CURRICULUM VITAE - PowerPoint PPT Presentation

About This Presentation
Title:

CURRICULUM VITAE

Description:

CURRICULUM VITAE DATA PRIBADI Nama : dr.ADIB ABDULLAH YAHYA,MARS Pangkat : Brigjen TNI (Purn) – PowerPoint PPT presentation

Number of Views:12005
Avg rating:3.0/5.0
Slides: 51
Provided by: angkatanx
Category:
Tags: curriculum | vitae

less

Transcript and Presenter's Notes

Title: CURRICULUM VITAE


1
CURRICULUM VITAE
  • DATA PRIBADI
  • Nama dr.ADIB
    ABDULLAH YAHYA,MARS
  • Pangkat Brigjen TNI
    (Purn)
  • Tempat/tanggal lahir Magelang,16 Februari
    1949
  • Jabatan President
    Asian Hospital Federation (AHF)
  • Agama Islam
  • ALAMAT Jl. Punai H-24,Kel.Tengah,Jakarta
    Timur 13540
  • Telp (021)8404580
  • Fax (021) 8408047
  • HP 08161803497
  • E-MAIL adibabdullahyahya_at_yahoo.com
  • PENDIDIKAN UMUM
  • SMA Negeri Magelang 1966
  • S1 Fakultas Kedokteran Universitas Gajah
    Mada (UGM),
  • Yogyakarta, 1973
  • S2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
    Indonesia (UI), Jakarta,

1
2
  • PENGALAMAN JABATAN
  • Komandan Detasemen Kesehatan Pasukan Pengamanan
    Presiden (DanDenkes Paspampres), 1987-1991
  • Kepala Rumah Sakit Muhammad Ridwan Meuraksa,
    Jakarta, 1992
  • Kepala Kesehatan Daerah Militer (Kakesdam) Jaya,
    Jakarta, 1993
  • Komandan Pusat Pendidikan Kesehatan TNI AD,1995
    1999
  • Wakil Kepala Pusat Kesehatan TNI, 1999 2000
  • Kepala RSPAD Gatot Soebroto, 2000 2002
  • Dekan Fakultas Kedokteran UPN, Jakarta, 2000
    2002
  • Wakil Ketua Tim Dokter Kepresidenan RI, 2000
    2002
  • Direktur Kesehatan TNI Angkatan Darat (Dirkesad),
    2002-2004
  • Wakil Ketua Tim Pemeriksaan kesehatan untuk calon
    Presiden dan calon Wakil Presiden RI Th.2004
  • Ketua Tim Pemeriksaan Kesehatan calon Hakim Agung
    RI Th.2006
  • Dosen KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT (KARS), FKM
    UI
  • DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT MMC
  • ORGANISASI
  • Ketua Ikatan Rumah Sakit Jakarta Metropolitan
    (IRSJAM), 2000-2003
  • Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
    Indonesia ( PERSI), 2003-2009

2
3
  • PROSES PEMBELAJARAN

4
  • Tujuan Instruksional
  • Mahasiswa mampu memahami, mengkaji dan
    mengajukan justifikasi implementatif dari
    berbagai konsep dalam pengorganisasian dan
    kegiatan manejenem di rumah sakit sebagai suatu
    sistem.
  • M e t o d a
  • Tugas baca, diskusi dan presentasi kelompok,
    dan tugas perorangan.

5
PEMIKIRAN ARAH PROSES PEMBELAJARAN
  • MEMBUKA WAWASAN BAHWA ORG RS KINI BERADA DALAM
    LINGKUNGAN BISNIS YANG KOMPETITIF
  • MEMBANGUN MINDSETS TTG PERLUNYA ENTERPREUNERSHIP
  • MEMBANGUN MINDSETS TTG PERLUNYA MANAGERIAL
    LEADERSHIP
  • WAWASAN UNTUK BERPIKIR STRATEGIS
  • MEMBANGUN MINDSETS TTG PERLUNYA KOMUNIKASI DAN
    KOLABORASI

6
Rujukan
  • Schuktz, Rockwell and Alton C. Johnson,
    Management of Hospitals and Health Services
    Strategic Issues and Performance, The C.V. Mosby
    Company, St. Louis, 1990 (RS-AJ)
  • Wolper, Laurence F. , Health Care
    Administration, Alpen Publishers, Inc,
    Gaithersburg, Maryland, 1995 (LW)
  • Taylor, Robert J and Susan B. Taylor, The AUPHA
    Manual Of Health Service Administration, Alpen
    Publishers, Inc, Gaithersburg, Maryland, 1994
    (RT-ST)

7
HARUS
  • MASALAH PERSONIL
  • KOMITMEN
  • TURNOVER
  • APATHY
  • KONFLIK PROFESI
  • ORGANISASI
  • MANJEMEN
  • TEORI ORG
  • MANAJEMEN
  • PERAN MANAJER
  • - PERAN LEADERSHIP
  • MEMENUHI
  • KEBUTUHAN NILAI INDIVIDU
  • MEMBERI ARAH
  • KERJASAMA
  • MEMOTI
  • VASI MEMIMPIN
  • PERSO
  • NIL
  • GRUP

DENGAN CARA
RESPONS
  • MASALAH PERFORMANCE TEHNIS
  • PRODUKTIFITAS
  • EFISIENSI
  • KUALITAS
  • KEPUASAN PASIEN

MENGOPERASIKAN SISTEM TEKNIS
- MENDISAIN TIM - KOMUNIKASI KOORDIINASI
HARUS
RESPONS
DENGAN CARA
  • MASALAH LINGKUNGAN
  • KOMPLEKSITAS
  • PERUBAHAN SOSIAL TEHNOLOGI
  • KEKUATAN KOMPETITIF
  • TUNTUTAN PERFORMANCE
  • DISAIN ORG
  • ALIANSI STRATEGIS
  • MNGT PERUBAHAN
  • SET TUJUAN

MEMPOSISI KAN ORGANISASI
HARUS
DENGAN CARA
RESPONS
  • MASALAH SURVIVAL PERTUMBUHAN
  • SURVIVAL JANGKA PANJANG
  • PERTUMBUHAN

- MNGT STRATEGIS - ANTISIPASI MASA DEPAN
HARUS
MEMETA KAN MASA DEPAN
DENGAN CARA
RESPONS
8
SERJARAH PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT
  • dr.Adib Abdullah Yahya,MARS
  • 5 FEBRUARI 2011

9
PEMBAHASAN
  • ETYMOLOGY DAN SEJARAH PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT
  • JENIS RUMAH SAKIT
  • GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT DI INDONESIA

10
  • ETYMOLOGY
  • DAN
  • SEJARAH PERKEBANGAN
  • RUMAH SAKIT

11
Etymology
  • The word "hospital" comes from the Latin "hospes"
    which refers to either a visitor or the host who
    receives the visitor.
  • From "hospes" came the Latin "hospitalia", an
    apartment for strangers or guests, and the
    medieval Latin "hospitale" and the Old French
    "hospital.
  • It crossed the Channel in the 14th century and
    in England began a shift in the 15th century to
    mean a home for the elderly or infirm or a home
    for the down-and-out.
  • "Hospital" only took on its modern meaning as "an
    institution where sick or injured are given
    medical or surgical care" in the 16th century.
  • Other terms related to hospital include hospice,
    hospitality, hospitable, host, hostel and hotel.
  • The Hôtel-Dieu, a name often given to a hospital
    in France during the Middle Ages, is the hotel
    (of) God.

12
Definisi Rumahsakit
  • A building in which the sick, injured, or infirm
    are received and treated
  • a public or private institution founded for
    reception and cure, or for the refuge, of persons
    diseased in body or mind, or disabled, infirm, or
    dependent, and in which they are treated either
    at their own expense, or more often by charity in
    whole or in part
  • a tent, building, or other place where the sick
    or wounded of an army cared for.

13
  • Peraturan Menkes RI Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006.
  • Rumahsakit didefinisikan sebagai suatu fasilitas
    pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan
    rawat inap dan rawat jalan yang memberikan
    pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka
    panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik,
    terapeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang
    yang menderita sakit, cidera, dan melahirkan.
  • Definisi ini berbeda dengan definisi yang diusung
    oleh
  • Kep Menkes Nomor 582/Menkes/SK/VI/1997 yang
    menyebutkan rumahsakit sebagai sarana kesehatan
    yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara
    merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan
    penyakit dan pemulihan kesehatan yang
    dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan
    upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan
    penyakit dalam suatu tatanan rujukan serta dapat
    dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan
    penelitian.

14
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 44 TAHUN
2009TENTANG RUMAH SAKITBAB IKETENTUAN
UMUMPasal 1
  • RUMAH SAKIT ADALAH INSTITUSI PELAYANAN KESEHATAN
    YANG MENYELENGGARAKAN PELAYANAN KESEHATAN
    PERORANGAN SECARA PARIPURNA YANG MENYEDIAKAN
    PELAYANAN RAWAT INAP,RAWAT JALAN, DAN GAWAT
    DARURAT
  • DEFINISI RUMAH SAKIT MENURUT W.H.O ?

15
  • Sejarah Perumahsakitan
  • di Indonesia

16
Latar belakang
  • Alinea ke 4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
    Republik Indonesia 1945, yang menyebutkan bahwa,
  • Kemudian daripada itu, untuk membentuk suatu
    Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi
    segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
    Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
    mencerdaskan kehidupan bangsa.
  • -

17
  • Undang-undang Dasar 1945
  • - pasal 28A juga menyatakan bahwa,
  • Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
    mempertahankan hidup dan kehidupannya.
  • - pasal 28 H ayat 1,
  • Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
    batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
    lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta
    berhak memperoleh pelayanan kesehatan,
  • - pasal 34 ayat 1,
  • Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar
    dipelihara oleh Negara,
  • - pasal 34 ayat 3,
  • Negara bertanggungjawab atas penyediaan
    fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
    pelayanan umum yang layak.

18
  • Dalam lingkup yang lebih operasional, Sistem
    Kesehatan Nasional (Kep Menkes 131Menkes/SK/II/200
    4) menempatkan Rumahsakit sebagai salah satu
    bentuk Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) Strata
    Kedua (RS Tipe C dan B Non Pendidikan) dan UKP
    Strata ketiga (RS Tipe A dan B Pendidikan).
  • UKP merupakan salah satu unsur utama dalam
    Subsistem Upaya Kesehatan.

19
PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT
  • Pelayanan RS dimulai sejak VOC ( Vereenigde Oost
    Indische Compagnie )
  • RS Militer ,yang menampung
  • - Pelaut
  • - Pekerja yang luka
  • - Serdadu yang luka
  • VOC menunjang memberi subsidi pembangunan
    RS untuk masyarakat Cina di Jakarta
  • - Yang terlantar
  • - Pecandu madat
  • Herman Willem Daendels membangun Groot Militaire
    Hospitalen di Jakarta ,Semarang ,dan Surabaya.
  • - Beberapa kelompok penduduk pribumi yang bebas
    biaya Pelacur yang sakit ,orang gila
    ,penghuni penjara yang sakit,dan pegawai
    pemerintah.

20
  • Tahun 1830 sistem tanam paksa
  • ( cultuurstelsel ) di perkebunan
  • RS Perkebunan
  • RS Pelayaran
  • sebagai cikal bakal RS BUMN. Buruh
    (perkebunan tambang) langsung dipotong upah
    (sakit/tidak)
  • Tahun 1901 Politik Etis di Jakarta dibangun
  • Centraal Burgerlijk Ziekenhuis (CBZ),
  • sekarang RSCM.
  • RS Swasta RS misionaris Kristen ,awalnya
    membiayai sendiri ,1906 subsidi pemerintah
  • RS keagamaan lainnya.

21
  • Perkembangan RS berbasis RS Militer ?
  • RS Keagamaan ? RS Pemerintah BUMN
  • Aspek Sosial menonjol ? mempengaruhi persepsi
    masyarakat

22
  • Perkembangan Selanjutnya
  • Tahun 1980-an harga minyak bumi anjlok ?
    reformasi kebijakan pembiayaan kesehatan
  • - Deregulasi Debirokratisasi
  • - RS Pemerintah ? Swadana
  • - Swastanisasi
  • - Sistem JPKM
  • Tahun 1990-an ? PMA untuk RS
  • KONDISI SAAT INI
  • . RS mengalami masa transisi
  • - Lembaga Sosial ? lembaga sosio-ekonomis
  • RS menghadapi suasana global kompetitif
  • ( termasuk dengan pelayanan kesehatan
    alternatif )
  • Diperlukan pengelolaan RS dengan dasar konsep
  • manajemen yang beretika.

23
(No Transcript)
24
MANAJEMEN
Technical and managerial competence
Sophisticated equipments
Growth of private hospital
Professional ethics
Cost of medical supplies
Consumers expectation
Referral system
Globalization
Safety and quality
Efficiency, Productivity, Quality, Patient
Responsiveness
25
Improving Efficiency and Effectiveness of
Hospital ManagementWe need to establish
hospital management reforms that try to address
problems with efficiency, productivity, quality,
and patient responsiveness. -The private
hospitals - implementing modern management
techniques. Objectives of management
techniques -Discover something -Measure or
estimate the value -Improve performance
-Optimized performance -Specify a desired
action -Control -Communicate information
-Demonstrate something - Public hospital
establish hospital management reform
26
KEBIJAKAN KELEMBAGAAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH
  • Trend Kebijakan
  • Sejak dekade 1980-an upaya memberikan otonomi
    yang lebih besar kepada Rumah Sakit milik
    Pemerintah
  • Akhir abad 20 terjadi perubahan dalam dunia
    Administrasi Pemerintahan dari nilai dan norma
    tradisional ke konsep yang disebut New Public
    Management (NPM)

27
MODEL KELEMBAGAAN RUMAH SAKIT PEMERINTAH
  • Perubahan kelembagaan RS menurut Preker dan
    Harding
  • Tahap 1? RS Subsidi (Budgetary Unit)
  • Sepenuhnya merupakan bagian dari birokrasi
    pemerintah
  • Tahap 2? RS Otonom (Outonomous Unit)
  • Memiliki kebebasan mengelola bidang tertentu
    (keuangan)
  • - Tahap 3? RS Korporat (Corporatized Unit)
  • Aset milik Pemerintah, manajemen dikelola
    sebagai organisasi bisnis
  • Tahap 4? RS Privatisasi (Privatized Unit)
  • Merupakan PT dengan menjual sahamnya kepada
    publik

28
  • The Aims of Public Hospital Reformation
  • (a) an increase the management autonomy of the
    organization (autonomisation)
  • (b) transform the hierarchical bureaucracy into
    corporations that are exposed to market-like
    pressures (corporatisation) and
  • (c) divest the organizations from the public
    sector (privatization).

29
Public Hospital Reformation
BADAN USAHA (Korporat)
LEMBAGA BIROKRAT
PENGELOLAAN ADMINISTRATIF
PENGELOLAAN Enterprenir, Visioner, Responsif,
Akuntabel
2005
2004
1986
1991
1999-2000
1997
Administrasi Birokrat (Tidak Efisien, Tidak
Responsif, Tidak Produktif, Tidak Berkualitas
Kebijakan Jasa medik (Reward System)
UU PNBP
UUPBN
Kebijakan Swadana
RS Perjan (Korporatisasi)
BLU
PRIVATISASI (PT)
PROF.DR.HASBULLAH THABRANY (modifikasi)
30
Kecenderungan Perkembangan Rumah Sakit
  • Berubah dari organisasi normatif (organisasi
    sosial) kearah organisasi utilitarian (organisasi
    sosial ekonomis)
  • Mendorong proses korporatisasi
  • rumah sakit pemerintah.
  • LEADERSHIP ENTREPREUNERSHIP
  • menjadi penting
  • SEJARAH PERKEMBANGAN RUMAH SAKIT DI DUNIA ?

31
  • JENIS RUMAH SAKIT

32
JENIS RUMAH SAKIT
  • MATERI
  • BAB VI
  • JENIS DAN KLASIFIKASI
  • Bagian Kesatu
  • Jenis
  • Pasal 18
  • Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis
    pelayanan dan pengelolaannya.
  • Pasal 19
  • 1) Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan,
    Rumah Sakit dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum
    dan Rumah Sakit Khusus.
  • Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud pada ayat
    (1) memberikan pelayanan kesehatan pada semua
    bidang dan jenis penyakit.
  • Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat
    (1) memberikan pelayanan utama pada satu bidang
    atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
    disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis
    penyakit, atau kekhususan lainnya.
  • PENJELASAN

33
  • 2) Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud pada
    ayat (1) memberikan pelayanankesehatan pada semua
    bidang dan jenis penyakit.
  • 3) Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada
    ayat (1) memberikan pelayanan utama pada satu
    bidang atau satu jenis penyakit tertentu
    berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,
    jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
  • Ayat (3)
  • Yang dimaksud dengan kekhususan lainnya adalah
    jenis pelayanan Rumah Sakit sesuai dengan
    perkembangan ilmu pengetahuan bidang kedokteran

34
  • Pasal 20
  • 1) Berdasarkan pengelolaannya Rumah Sakit dapat
    dibagi menjadi Rumah Sakit publik dan Rumah Sakit
    privat.
  • 2) Rumah Sakit publik sebagaimana dimaksud pada
    ayat (1) dapat dikelola oleh Pemerintah,
    pemerintah daerah, dan Badan Hukum yang bersifat
    nirlaba.
  • 3) Rumah sakit publik yang dikelola Pemerintah
    dan Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan
    pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan
    Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
    perundang-undangan.
  • 4) Rumah Sakit publik yang dikelola Pemerintah
    dan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada
    ayat (2) tidak dapat dialihkan menjadi Rumah
    Sakit privat.
  • Ayat (2)
  • Dalam ayat ini yang dimaksud dengan badan hukum
    nirlaba adalah badan hukum yang sisa hasil
    usahanya tidak dibagikan kepada pemilik,
    melainkan digunakan untuk peningkatan pelayanan,
    yaitu antara lain Yayasan, Perkumpulan dan
    Perusahaan Umum.
  • Ayat (3)
  • Yang dimaksud dengan Pemerintah adalah Pemerintah
    Pusat termasuk TNI dan POLRI.

35
  • Pasal 21
  • Rumah Sakit privat sebagaimana dimaksud dalam
    Pasal 19 dikelola oleh Badan Hukum dengan tujuan
    profit yang berbentuk Perseroan Terbatas atau
    Persero.

36
RS.UMUM
JENIS PELAYANAN
RS.PEMERINTAH
RS.KHUSUS
RS.PEMDA
RS.PUBLIK
PENGELOLAAN
BADAN HUKUM NIRLABA
RUMAH SAKIT
RS.PRIVAT PT/PERSERO
RS.UMUM KELAS A,B,C,D
KLASIFIKASI
RS.KHUSUS KELAS A,B,C
RS.PENDIDIKAN/NON PENDIDIKAN
37
  • GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
  • DI INDONESIA

38
Gambaran Umum Rumah Sakit  
  • A. Jumlah Rumah Sakit Keseluruhan (Umum dan
    Khusus)
  • 1.Jumlah Rumah Sakit menurut Pengelola.
  • - Seluruh rumah sakit di Indonesia berjumlah
    1.268 dengan tempat tidur sebanyak 136.766. -
    Dari jumlah tersebut, sektor Swasta memiliki
    jumlah terbanyak yaitu 626 (49,4) dengan
    tempat tidur 51.375 (37,6)
  • - Depkes dan Pemda 452 (35,6) dengan tempat
    tidur 67.715 (49,5)
  • - TNI POLRI 112 (8,8) dengan tempat tidur
    10.849(7,9) dan
  • - Dep lain BUMN 78 (6,2) dengan tempat tidur
    6.827 (5).

39
Gambaran Umum Rumah Sakit.
  • 2. Distribusi Rumah Sakit menurut Jenis.
  • - Menurut jenisnya, rumah sakit umum berjumlah
    paling banyak yaitu 995 (78,5) dengan tempat
    tidur 116.286 (85)
  • - Rumah Sakit Jiwa 51 (4) dengan tempat tidur
    8.527 (6,2)
  • - Rumah Sakit Kusta 22 (1,7) dengan tempat
    tidur 2.446 (1,8)
  • - Rumah Sakit Tuberkulosa Paru 9 (0,7) dengan
    tempat tidur 766 (0,6),
  • - Rumah Sakit Bersalin 56 (4,4) dengan tempat
    tidur 2.533 (1,9)
  • - Rumah Sakit Mata 10 (0,8) dengan tempat
    tidur 475 (0,3) dan
  • - Rumah Sakit Khusus Lainnya 125 (9,9) dengan
    tempat tidur 5.733 (4,2).

40
  • 3. Jumlah Rumah Sakit menurut Provinsi.
  • Dari sejumlah 1.268 rumah sakit,
  • - 635 (50) berada di Jawa,
  • - 308 (24,3) berada di Sumatera,
  • - 33 (2,6) berada di Bali,
  • - 38 (3) berada di Nusa Tenggara,
  • - 91 (7,2) berada di Kalimantan,
  • - 115 (9,1) berada di Sulawesi,
  • - 23 (1,8) berada di Maluku dan
  • - 25 (2,0) berada di Irian Jaya
  • 4. Rasio Tempat Tidur terhadap Penduduk.
  • - Secara nasional rasionya adalah 1 berbanding
    1.591 yang berarti 1 tempat tidur rata-rata
    diperuntukkan bagi 1.591 penduduk.- Rasio paling
    kecil di DKI Jakarta yaitu 1 tempat tidur
    diperuntukkan bagi 503 penduduk, sedangkan
  • - yang paling besar adalah Provinsi Nusa
    Tenggara Barat, 1 tempat tidur diperuntukkan
    bagi 3.635 penduduk.  

41
  • B. Jumlah Rumah Sakit Umum
  • 1. Jumlah Rumah Sakit Umum menurut Pengelola.
  • Rumah Sakit Umum keseluruhan berjumlah 995 buah,
    dengan perincian
  • - 13 milik Depkes,
  • - 43 milik Pemda Propinsi,
  • - 322 milik Pemda Kab/Kota,
  • - 110 milik TNI POLRI,
  • - 71 milik Dep Lain BUMN dan 436 milik
    Swasta.
  • Dilihat penyebarannya pada tiap-tiap Provinsi,
  • - Jawa Timur memiliki jumlah terbanyak yaitu
    133 buah sedangkan - Gorontalo memiliki jumlah
    paling sedikit yaitu hanya 2.
  • 2. Distribusi menurut Pengelompokan Tempat Tidur.
  • Diseluruh Indonesia masih ada
  • - 27 RSU yang memiliki tempat tidur kurang dari
    25 dan
  • - 119 RSU yang memiliki tempat tidur antara 25
    - lt 50. Sedangkan yang memiliki tempat tidur
    antara 600 - lt 1000 ada 11 RSU dan
  • lebih dari 1000, ada 2 RSU

42
  • 3. Distribusi RSU Depkes dan Pemda menurut Kelas.
  • RSU Depkes dan Pemda berjumlah 378 dengan 55.281
    tempat tidur.
  • Dari jumlah tersebut
  • - Kelas A berjumlah 6 buah dengan tempat tidur
    5.085
  • - Kelas B 75 buah dengan tempat tidur 22.652
  • - Kelas C 231 buah dengan tempat tidur 24.027
    dan - Kelas D 66 buah dengan tempat tidur
    2.517
  • 4. Jumlah RSU Depkes dan Pemda menurut Provinsi.
  • - Rumah Sakit Kelas A hanya terdapat di 6
    Provinsi yaitu
  • Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI
    Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.-
    Untuk RSU Kelas B dan Kelas C terdapat pada semua
    provinsi.
  • - Sedangkan untuk Rumah Sakit kelas D hampir di
    semua Provinsi di Indonesia, kecuali pada 8
    provinsi yaitu
  • Bengkulu, Bangka Belitung, DKI Jakarta, D.I.
    Yogyakarta, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat
    dan Gorontalo

43
  • C. Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Rumah Sakit
    Jiwa.
  • 1. Rumah Sakit Khusus dan Rumah Sakit Jiwa
    menurut Provinsi dan Pengelola.
  • Jumlah RS Khusus dan RS Jiwa berjumlah 273
    dengan perincian
  • - milik Depkes 18,
  • - Pemda Propinsi 35,
  • - Pemda Kab/Kota 21,
  • - TNI Polri 2
  • - Swasta 190, sedangkan
  • - Dep Lain BUMN 7.
  • Keberadaannya menyebar pada 32 provinsi, 4
    Provinsi yang tidak ada RS Khusus adalah
    Kalimantan Tengah,Maluku Utara,Irian Jaya Barat,
    Irian Jaya Tengah
  • 2. Jumlah Rumah Sakit Khusus dan Rumah Sakit
    Jiwa menurut Jenis dan Pengelola
  • Dari 273 RS Khusus, terdiri dari 51 RS Jiwa, 22
    RS Kusta, 9 RS Tuberkulosa Paru, 10 RS Mata, 1
    RS Orthopedi, 56 RS Bersalin dan 124 RS Khusus
    Lainnya. RS Khusus Lainnya misalnya RS Infeksi,
    RS Jantung, RS Kanker, RS Anak dan Bersalin, RS
    Bedah, dsb.

44
  • D. Jumlah Rumah Sakit TNI POLRI
  • 1. Jumlah Rumah Sakit TNI POLRI menurut
    Pemilik. Rumah Sakit TNI POLRI berjumlah 112,
    dengan perincian
  • - 60 milik Angkatan Darat,
  • - 20 milik Angkatan Laut,
  • - 19 milik Angkatan Udara dan
  • - 13 milik POLRI
  • 2. Jumlah Rumah Sakit TNI POLRI menurut
    Provinsi Hanya pada dua Provinsi di Indonesia
    yang tidak mempunyai Rumah Sakit TNI POLRI
    yaitu Bangka Belitung dan Gorontalo, yang banyak
    terdapat Rumah Sakit TNI POLRI nya adalah di
    Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.

45
  • E. Jumlah Rumah Sakit Dep Lain BUMN
  • 1.Jumlah Rumah Sakit Dep Lain BUMN menurut
    Provinsi. Rumah Sakit Dep Lain BUMN berjumlah
    78, tersebar di 18 Provinsi di Indonesia,
    paling banyak di Sumatera Utara dan Jawa Timur.
  • F. Jumlah Rumah Sakit Swasta.
  • 1. Jumlah Rumah Sakit Swasta menurut Pemilik dan
    Jenis. Rumah Sakit Swasta berjumlah 626 terdiri
    dari 436 RSU, 16 RS Jiwa, 1 RS Kusta, 1 RSTP, 9
    RS Mata, 53 RS Bersalin dan 110 RS Khusus
    Lainnya. Sedangkan dari pemilikannya, 55
    dimiliki oleh Yayasan Islam, 28 Yayasan Kristen
    Katholik, 18 Yayasan Kristen Protestan, 3 Hindu
    dan Budha, 462 Yayasan Sosial dan 60 Perusahaan.
  • 2. Jumlah Rumah Sakit Swasta menurut
    Provinsi. Rumah Sakit Swasta tersebar di 29
    Provinsi, hanya 3 Provinsi yang tidak ada RS
    Swasta yaitu Kalimantan Tengah,Gorontalo dan
    Maluku Utara sedangkan yang paling banyak di DKI
    Jakarta,Jawa Barat,Jawa Tengah dan Jawa Timur.

46
Perkembangan Jumlah Rumah Sakit
  • - Selama 10 tahun, rumah sakit bertambah 18,1
    dari 1074 menjadi 1.268 (tidak termasuk Rumah
    Bersalin).
  • - Apabila dilihat berdasarkan jenis rumah sakit,
    Rumah Sakit Umum bertambah 16,1 dari 858 tahun
    1996 menjadi 995 tahun 2005, sedangkan Rumah
    Sakit Khusus bertambah 26,4 dari 216 tahun 1996
    menjadi 273 tahun 2005.
  • - Secara keseluruhan peningkatan terbanyak
    adalah pada sektor Swasta yaitu 32,1 dari 474
    tahun 1996 menjadi 626 tahun 2005
  • - Sedangkan menurut provinsinya, Jawa Tengah dan
    Jawa Timur mengalami peningkatan paling banyak
    yaitu 27,4 dan 36,1

47
  • - Perkembangan RSU Depkes dan Pemda dalam kurun
    waktu tahun 1996 s/d tahun 2005 hanya meningkat
    11,2, dari 340 tahun 1996 menjadi 378 tahun
    2005.
  • - Rumah Sakit Kelas A bertambah 50 dari 4
    menjadi 6, RSU Kelas B bertambah 78,6 dari 42
    menjadi 75, RSU Kelas C bertambah 19,1 dari
    194 menjadi 231, sedangkan RSU Kelas D berkurang
    34 dari 100 pada tahun 1996 menjadi 66 pada
    tahun 2005
  • - Apabila dilihat selama kurun waktu 5 Repelita
    (Akhir R. I s/d tahun 2005), RSU Depkes dan Pemda
    bertambah hanya 37,5. Peningkatan paling banyak
    pada RSU Kelas C yaitu lebih 5 kali lipat dari 42
    pada akhir R.I menjadi 231 pada akhir tahun 2005
  •  

48
SUMBER DEPKES RI
49
MODERN MEDICARE Dr. GEETIKA SAREEN, SHREEDEVI
MENON
50
  • TERIMAKASIH
Write a Comment
User Comments (0)
About PowerShow.com