwa manusia pada
    dasarnya mempunyai dorongan rasa ingin tahu.
    Sebenarnya apa yang ingin diketahui manusia itu?,
    atau dengan kata lain apakah obyek tahu itu?.
    Seperti juga telah dikemukakan bahwa tahu manusia
    itu tidak dibawa sejak lahir, tetapi diawali dari
    kekagumannya terhadap sekelilingnya sehingga
    merangsang keinginannya untuk tahu. Adapun dunia
    yang mengelilingi manusia adalah sesuatu yang
    kelihatan maupun yang tidak kelihatan, asal ada.
    Bahkan yang saat ini tidak ada yang kemungkinan
    nanti ada juga ingin diketahui oleh manusia.
    Dalam arti lain adalah obyek tahu meliputi apa
    saja yang ada dan mungkin ada. Oleh karena begitu
    banyak yang mengelilingi manusia dan mungkin
    tidak ada habisnya, sehingga ingin tahu manusia
    hanya dibatasi oleh hidupnya dan akan habis
    apabila sudah tidak ada manusia lagi di dunia.
  • Pada akhirnya manusia mengambil keputusan bahwa
    manusia yang tahu itu, bahwa ia tahu. Ada
    beberapa ungkapan yang perlu direnungkan
  • Manusia tahu benar, bahwa ia tidak tahu sesuatu.
    Bertanyalah mereka misalnya kepada orang lain dan
    diberi tahu. Kemudian mereka akan tahu bahwa
    mereka tahu.
  • Mungkin manusia mengira ia tahu, tetapi pada
    suatu ketika ternyata bahwa keliru. Pada dasarnya
    mereka belum tahu, dan mereka akan berusaha
    bertanya atau melakukan penyelidikan sendiri
    sehingga mereka menjadi tahu. Akhirnya tahulah
    bahwa dulunya ia keliru atau belum tahu, dan
    sekarang tahulah bahwa ia tahu.

10
Kesimpulan
  1. Pada dasarnya manusia ingin tahu.
  2. Manusia ingin tahu yang benar.
  3. Obyek tahu adalah yang ada dan yang mungkin ada.
  4. Manusia tahu bahwa ia tahu.

11
Penelitian Ilmiah
  1. Penelitian ilmiah sebagai penelitian yang
    sistematis, terkontrol, empiris, dan penyelidikan
    kritis dari proposisi-proposisi hipotetis tentang
    hubungan yang diperkirakan antara gejala alam.
    Penelitian disebut sistematis bila mengikuti
    langkah-langkah atau tahapan yang dimulai dengan
    mendefinisikan masalah, menghubungkan masalah
    tersebut dengan teori-teori yang ada,
    mengumpulkan data, menganalisis dan
    mengintrepetasi data, menarik kesimpulan, dan
    menggabungkan kesimpulan-kesimpulan tersebut ke
    dalam jajaran khasanah pengetahuan.
  2. Penelitian ilmiah terkontrol, masalah-masalah
    dalam penelitian tidak hanya dipecahkan secara
    sepintas. Artinya, dalam penelitian ilmiah setiap
    langkah sudah direncanakan, sehingga khayalan,
    dugaan, dan kegiatan yang sifatnya coba-coba
    tidak terdapat di dalamnya. Masalahnya dijelaskan
    dengan cermat dan rinci, variabel-variabelnya
    diidentifikasi dan diseleksi, instrumen-instrumenn
    ya diseleksi atau dikonstruksi secara cermat, dan
    kesimpulan-kesimpulan hanya dapat ditarik dari
    data yang diperoleh. Oleh karena itu rekomendasi
    yang dikemukakan didasarkan atas penemuan dan
    kesimpulan.

12
Penelitian Ilmiah
  1. Ketika data terkumpul, bukti-bukti empiris sudah
    diperoleh untuk kemudian mendukung atau menolak
    hipotesis-hipotesis yang dirumuskan sebelumnya.
    Data empiris ini kemudian dijadikan dasar untuk
    penerikan kesimpulan. Dalam penelitian segala
    sesuatunya begitu terkontrol, sehingga setiap
    pengamat dalam penelitian itu yakin akan
    hasilnya. Kemudian hasil pengumpulan data siap
    dianalisis secara kritis dan secara keseluruhan
    hasilnya dapat dipertangungjawabkan secara ilmiah.

13
Selesai
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com